Abstract: Today, developments in science and technology have a significant impact on all aspects of
the constellation of life, not to mention the complexity of the universe as a space for human life. Nature
as a space of human life, has been considered as an object, so that the human being dominated and
exploited radically. This condition is exacerbated by the lack of understanding human nature as
multidimensional beings, one of which is to have a relationship in the nature of space and time, so it
impact on human consciousness which have a continuing obligation to keep the harmony, the harmony
of nature neglected. In connection with these conditions, the need for a strategic effort to build a new
paradigm in order to raise awareness about the importance of nature through educational process
based ekopedagogik in growing ecological awareness and character.
Keyword: Ecopedagogy, ecological consciousness, character
Abstrak: Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan dampak
signifikan pada seluruh aspek konstelasi kehidupan, tak terkecuali kompleksitas pada alam sebagai
ruang bagi kehidupan manusia. Alam sebagai ruang kehidupan manusia, telah dianggap sebagai objek,
sehingga didominasi dan dieksploitasi manusia secara radikal. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya
pemahaman manusia akan hakikatnya sebagai makhluk multidimensional yang salah satunya ialah
memiliki relasi dalam ruang dan waktu dengan alam, sehingga hal ini berimbas pada kesadaran manusia
yang memiliki kewajiban untuk senantiasa menjaga keselarasan, keharmonisan alam yang terabaikan.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, perlu adanya sebuah upaya strategis untuk membangun paradigma
baru guna menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga alam melalui proses pendidikan
berbasis ekopedagogik dalam menumbuhkan kesadaran ekologis dan karakter.
Kata Kunci: Ekopedagogik, Kesadaran ekologis, Karakter
1
Universitas Pendidikan Indonesia, email: hanayunansah@upi.edu
2
Universitas Pendidikan Indonesia, email: yusufth@upi.edu
Hana Yunansah & Yusuf Tri Herlambang: Pendidikan Berbasis Ekopedagogik dalam Menumbuhkan Kesadaran Ekologis 27
dalam melakukan refleksi kritis atas ekologis dengan berorientasi pada transfer
kondisi tersebut. Dengan demikian of knowledge hanya akan membuat peserta
pendidikan ekologis dapat menumbuhkan didik hanya sebatas memiliki pengetahuan
kesadaran yang berarti bagi literasi tentang lingkungan, dan kurang memiliki
ekologis (Kahn dalam Okur & Berberoglu, kesadaran dan kepedulian terhadap
2015) lingkungan (Muhaimin, 2015). Hal inipun
berdampak buruk pada karakter siswa yang
Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami
pada umumnya belum bersikap dan
pendidikan ekologis bertujuan untuk
berkelakuan ramah terhadap lingkungan
mengasah sensibilitas ekologis serta
(Soemarwoto, 2001; Supriatna, 2016). Hal
menumbuhkan kesadaran akan keberadaan
ini tampak dengan bertebarannya sampah
lingkungan hidup sebagai bagian dari
dilingkungan sekolah, beralih fungsinya
ekosistem yang berpengaruh pada
toilet menjadi tempat buang tisu,
kehidupan manusia. Dalam dan melalui
pembungkus dan lain-lain seperti dapat
pendidikan ekologis, semua orang digiring
disaksikan disebagian besar sekolah
kepada pembiasaan mentalitas hidup
menunjukkan bahwa kalangan terdidik
ekologis yang senantiasa sadar bahwa
tidak memiliki kompetensi/ kecerdasan
keberadaan dirinya hanya bisa berarti kalau
ekologis (Muhaimin, 2015)
ia ada bersama dengan ciptaan lain. Hal ini
berimplikasi pada pemahaman tentang Ekopedagogik dapat diartikan sebagai
betapa bernilai dan berharganya alam bagi gerakan akademik untuk menyadarkan para
kehidupan manusia, sehingga betapa peserta didik menjadi seorang individu
pentingnya untuk menjaga dan yang memiliki pemahaman, kesadaran dan
melestarikan kehidupan yang selaras dan keterampilan hidup selaras dengan
seimbang. kepentingan pelestarian alam (Kahn, 2010).
Dalam pengertian berbeda (Gadotti, 2010)
Kesadaran ekologis harus menjadi bagian
berpendapat bahwa ekopedagogik
terpenting dari tujuan pendidikan.
merupakan sebuah pendekatan dalam
Pendidikan harus mampu membangun
pembelajaran yang menjadikan para siswa
insan-insan pendidikan yang memiliki
sebagai pembelajar yang mandiri, otonom,
karakter dan kesadaran tentang alam/
mampu mengembangkan potensi belajar
lingkungan dan bukan diorientasikan pada
berdasarkan pengalaman yang dibawa dari
upaya untuk melahirkan insan-insan
luar kelas serta menyadari bahwa setiap
pendidikan yang berjiwa pragmatis-
materialis, dan berdampak pada tindakannya berdampak pada diri dan
lingkungannya. Sebagai sebuah pendekatan
terbangunnya paradigma yang terjebak
pembelajaran, ekopedagogik di dukung
dalam rimba-raya pembangunan yang
oleh teori kritis dan pedagogik kritis
keliru (maldevelopment) yang hanya
melihat alam sebagai obyek, mekanistis, (Supriatna, 2016). Oleh sebab itu,
pendidikan berbasis ekopedagogik dapat
terpecah-pecah, terpisah dari manusia
membangun kesadaran kritis dan
sehingga mudah didominasi dan
mengembangkan karakter peserta didik
dieksploitasi.
untuk memahami hakikatnya sebagai
Berkaitan dengan hal di atas, dapat manusia yang memiliki relasi dengan alam
dipahami bahwa dalam kesadaran ekologis dan memanifestasikan kesadaran tersebut
tidaklah dibangun melalui sebuah proses melalui perilaku bijak terhadap alam.
pendidikan yang hanya bersifat transfer of
knowledge, melainkan sebuah proses
pembelajaran yang menempatkan peserta PEMBAHASAN
didik sebagai subjek aktif dalam
1. Konsep Ekopedagogik
pembelajaran. Pendidikan yang
membangun kesadaran dan kecerdasan a. Pengertian Ekopedagogik
Hana Yunansah & Yusuf Tri Herlambang: Pendidikan Berbasis Ekopedagogik dalam Menumbuhkan Kesadaran Ekologis 29
sebagai sebuah pendekatan pembelajaran Berkaitan dengan hal di atas,
yang didukung oleh teori kritis dan (Gyallay, dalam Muhaimin 2014).
pedagogik kritis menghendaki adanya Mengungkapkan bahwa tujuan
proses pembelajaran yang memberdayakan ekopedagogik adalah sebagai berikut.
peserta didik dari belenggu kekuasaan 1. Untuk membantu menjelaskan
politik, ekonomi, budaya, serta ideologi- masalah kepedulian serta perhatian
ideologi besar tak terkecuali masalah tentang saling keterikatan antara
lingkungan sosial berada di dalamnya. Hal eknomoi, social, politik, dan
ini sesuai dengan pendapat Tsegay (2016) ekologi dikota maupun di wilayah
yang mengungkapkan bahwa “As a critical pedesaan.
approach, ecopedagogy enables to educate
people connecting environmental and 2. Untuk memberikan kesempatan
social problems”. kepada setiap orang untuk
mengembangkan pengetahuan,
Berdasarkan hal tersebut ekopedagogik nilai, sikap, komitmen, dan
berorientasi pada kesadaran ekologi dalam kemampuan yang dibutuhkan untuk
multiperspektif sebagai upaya dalam melindungi dan memperbaiki
membangun kebijaksanaan atas dimensi
lingkungan
kehidupan manusia. Dalam tinjauan yang
lebih komprehensif, Gadotti 3. Untuk menciptakan pola perilaku
mengungkapkan bahwa: yang baru pada individu, kelompok,
dan masyarakat sebagai suatu
The fundamentals of the eco-pedagogy keseluruhan terhadap lingkungan.
include protection of nature (natural
Tujuan yang ingin dicapai tersebut
ecology), the impact of the human societies meliputi aspek (a) pengetahuan; (b)
upon nature (social ecology) as well as the sikap; (c) kepedulian; (d)
influence over civilization and economic, keterampilan; dan (e) partisipasi
social and cultural composition (integrated
ecology) therefore, essentially it promotes Berdasarkan hal di atas, maka dapat
respect for nature, human, culture and dipahami bahwa tujuan ekopedagogik
diversity. (Gadotti, 2008) adalah membangun kesadaran kolektif
untuk berperan aktif dalam menjaga dan
Ekopedagogik merupakan proyek merawat planet bumi, karena alam
kehidupan yang bertujuan mewujudkan merupakan ruang pemberi dan pemakna
cita-cita ekologi baru-peradaban yang kehidupan (lebenstraum), dan bukan hanya
berkelanjutan sehingga anak-anak dan sebagai lingkungan
orang muda dapat mewujudkannya dengan hidup (environment) semata. Selain itu,
bantuan para pendidik dan orang-orang di ekopedagogik merupakan pendidikan yang
sekitarnya (Gaddoti, 2002). Dengan
dapat mengubah paradigma ilmu yang
mengedepankan paradigma ekopedagogi,
hanya dipahami sebagai sesuatu yang
manusia tidak melihat dirinya sebagai tuan
bersifat mekanistik, reduksionis, parsial
dan penguasa bumi, melainkan keduanya dan bebas nilai menjadi ekologis, holistik
merupakan bagian dari alam. Dengan kata dan terikat nilai sehingga dapat tumbuh
lain bahwa manusia adalah bagian integral kearifan (wisdom). Selain itu,
yang tidak bisa dipisahkan dari dan ekopedagogik juga merupakan pendidikan
menyatu dengan alam. Dalam istilah lain untuk mengenali alam, sehingga tumbuh
dikatakan bahwa “Human beings are rasa cinta/respek terhadap alam beserta
considered part of the planet” (Freire, isinya.
2010; Misiaszek, 2012), Ini artinya bahwa
ekopedagogik menyatukan hak manusia Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan
dan hak alam (Gadotti, 2010). bahwa tujuan ekopedagogik adalah untuk
membangun literasi tentang lingkungan
Hana Yunansah & Yusuf Tri Herlambang: Pendidikan Berbasis Ekopedagogik dalam Menumbuhkan Kesadaran Ekologis 31
Kesadaran Ekologis dan Karakter ekologis mencakup beberapa domain
Siswa Sekolah Dasar pembelajaran dalam bentuk pengetahuan/
pengertian dan kesadaran, sikap/nilai,
Dalam kompleksitas problematika
keterampilan serta aksi/ partisipasi.
kehidupan saat ini, permasalahan
lingkungan hidup memberikan landasan Berkaitan dengan hal di atas, kompetensi
kepada siswa untuk menyikapi dan ekologis membuat individu menerapkan
merespon dengan positif. Sikap inilah yang yang dipelajari segala sesuai sebagai akibat
akan menuntun siswa untuk memiliki moral dari aktivitas manusia terhadap ekosistem,
ekologis, yang memberikan gambaran sehingga dapat mengurangi kerusakan
tentang diri yang sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup dan mencegah kerusakan
dirinya (real self). Sikap bukanlah suatu lingkungan hidup baru dalam bumi ini
bentuk yang statis, melainkan selalu (Goleman, 2010). Kompetensi ekologis
berkembang secara dinamis dan merupakan kompetensi yang berkaitan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk dengan aspek-aspek yang berhubungan
itulah sikap yang berkenaan dengan dengan ekologis dalam konteks pendidikan
moralitas lingkungan perlu dibentuk secara yang harus dikuasai oleh siswa dalam
terus-menerus sehingga terbentuk pembelajaran (Muhaimin, 2015). Lebih
kesadaran dan kepedulian terhadap lanjut, Hines (dalam Muhaimin, 2015)
lingkungan. (Muhaimin, 2015). mengidentifikasi empat elemen pokok yang
Kompetensi ekologis merupakan hal harus ada dalam kompetensi ekologis yaitu:
esensial yang perlu dibangun dalam diri 1. Pengetahuan tentang isu-isu
siswa. Kompetensi ekologis berkenaan lingkungan
dengan pemahaman dan kesadaran kritis 2. Pengetahuan tentang strategi
perserta didik dalam memahami tindakan yang khusus untuk
lingkungan kehidupannya. Kompetensi ditetapkan pada isu-isu
ekologis merupakan bagian dari tujuan lingkungan
utama pendidikan yang harus menjadi
indicator pengembangan diri peserta didik 3. Kemampuan untuk bertindak
sebagai makhluk multidimensi yang terhadap isu-isu lingkungan
memiliki keterikatan dengan alam. Artinya 4. Memiliki kualitas dalam
bahwa peserta didik sebagai bagain dari menyikapi serta sikap
alam, senantiasa dituntut untuk menjaga personalitas yang baik.
dan melestarikan alam lingkungan
kehidupannya. Hal ini sesuai dengan Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat
pendapat Hines (dalam Muhaimin, 2015) simpulkan bahwa pemerolehan kompetensi
yang mengungkapkan bahwa kompetensi ekologis merupakan upaya dalam
ekologis menekankan terbentuknya membangun karakter peserta didik agar
pengetahuan tentang isu-isu lingkungan mampu menjadi manusia bijaksana dalam
yang diaplikasikan secara nyata untuk menjalani hidup dan kehidupannya,
bertindak mengatasi pemasalahan khususnya dalam memahami hakikatnya
lingkungan hidup yang terjadi. sebagai makhluk multidimensional yang
salah satunya ialah memiliki relasi dalam
Secara spesifik Palmer (1998) berpendapat dimensi ruang dan waktu dengan alam.
bahwa kompetensi ekologis meliputi aspek
pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan yang didalamnya juga SIMPULAN
memuat kompetensi dalam hal partisipasi
lingkungan. Hal ini sejalan dengan paparan Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat
Kementerian Lingkungan Hidup (2004) dipahami bahwa pendidikan berbasis
yang mengungkapkan bahwa kompetensi pendekatan ekopedagogik merupakan suatu
Hana Yunansah & Yusuf Tri Herlambang: Pendidikan Berbasis Ekopedagogik dalam Menumbuhkan Kesadaran Ekologis 33
international handbook of lifelong learning p://search.proquest.com/docview/9190207
(Vol. 26, pp. 423-440). London: Springer. 43? accountid=17287
Muhaimin. (2014). Membangun
Kecerdasan Ekologis. Bandung: Alfabeta.
Muhaimin (2015). Implementasi Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Lokal
dalam mengembangkan kompetensi
ekologis pada Pembelajaran IPS. Sosio
didaktika. Social science educational
journal. 1(2).
Okur, E, & Berberoglu (2015). The Effect
of Ecopodagogy-Based Environmental
Education on Environmental Attitude of In-
service Teachers. International Electronic
Journal of Environmental Education Vol.5,
Issue 2, 86-110
Palmer, J. A. (1998). Environmental
Education in the 21st Century: Theory,
Practice, Progress and Promise. London:
Routledge
Soemarwoto (2001). Atur Diri Sendiri:
Paradgima Baru Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Supriatna, N. (2016). Ecopedagogy.
Bandung: Rosdakarya.
Surata, K. (2010). Pembelajaran Lintas
Budaya: Penggunaan Subak sebagai Model
“Ecopedagogy”. Jurnal Kajian Bali. 03,
(02).
Torres, C. A. (2002). Globalization,
education, and citizenship: Solidarity
versus markets? American Educational
Research Journal, 39(2), 363-378.
Tsegay, S.M. (2016) Analysis of
Globalization, the Planet and Education.
International Journal Of Environmental &
Science Education, Vol.11 , No.18
Turner, R. J. (2011). Critical ecoliteracy:
An interdisciplinary secondary and
postsecondary humanities curriculum to
cultivate environmental consciousness
(Order No. 3491010). Available from
ProQuest Central. (919020743). Retrieved
from
http://ezproxy.waikato.ac.nz/login?url=htt