Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

PEDULI LINGKUNGAN

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Khoirul Umam

Disusun Oleh :

Silfia Aisatun Maisiah (212101040058)

PROGRAM STUDI PENDIDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KHAS JEMBER

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepedulian terhadap lingkungan saat ini hanya dimiliki oleh segelintir
individu. Masih banyak diantara kita yang belum peduli dengan permasalah
lingkungan secara sungguh-sungguh. Cukup banyak ditemukan penanganan
masalah lingkungan masih sebatas retorika dan administratif sehingga belum
terwujud dalam tindakan nyata yang memadai. Kalaupun ada aksi yang
dilaksanakan, terkadang masih sebatas seremonial yang di lakukan dalam
kegiatan dan acara tertentu.
Beberapa kasus yang melanda Indonesia merupakan salah satu dampak
dari merosotnya moral bangsa saat ini yang kurang peduli terhadap
lingkungan. Hal ini terbukti dengan banyaknya sampah yang kita temui di
berbagai tempat seperti disungai, jalan, sekolah dan tempat-tempat umum
lainnya. Akan tetapi melihat realita saat ini pendidikan hanya mengedapankan
aspek keilmuan dan kecerdesan siswanya. Sedangkan aspek moral sebgai
basis pembentukan karakter semakin tersingkirkan.
Bila kondisi kurang peduli seperti ini terus berlanjut, tidak ubahnya kita
seperti memelihara bom waktu yang pada saatnya akan muncul dalam bentuk
bencana lingkungan. Hal ini juga bermakna bahwa kita tengah bunuh diri
pelan-pelan secara ekologis. Beragam bencana alam kita alami akibat
kurangnya kita peduli tehadap lingkungan, tetapi bencana demi bencana
tersebut ternyata hanya mampu mengingatkan kita sesaat saja. Kita sering
telalu cepat melupakan bencana alam yang disebabkan oleh kurangnya kita
peduli terhadap lingkungan bahkan tidak jarang bencan tersebut dianggap
sebagai peristiwa rutin tahunan seperti bencana banjir dan tanah longsor.
Upaya pencegahan seakan tidak pernah tersentuh oleh individu.
Perencanaan pencegaham lebih banyak terlupakan, kalaupun ada, terkesan
dilakukan seadanya. Program yang disiapkan lebih terkonsentrasi pada
penanggulangan dampak bencana, bukan tindakan preventif terhadap
kemungkinan terjadinya bencana. Seharusnya, upaya pencegahan telah
dilakukakan sejak dini. Studi terhadap kemungkinan terjadinya bencana dan
langkah-langkah pencegahan munculnya permaslahan lingkungan seharusnya
telah dilakukan sebelum bencana tersebut benar-benar melanda.
Menurut suparno (2004:84), sikap peduli lingkungan ditunjukkan dengan
adanya penghargaan terhadap alam. Hakiakat penghargaan terhadap alam
adalah kesadaran bahwa manusia menjadi bagian alam, sehingga mencintai
alam juga mencintai kehidupdn manusia. Mencintai lingkungan hidup dan
alam haruslah daiarahkan supaya ada sikap untuk mencintai kehidupan. Jika
semua orang mencintai lingkungan hidup dan alam dan tidak merusak dan
mengeksploitasi sehingga di kemudian hari tercipta lingkungan yang
menguntungkan semua manusia yang termasuk dari lingkungan tersebut.
Menurut Sue (2003: 43) bahwa kepedulian lingkungan menyatakn sikap-
sikap umum terhadap kualitas lingkungan yang diwujudkan dalam kesediaan
diri untuk menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara
kualitas lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan
lingkungan. Oleh karena itu kepedulian dinyatakan dengan aksi-aksi, maka
seseorang yang peduli lingkungan tidak hanya pandai membuat karya tulis
tentang lingkungan, tetapi hasil karya tulis itu diwujudkan dalam tindakan
yang nyata.
Selanjutnya apabila tingkat kepedulian terhadap lingkungan tinggi maka
kemungkinan besar akan mendorong untuk berprilaku yang mendorong
lingkungan. Dengan demikian untuk menciptakan kepedulian lingkungan
perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang lingkungan yang berasal dari
belajar secara mandiri dengan membaca buku, dari media lain seperti televise,
internet dan bisa juga berasal dari proses belajar mengajar dikelas secara
klasikal.
Lingkungan bersih dan sehat terjadi apabila lingkungan terawatt dengan
baik sehingga tidak menimbulkan banyak penyakit, udaranya segar, dan tidak
ada sampah yang berserakan dimana-mana sehingga nyaman untuk ditinggali.
Sejumlah kasus dan kerugian yang ditimbulkan oleh buruknya sanitasi
lingkungan akibat pengelolaan sampah yang tidak professional dan
proporsional, upaya untuk menanggulangi kasus diatas yaitu melalui Rencana
Pengembangan Lingkungan Bersih dengan menerapkan konsep 3R yaitu
Reduce, Reuse, dan Resycle. Konsep 3R ini memang tidak mudah diterapkan
karena menyangkut pola pikir dan budaya, sehingg program ini perlu
sosialisasi secara nyata dan disertai dengan perangkat kebijakan yang
memungkinkan semua orang peduli sampah sejak dari sumbernya dan sejak
dini. Terkait dengan sejumlah kasus dan kerugian yang ditimbulkan oleh
buruknya sanitasi lingkungan akiabat pengelolaan sampah yang tidak
professional dan proporsional, melalui penerapan konsep 3R diatas,
diharapkan terwujud kesadaran tinggi dari warga kampus, khusunya
mahasiswa terhadap kepedulian lingkungan dan penanggulangan sampah
secara bertahap dari langkah-langkah kecil mulai dari rumah hingga kampus,
dan seterusnya. Program 3R akan terwujud dengan cara mengubah benda
yang tidak terpakai menjadi sebuah kerajinan.
Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan
yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan
(kerajinan tangan). Kerajinan tangan biasanya terbuat dari berbagai bahan.
Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai.
Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang-
barang. Sikap kerjasama terhadap kepedulian lingkungan sangat penting
diterapkan kepada peserta didik agar tercipta suasan belajar mengajar yang
nyaman.

1.2 Rumusan Maslah


 Apa penyebab dari kurangnya individu peduli terhadap lingkungan ?
 Bagaimana cara menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan ?

1.3 Defisi Oprasional

Anda mungkin juga menyukai