Anda di halaman 1dari 16

P-ISSN: 2303-2898 | E-ISSN: 2549-6662 Vol. 9, No.

2, Oktober 2020
Received: 23 September 2019 | Accepted: 04 September 2020 | Published: 31 Oktober 2020

KESADARAN DAN PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN


MAHASISWA DI KAMPUS

Diana Ayu Gabriella1, Agus Sugiarto1*


1
Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia

*e-mail: agus.sugiarto@uksw.edu

Abstrak
Kerusakan alam membuat keseimbangan lingkungan hidup mengalami ketimpangan,
banyak fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi seperti pencemaran lingkungan,
kerusakan ekosistem dan kekeringan. Fenomena tersebut masih belum bisa
terselesaikan dan dampaknya mempengaruhi kehidupan manusia. Perlunya
mewujudkan lingkungan yang lestari didalam semua lapisan masyarakat terutama
didunia kampus. Dalam dunia kampus nampak bahwa mahasiswa kurang memiliki
kesadaran dan perilaku ramah lingkungan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menggambarkan tingkat kesadaran dan perilaku mahasiswa di kampus.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, dengan menggunakan teknik
non-probability - Convinience sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 300
mahasiswa aktif pada sebuah kampus. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
kesadaran mahasiswa masuk dalam kategori Tinggi, namun tingkat perilaku ramah
lingkungan mahasiswa masuk dalam kategori Sedang. Hal ini menunjukan bahwa
mahasiswa sudah berada di tahap sadar dimana perilaku ramah lingkungan itu penting
namun implementasinya sedang, sehingga kesadaran yang tergambar pada mahasiswa
hanya sebatas teori dan tidak dipraktikan.

Kata kunci: Kesadaran; Perilaku; Mahasiswa; Kampus; Ramah Lingkungan

Abstract
Damage the environment make balance experienced inequality; many phenomena
damage occurring as environment pollution, ecosystem damage, and dryness. There are
still unable to resolve and the impact affecting human life. The need to create a
sustainable environment on the campus of the community, especially in this world. In the
open campus that college students have less environmentally friendly awareness and
behavior. Hence the purpose of this research is to describe the level of awareness and
behavior students on campus. This study uses descriptive quantitative methods, using
non-probability techniques-Convenience sampling, with a total sample of 300 active
students at a campus. The results showed that the level of student awareness was
included in the High category, but the student's environmentally friendly behavior was
included in the Medium category. This shows that students have been on the stage to
know where environmentally friendly behavior is essential. Still, its implementation is so
that the awareness of college students is limited to theory and not in practice.

Keywords: Awareness; Behavior; College Student; Campus; Environmentally Friendly

Doi: http://dx.doi.org/10.23887/jish-undiksha.v9i2.21061 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 260


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

PENDAHULUAN menyelamatkan bumi. Masyarakat


Rusaknya lingkungan alam konsumen perlu didorong untuk hemat
membuat keseimbangan lingkungan hidup energi, menjaga kebersihan, dan berpola
mengalami ketimpangan. Banyak dampak hidup bersih. Ini semua membutuhkan
negatif dari rusaknya lingkungan alam yang kebijakan pemerintah dan regulasi. Para
terjadi, rentetan bencana seperti banjir, tanah pelaku bisnis perlu panduan untuk
longsor, kebakaran, penggundulan hutan, memproduksi produk ramah lingkungan,
pencemaran dan lain sebagainya semakin salah satunya adalah perusahaan air minum
menambahkan jajaran daftar memperparah yang selama ini memproduksi produknya
kondisi bumi. Menurut laporan Indeks dengan kemasan plastik sekali pakai. Banyak
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) tahun aksi yang telah dilakukan oleh masyarakat
2017 dan Status Lingkungan Hidup terkait dengan pelestarian lingkungan baik
Indonesia (SHLI) tahun 2017 yang dunia bisnis maupun non bisnis, demikian
dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan juga di lembaga non bisnis yaitu lembaga
Hidup Indonesia. Pada indeks tersebut atau organisasi pendidikan, yaitu sekolah
dilaporkan bahwa total air di Indonesia yang maupun perguruan tinggi.
sudah tercemar mencapai kurang lebih 30% Kesadaran Lingkungan merupakan
terutama di kota – kota besar. Begitu juga tindakan atau sikap yang diarahkan untuk
dengan kondisi di udara yang mengalami memahami tentang pentingnya lingkungan
penurunan yang disebabkan oleh lahan hijau yang sehat, bersih, dan sebagainya.
yang semakin menyusut, udara yang Kesadaran dalam lingkungan hidup dapat
tercemar akibat asap kendaraan maupun dilihat dari perilaku dan tindakan seseorang
asap pabrik industri. dalam keadaan dimana seseorang merasa
Dari fenomena kerusakan bebas dari tekanan (Amos, 2008). Usaha
lingkungan yang terjadi, maka diperlukan untuk melakukan tindakan sadar diperlukan
upaya untuk meminimalkan kerusakan sebagai cara pengelolaan lingkungan
lingkungan. Salah satu upaya yang bisa dengan cara memelihara atau memperbaiki
dilakukan oleh masyarakat dalam kualitas lingkungan agar kebutuhan manusia
mengurangi kerusakan lingkungan adalah terpenuhi dengan baik.
dengan konsep ramah lingkungan atau yang Ada empat faktor yang
sering disebut “go green”. Untuk membangun mempengaruhi kesadaran lingkungan.
perilaku ramah lingkungan perlu diwujudkan Pertama, faktor ketidaktahuan; didasarkan
kepedulian terhadap lingkungan. Tindakan karena adanya rasa ingin tahu. Menurut
sadar yang dilakukan manusia terhadap Amos (2008), sadar dapat diartikan sebagai
lingkungan bertujuan untuk meminimalkan tahu. Ketika seseorang dikatakan tidak sadar
dampak negatif dari beberapa aktivitas maka orang tersebut tidak memiliki
manusia terhadap lingkungan. Tujuan utama pengetahuan mengenai lingkungan. Maka
lainnya untuk memperbaiki lingkungan baik dapat disimpulkan bahwa ketidaktahuan
secara langsung maupun tidak langsung. seseorang dapat mempengaruhi kesadaran
Saat ini banyaknya isu-isu lingkungan yang lingkungannya. Kedua, faktor kemiskinan;
masih belum bisa terselesaikan, padahal miskin merupakan keadaan dimana
lingkungan sangat berpengaruh dalam seseorang tidak dapat memenuhi
semua aspek kehidupan dan dampaknya kebutuhannya. Pertumbuhan penduduk yang
cukup signifikan terhadap kehidupan tidak diimbangi dengan pertumbuhan akan
manusia (Kollmuss & Agyeman, 2002). menyebabkan tekanan pada penduduk.
Mewujudkan lingkungan yang lestari Kemiskinan menjadi salah satu sumber
perlu menjadi gerakan seluruh lapisan masalah sosial karena mereka lebih fokus
masyarakat. Pemerintah, dunia usaha, dan kepada pemenuhan kebutuhan daripada
masyarakat harus bersama-sama berusaha menanggapi isu-isu lingkungan. Ketiga,

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 261


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

faktor kemanusiaan; kemanusiaan berarti ada, contohnya menyusun, merencanakan,


sifat-sifat manusia atau secara manusia. meringkas, menyesuaikan, terhadap suatu
Manusia adalah makhluk berakal yang teori atau rumusan- rumusan yang telah ada.
mampu memilih mana yang benar dan salah. (f). evaluasi (evaluation); Evaluasi
jika seseorang memiliki rasa kemanusiaan berhubungan dengan kemampuan untuk
yang tinggi maka mereka akan melakukan penilaian terhadap suatu materi
memperhatikan hal yang dapat atau objek. Penilaian tersebut dapat
menyelamatkan banyak manusia dan tidak ditentukan sendiri maupun menggunakan
merugikan manusia lainnya. oleh sebab itu kriteria tertentu (Notoatmodjo, 2010).
seseorang dengan tingkat kemanusiaan Kedua, Sikap (attitude): Sikap adalah reaksi
yang tinggi akan lebih sadar lingkungan ataupun respon tertutup terhadap stimulus
sehingga dapat menjaga lingkungan demi yang ada. Newcomb, salah seorang ahli
kepentingan bersama. Keempat, faktor gaya psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu
hidup; Gaya hidup seseorang dapat merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
berpengaruh pada tingkat kesadaran mereka bertindak. Sikap belum merupakan suatu
terhadap lingkungan. Jika seseorang tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan
memiliki gaya hidup hijau maka mereka akan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap
memperhatikan apa yang mereka lakukan terdiri dari berbagai tingkatan. (a)., menerima
terhadap lingkungan. Minat mereka akan (receiving); menerima dapat diartikan bahwa
tertuju pada segala sesuatu yang ramah orang (subjek) mau dan memperhatikan
lingkungan dan opini mereka pun dalam stimulus yang diberikan (objek). (b).
pandangan menyelamatkan lingkungan merespon (responding); memberikan
(Amos, 2008). jawaban ketika ditanya, mengerjakan, dan
Terdapat tiga indikator kesadaran menyelesaikan tugas yang diberikan
yang masing-masing merupakan suatu (terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah),
tahapan bagi tahapan berikutnya dan menunjukkan bahwa orang menerima ide
menunjuk pada tingkat kesadaran tertentu, tersebut. (c). menghargai (valuing);
mulai dari yang terendah sampai dengan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
yang tertinggi, antara lain: pengetahuan, mendiskusikan suatu masalah adalah suatu
sikap, pola perilaku (tindakan) (Wibowo, indikasi sikap tingkat tiga. Keempat;
2011). Pertama, Pengetahuan: Terdapat 6 bertanggung jawab (responsible);
tingkatan pengetahuan yaitu. (a) Tahu bertanggung jawab terhadap risiko yang
(know); Tahu diartikan sebagai mengingat telah dipilih merupakan sikap yang paling
suatu materi yang telah dipelajari tinggi. Ketiga, Tindakan: Tindakan terdiri
sebelumnya jika seseorang dapat dari beberapa dimensi meliputi; (a). persepsi
mendefinisikan materi atau objek maka orang (perseption) yaitu mengenal dan memilih
tersebut telah dianggap “tahu”. (b) berbagai objek sehubungan dengan tindakan
Memahami (comprehension); memahami yang akan diambil. (b). Kedua, Respon
merupakan kemampuan menjelaskan terpimpin (guided response); Dapat
dengan benar tentang objek dan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan
menggambarkan objek tersebut secara yang benar dan sesuai dengan contoh. (c).
benar. (c). aplikasi (application); sebagai mekanisme (mechanism); Apabila seseorang
kemampuan untuk menggunakan materi telah dapat melakukan sesuatu dengan
yang telah dipelajari pada keadaan nyata. benar secara otomatis atau sudah
(d).analisis (analysis); analisis adalah suatu merupakan kebiasaan. (d). adopsi
komponen untuk menjabarkan materi atau (adoption); Adaptasi adalah suatu tindakan
suatu objek. (e). sintesis (syntesis); Sintesis yang sudah berkembang dengan baik atau
adalah suatu kemampuan untuk menyusun sudah dimodifikasi.
hal-hal baru dari formulasi-formulasi yang

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 262


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

Menurut Geller (2016) terdapat barang yang tidak berguna. Menurut


tahapan - tahapan dalam kesadaran Permadi (2011) daur ulang merupakan salah
kesadaran. Pertama, Unconscious satu strategi untuk mengelola sampah padat
Incompetence merupakan tahapan yang meliputi pemisahan, pengumpulan,
seseorang tidak sadar bahwa dirinya tidak pemprosesan, distribusi dan pembuatan
mampu dan tidak mengerti apa yang barang bekas pakai di dalam manajemen
seharusnya dia lakukan. Tahap kedua, sampah modern. Manfaat daur ulang lainnya
Conscious Incompetence yaitu tahapan dapat diolah menjadi pupuk, sampah plastik
dimana seseorang menyadari bahwa dia dilebur lalu dicetak ulang menjadi peralatan
tidak mampu namun dia berusaha untuk rumah tangga, sampah kayu dapat menjadi
melakukan pembelajaran agar hal yang dasar pembuatan kerajinan tangan ataupun
dilakukannya benar. Tahap ketiga, sebagai bahan bakar, sampah logam
Conscious Competence, yaitu tahapan maupun besi dapat dijadikan alat pertanian
dimana seseorang merasa percaya diri dan alat pertukangan. Dengan daur ulang
daripada tahap sebelumnya karena dia telah sampah - sampah di bumi ini dapat
mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan diminimalisir.
memiliki keinginan untuk naik ke tingkat Selanjutnya konsumsi ramah
selanjutnya. Tahap keempat, Unconscious lingkungan/environmentally responsible
Competence, yaitu tahapan terakhir dimana consumption yaitu adanya keinginan untuk
seseorang diibaratkan sudah mandarah membeli produk-produk yang berlabel ramah
daging yaitu dimana seseorang telah lingkungan. konsumsi ramah lingkungan
menjadikannya sebuah kebiasaan dan terdiri dari kesadaran, perhatian, minat dan
mengetahui bahwa yang dilakukannya tindakan (Notoatmodjo, 2010). Kesadaran
adalah benar. dalam konsumsi ramah lingkungan
Perilaku ramah lingkungan dapat contohnya menyadari bahwa bahaya
diartikan sebagai perilaku yang memberikan penggunaan styrofoam atau kemasan
perhatian khusus terhadap lingkungan dalam berbahan baku plastik yang berlebihan.
kehidupan sehari-hari. Perilaku ini bisa Sedangkan perhatian adalah bagaimana
berulang-ulang atau sesekali menyangkut menanggapi masalah penggunaan tersebut.
pemeliharaan sumber daya alam maupun Selanjutnya yang dimaksud dengan minat
lingkungan sekitar, seperti pemeliharaan adalah mengurangi penggunaan kemasan
sumber daya yang spesifik, (air, udara, plastik tersebut dengan tujuan menghindari
tanah), pengurangan konsumsi sumber resikonya. Yang terakhir tindakan ditunjukan
energi (listrik, minyak, gas), mendaur ulang sebagai respon terhadap penggunaan
(mendaur ulang kertas, plastik, dan lain-lain) kemasan tersebut dan akan berlanjut untuk di
serta memelihara kehidupan (tanaman dan lakukan di masa yang akan mendatang.
hewan) (Saegert, 2004). Konservasi energi/energy
Menurut Scannell dalam Gea et al., conservation yaitu adanya keinginan untuk
(2016), tindakan yang digunakan untuk melakukan penghematan sumber daya alam
meminimalkan kerusakan lingkungan atau yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat
untuk memperbaiki keadaan lingkungan diperbaharui. Dalam pengertiannya perilaku
adalah perilaku pro lingkungan. Perilaku Pro ini merupakan reaksi psikolog seseorang
lingkungan memiliki beberapa dimensi terhadap lingkungannya. Reaksi ini
seperti daur ulang/recycling yaitu digolongkan menjadi dua macam yaitu pasif
menggunakan, memanfaatkan atau dan aktif. Pasif merupakan reaksi tanpa
mengolah kembali sampah yang telah tindakan, sedangkan aktif merupakan reaksi
digunakan. Proses dijadikannya bahan yang disertai tindakan yang nyata. Selain
bekas menjadi barang baru memiliki tujuan mengurangi jumlah energi yang digunakan
yaitu untuk mencegah sampah menjadi dengan cara memanfaatkan secara efisien

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 263


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

dan tepat guna. Untuk mengukur perilaku kelestarian lingkungan. Peneliti tertarik untuk
konservasi energi dapat dilihat dari meneliti tentang Green Campus dikarenakan
pemanfaatan, perawatan dan perbaikan belum banyak penelitian Green Campus di
bahan bakar minyak dan listrik (Mediastika, Indonesia. Selain itu dalam penelitian tentang
2013). green campus yang terbatas tersebut
Terakhir, yaitu transportasi/ didominasi oleh penelitian yang menguji
transportation behavior yang merupakan hubungan antar variabel. Senada dengan
keinginan untuk menggunakan transportasi hasil penelitian lainnya, Tan et al., (2014)
umum daripada transportasi pribadi. Perilaku juga telah mengemukakan bahwa penerapan
pemanfaatan transportasi memiliki beberapa green campus dapat meningkatkan hemat
alternatif yaitu produk jasa atau model energi dan sumber daya, yang memperluas
angkutan apa yang digunakan dalam cakupannya ke pendidikan berkelanjutan dan
melakukan kegiatan. Dalam perilaku inisiatif kehidupan rendah karbon di kampus.
transportasi telah dicapai keputusan untuk Program ramah lingkungan
mengambil tahapan yang harus dilalui. digalakkan oleh beberapa perguruan tinggi di
Banyaknya isu lingkungan yang muncul Indonesia saat ini. Program ramah
akibat transportasi telah mendorong lingkungan bertujuan untuk menanamkan
munculnya gerakan dalam pengembangan karakter pada setiap mahasiswa agar selalu
suatu sistem transportasi yang ramah menjaga lingkungannya dengan perilaku
lingkungan atau berkelanjutan. Transportasi ramah lingkungan, diharapkan mahasiswa
berkelanjut an merupakan konsep dari tidak hanya menerapkannya di kampus
pembangunan berkelanjutan tahun 1987 namun juga masyarakat umum. Dari
yaitu merupakan transportasi yang tidak pengamatan awal yang dilakukan oleh
memiliki dampak membahayakan kesehatan peneliti di sebuah universitas di Jawa Tengah
masyarakat/ekosistem, serta memenuhi tepatnya di Kota Salatiga yaitu Universitas
kebutuhan perpindahan atau mobilitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menunjukkan
(Basuki, 2012). bahwa adanya mahasiswa yang kurang
Dalam penelitian sebelumnya, Pane sadar berperilaku ramah lingkungan. Masih
(2013) menyimpulkan bahwa tingkat banyak mahasiswa yang memilih
kesadaran lingkungan mahasiswa masih di menggunakan botol sekali pakai, pemakaian
bawah tingkat ekspektasi atau dianggap kertas dan tissue yang berlebih, banyaknya
rendah. Mafar (2018) dengan hasil penelitian mahasiswa yang harus antre menunggu
yang membuktikan bahwa terdapat giliran naik lift pada beberapa gedung, serta
hubungan yang signifikan antara pro- banyaknya mahasiswa yang menggunakan
lingkungan dengan place attachment pada kendaraan/mobil pribadi di kampus. Dari
mahasiswa. Semakin tinggi hubungan place fenomena tersebut tampak bahwa banyak
attachment maka mahasiswa akan mahasiswa yang kurang memiliki kesadaran
melakukan perilaku pro-lingkungan. dan perilaku ramah lingkungan.
Sedangkan Hapsari et al.,(2014) Penelitian tentang kesadaran dan
menyimpulkan bahwa kebijakan-kebijakan perilaku ramah lingkungan mahasiswa di
yang dilakukan oleh UNDIP, secara Indonesia masih belum banyak dilakukan.
keseluruhan belum dapat memberikan Penelitian-penelitian tentang ramah
manfaat positif bagi lingkungan, ekonomi, lingkungan lebih banyak dilakukan secara
sosial sehingga kampus Undip belum dapat eksplanatori yaitu menguji antara variabel
dikatakan sebagai kampus yang penelitian. Penelitian secara ekploratif untuk
berkelanjutan. Azhar et al., (2016) juga mengetahui tingkat kesadaran dan perilaku
menyimpulkan bahwa pengetahuan ramah lingkungan mahasiswa di kampus
lingkungan hidup memiliki hubungan positif belum banyak dilakukan. Terbatasnya
dan cukup signifikan dengan sikap menjaga penelitian tentang perilaku ramah lingkungan

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 264


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

mahasiswa di kampus dan fenomena kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan


rendahnya kesadaran dan perilaku ramah metode penelitian dengan data berupa angka
lingkungan di kampus yang terjadi, maka lalu di analisis dengan menggunakan statistic
penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi (Sugiyono, 2018). Jenis penelitian yang
bagaimana tingkat kesadaran dan perilaku digunakan dalam penelitian ini adalah
ramah lingkungan mahasiswa dalam deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah
aktivitasnya sehari-hari di lingkungan suatu metode dalam meneliti status
kampus. Perguruan tinggi sebagai salah satu sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
wadah pembinaan dan pengembangan kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu
sumber daya manusia juga memiliki peran kelas peristiwa pada masa sekarang.
dengan berkontribusi dalam melakukan Penelitian ini menggunakan teknik
konservasi lingkungan melalui program non-probability yang besarnya sampel tidak
pengembangan karakter dan prilaku dapat ditentukan atau diketahui menurut
mahasiswa dalam rumah lingkungan. besarnya peluang. Di dalam teknik non-
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk probability sampling di dalamnya dilakukan
melakukan penelitian tentang Perilaku ramah dengan teknik Convinience sampling, yaitu
lingkungan mahasiswa di kampus, dengan kumpulan informasi yang diperoleh dari
persoalan penelitian yaitu seberapa tingkat anggota populasi, siapa saja yang dapat
kesadaran ramah lingkungan mahasiswa memberikan informasi secara kebetulan atau
dan seberapa tingkat perilaku ramah tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan
lingkungan mahasiswa di UKSW. Tujuan dapat memberikan informasi secara tepat
dari penelitian ini adalah untuk sebagai sumber data maka dapat dijadikan
menggambarkan tingkat kesadaran sebagai sampel (Uma Sekaran & Roger
mahasiswa dan menggambarkan tingkat Bougie, 2016). Analisis data yang digunakan
perilaku ramah lingkungan mahasiswa di adalah statistik deskriptif yang mana
UKSW. Penelitian ini bermanfaat untuk digunakan untuk menguji mean dan
menggambarkan tingkat kesadaran dan tingkatan. Untuk menghitung interval dalam
perilaku ramah lingkungan mahasiswa serta penelitian berkategori/bertingkat. Dari nilai
sebagai referensi terciptanya program Green interval dapat dikategorikan sebagai berikut:
Campus di kampus perguruan tinggi. Interval 1-2 (Rendah), Interval 2,1-3
(Sedang) dan Interval 3,1-4 (Tinggi).
METODE Variabel diukur melalui dimensi dan indikator
Metode yang digunakan dalam seperti terlihat pada Tabel 1.
penelitian adalah metode penelitian deskriptif

Tabel 1. Pengukuran Variabel Penelitian


VARIABLE DIMENSI INDIKATOR
KESADARAN Pengetahuan 1. Tahu: informan mampu mendefinisikan dan
Merupakan pengetahuan menguraikan tentang kesadaran lingkungan.
yang mengatur akal 2. Paham: informan mampu menjelaskan manfaat
manausia, kenyataan kesadaran lingkungan.
yang sadar, bagian 3. Aplikasi: informan mampu memberikan contoh
perilaku atau sikap yang aplikasi kesadaran lingkungan.
digambarkan seperti 4. Analisis: informan mampu menjabarkan atau
gejala di alam dan harus menjelaskan tentang kesadaran lingkungan.
dijelaskan berdasarkan 5. Sintesis: informan mampu untuk menyusun hal-hal
sejarahnya. baru mengenai kesadaran lingkungan
Noelaka (2008) 6. Evaluasi: informan mampu melakukan penilaian
terhadap kesadaran lingkungan.

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 265


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

Sikap 1. Menerima: sikap informan menunjukkan persetujuan


tentang kesadaran lingkungan
2. Merespon: sikap informan mampu memberi respon
atau tanggapan terhadap kesadaran lingkungan
3. Menghargai: sikap informan untuk mengajak orang
lain untuk melakukan kesadaran ramah lingkungan
4. Tanggung jawab: sikap informan siap melakukan
kesadaran lingkungan
Tindakan 1. Persepsi: informan telah menentukan tindakan yang
akan diambil dalam kesadaran lingkungan.
2. Respon terpimpin: informan telah melakukan
kesadaran lingkungan.
3. Mekanisme: informan otomatis melakukan
kesadaran lingkungan.
4. Adopsi: informan memodifikasi atau
menggembangkan kesadaran lingkungan.

PERILAKU Daur Mampu mengolah dan menggunakan kembali atau


ulang/penggun mendaur ulang.
Merupakan perilaku yang aan kembali.
memberikan perhatian Konsumsi Membeli produk-produk ramah lingkungan.
khusus terhadap ramah
lingkungan dalam lingkungan
kehidupan sehari-hari. Konservasi Melakukan penghematan sumber-sumber energi.
Bechtel (2002) energi
Transportasi Menggunakan transportasi umum daripada transportasi
pribadi, Penggunaan transportasi ramah lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN manusia atas pengalamannya. Kesadaran


Gambaran Responden Penelitian inilah yang menyebabkan manusia
Data sebaran responden dalam melakukan perubahan atau transformasi diri
penelitian ini berdasarkan klasifikasi jenis (Uswatusolihah, 2017). Kesadaran
kelamin didominasi oleh perempuan dengan lingkungan yang tertanam pada diri manusia
prosentase 72,3% sebanyak 216 dari total berperan penting terhadap pembentukan
keseluruhan 300 responden, dan sisanya sikap yang positif terhadap lingkungan hidup.
berjenis kelamin pria. Berdasarkan klasifikasi Seseorang yang memiliki kesadaran
usia responden didominasi oleh mahasiswa lingkungan akan bersikap, dan bertindak ke
berumur 21 tahun dengan range 18-24 tahun. arah pengolahaan lingkungan yang baik
(Paramita & Yasa, 2015).
Tingkat Kesadaran Ramah Lingkungan Jadi kesadaran lingkungan dapat
Mahasiswa diartikan sebagai keadaan seseorang yang
Kesadaran dipahami sebagai memiliki pengetahuan yang mendalam
keadaan seseorang yang memiliki tentang hal yang mempengaruhi manusia
pengetahuan yang mendalam dan dapat atau hewan dan dapat terlihat dari perilaku
terlihat dari perilaku dan sikapnya. dan sikapnya. Dengan demikian, seseorang
Kesadaran adalah hubungan antara individu yang memiliki kesadaran lingkungan akan
dengan lingkungannya sejauh lingkungan itu terlihat dari pengetahuan yang dia miliki,
eksis bagi individu. Kesadaran berarti caranya menyikapi lingkungan, serta
hubungan diri yang mengamati, mengetahui perilakunya terhadap lingkungan menurut
dan berefleksi dan dunia sosial di (Amos, 2008).
sekelilingnya. Ia adalah pemahaman

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 266


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

Kesadaran memiliki beberapa perlu difasilitasi melalui mata kuliah tentang


dimensi seperti pengetahuan, sikap dan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan
tindakan. Dalam dimensi pengetahuan berkelanjutan merupakan pembangunan
memiliki beberapa indikator. Indikator yang melibatkan kesetaraan dari tiga aspek
tersebut yaitu tahu, paham, aplikasi, analisis, yaitu ekologi, ekonomi dan sosial. Karena
sintesis, dan evaluasi. Hasil pengukuran ketika mahasiswa memperoleh pengetahuan
Dimensi Pengetahuan disajikan dalam teori di dalam kelas, harapannya mahasiswa
Gambar 1. dapat mengimplementasikan dalam
kehidupannya sehari-hari.
Selanjutnya adalah dimensi sikap,
sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan,
indikator dalam dimensi sikap adalah
menerima, merespon, menghargai dan
Gambar 1. Dimensi Pengetahuan Mahasiswa tanggung jawab. Hasil Pengukuran Dimensi
dalam Kesadaran Ramah Lingkungan Sikap, disajikan dalam Gambar 2.

Nilai tertinggi yang didapat dari


dimensi pengetahuan adalah indikator tahu
dengan rata-rata 3,36. Dari 300 responden
yang memilih jawaban sangat sesuai
sejumlah 123, jawaban sesuai sejumlah 166,
jawaban tidak sesuai sejumlah 7, sedangkan
jawaban sangat tidak sesuai sejumlah 4. Hal
ini menggambarkan bahwa tingkat
mendefinisikan dan menguraikan tentang
kesadaran lingkungan responden adalah
tinggi. Tahu merupakan salah satu faktor Gambar 2. Dimensi Sikap Mahasiswa dalam
kesadaran lingkungan, ketika seseorang Kesadaran Ramah Lingkungan
tahu maka responden akan sadar apa yang
akan dilakukannya sehingga hal ini juga akan Indikator menerima merupakan
mempengaruhi kesadaran lingkungan nya indikator tertinggi dengan rata-rata 3,72. hal
sehingga dapat menjaga lingkungan demi ini menunjukkan bahwa hampir sebagian
kepentingan bersama. Lalu untuk hasil besar responden dapat menunjukan
terendah adalah indikator sintesis dengan kesetujuan tentang kesadaran lingkungan.
rata-rata 2,8 dari 300 responden dengan Kesetujuan ini ditunjukkan dari sikap
jawaban sangat sesuai sejumlah 31 responden atau mahasiswa dapat menerima
responden, jawaban sesuai sejumlah 184 hal-hal tentang kesadaran lingkungan dan
responden, jawaban tidak sesuai sejumlah menganggap kesadaran lingkungan itu
76 responden, jawaban tidak sesuai penting. Untuk nilai terendah pada indikator
sejumlah 7 responden, hal ini merespon dengan rata-rata 3,01. Hal ini
menggambarkan bahwa responden atau menggambarkan bahwa responden rata-rata
mahasiswa rata-rata tidak dapat menyusun kurang dapat memberikan respon atau
hal-hal baru mengenai kesadaran lingkungan tanggapan tentang kesadaran lingkungan.
seperti memberikan contoh atau kegiatan Karena hasil tertinggi adalah menerima dan
yang berinovasi. Oleh karena itu mahasiswa terendah merespon menggambarkan bahwa

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 267


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

mahasiswa hanya mengetahui tentang teori memodifikasi tentang kesadaran lingkungan


namun sangat kurang peka dalam merespon dianggap kurang. Seperti dalam Kazdim
hal-hal tentang kesadaran lingkungan, (2001) memodifikasi dalam kesadaran
mahasiswa cenderung acuh. Untuk lingkungan belum dapat dikembangkan
mengatasi hal tersebut diperlukan partisipasi karena responden tidak bisa fokus pada
mahasiswa secara aktif di berbagai kegiatan perubahan perilakunya karena responden
yang dapat memunculkan rasa empati belum memahami bagaimana suatu
terhadap kesadaran lingkungan. kesadaran lingkungan dapat terjadi.
Selanjutnya dimensi terakhir dari kesadaran Modifikasi merupakan usaha membentuk
adalah tindakan, tindakan memiliki beberapa atau merangkai kembali suatu perilaku agar
indikator seperti persepsi, respon terpimpin, menjadi lebih baik terhadap hal yang sedang
mekanisme, dan adopsi. Hasil pengukuran dihadapinya.
Dimensi Tindakan disajikan dalam Gambar 3.
Tingkatan Kesadaran
Tingkat Kesadaran, dapat diukur melalui
tahapan-tahapan (Geller, 2016). Pertama,
Unconscious Incompetence merupakan
tahapan seseorang tidak sadar bahwa dirinya
tidak mampu dan tidak mengerti apa yang
seharusnya dilakukan. Tahap kedua,
Conscious Incompetence yaitu tahapan
dimana seseorang menyadari bahwa dia
Gambar 3. Dimensi Tindakan Mahasiswa tidak mampu namun dia berusaha untuk
dalam Kesadaran Ramah Lingkungan melakukan pembelajaran agar hal yang
dilakukannya benar. Tahap ketiga,
Jawaban tertinggi ada pada respon terpimpin Conscious Competence, yaitu tahapan
dengan rata-rata 3,43. Hal ini dimana seseorang merasa percaya diri
menggambarkan bahwa sepertiga daripada tahap sebelumnya karena dia telah
responden dapat menjadi pelopor dalam mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan
menyadarkan orang lain tentang perlunya memiliki keinginan untuk naik ke tingkat
kesadaran lingkungan. Contohnya saja selanjutnya. Tahap keempat, Unconscious
keikutsertaan mahasiswa dalam gerakan Competence, yaitu tahapan terakhir dimana
menjaga bumi melalui dunia nyata maupun di seseorang diibaratkan sudah mandarah
dunia virtual. Gerakan di dunia nyata daging yaitu dimana seseorang telah
misalnya gerakan yang dilakukan menjadikannya sebuah kebiasaan dan
masyarakat ketika mengalami ketertindasan mengetahui bahwa yang dilakukannya
atas alam yang dirusak atau tercemar seperti adalah benar. Hasil pengukuran tingkat
pendirian perusahaan tambang, minyak, kesadaran lingkungan mahasiswa di kampus
batubara dan sejenisnya. Sedangkan dunia disajikan dalam Gambar 4.
virtual yang dimaksud adalah gerakan yang
ada di dunia maya seperti kekuatan hastag
(#) di beberapa media sosial seperti
instagram, twitter, facebook maupun laman
change.org atau petisi online. Untuk jawaban
terendah ada pada adopsi dengan rata-rata
2,8 yang berarti tidak sampai seperempat
responden yang mengisi kuesioner. Hal ini
menggambarkan bahwa responden atau Gambar 4. Tingkatan Kesadaran Mahasiswa
mahasiswa dalam mengembangkan dan dalam Kesadaran Ramah Lingkungan

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 268


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

Dari hasil yang telah diperoleh, tingkat ulang responden dikatakan sedang.
kesadaran mahasiswa masuk kedalam Sebanyak 58 responden sangat sesuai, 155
tahapan Conscious Incompetence yaitu responden sesuai, 71 responden tidak sesuai
tahapan kedua dimana seseorang mengerti dan 14 responden sangat tidak sesuai untuk
atau tahu apa yang seharusnya dilakukan, penggunaan kembali kertas yang sudah
tetapi perlu adanya pembelajaran bagaimana digunakan. Berikut ini hasil ringkasan
untuk melakukannya secara benar atau dimensi daur ulang;
learning. Hal ini menunjukkan bahwa
responden atau mahasiswa masih di tahap Tabel 2. Dimensi Perilaku Daur Ulang
belajar dan belum dapat menerapkan NO INDIKATOR MEAN KATEGORI
kesadaran lingkungan secara maksimal.
Dalam kesadaran, jawaban didominasi oleh
1 Pemanfaatkan 2,86 Sedang
indikator sikap yang mana responden kembali kertas yang
menggambarkan jawaban bahwa mereka sudah di gunakan.
setuju tentang kesadaran lingkungan dan
dapat merespon, menghargai dan tanggung 2 Pengurangi 2,68 Sedang
jawab terhadap kesadarannya terhadap pembelian makanan
lingkungan. Indikator terendah pada indikator dan minuman dalam
tahu dan paham mengenai makna kemasan yang tidak
lingkungan dan apa yang harus dilakukannya dapat di urai.
dan juga di dalam berinovasi atau 3 Penggunaan botol 3,05 Tinggi
memunculkan hal-hal baru responden masih minum yang dapat
tergolong rendah sehingga diperlukan dipakai berulang-
pembelajaran untuk melakukan sebuah ulang.
kesadaran secara benar. Secara
keseluruhan tingkat kesadaran dikatakan 4 Penggunaan E- 2,94 Sedang
tinggi dengan poin 3,23. book/materi digital/tes
online dalam kegiatan
perkuliahan
Tingkat Perilaku Ramah Lingkungan
Perilaku ramah lingkungan dapat 5 Pemanfaatan SIASAT 3,3 Tinggi
diartikan sebagai perilaku yang memberikan dan E-administration
perhatian khusus terhadap lingkungan dalam lebih optimal
kehidupan sehari-hari. Perilaku ini bisa sehingga mengurangi
berulang-ulang atau sesekali menyangkut penggunaan kertas.
pemeliharaan sumber daya alam maupun
lingkungan sekitar, seperti pemeliharaan Total 2,96 Sedang
sumber daya yang spesifik, (air, udara, Sumber: Data Primer, 2019
tanah), pengurangan konsumsi sumber
energi (listrik, minyak, gas), mendaur ulang Bertitik dari jawaban responden ini
(mendaur ulang kertas, plastik, dan lain-lain) bahwa masih banyak mahasiswa yang
serta memelihara kehidupan (tanaman dan menggunakan kembali kertas yang sudah
hewan) menurut (Saegert, 2004). Dalam digunakan misalnya saja kertas-kertas yang
perilaku pro lingkungan terdapat 4 aspek ada digunakan kembali disisi yang masih
yaitu; daur ulang, konsumsi ramah kosong. Di sini mahasiswa perlu didorong
lingkungan, konservasi energi, dan adanya gerakan pengurangan penggunaan
transportasi. kertas (paperless), karena dirasa mahasiswa
Pertama, Daur ulang memiliki hasil memakai kertas secara berlebihan. Aktivitas
rata-rata dari 300 responden yaitu 2,96. Hal paperless sangat sederhana tapi perlu untuk
ini menggambarkan bahwa tingkat daur membangun kesadaran untuk

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 269


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

membiasakannya. Konsumsi kertas di membangun koalisi antara unit akademik,


Indonesia mencapai 5,6 juta ton dengan administrasi dan operasional kampus; kedua
membutuhkan 22,4 juta meter kubik kayu adalah fokus yang kuat pada kapasitas
(https://kemenperin.go.id). Selanjutnya, rata- organisasi; dan ketiga adalah perhatian
rata untuk pengurangan pembelian makanan eksplisit untuk menyiapkan manajemen
dan minuman dalam kemasan yang tidak jangka panjang.
dapat diurai sebesar 2,68 dan masuk ke Kedua, Konservasi lingkungan.
kategori sedang. Hal ini menggambarkan memiliki rata-rata sebesar 2,79 dari 300
bahwa responden atau mahasiswa masih responden dan masuk kedalam kategori
menggunakan kemasan-kemasan makanan sedang. Berikut hasil ringkasannya;
atau minuman yang tidak dapat diurai. Untuk
penggunaan botol minum yang dapat dipakai Tabel 3. Dimensi Perilaku Konservasi
berulang-ulang rata-rata mencapai 3,05, Lingkungan
banyak mahasiswa menggunakan botol yang NO INDIKATOR MEAN KATEGORI
dapat diisi ulang namun juga masih banyak
mahasiswa yang tidak menggunakannya. 1 Pemisahan 2,83 Sedang
Temuan peneliti di dalam Choate (2018) sampah
bahwa data mengidentifikasi bahwa air botol berdasarkan
sekali pakai paling sering dikonsumsi oleh kategori
siswa tahun pertama, dengan tingkat pengelolaan
penggunaan menurun semakin lama siswa limbahnya.
berada di kampus. Banyak siswa yang
khawatir tentang keamanan air ledeng dan 2 Lebih cenderung 2,75 Sedang
suka membeli
tidak suka rasanya.
barang-barang
Dalam kegiatan pembelajaran, yang berlabel
mahasiswa atau responden memiliki rata- ramah
rata sebesar 2,94 dan masuk ke kategori lingkungan. .
sedang dalam kesetujuannya menggunakan
materi dalam ebook atau tes online dalam Total 2,79 Sedang
pembelajaran kuliah. Untuk pemanfaatan
Sumber: Data Primer, 2019
SIASAT dan e-Administration untuk
pengoptimalan penggunaan kertas memiliki
Berdasarkan hasil yang diperoleh
rata-rata 3,3 dan hal ini mengartikan bahwa
oleh peneliti, dalam memisahkan sampah
mahasiswa lebih setuju menggunakan
berdasarkan kategori limbahnya masuk
metode tersebut untuk mengurangi
dalam kategori sedang sehingga perlunya
penggunaan kertas untuk administrasi.
ditegaskan kembali penggunaan tempat
Cohen et al., (2018) menyebutkan bahwa
sampah yang sudah dikategorikan.
Koalisi mahasiswa, profesor, administrator,
Selanjutnya dalam membeli barang yang
dan staf operasional di Lafayette College
berlabel ramah lingkungan juga masuk dalam
merancang modul lingkungan untuk
kategori sedang, mahasiswa atau responden
mengintegrasikan pendidikan kurikuler di
jarang melihat produk-produk yang berlabel,
dalam kelas dengan keterlibatan lingkungan
mereka cenderung tidak memperhatikannya.
di luar kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah
Saat ini mahasiswa cenderung masih
untuk meningkatkan etos keberlanjutan di
meminta haknya dalam mendapatkan plastik
seluruh kampus. Ini menambah kesimpulan
untuk barang belanjaannya sehingga
sebelumnya dengan temuan bahwa tiga
gerakan (kurangi kantong plastik) perlu
faktor yang saling terkait adalah kunci
dilakukan untuk kebaikan lingkungan.
penting untuk sukses. Salah satunya adalah
Pembuangan sampah plastik plastik tersebut
perhatian dalam proses desain untuk

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 270


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

akan menghasilkan emisi karbon yang tinggi 4 Mendukung 3,53 Tinggi


sehingga hal tersebut menyumbangkan adanya gerakan
perubahan iklim dan kondisi bumi yang Green Campus.
semakin panas. ketika kantong plastik
tersebut dibakar akan menyebabkan Total 3,13 Tinggi
pencemaran udara, dan mengganggu Sumber: Data Primer, 2019
kesehatan manusia. Selain itu kantong
plastik yang dibuang sembarangan akan Dalam pemanfaatan ventilasi untuk
menyebabkan tersumbatnya aliran air karena sirkulasi udara daripada menggunakan AC
tidak dapat terurai oleh mikroorganisme. memperoleh rata-rata 2,69 atau sedang.
Dalam konservasi lingkungan, mahasiswa Beberapa mahasiswa masih memilih
membutuhkan pemahaman tentang menggunakan AC, hal ini menggambarkan
bagaimana dan apa saja hal-hal yang masuk bahwa mahasiswa tidak memikirkan dampak
kedalam ramah lingkungan melalui seminar- dari penggunaan AC terhadap lapisan ozon
seminar atau workshop. Konsep smart yang akan semakin menipis. Selain dampak
building perlu diterapkan seperti Universitas tersebut, mahasiswa cenderung boros
Ahmad Dahlan Yogyakarta yang dirancang menggunakan energi sehingga perlunya di
untuk efisiensi dalam penggunaan energi dan canangkan gerakan penghematan energi
reduksi limbah (www.republika.com). dengan upaya sosialisasi sehingga perilaku
Ketiga, konservasi energi yang mahasiswa berubah dan dapat menghemat
merupakan konservasi yang difokuskan pada energi dalam kehidupan sehari - hari. Dalam
penghematan energi. Konservasi energi mengajak orang lain untuk peduli terhadap
memiliki rata – rata sebanyak 3,13 yang lingkungan memperoleh rata-rata 3,21. Nilai
berada dalam kategori tinggi, berikut hasil ini sangat tinggi, sehingga dapat dipastikan
ringkasan penelitian dimensi konservasi mahasiswa sangat antusias untuk mengajak
energi; orang lain peduli dan sadar akan
keberlanjutan lingkungan. Dalam mengajak
Tabel 4. Dimensi Perilaku Konservasi Energi orang lain untuk peduli terhadap lingkungan
NO INDIKATOR MEAN KATEGORI bisa tergambar dari mendukung adanya
gerakan green campus. Gerakan green
1 Pemanfaatan 2,69 Sedang campus juga memiliki rata-rata sangat tinggi
vetilasi untuk sebesar 3,53. Untuk itu, perlunya universitas-
sirkulasi udara
universitas memiliki program kampus hijau, di
alami di ruang
kelas dari pada Universitas Kristen Satya Wacana program
penggunaan AC. Green Campus dapat dituangkan di program-
program Lembaga Kemahasiswaan tingkat
2 Mematikan AC 3,21` Tinggi universitas maupun tingkat fakultas.
atau kipas angin Keempat, transportasi. Transportasi
ketika masuk ke dalam kategori sedang dengan
meninggalkan nilai 2,33. Berikut hasil ringkasan penelitian
kelas. dimensi transportasi;
3 Mengajak orang 3,12 Tinggi
lain agar lebih Tabel 5. Dimensi Perilaku Transportasi
peduli terhadap NO INDIKATOR MEAN KATEGORI
lingkungan.
1 Menggunakan 2,28 Sedang
transportasi
umum ketika

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 271


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

berpergian ke
untuk menuju ke ruangan atau gedung yang
kampus. tinggi. Secara keseluruhan gambaran tingkat
Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa di
2 Memanfaatkan 2,38 Sedang kampus disajikan melalui Gambar 5.
tangga gedung
untuk menunju
lantai atas dari
pada lift.

Total 2,33 Sedang


Sumber: Data Primer, 2019

Indikator Transportasi diukur untuk


mengetahui bagaimana tingkat mobilitas
mahasiswa terkait dengan kendaraan umum
maupun pribadi yang digunakannya. Untuk Gambar 5. Tingkat Perilaku Ramah
pemakaian transportasi umum ketika Lingkungan Mahasiswa di Kampus
bepergian ke kampus memiliki rata-rata
sedang dengan nilai 2,28. Dalam temuan
Cattaneo et al., (2018) menunjukkan bahwa Dalam perilaku ramah lingkungan,
memberi informasi kepada siswa tentang dimensi konservasi energi memiliki jawaban
masalah lingkungan meningkatkan tertinggi, hal ini menggambarkan perilaku
kecenderungan mereka untuk menggunakan responden lebih didominasi oleh perilaku-
mobilitas berkelanjutan, yang mengarah ke perilaku seperti memanfaatkan ventilasi
penurunan rata-rata dalam penggunaan untuk sirkulasi udara alami daripada
transportasi pribadi sebesar 5,8 persen. menggunakan AC. Untuk jawaban terendah
Menariknya, meningkatkan layanan ada di aspek transportasi, hal ini
transportasi umum dan mempromosikan digambarkan dengan rendahnya responden
mobilitas transportasi berkelanjutan memiliki menggunakan transportasi umum ketika
dampak berbeda pada area kampus swasta. bepergian ke kampus. Dalam Variabel
Untuk kampus-kampus yang berlokasi di Perilaku masuk kedalam kategori sedang.
pusat kota dan di dusun bersejarah, Untuk dapat meningkatkan
peningkatan dalam angkutan umum kesadaran ramah lingkungan dan perilaku
ditemukan mengurangi mengemudi sendiri ramah lingkungan di kampus, beberapa
masing-masing sebesar 3,3 persen dan 5,3 kampus telah menerapkan berbagai program
persen. Di daerah pinggiran kota, nilai ini dan memiliki panduan untuk
meningkat menjadi 9,5 persen. mengembangkan perilaku ramah lingkungan
Kecenderungan mahasiswa saat ini lebih di kampus. Beberapa panduan yang dapat
sering menggunakan kendaraan pribadi dan digunakan sebagai panduan untuk
kendaraan umum berbasis online yang tidak meningkatkan perilaku ramah lingkungan di
berkelanjutan. Transportasi berkelanjutan kampus adalah Greening University Toolkit.
perlu ditekankan melalui gerakan bike to Merupakan toolkit yang dikeluarkan oleh
campus. Selanjutnya untuk pemanfaatan United Nations Environment Programme
tangga gedung untuk menuju lantai atas (UNEP). Secara keseluruhan tujuan dari
dibanding menggunakan lift menunjukan UNEP adalah mempromosikan integrasi
rata-rata sebesar 2,33 atau kategori sedang kepedulian lingkungan dan pembangunan
yang menunjukkan bahwa mahasiswa lebih berkelanjutan dalam pembelajaran,
memilih lift daripada tangga manual. Tangga penelitian, pengelolaan kampus serta
manual dianggap tidak efektif dan efisien meningkatkan keterlibatan dan pasrtisipasi

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 272


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

masyarakat kampus dalam kegiatan baik di perilaku di luar ruangan secara umum lebih
dalam maupun di luar kampus . Green Guide mungkin untuk mengekspresikan perubahan
for Universities merupakan panduan perilaku pro-lingkungan tersebut.
pelaksanaan program green campus (toolkit)
yang dikeluarkan oleh International Aliance of SIMPULAN DANSARAN
Reseaserch University (IARU) pada tahun Hasil penelitian menunjukan tingkat
2007. Selain itu, Sustainability Tracking, kesadaran mahasiswa berada dalam
Assessment & Rating System (STARS) kategori tinggi. Namun namun demikian
merupakan standar yang dikeluarkan oleh tingkat perilaku mahasiswa berada dalam
Association for The Advancement kategori sedang. Hal ini menggambarkan
Sustainability of Higher Education (AASHE), bahwa mahasiswa sudah berada di tahap
ialah sebuah organisasi kampus yang sadar dimana perilaku ramah lingkungan itu
bekerja memajukan pembangunan penting namun dalam implementasinya
berkelanjutan dalam bidang pendidikan, masih memiliki kategori sedang sehingga
badan nonprofit dan nonpemerintah yang kesadaran ramah lingkungan hanya sebatas
mendukung pendidikan perguruan tinggi teori dan tidak dipraktikan oleh seluruh
dimulai dari fakultas, administrasi, pegawai, mahasiswa yang menjadi responden.
hingga mahasiswa, berkaitan dengan Berdasarkan kesimpulan di atas,
pemberlakuan inovasi berkelanjutan di maka terdapat saran penelitian. Kampus
lingkungan kampus (Buana et al., 2018). Di perlu memfasilitasi agar kesadaran ramah
Indonesia, terdapat UI Greenmetric yaitu lingkungan yang baik dapat di
standar yang dikeluarkan oleh Universitas implementasikan dalam perilaku mahasiswa
Indonesia, merupakan sistem pemeringkatan yang ramah lingkungan. Wujud dukungan
perguruan tinggi pertama di dunia yang basis dan fasilitas yang dapat di berikan kampus
penilaian utamanya adalah komitmen seperti; Kegiatan Intrakurikuler seperti mata
perguruan-perguruan tinggi dalam kuliah pembangunan berkelanjutan yang
pengelolaan lingkungan hidup kampus. diwajibkan setiap fakultas. Mata kuliah
Wageningen University and Research, Pembangunan Berkelanjutan yang meliputi
Belanda menjadi kampus hijau terbaik pengetahuan tentang Sustainable
berdasarkan UI GreenMetric World Rankings Development Goals/SDG’s. Harapannya
2018. Pemeringkatan diberikan Universitas dengan fasilitas mata kuliah tersebut maka
Indonesia pada perguruan tinggi yang mahasiswa dapat memiliki pengetahuan
berkomitmen terhadap pengelolaan tentang isu-isu lingkungan nasional maupun
lingkungan hidup kampus. Sampai tahun internasional. Hal lain yang perlu dilakukan
2018, ada 719 perguruan tinggi dari 81 adalah penggalakan program Green Campus
negara yang ikut berpartisipasi. Jumlah ini seperti melengkapi fasilitas kampus yang
naik bila dibandingkan dengan tahun berorientasi pada perilaku ramah lingkungan
sebelumnya yang hanya diikuti 619 mahasiswa di kampus. Contohnya;
perguruan tinggi dari 76 negara. sosialisasi green campus, workshop, seminar
Sebagai penutup, untuk dapat berkala dan himbauan berupa pemasangan
meningkatkan kesadaran dan perlaku ramah spanduk maupun poster. Selain itu perlunya
lingkungan mahasiswa, juga diperlukan dari alternatif untuk mengubah perilaku
dukungan keluarga dan orang tua. Penelitian mahasiswa yang tidak berkelanjutan dengan
Rossi, (2018) menunjukkan hasil bahwa dicanangkannya beberapa gerakan yang
siswa meningkatkan pemahaman mereka dapat menghemat energi di lingkungan
tentang keadilan lingkungan; 10 dari 12 siswa kampus, penggunaan transportasi ramah
melaporkan peningkatan niat dan upaya lingkungan misalnya bersepeda ke kampus,
untuk terlibat dalam perilaku pro-lingkungan; pengurangan sampah plastik dan lainnya.
dan siswa yang orang tuanya mendorong Untuk memotivasi mahasiswa perlu didorong

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 273


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

kegiatan ekstrakurikuler di ranah mahasiswa Lafayette: a model for building


seperti kegiatan Himpunan Pecinta Alam sustainable community. International
(MAPALA) tingkat universitas atau tingkat Journal of Sustainability in Higher
fakultas. Tujuannya adalah untuk mendorong Education.
sikap sadar ramah lingkungan ke dalam https://doi.org/10.1108/IJSHE-01-2018-
perilaku sehari-hari. 0006
Dalam penelitian ini memiliki
Gea, Y. E., Anward, H. H., & Erlyani, N.
keterbatasan yaitu hanya menggambarkan
(2016). Peranan Atraksi Interpersonal
kesadaran dan perilaku mahasiswa di
Terhadap Perilaku Pro-Lingkungan
sebuah kampus. Sehingga harapan dalam
Warga. Jurnal Ecopsy.
penelitian selanjutnya dapat menjelaskan
https://doi.org/10.20527/ecopsy.v1i2.4
atau mengeksplorasi lebih mendalam
92
tentang perilaku dan kesadaran mahasiswa
di tingkat yang lebih luas yaitu universitas lain Geller, E. S. (2016). The Psychology of
di Indonesia. Safety Handbook. In The Psychology of
Safety Handbook.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1201/978142003256
Amos, N. (2008). Kesadaran lingkungan. 7
Jakarta: PT Rinika Cipta.
Hapsari, I. D., Sumarjiyanto BM, N., &
Azhar, A., Basyir, M. D., & Alfitri, A. (2016). Purwanti, E. Y. (2014). Perencanaan
Hubungan Pengetahuan Dan Etika Dan Penganggaran Kampus
Lingkungan Dengan Sikap Dan Berkelanjutan: Green Campus
Perilaku Menjaga Kelestarian Universitas Diponegoro. Teknik.
Lingkungan. Jurnal Ilmu Lingkungan. https://doi.org/10.14710/teknik.v35i2.7
https://doi.org/10.14710/jil.13.1.36-41 196
Basuki, I. (2012). Pemeliharaan Kinerja Kollmuss, A., & Agyeman, J. (2002). Mind the
Angkutan Umum Perkotaan Menuju Gap: Why do people act
Trasportasi Berkelanjutan. Universitas environmentally and what are the
Trisakti. barriers to pro-environmental behavior?
Environmental Education Research.
Buana, R. P., Wimala, M., & Evelina, R.
https://doi.org/10.1080/135046202201
(2018). Pengembangan Indikator Peran
45401
Serta Pihak Manajemen Perguruan
Tinggi dalam Penerapan Konsep Green Mafar, I. M. (2018). Hubungan place
Campus. (Hal. 82-93). RekaRacana: attachment dengan perilaku pro
Jurnal Teknil Sipil. lingkungan pada mahasiswa UIN
https://doi.org/10.26760/rekaracana.v4i Sunan Ampel Surabaya. UIN Sunan
2.82 Ampel Surabaya.
Cattaneo, M., Malighetti, P., Morlotti, C., & Mediastika, C. E. (2013). Hemat Energi Dan
Paleari, S. (2018). Students’ mobility Lestari Lingkungan Yogyakarta: CV
attitudes and sustainable transport Andi Offset.
mode choice. International Journal of
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Sustainability in Higher Education.
penelitian kesehatan. Jakarta: rineka
https://doi.org/10.1108/IJSHE-08-2017-
cipta.
0134
Pane, M. M. (2013). Gambaran Perilaku
Cohen, B., Lawrence, K. T., Armstrong, A.,
Ramah Lingkungan Mahasiswa Binus
Wilcha, M., & Gatti, A. (2018). Greening
Ditinjau dari Tingkat Kesadaran

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 274


Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto | Kesadaran Dan Perilaku Ramah Lingkungan Mahasiswa
Di Kampus

Lingkungan. Humaniora. Komunikasi.


https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i https://doi.org/10.24090/komunika.v9i2
2.3549 .853
Paramita, N. D., & Yasa, N. N. K. (2015). Wibowo, F. S. (2011). Karakteristik
Sikap Dalam Memediasi Hubungan Konsumen Berwawasan Lingkungan
Kesadaran Lingkungan Dengan Niat Dan Hubungannya Dengan Keputusan
Beli Produk Kosmetik Ramah Membeli Produk Ramah Lingkungan.
Lingkungan. Jurnal Manajemen Dan Econosains Jurnal Online Ekonomi Dan
Kewirausahaan (Journal of Pendidikan.
Management and Entrepreneurship). https://doi.org/10.21009/econosains.00
https://doi.org/10.9744/jmk.17.2.187- 92.09
195
Permadi, A. G. (2011). Menyulap Sampah
Jadi Rupiah. Surabaya: Mumtaz Media.
Rossi, M. (2018). An environmental
psychology course and African-
American students’ pro-environmental
attitudes and behaviors. In Research in
Political Sociology.
https://doi.org/10.1108/S0895-
993520180000025004
Saegert, S. (2004). Handbook of
environmental psychology Robert B.
Bechtel and Arza Churchman (Eds.);
Wiley, New York, 2002, 772pp.,
hardcover, 95.00, ISBN 0 471 40594 9.
In Journal of Environmental
Psychology.
https://doi.org/10.1016/j.jenvp.2004.02.
001
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kombinasi (mixed Methods). In Alfabet.
Tan, H., Chen, S., Shi, Q., & Wang, L. (2014).
Development of green campus in
China. Journal of Cleaner Production.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2013.1
0.019
Uma Sekaran, & Roger Bougie. (2016).
Research Method for Business
Textbook (A Skill Building Approa).
United States: John Wiley & Sons Inc.
Uswatusolihah, U. (2017). Kesadaran Dan
Transformasi Diri Dalam Kajian
Dakwah Islam Dan Komunikasi.
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 275

Anda mungkin juga menyukai