Anda di halaman 1dari 4

1.

Aktivitas 1: Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian Projek


Hari, Tanggal : Senin, 20 Februari 2023 Pukul : 08.00 – 09.20 WIB
Jam Ke : 1–2 Alokasi Waktu : 2 JP

Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian Projek


Gaya Hidup Berkelanjutan adalah sebuah tantangan global yang mempengaruhi semua orang,
dan di seluruh bagian dunia. Dengan mengacu kepada salah satu tujuan dalam rencana aksi global
mengenai Gaya Hidup Berkelanjutan, dan kepada dimensi Profil Pelajar Pancasila, projek “Cinta
Bumiku Lestari Alamku” bertujuan untuk membentuk siswa memiliki kesadaran bahwa
mereka adalah bagian dari warga dunia (global citizen) yang dapat berkontribusi untuk
mengurangi emisi karbon, peduli terhadap perubahan iklim, dapat mengangani pencemaran
sampah, dapat mengelola sampah dan melakukan aksi menjalani gaya hidup ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan, siswa mengenali dan memahami konsep dari jejak
karbon, sumber emisi, pengenalan terhadap sampah, pencemaran lingkungan dan keadaan dunia saat
ini. Setelah tahap pengenalan, siswa masuk dalam tahap kontekstualisasi dengan melakukan riset
terpadu dan mandiri, serta melihat konteks lingkungan sekitar yang berkaitan dengan potensi sumber
emisi, sumber pencemaran sampah, dan sumber pencemaran lingkungan di lingkungan sekitar.
Selama proses projek ini berjalan, siswa tidak hanya membentuk pengetahuan, namun juga
membangun kesadaran dan melakukan penyelidikan secara kritis sehingga pada akhirnya dapat
merencanakan solusi aksi dari situasi yang telah mereka ketahui dan pahami. Di tahap ini, siswa
menuangkan aksi nyata mereka dengan melakukan kampanye bagi komunitas sekolah agar terbangun
kesadaran yang lebih luas, dan merencanakan beberapa solusi program sekolah agar komunitas
sekolah dapat berkontribusi untuk mengurangi jejak emisi karbon, pencemaran sampah dan
pencemaran lingkungan di lingkungan sekolah atau atau lingkungan tempat tinggal siswa.
Melalui projek ini, siswa diharapkan telah mengembangkan secara spesifik dua dimensi Profil
Pelajar Pancasila, yakni Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia dan
Bernalar Kritis beserta sub-elemen terkait yang dijabarkan secara detail.
Pada dasarnya gaya hidup berkelanjutan adalah menjalani hidup dengan kesadaran dan berpikir
dalam jangka panjang, karena hampir semua tindakan yang kita lakukan memiliki dampak pada
lingkungan dan orang lain.
Lalu, mengapa sangat penting mengajak siswa untuk melakukan gaya hidup berkelanjutan?
Pertama, siswa adalah generasi penerus bangsa di masa depan. Jika generasi penerus ini sudah
terbiasa melakukan gaya hidup berkelanjutan, masa depan kelestarian lingkungan akan semakin
cerah.
Kedua, sebagai bagian dari pelaksanaan SDG’s atau Sustainable Development Goals (rencana
aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri
kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan) yang menjadi acuan
pembangunan di Indonesia, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu tujuannya adalah
melakukan pencegahan perubahan iklim yang bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup
berkelanjutan ini.
Ketiga, memupuk kecintaan terhadap lingkungan sekitarnya. Gaya hidup berkelanjutan adalah
wujud kecintaan terhadap lingkungan sekitar. Konsumsi yang dilakukan tidak merusak lingkungan
sekitar.
Keempat, agar siswa bijak dalam menggunakan energi yang ada. Gaya hidup berkelanjutan akan
mendorong siswa untuk lebih bijak dalam menggunakan energi. Lebih memilih energi yang
terbarukan untuk meminimalisasi energi tak terbarukan.
Kelima, melindungi masa depan. Dengan melakukan gaya hidup berkelanjutan, siswa bisa
melindungi masa depannya. Gaya hidup berkelanjutan yang ramah lingkungan tentu menjamin bahwa
di masa depan nanti, masa ada lingkungan bersih dan sehat. Kehidupan siswa di masa depan pun
terjamin. Gaya hidup berkelanjutan membuat siswa bisa melindungi lingkungan dan melindungi masa
depannya.
Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran segala senyawa yang
mengandung karbon.
Dampak negatif emisi karbon secara umum dampak yang dirasakan di lingkungan adalah
meningkatnya suhu bumi per tahun. Akibatnya salju, es laut di kutub dan cakupan gletser akan
berkurang dan menyebabkan permukaan air laut meningkat. Potensi banjir di wilayah pesisir pantai
juga akan terus terancam dengan peningkatan suhu bumi. Abrasi pantai juga diperkirakan akan terus
meningkat di sebagian wilayah karena musim dingin yang lebih sejuk dan lapisan-lapisan es yang
lebih kecil. Peningkatan curah hujan dan potensi hujan lebat atau badai semakin sering terjadi, potensi
banjir akan semakin tinggi. Risiko terjadinya kebakaran hutan meningkat karena peningkatan
frekuensi dan besarnya gelombang panas. Satwa di alam liar mengalami kemungkinan stres yang
cukup parah karena iklim yang tidak menentu, apalagi iklim yang hangat. Perubahan iklim dan
pemanasan global yang mengakibatkan cuaca yang tidak stabil dan bencana alam.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah ini dihasilkan manusia setiap melakukan aktivitas sehari-hari. Pengelolaan sampah
menerapkan paradigma baru yaitu pengelolaan sampah secara holistik dari hulu sampai hilir.
Untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan sampah sejak dari
sumbernya. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah perlu
dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara
ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku
masyarakat.
Dampak Sampah Pada Masyarakat
Pada umumnya sampah memberikan dampak buruk bagi masyarakat, ada tiga dampak sampah
terhadap manusia dan lingkungannya:
1. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat
di sekitarnya. Sampah tersebut akan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti:
 Penyakit diare, tifus, kolera
 Penyakit jamur
 Penyakit cacingan
2. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, penanganan sampah yang tidak baik juga
mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan. Seringkali sampah yang menumpuk di saluran air
mengakibatkan aliran air menjadi tidak lancar dan berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu,
sampah cair yang berada di sekitar saluran air akan menimbulkan bau tak sedap.
3. Dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi
Penanganan sampah yang tidak baik juga berdampak pada keadaan sosial dan ekonomi. Beberapa
diantaranya adalah:
 Meningkatnya biaya kesehatan karena timbulnya penyakit
 Kondisi lingkungan tidak bersih akibat penanganan sampah yang tidak baik. Hal ini pada
akhirnya akan berdampak pada kehidupan sosial masyarakat secara keseluruhan

Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum


Memulai Projek

1. Dukungan serta komitmen dari seluruh komunitas sekolah untuk menjalankan solusi aksi yang
disepakati. Hal ini agar memastikan bahwa nilai pembelajaran akan secara konsisten didapatkan
tidak hanya bagi siswa namun bagi seluruh warga sekolah.
2. Kesiapan dari divisi sarana prasarana, apabila diperlukan untuk pengadaan hal-hal terkait dengan
solusi aksi yang disepakati bersama. Misalnya; apakah ada lahan, sarana dan sumber dari sekolah
untuk pengadaan menanam sayur untuk konsumsi komunitas sekolah?
3. Apakah program ini dapat dilakukan secara berkelanjutan bahkan sesudah masa projek ini
berakhir? Misalnya, apakah sekolah akan menyediakan waktu secara rutin apabila salah satu aksi
memutuskan untuk bekerja sama dengan komunitas petani/penanam?

Anda mungkin juga menyukai