Anda di halaman 1dari 9

A.

LATAR BELAKANG

Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang.
Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan
bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan
bahagia. Sebab, kesehatan terkait erat dengan perilaku atau budaya. Perubahan
perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus-menerus.Selama ini anggapan
hidup bersih dan sehat adalah tanggung jawab dokter atau bidang kesehatan. Padahal
anggapan seperti itu tidak dibenarkan, karena hidup bersih dan sehat adalah hak dan
kewajiban semua orang. Indikator yang digunakan dalam pendataan Pola Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) aspek kesehatan, meliputi sebelas indikator perilaku, antara lain
tidak merokok, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif,
imunisasi, balita ditimbang, sarapan pagi, makan buah dan sayur, cuci tangan, gosok
gigi, dan olahraga. Dari aspek lingkungan, harus memenuhi tujuh indikator yaitu
tersedianya jamban, air bersih, bebas jentik, pemilahan sampah, sistem pembuangan
air limbah (SPAL), ventilasi, lantai, dan kepadatan rumah.Budaya atau perilaku hidup
bersih dan sehat harus menjadi bagian integral dari kehidupan kita. PHBS harus
tertanam pada anak sejak kecil sehingga mereka sudah terbiasa dengan pola hidup
bersih dan sehat hingga mereka dewasa.

Sekolah merupakan komunitas masyarakat yang terdiri dari siswa, guru, staff kepala
sekolah, kepala sekolah, dan staff tata usaha dan karyawan , yang di dalamnya
merupakan salah satu medium efektif bagi pembelajaran dan penyadaran warga
sekolah. Agar individu-individu, mulai dari guru, murid, dan pekerja yang terlibat dalam
upaya menghentikan laju kerusakan lingkungan yang disebabkan tangan manusia.

(6)

Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia telah diupayakan oleh berbagai pihak sejak
awal tahun 1970-an. Selama ini, pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup dilakukan
oleh masing-masing pelaku pendidikan lingkungan hidup secara terpisah. Dewasa ini,
disadari bahwa berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan dalam
pendidikan lingkungan hidup perlu dicermati oleh seluruh pemangku kepentingan agar
efektivitas pengembangan pendidikan lingkungan hidup menjadi lebih terencana,
konsisten dan terstruktur.Menyikapi hal tersebut, Kementerian Negara Lingkungan
Hidup pada tahun 2006 mencanangkan Program Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari
MoU pada tgl 3 Juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri
Pendidikan Nasional.

Kata Adiwiyata berasal dari 2 kata Sansekerta "ADI" dan "WIYATA" . Adi mempunyai
makna : besar, agung, baik, ideal atau sempurna. Wiyata mempunyai makna : tempat
dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam
berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabung, secara keseluruhan Adiwiyata
mempunyai pengertian atau makna : Tempat yang baik dan ideal dimana dapat
diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi
dasar manusia menuju kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan
berkelanjutan. Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi
sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru,
murid dan pekerja lainnya), sehingga kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut
bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan.

Sekolah Model Adiwiyata adalah suatu program pendidikan lingkungan hidup yang
ditujukan bagi pemberdayaan sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMA. Untuk
mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model
pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya

(7)

pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan Berkelanjutan.

b. Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, dan kaleng.

Di daerah Jombang khususnya daerah sekitar SMA Negeri 3 Jombang terdapat banyak
sampah-sampah Plastik di sekitar jalan maupun di sekitar saluran irigasi air (selokan)
sehingga tidak indah di pandang dan menyebabkan tersumbatnya saluran irigasi air
(selokan) oleh sampah-sampah plastik yang tidak bisa terurai.

Melihat masalah tersebut kami selaku Anggota Adiwiyata terpacu untuk mencari solusi
dan terjun langsung untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga kami mengadakan
kegiatan yang berjudul

GERAKAN MENETRALISIR LINGKUNGAN DARI SAMPAH ANORGANIK.

II. Tujuan kegiatan

1. Membebaskan lingkungan dari sampah anorganik,

2. Membebaskan lingkungan dari ancaman demam berdarah, 3. Menciptakan


lingkungan yang sehat,

4. Melancarkan saluran irigasi (selokan), 5. Memperindah lingkungan,


(8)

6. Menyadarkan masyarakat serta siswa/i SMA Negeri 3 Jombang agar peduli terhadap
lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan,

7. Memanfaatkan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan.

III. Tema

Melalui kegiatan gerakan mensterilkan lingkungan dari sampah anorganik kita ciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih.

IV. Bentuk Kegiatan a. Pola Pemilahan

Kunci keberhasilan program kebersihan dan pengelolaan sampah terletak pada


pemilahan. Tanpa pemilahan, pengolahan sampah menjadi sulit, mahal dan beresiko
tinggi mencemari lingkungan dan membayahakan kesehatan. Pemilahan adalah
memisahkan antara jenis sampah yang satu dengan jenis yang lainnya.
Minimalpemilahan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sebab
sampah organik yang menginap satu hari saja sudah dapat menimbulkan bau, namun
tidak demikian halnya dengan sampah anorganik.

Berbagai bentuk dan bahan wadah pemilahan dapat digunakan. Untuk menarik
seseorang agar tergerak hatinya

untuk memilah sampah, dapat dilakukan dengan cara menghias tong sampah
semenarik mungkun seperti gambar di samping. Setiap pilihan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Umumnya pemilahan di lokasi yang telah melakukan program pengelolaan
sampah.

(9)

Pemilahan sampah anorganik yang dapat didaur ulang kemudian di tindak lanjuti untuk
dijual agar dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.

b. Pemanfaatan barang bekas

Di bumi, sampah plastik telah merajalela, hal ini seakan menjadi fenomena yang biasa
didengar dan ditemui. Penumpukan sampah plastik semakin hari semakin meningkat
tanpa ada usaha untuk menanggulanginya. Tidakkah kita berpikir betapa malangnya
bumi dengan kehadiran sampah plastik? Plastik membutuhkan waktu berjuta – juta
tahun untuk dapat terurai. Produksi plastik yang selama ini dilakukan sangat tidak
sebanding dengan usaha penanggulangannya.
Melalui sebuah kegiatan yang kami selenggarakan, kami menemukan bahwa tindakan
mencintai bumi dengan cara memanfaatkan barang bekas terutama sampah anorganik
secara nyata telah dilakukan oleh Tim Anggota Adiwiyata SMA Negeri 3 Jombang. Cara
sederhana ini terbukti mampu mengurangi sekitar 40 % sampah anorganik yang
terbuang percuma di sekolah.

Kegiatan membuat kerajinan tangan dari barang bekas ini dikoordinasi oleh Tim
Adiwiyata. Memang tidak mudah menyadarkan orang lain untuk mulai mencintai bumi.
Seperti yang dialami pengurus Tim Adiwiyata, awalnya kami kesulitan mengajak warga
SMA Negeri 3 Jombang untuk turut andil dalam program ini karena sebagian besar
siswa maupun siswi disibukkan dengan berbagai aktifitas

masing - masing. Namun semakin hari usaha yang pengurus Tim Adiwiyata lakukan
semakin membuahkan hasil, kami mengundang warga sekolah setiap sebulan sekali
untuk belajar membuat produksi kerajinan dari barang bekas yang bertempat di Aula.

Tak hanya sampai di situ, warga sekolah juga diminta ikut berpartisipasi dalam
pengadaan bahan baku kerajinan. Setiap kelas diminta membedakan antara

(10)

sampah organik dengan sampah anorganik, lalu setiap dua minggu sekali sampah
anorganik akan dikumpulkan. Selain itu, siswa juga diberi sosialisasi tentang cara
menggunting atau membuka kemasan dengan benar, karena jika cara menggunting
kemasan tersebut salah maka akan sulit dirangkai menjadi produk jadi yang rapi.

Produk kerajinan yang dibuat beragam, bunga hias, celemek masak, pigora, tas kecil,
dan lain – lain. Namun kerajinan barang bekas ini masih belum dijual, karena produk
yang dibuat masih sedikit. Kegiatan ini juga mendapat kendala cukup besar karena
pemasaran hasil produksi sangat sulit dilakukan. Perlu diakui, tidak semua orang mau
dan berminat menggunakan produk dari barang bekas.

Walaupun kegiatan ini dilakukan hanya satu bulan sekali, namun cara ini sangat efisien
dalam penyelamatan bumi. Siswa pun mengaku merasakan manfaat kegiatan tersebut
dengan mengurangi sampah anorganik. Seperti contoh, untuk membuat satu dompet
kecil saja dibutuhkan sekitar 300 plastik bekas kemasan mi instan.

IV. Waktu dan plaksanaan

Hari/tanggal : 21 Februari 2012

Tempat : Sekitar SMA Negeri 3 Jombang Waktu : pukul 10.00 - selesai

V. Kepanitiaan
Penanggung jawab : Drs. H. Wildan Erisandy Ketua : Ilham Surya Nugraha Wakil :
Latifatur Rosyidah Anggota : Yuyun Elvania

(11)

VI. Anggaran

Pemasukan

Lurah Derwati Rp 200.000

BJB Rp 200.000

Donatur Rp 100.000 __________+ Rp 500.000 Pengeluaran

Konsumsi 10 x Rp 10.000 Rp 100.000 Bak sampah 3 x Rp 25.000 Rp 75.000

Sapu 10 x Rp 15.000 Rp 150.000 Masker 10 x Rp 1.500 Rp 15.000 Cikrak 6 x Rp


10.000 Rp 60.000

Sarung tangan 10 x Rp 10.000 Rp 100.000 __________+ Rp 500.000

(12)

VII. Penutup

Kegiatan ini akan berjalan dengan baik dan lancar berkat semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu. Oleh karena itu kami ucapkan banyak terima kasih.

Jombang, 14 Februari 2012

Mengetahui,

Kepala sekolah, Ketua panitia,

(1)

pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan Berkelanjutan.

b. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, dan kaleng.

Di daerah Jombang khususnya daerah sekitar SMA Negeri 3 Jombang terdapat banyak
sampah-sampah Plastik di sekitar jalan maupun di sekitar saluran irigasi air (selokan)
sehingga tidak indah di pandang dan menyebabkan tersumbatnya saluran irigasi air
(selokan) oleh sampah-sampah plastik yang tidak bisa terurai.

Melihat masalah tersebut kami selaku Anggota Adiwiyata terpacu untuk mencari solusi
dan terjun langsung untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga kami mengadakan
kegiatan yang berjudul

GERAKAN MENETRALISIR LINGKUNGAN DARI SAMPAH ANORGANIK. II. Tujuan


kegiatan

1. Membebaskan lingkungan dari sampah anorganik,

2. Membebaskan lingkungan dari ancaman demam berdarah, 3. Menciptakan


lingkungan yang sehat,

4. Melancarkan saluran irigasi (selokan), 5. Memperindah lingkungan,

(2)

6. Menyadarkan masyarakat serta siswa/i SMA Negeri 3 Jombang agar peduli terhadap
lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan,

7. Memanfaatkan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan. III. Tema

Melalui kegiatan gerakan mensterilkan lingkungan dari sampah anorganik kita ciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih.

IV. Bentuk Kegiatan a. Pola Pemilahan

Kunci keberhasilan program kebersihan dan pengelolaan sampah terletak pada


pemilahan. Tanpa pemilahan, pengolahan sampah menjadi sulit, mahal dan beresiko
tinggi mencemari lingkungan dan membayahakan kesehatan. Pemilahan adalah
memisahkan antara jenis sampah yang satu dengan jenis yang lainnya.
Minimalpemilahan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sebab
sampah organik yang menginap satu hari saja sudah dapat menimbulkan bau, namun
tidak demikian halnya dengan sampah anorganik.
Berbagai bentuk dan bahan wadah pemilahan dapat digunakan. Untuk menarik
seseorang agar tergerak hatinya

untuk memilah sampah, dapat dilakukan dengan cara menghias tong sampah
semenarik mungkun seperti gambar di samping. Setiap pilihan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Umumnya pemilahan di lokasi yang telah melakukan program pengelolaan
sampah.

(3)

Pemilahan sampah anorganik yang dapat didaur ulang kemudian di tindak lanjuti untuk
dijual agar dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.

b. Pemanfaatan barang bekas

Di bumi, sampah plastik telah merajalela, hal ini seakan menjadi fenomena yang biasa
didengar dan ditemui. Penumpukan sampah plastik semakin hari semakin meningkat
tanpa ada usaha untuk menanggulanginya. Tidakkah kita berpikir betapa malangnya
bumi dengan kehadiran sampah plastik? Plastik membutuhkan waktu berjuta – juta
tahun untuk dapat terurai. Produksi plastik yang selama ini dilakukan sangat tidak
sebanding dengan usaha penanggulangannya.

Melalui sebuah kegiatan yang kami selenggarakan, kami menemukan bahwa tindakan
mencintai bumi dengan cara memanfaatkan barang bekas terutama sampah anorganik
secara nyata telah dilakukan oleh Tim Anggota Adiwiyata SMA Negeri 3 Jombang. Cara
sederhana ini terbukti mampu mengurangi sekitar 40 % sampah anorganik yang
terbuang percuma di sekolah.

Kegiatan membuat kerajinan tangan dari barang bekas ini dikoordinasi oleh Tim
Adiwiyata. Memang tidak mudah menyadarkan orang lain untuk mulai mencintai bumi.
Seperti yang dialami pengurus Tim Adiwiyata, awalnya kami kesulitan mengajak warga
SMA Negeri 3 Jombang untuk turut andil dalam program ini karena sebagian besar
siswa maupun siswi disibukkan dengan berbagai aktifitas

masing - masing. Namun semakin hari usaha yang pengurus Tim Adiwiyata lakukan
semakin membuahkan hasil, kami mengundang warga sekolah setiap sebulan sekali
untuk belajar membuat produksi kerajinan dari barang bekas yang bertempat di Aula.

Tak hanya sampai di situ, warga sekolah juga diminta ikut berpartisipasi dalam
pengadaan bahan baku kerajinan. Setiap kelas diminta membedakan antara

(4)
sampah organik dengan sampah anorganik, lalu setiap dua minggu sekali sampah
anorganik akan dikumpulkan. Selain itu, siswa juga diberi sosialisasi tentang cara
menggunting atau membuka kemasan dengan benar, karena jika cara menggunting
kemasan tersebut salah maka akan sulit dirangkai menjadi produk jadi yang rapi.

Produk kerajinan yang dibuat beragam, bunga hias, celemek masak, pigora, tas kecil,
dan lain – lain. Namun kerajinan barang bekas ini masih belum dijual, karena produk
yang dibuat masih sedikit. Kegiatan ini juga mendapat kendala cukup besar karena
pemasaran hasil produksi sangat sulit dilakukan. Perlu diakui, tidak semua orang mau
dan berminat menggunakan produk dari barang bekas.

Walaupun kegiatan ini dilakukan hanya satu bulan sekali, namun cara ini sangat efisien
dalam penyelamatan bumi. Siswa pun mengaku merasakan manfaat kegiatan tersebut
dengan mengurangi sampah anorganik. Seperti contoh, untuk membuat satu dompet
kecil saja dibutuhkan sekitar 300 plastik bekas kemasan mi instan.

IV. Waktu dan plaksanaan

Hari/tanggal : 21 Februari 2012

Tempat : Sekitar SMA Negeri 3 Jombang Waktu : pukul 10.00 - selesai

V. Kepanitiaan

Penanggung jawab : Drs. H. Wildan Erisandy

Ketua : Ilham Surya Nugraha

Wakil : Latifatur Rosyidah

Anggota : Yuyun Elvania

(5)

VI. Anggaran Pemasukan

Lurah Derwati Rp 200.000

BJB Rp 200.000

Donatur Rp 100.000

__________+ Rp 500.000 Pengeluaran

Konsumsi 10 x Rp 10.000 Rp 100.000


Bak sampah 3 x Rp 25.000 Rp 75.000

Sapu 10 x Rp 15.000 Rp 150.000

Masker 10 x Rp 1.500 Rp 15.000

Cikrak 6 x Rp 10.000 Rp 60.000

Sarung tangan 10 x Rp 10.000 Rp 100.000

__________+ Rp 500.000

(6)

VII. Penutup

Kegiatan ini akan berjalan dengan baik dan lancar berkat semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu. Oleh karena itu kami ucapkan banyak terima kasih.

Jombang, 14 Februari 2012

Mengetahui,

Kepala sekolah, Ketua panitia,

Anda mungkin juga menyukai