1
Pesta merupakan kegiatan yang menggembirakan/ hura-hura. Sedangkan
kempling merupakan bahasa jawa yang artinya indah, bersih tanpa noda. Jadi
Pesta Kempling mempunyai arti suatu kegiatan yang menyenangkan dengan
menampilkan haal-hal yang bersih, indah dan rapi. Pesta Kempling artikel ini
merupakan akronim dari Peran Stakeholder dalam menjaga kebersihan,
melestasikan dan pencegahan kerusakan lingkungan.
Stakeholder adalah individu kelompok organisasi baik laki-laki atau
perempuan yang memiliki kepentingan terlibat oleh suatu kegiatan program
pembangunan. Hertifah (2003. 29). Jadi stakeholder sekolah dapat diartikan
sebagai orang atau kelompok yang menjadi pemegang dan sekaligus pemberi
support terhadap pendidikan atau sekolah baik langsung maupun tidak langsung
terhadap kegiatan pendidikan di sekolah. Stakeholder SMP Negeri 1 Karangkobar
meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, penjual kantin, komite sekolah,
orang tua siswa, masyarakat lingkungan sekolah, dunia usaha.
Kegiatan partisipatif stakeholder berdasarkan penyelenggaranya ada 2 (dua)
macam. Kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah dan kegiatan yang
diselenggarakan luar sekolah atau masyarakat sekitar. Untuk itu kepala sekolah
perlu mensosialisasikan kepada pihak luar. Ketika masyarakat menyelenggarakan
kegiatan berkaitan dengan penyelamatan lingkungan hidup maka peserta didik
SMP Negeri 1 Karangkobar selalu dilibatkan. Sasaran dalam pesta kempling yaitu
kegiatan kebersihan lingkungan sekolah dan sekitarnya, melestarikan lingkungan,
dan pencegahan kerusakan lingkungan.
2
Gambar 1 : Kegiatan Jumpa bersama dalam rangka kebersihan lingkungan
3
perikehidupan dan kesejahteraan serta makluk hidup lainnya. (Undang-undang
nomor 23 tahun 1997).
Kegiatan melestarikan lingkungan antara lain, pembuatan tata tertib dan
slogan-slogan, pemanfaatan lahan kosong, dan pelatihan-pelatihan. Pembuatan
tata tertib bertujuan utuk menanamkan budaya peduli lingkungan. Tata tertib
perlu disosialisasikan dalam bentuk banner di tempel di setiap kelas. Pengadaan
tata tertib dan slogan-slogan sekolah bekerja sama dengan dunia usaha yaitu BMT
Al Islah Karangkobar. Pelaksanaan tata tertib melibatkan semua unsur di sekolah.
4
Stakeholder eksternal juga terlibat dalam pemanfaatan lahan kosong. Desa
Leksana melibatkan peserta didik SMP Negeri 1 Karangkobar penghijauan di
lahan kosong bengkok desa. Perhutani dan Dinas Lingkungan Hidup membantu
bibit. Orang tua membantu bibit tanaman bunga dan pupuk melalui peserta didik.
Komite sekolah menyediakan penyuluh dan bibit jambu. Dunia usaha yaitu
Koperasi Ceria membantu pembiayaan pembuatan green house yang berfungsi
sebagai laboratorium tanaman sebesar Rp. 17.000.000.
Untuk mendukung kegiatan pelestarian lingkungan sekolah mengadakan
pelatihan-pelatihan. Pelatihan-pelatihan antara lain pembuatan biopori,
pengelolaan sampah, makanan sehat, pembibitan kopi dan pembibitan jambu.
Peserta pelatihan adalah perwakilan kelas. Narasumber biopori dari masyarakat
sekitar sekolah yang kebetulan pegawai dinas perkebunan provinsi Jawa Tengah.
Narasumber makanan sehat dari Puskesmas Karangkobar. Pembimbitan kopi dan
jambu dari komite sekolah.
Ketiga, pencegahan kerusakan lingkungan yaitu upaya yang dilakukan
sekolah untuk meningkatkan kepedulian peserta didik atau manusia pada
umumnya terhadap lingkungan. Menyadari bumi dan lingkungan semakin buruk
kualitasnya. Degradasi lingkungan terus terjadi dan cenderung meningkat karena
kurangnya kepedulian manusia terhadap lingkungan sehingga sering melakukan
ketiatan atau tindakan yang kurang ramah lingkungan. Kegiatan pencegahan
kerusakan lingkungan dilakukan melalui penghematan sumber daya alam dan
pengelolaan sampah dengan dilakukan melalui penerapan 3 R yaitu reuse, reduse
dan recycle.
Penghematan air, listrik, dan kertas dilakukan dengan pembudayaan
pemakaian secara efisien melalui pemasangan slogan matikan lampu jika tidak
digunakan, matikan kran setelah selesai menggunakan, ngeprint secara bolak
balik. Pengadaan slogan-slogan bekerja sama dengan dunia usaha.
Reuse adalah kegiatan mengelola sampah dengan cara memanfaatkan
kembal atau menjadikan sampah menjadi barang yang bermanfaat. Kegiatan yang
telah dilakukan antara lain membuat kerajian dari bekas bungkus makanan atau
yang lain. Memanfaatkan bekas botol aqua untuk pot gantung di depan kelas
masing-masing.
5
Reduse adalah upaya meminimalisir sampah dengan mengurangi pemakaian
benda-benda yang bisa menghasilkan sampah seperti benda yang sekali pakai.
Sebelum program ini dilaksanakan sebagian besar sampah berasal dari bungkus
makanan atau jajan. Penjual kantin membungkus jajan dengan menggunakan
kantong plastik. Dalam rangka meminimalisir sampah maka sekolah mewajibkan
setiap siswa memiliki piring kecil atau ampar yang terbuat dari bahan yang tidak
mudah pecah. Pengadaan bekerja sama dengan koperasi siswa.
Recycle merupakan upaya pengurangan sampah dengan cara mendaur ulang.
Kegiatan bank sampah yang dikelola oleh kader bestari. Kader bestari adalah
kader yang teridiri dari peserta didik yang peduli dan menjadi penggerak bagi
temannya dalam rangka mewujutkan sekolah yang bersih, dan hijau. Kegiatan
yang dilakukan antara lain penyuluhan pemilahan sampah, pengadaan tempat
sampah, dan pembuatan pupuk organik. Pengadaan tempat sampah terdiri dari 4
macam yaitu organik, anorganik B3 ( bahan berbau berbahaya ), anorganik kertas,
anorganik plastik. Sosialisasi dilakukan secara terus menerus oleh guru agar
peserta didik disiplin dalam membuah sampah pada tempatnya. Kemudian
sampah disetorkan ke bank sampah setiap hari Sabtu. Oleh kader bestari sampah
yang sudah terkumpul ditindaklanjuti. Untuk sampah yang kelompok B3
dimasukkan tempat pembuangan sementara selanjutnya petugas secara berkala
akan membuang pada tempat pembuangan akhir yang jauh dari sekolah. Petugas
merupakan relawan salah satu orang tua peserta didik. Sampah organik
dikumpulkan untuk dibuat pupuk organik.
6
Gambar 3 : Kegiatan penimbangan sampah di Bank Sampah
7
Hasil yang tidak langsung antara lain, pertama kekompakan stakeholder
mengalami peningkatan. Kedua, kerja dan semangat berprestasi tidak hanya pada
lingkungan, menyebar pada bidang akademik daan non akademik.
Kalau kita cermati kegiatan optimalisasi stakeholder dalam kebersihan
lingkungan, melestarikan lingkungan, dan pencegahan kerusakan lingkungan
memenuhi sebagian besar indikator pencapaian sekolah adiwiyata. Selain itu
peserta didik, guru, karyawan, kepala sekolah, penjual kantin, komite sekolah
menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan mengalami perubahan yang lebih
baik.
Optimalisasi Pesta Kempling terbukti berperan membantu SMP Negeri 1
Karangkobar mencapai tujuannya menjadi sekolah adi wiyata, untuk itu sekolah
yang mempunyai tujuan sama dapat menerapkan dengan disesuaikan kondisi di
sekolah masing-masing. Kunci keberhasilan optimalisasi Pesta Kempling adalah
pada koordinasi. Kepala Sekolah hendaknya selalu berkoordinasi dengan
stakeholder agar Pesta Kempling dapat mencapai tujuan secara optimal.
Program ini berhasil dengan baik aatas dukungan semua pihak. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui
Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga,
Direktorat Pembinaan Tendik Dikdasmen yang telah menfasilitasi dalam
penyusunan artikel populer.
DAFTAR PUSTAKA
8
Iqbal, Muhmamad. 2007. Analisis Pemangku Kepentingan dan
Implementasinya dalam Pembangunan Pertanian. Jurnal Litbang
Pertanian. 26 (3) : 89 – 99