Anda di halaman 1dari 9

PESTA KEMPLING MEMBENTUK BUDAYA PEDULI LINGKUNGAN

( Praktik Baik di SMP Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara)


Oleh
MARSONO, S.Pd

Saat ini dunia sedang mengalami permasalahan lingkungan yang serius.


Terdapat sembilan masalah utama lingkungan. Antara lain perubahan iklim
global, pengelolaan limbah, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya
sumber daya alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam,
peningkatan polusi dan kemiskinan.
Pada tahun pelajaran 2017/ 2018 SMP Negeri 1 Karangkobar dimotivasi
oleh pemerintah melalui Dinas Lingkungaan Hidup Kabupaten Banjarnegara
untuk mengembangkan menuju sekolah adiwiyata. Tujuan umum adiwiyata
adalah membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu
berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan bagi generasi sekarang maupun yang akan datang. (Tim Adiwiyata,
2012 : 5)
Untuk mewujudkan program tersebut maka diharuskan adanya partisipasi
dari seluruh warga sekolah. Dalam hal ini, sebaiknya komunitas sekolah ikut
terlibat dalam mengatur kebijakan sekolahnya mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, serta melakukan evaluasi sesuai dengan peran serta tanggung jawab
yang dimiliki. Untuk menunjang keberhasilan program, maka program tersebut
sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan yang berarti diperlukannya perencanaan
yang matang supaya kecintaan warga sekolah terhadap lingkungan akan terus
terjaga. Bukan hanya generasi sekarang saja yang ikut program tersebut,
melainkan generasi mendatang diharapkan juga dapat mempertahankan semangat
dalam rangka menyelamatkan lingkungan.
Untuk itu perlu strategi agar semua stakeholder terlibat dalam penyelematan
lingkungan. Strategi itu penulis beri nama PESTA KEMPLING. PESTA
KEMPLING merupakan kepanjangan dari peran stakeholder dalam kebersihan
melestarikan dan mencegah pencemaran lingkungan. Dengan mengoptimalkan
PESTA KEMPLING maka SMP Negeri 1 Karangkobar menjadi sekolah
adiwiyata.

1
Pesta merupakan kegiatan yang menggembirakan/ hura-hura. Sedangkan
kempling merupakan bahasa jawa yang artinya indah, bersih tanpa noda. Jadi
Pesta Kempling mempunyai arti suatu kegiatan yang menyenangkan dengan
menampilkan haal-hal yang bersih, indah dan rapi. Pesta Kempling artikel ini
merupakan akronim dari Peran Stakeholder dalam menjaga kebersihan,
melestasikan dan pencegahan kerusakan lingkungan.
Stakeholder adalah individu kelompok organisasi baik laki-laki atau
perempuan yang memiliki kepentingan terlibat oleh suatu kegiatan program
pembangunan. Hertifah (2003. 29). Jadi stakeholder sekolah dapat diartikan
sebagai orang atau kelompok yang menjadi pemegang dan sekaligus pemberi
support terhadap pendidikan atau sekolah baik langsung maupun tidak langsung
terhadap kegiatan pendidikan di sekolah. Stakeholder SMP Negeri 1 Karangkobar
meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, penjual kantin, komite sekolah,
orang tua siswa, masyarakat lingkungan sekolah, dunia usaha.
Kegiatan partisipatif stakeholder berdasarkan penyelenggaranya ada 2 (dua)
macam. Kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah dan kegiatan yang
diselenggarakan luar sekolah atau masyarakat sekitar. Untuk itu kepala sekolah
perlu mensosialisasikan kepada pihak luar. Ketika masyarakat menyelenggarakan
kegiatan berkaitan dengan penyelamatan lingkungan hidup maka peserta didik
SMP Negeri 1 Karangkobar selalu dilibatkan. Sasaran dalam pesta kempling yaitu
kegiatan kebersihan lingkungan sekolah dan sekitarnya, melestarikan lingkungan,
dan pencegahan kerusakan lingkungan.

Bagaimana Pesta Kempling dilaksanakan?


Pertama, kegiatan kebersihan lingkungan merupakan upaya manusia dalam
menjaga tempat tinggal dari kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan
melestarikan lingkungan yang bersih, nyaman dan sehat. Lingkungan adalah
tempat dimana dapat mempengaruhi pertumbuhan manuasia. (Mariyana 2010 :
16)

2
Gambar 1 : Kegiatan Jumpa bersama dalam rangka kebersihan lingkungan

Kegiatan kebersihan di lingkungan sekolah antara lain melalui kegiatan


Jumpa Bersama, piket rutin dan lomba kebersihan. Jumpa Bersama adalah Jum’at
Pagi Bersih dan Beramal, merupakan kegiatan yang melibatkan semua
stakeholder internal bersama-sama membersihkaan lingkungan sekolah. Kegiatan
jumpa bersama dilaksanakan pada minggu pertama dan ketiga pada setiap
bulannya. Selain membersihkan lingkungan juga beramal dengan memberikan
sebagian uang jajannya untuk kepentingan sosial.
Kegiatan membersihkan lingkungan tidak hanya di dalam sekolah tetapi di
luar sekolah atas permintaan stakeholder. Kegiatan di luar yang sudah dilakukan
adalah memenuhi permintaan masyarakat Karangkobar membersihkan pasar dan
terminal, membersihkan parit.
Kedua, melestarikan lingkungan adalah upaya untuk menjaga,
menyelamatkan dan meningkatkaan kualitas lingkungan hidup. Lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan

3
perikehidupan dan kesejahteraan serta makluk hidup lainnya. (Undang-undang
nomor 23 tahun 1997).
Kegiatan melestarikan lingkungan antara lain, pembuatan tata tertib dan
slogan-slogan, pemanfaatan lahan kosong, dan pelatihan-pelatihan. Pembuatan
tata tertib bertujuan utuk menanamkan budaya peduli lingkungan. Tata tertib
perlu disosialisasikan dalam bentuk banner di tempel di setiap kelas. Pengadaan
tata tertib dan slogan-slogan sekolah bekerja sama dengan dunia usaha yaitu BMT
Al Islah Karangkobar. Pelaksanaan tata tertib melibatkan semua unsur di sekolah.

Gambar 2 : Kegiatan menanam pohon di lahan kosong milik desa Leksana


Pemanfaatan lahan kosong sekolah antara lain pembuatan taman, pembuatan
kebun. Tanah kosong di depan ruang kelas dan kantor dibuat taman. Tamam
dibuat oleh peserta didik didampingi oleh guru. Untuk kelas yang tidak memiliki
lahan kosong di depan kelas diberi tanggung jawab membuat taman di depan
kantor. Lahan kosong yang terletak di belakang kelas dibuat kebun antara lain
kebun strawbery, kebun jambu, kebun sayur organik, kebun kopi, kebun tanaman
obat dan hutan sekolah. Pembuatan, perawatan, pemeliharaan kebun ditugaskan
kepada peserta ekstrakurikuler masing-masing cabang misalnya PMR mendapat
tugas kebun tanaman obat, pramuka mendapat tugas kebun kopi dan kebun sayur.

4
Stakeholder eksternal juga terlibat dalam pemanfaatan lahan kosong. Desa
Leksana melibatkan peserta didik SMP Negeri 1 Karangkobar penghijauan di
lahan kosong bengkok desa. Perhutani dan Dinas Lingkungan Hidup membantu
bibit. Orang tua membantu bibit tanaman bunga dan pupuk melalui peserta didik.
Komite sekolah menyediakan penyuluh dan bibit jambu. Dunia usaha yaitu
Koperasi Ceria membantu pembiayaan pembuatan green house yang berfungsi
sebagai laboratorium tanaman sebesar Rp. 17.000.000.
Untuk mendukung kegiatan pelestarian lingkungan sekolah mengadakan
pelatihan-pelatihan. Pelatihan-pelatihan antara lain pembuatan biopori,
pengelolaan sampah, makanan sehat, pembibitan kopi dan pembibitan jambu.
Peserta pelatihan adalah perwakilan kelas. Narasumber biopori dari masyarakat
sekitar sekolah yang kebetulan pegawai dinas perkebunan provinsi Jawa Tengah.
Narasumber makanan sehat dari Puskesmas Karangkobar. Pembimbitan kopi dan
jambu dari komite sekolah.
Ketiga, pencegahan kerusakan lingkungan yaitu upaya yang dilakukan
sekolah untuk meningkatkan kepedulian peserta didik atau manusia pada
umumnya terhadap lingkungan. Menyadari bumi dan lingkungan semakin buruk
kualitasnya. Degradasi lingkungan terus terjadi dan cenderung meningkat karena
kurangnya kepedulian manusia terhadap lingkungan sehingga sering melakukan
ketiatan atau tindakan yang kurang ramah lingkungan. Kegiatan pencegahan
kerusakan lingkungan dilakukan melalui penghematan sumber daya alam dan
pengelolaan sampah dengan dilakukan melalui penerapan 3 R yaitu reuse, reduse
dan recycle.
Penghematan air, listrik, dan kertas dilakukan dengan pembudayaan
pemakaian secara efisien melalui pemasangan slogan matikan lampu jika tidak
digunakan, matikan kran setelah selesai menggunakan, ngeprint secara bolak
balik. Pengadaan slogan-slogan bekerja sama dengan dunia usaha.
Reuse adalah kegiatan mengelola sampah dengan cara memanfaatkan
kembal atau menjadikan sampah menjadi barang yang bermanfaat. Kegiatan yang
telah dilakukan antara lain membuat kerajian dari bekas bungkus makanan atau
yang lain. Memanfaatkan bekas botol aqua untuk pot gantung di depan kelas
masing-masing.

5
Reduse adalah upaya meminimalisir sampah dengan mengurangi pemakaian
benda-benda yang bisa menghasilkan sampah seperti benda yang sekali pakai.
Sebelum program ini dilaksanakan sebagian besar sampah berasal dari bungkus
makanan atau jajan. Penjual kantin membungkus jajan dengan menggunakan
kantong plastik. Dalam rangka meminimalisir sampah maka sekolah mewajibkan
setiap siswa memiliki piring kecil atau ampar yang terbuat dari bahan yang tidak
mudah pecah. Pengadaan bekerja sama dengan koperasi siswa.
Recycle merupakan upaya pengurangan sampah dengan cara mendaur ulang.
Kegiatan bank sampah yang dikelola oleh kader bestari. Kader bestari adalah
kader yang teridiri dari peserta didik yang peduli dan menjadi penggerak bagi
temannya dalam rangka mewujutkan sekolah yang bersih, dan hijau. Kegiatan
yang dilakukan antara lain penyuluhan pemilahan sampah, pengadaan tempat
sampah, dan pembuatan pupuk organik. Pengadaan tempat sampah terdiri dari 4
macam yaitu organik, anorganik B3 ( bahan berbau berbahaya ), anorganik kertas,
anorganik plastik. Sosialisasi dilakukan secara terus menerus oleh guru agar
peserta didik disiplin dalam membuah sampah pada tempatnya. Kemudian
sampah disetorkan ke bank sampah setiap hari Sabtu. Oleh kader bestari sampah
yang sudah terkumpul ditindaklanjuti. Untuk sampah yang kelompok B3
dimasukkan tempat pembuangan sementara selanjutnya petugas secara berkala
akan membuang pada tempat pembuangan akhir yang jauh dari sekolah. Petugas
merupakan relawan salah satu orang tua peserta didik. Sampah organik
dikumpulkan untuk dibuat pupuk organik.

6
Gambar 3 : Kegiatan penimbangan sampah di Bank Sampah

Bagaimana hasil program Pesta Kempling?


Program pesta kempling memberikan hasil langsung dan tidak langsung.
Dampak langsung antara lain, pertama lingkungan SMP Negeri 1 Karangkobar
menjadi hijau, bersih, dan nyaman. Kedua, semua stakeholder peduli terhadap
lingkungan sekolah. Ketiga, sekolah memiliki dokumen kegiatan dalam rangka
memenuhi indikator-indikator sekolah adiwiyata.
Setelah dilakukan verifikasi oleh Dinas Lingkungan Hidup SMP Negeri 1
Karangkobar layak menjadi sekolah adiwiyata. Aspek kebijaksanaan bewawasan
lingkungan dari skor 5,5 menjadi 18,5 meningkat 13 poin. Aspek kurikulum
berbasis lingkungan dari skor 8 menjadi 18,5 meningkat 10,5 poin. Aspek
kegiatan partisipatif dari skor 6 menjadi 20 meningkat 14 poin. Dan aspek sarana
prasarana dari 5 menjadi 18 meningkat 13 poin. Secara keseluruhan optimalisasi
Pesta Kempling mampu meningkatkan skor 24,5 menjadi 75. Dengan skor
tersebut melalui Surat Keputusan Bupati Banjarnegara nomor 660.1 / 97/2018
tentang Penetapan Sekolah Adiwiyata Kabuapaten Banjarnegara Tahun Anggaran
2017.

7
Hasil yang tidak langsung antara lain, pertama kekompakan stakeholder
mengalami peningkatan. Kedua, kerja dan semangat berprestasi tidak hanya pada
lingkungan, menyebar pada bidang akademik daan non akademik.
Kalau kita cermati kegiatan optimalisasi stakeholder dalam kebersihan
lingkungan, melestarikan lingkungan, dan pencegahan kerusakan lingkungan
memenuhi sebagian besar indikator pencapaian sekolah adiwiyata. Selain itu
peserta didik, guru, karyawan, kepala sekolah, penjual kantin, komite sekolah
menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan mengalami perubahan yang lebih
baik.
Optimalisasi Pesta Kempling terbukti berperan membantu SMP Negeri 1
Karangkobar mencapai tujuannya menjadi sekolah adi wiyata, untuk itu sekolah
yang mempunyai tujuan sama dapat menerapkan dengan disesuaikan kondisi di
sekolah masing-masing. Kunci keberhasilan optimalisasi Pesta Kempling adalah
pada koordinasi. Kepala Sekolah hendaknya selalu berkoordinasi dengan
stakeholder agar Pesta Kempling dapat mencapai tujuan secara optimal.
Program ini berhasil dengan baik aatas dukungan semua pihak. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui
Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga,
Direktorat Pembinaan Tendik Dikdasmen yang telah menfasilitasi dalam
penyusunan artikel populer.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Gina. 2016. Partisipsi Stakeholder dalam Pelaksanaan Program


Adiwiyata di SMP Negeri 4 Bojonegoro. Jurnal Kebijaksanaan dan
Manajemen Publik. 4 (3) :

Handayaningrat, Suwarno. 1984. Administrasi Pemerintahan dalam


Pembangunan Nasional. Jakarta. CV. Haji Masagung

Hetifah, S.J. Sumarto. 2003. Inovasi, Partisipsi dan Good Governance : 20


Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia

8
Iqbal, Muhmamad. 2007. Analisis Pemangku Kepentingan dan
Implementasinya dalam Pembangunan Pertanian. Jurnal Litbang
Pertanian. 26 (3) : 89 – 99

Mariyana, Dkk, 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta : Kencana


Prenada Media Grup.

Tim Adiwiyata. 2012. Panduan Adiwiyata : Sekolah Peduali dan Berbudaya


Lingkungan. Jakarta: Kerjasana Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai