Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH

Pembentukan Karakter Siswa Peduli Lingkungan melalui Kegiatan


Penghijauan, Bercocok Tanam dan Pembuatan Pupuk Cair di
SMK Negeri 1 Gemarang Kabupaten Madiun

Oleh :
RURY INTAR SARI
2930/445.111

SMK NEGERI 1 GEMARANG


KABUPATEN MADIUN
2023
Pembentukan Karakter Siswa Peduli Lingkungan melalui Kegiatan Penghijauan,
Bercocok Tanam dan Pembuatan Pupuk Cair di SMK Negeri 1 Gemarang
Kabupaten Madiun.

ABSTRAK
Kegiatan peduli lingkungan merupakan kegiatan rutin ekstra sekolah “Sahabat
Alam”,yang anggotanya siswa kelas 10 sampai kelas 12 SMK Negeri 1 Gemarang
Kabupaten Madiun yang diantaranya melaksanakan penanaman dan perawatan
tanaman Pule, melaksanakan bercocok tanam sayuran dan pembuatan pupuk cair.
Alasan yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: (1) untuk
menghijaukan lingkungan sekolah, (2) untuk mengenalkan terhadap generasi muda
terhadap dunia pertanian yang prospek pasar masih terbuka luas. Karya tulis ilmiah
ini disusun untuk mengikuti lomba pemilihan putra putri lingkungan hidup tingkat
Kabupaten Madiun tahun 2023 dan untuk meningkatkan kepedulian siswa sebagai
generasi muda untuk lebih mencintai lingkungan alam dengan aksi-aksi yang nyata.
Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini, yaitu metode observasi (pengamatan),
metode interview dan metode dokumentasi. Hasil kegiatan ini adalah siswa lebih
peka terhadap lingkungan. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa melakukan perawatan
tanaman pule di area lingkungan sekolah, siswa melakukan kegiatan bercocok
tanam sayur memanfaatkan lahan kosong di sekolah dan lahan di Balai Pertanian
Kecamatan Gemarang, serta siswa membuat pupuk cair untuk memberikan nutrisi
yang cukup untuk tanaman di sekolah dan tanaman sayur. Dengan kegiatan tersebut
diatas siswa dapat bertanggung jawab untuk memelihara dan merawat tanaman.

Pendahuluan
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja berjenjang
dan berkesinamungan sehingga disebut pendidikan formal. Sekolah adalah suatu
tempat atau wahana untuk menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan untuk
mencapai pendidikan tertentu (Sabdullah, 2010). Sekolah adalah komponen utama
seorang anak selain keluarga dan lingkungan sekitar mereka (Mulyana, 2009).
Sekolah, selain sebagai tempat untuk mendidik anak dengan pengetahuan, memiliki
kewajiban untuk mendidik karakter siswa dan kepedulian siswa pada lingkungan.
Lingkungan sekolah yang memadai, seperti lingkungan yang hijau dan asri,
akan menambah suasana belajar yang menyenangkan (Suseno, 2019). Salah satu
cara yang dilakukan agar siswa lebih mencintai lingkungan dan meminimalisasi
dampak masyarakat terhadap lingkungan yaitu dengan diadakannya pendidikan
lingkungan hidup (Mardiana, 2017). Pengenalan lingkungan sejak dini menjadi
solusi utama yang harus dilakukan agar generasi muda memiliki pemahaman
tentang lingkungan hidup dengan baik dan benar (Sumarmi, 2008). Pengenalan
mengenai lingkungan sejak dini sangatlah berpengaruh terhadap anak yang sedang
mengalami perkembangan pola pikir (Idrus, et al., 2018). Demi kelestarian
lingkungan manusia mulai menyadari perlunya penghijauan untuk mencegah
terjadinya masalah lingkungan di masa depan sehingga dibutuhkan upaya nyata
yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Salah satunya
adalah dengan menumbuhkan sikap peduli lingkungan melalui pendidikan
lingkungan kepada anak-anak sejak usia dini (Adriansyah, et al., 2019). Fenomena
tidak peduli lingkungan ditampilkan pada perilaku sehari-hari. Sebagian besar dari
peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut digunakan. Seperti peserta didik mengetahui
materi pencemaran lingkungan, tetapi mereka masih membuang sampah tidak pada
tempatnya, membiarkan lingkungan yang kotor dengan sampah, membiarkan
tanaman rusak, dan tidak merawatnya (Sholihah, et al., 2018). Hal tersebut dapat di
implementasikan bahwa pendidikan Lingkungan Hidup mampu memainkan
peranannya untuk membentuk karakter manusia yang peduli terhadap
lingkungannya sehingga dapat meminimalisasi resiko-resiko kerusakan lingkungan
(Simbolon, 2017).
Pendidikan lingkungan hidup dapat menghambat adanya polusi dan
kegersangan di lingkungan sekitar (Gunawan dan Guslinda, 2019). Aktivitas
manusia tidak mungkin terlepas dari lingkungan karena hakikatnya manusia salah
satu komponen yang menempati ruang di lingkungan itu sendiri (Ninsih, et al.,
2018).
Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dalam
diri siswa yaitu yang pertama dengan cara melakukan penghijauan di sekitar
halaman lingkungan sekolah. Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk
memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi
dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung
lingkungan (Mardiani, 2017). Penghijauan dapat dilakukan salah satunya apabila
adanya stimulus dari guru sehingga tiap siswa merasa tergugah dan ada kemauan
sendiri untuk melakukan hal tersebut.
Cara yang kedua untuk menumbuhkan rasa peduli dengan lingkungan, yaitu
dengan belajar cara bercocok tanam yang baik. Kami selaku ketua esktra kurikuler
Sahabat Alam divisi konservasi alam di SMK Negeri 1 Gemarang Kabupaten
Madiun, mengajak anggota kami untuk terjun secara langsung bercocok tanam dan
pembuatan pupuk cair dengan bimbingan dari Balai Penyuluhan Pertanian dan
Perikanan Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun. Pengenalan budaya pertanian
dapat dilakukan dengan cara diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
Oleh karena itu, dengan segala kegiatan tersebut diatas, siswa mendapatkan
pengalaman berharga di dunia pertanian, serta memiliki karakter yang kuat terhadap
lingkungan dan emanfaatannya. Dengan karakter tersebut diharapkan dapat
berimbas pada lingkungan sekolah menjadi lebih asri dan produktif. Menciptakan
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat dapat diwujudkan asalkan dengan
partisipasi seluruh warga sekolah serta dukungan dari pihak internal sekolah. Etika
lingkungan hidup yang tercermin pada murid dapat juga berasal dari faktor guru
sebagai pendidik dan pengajar (Muslicha, 2015). Kesadaran akan pentingnya
pemeliharaan lingkungan seperti penghijauan harus dilakukan sejak dini pada setiap
orang. Di era meningkatnya polusi dan penggunaan berbagai bahan yang dapat
merusak alam, kesadaran cinta lingkungan sangat penting ditanamkan sejak dini.
Pendidikan Lingkungan Hidup dan kegiatan bercocok tanam penting diajarkan pada
siswa sekolah menengah kejuruan sebagai generasi milenial untuk memperoleh
pengetahuan dan kesadaran menjaga lingkungan (Muslicha, 2016). Peduli terhadap
lingkungan berarti ikut melestarikan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya, bisa
dengan cara memelihara, mengelola, memulihkan, serta menjaga lingkungan hidup
(Mardiani, 2017).
Metode Pelaksanaan
Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini, yaitu metode observasi
(pengamatan), metode interview dan metode dokumentasi. Dalam pelaksanaannya
ada beberapa langkah yang dilakukan untuk pencapaian kegiatan, yaitu meluputi :
(1) Pemberian materi tentang tanaman Pule yang ditanam di lingkungan sekolah
dan perawatan pertama tanaman pule.
(2) Melakukan kegiatan bercocok tanam di lingkungan sekolah dan lingkungan
lahan Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kecamatan Gemarang.
(3) Melakukan kegiatan pembuatan pupuk cair dengan arahan dari BPPP
Kecamatan Gemarang yang sangat hemat dalam pembuatan dan kandungan nutrisi
yang lengkap dalam pupuk cair tersebut.

Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan


1). Pelaksanaan program kerja penghijauan di lingkungan sekolah dilaksanakan
pada bulan Januari 2023 atas usul dari organisasi ekstra sekolah dan disetujui
kepala sekolah yaitu dengan penghijauan tanaman Pule. Pemilihan jenis tanaman
pule ini didasarkan pada manfaat pohon pule bagi kesehatan tubuh manusia.
Selain bermanfaat sebagai penghijauan, tanaman hias, ukiran, furnitur, pohon
pule juga dikenal sebagai sebagai tanaman herbal yang bermanfaat bagi
kesehatan. Pohon pule adalah jenis pohon yang banyak digunakan untuk
penghijauan karena dedaunannya yang rimbun dan tingginya yang menjulang.
Pohon pule atau pulai adalah jenis pohon tropis yang banyak ditemukan di
wilayah anak benua India (India, Pakistan dan Bangladesh) serta Asia Tenggara,
termasuk Indonesia.
Pohon pule dikenal dengan aroma bunganya yang khas. Ada juga yang
mengidentikkan pohon pule sebagai pohon angker. Pohon pule ini yang
memiliki nama latin Alsthonia scholaris ini memiliki segudang manfaat bagi
kesehatan manusia.
Kandungan pohon pule.
Pohon pule telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan Ayurveda, yakni salah
satu metode pengobatan tradisional tertua di dunia yang berasal dari India. Tidak
hanya daunnya, bunga, getah dan batang pohon ini juga dimanfaatkan sebagai
pengobatan herbal. Hal ini dikarenakan pohon pule kaya akan kandungan
alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid yang sangat bermanfaat.
Pohon pule mengandung senyawa aktif ditamine, echitanine, serta echitamine
yang dapat digunakan sebagai alternatif dari kina, yakni tanaman yang
digunakan sebagai bahan obat malaria. Kandungan senyawa lainnya yang
terdapat pada pohon pule adalah akuammidine (rhazine), pikrinin, strictamine
dan tetrahidroalstonin.
Manfaat pohon pule
Kandungan yang terdapat pada pohon pule membuatnya bermanfaat untuk
digunakan sebagai tanaman herbal. Beberapa manfaat pohon pule di antaranya
adalah sebagai antidiabetes, antibakteri, antikanker, antiradang, serta memiliki efek
analgesik (pereda nyeri). Pemanfaatan pohon pule sebagai obat didapatkan dari
senyawa kelompok alkaloid yang terkandung di dalamnya.
1. Sebagai antidiabetes
Diabetes merupakan kondisi medis di mana terdapat gangguan metabolisme yang
menyebabkan hiperglikemia, yaitu kadar gula darah melebihi kadar normal.
Kandungan betulin dan lupeol asestat pada ekstrak daun pule dianggap bermanfaat
sebagai antidiabetes karena mampu menurunkan kandungan gula darah dan
menjaga kesehatan pankreas.
2. Sebagai anti kanker
Kanker merupakan penyakit berupa pertumbuhan sel tak terkendali sehingga dapat
merusak metabolisme tubuh. Senyawa antikanker merupakan senyawa yang
mampu menghambat bahkan mematikan sel kanker.
Alkaloid dan triterpen yang terdapat pada daun pule memiliki aktivitas apoptosis
(mematikan sel kanker) dan immunomodulatori (meningkatkan pertahanan tubuh.
3. Sebagai anti bakteri
Selain itu, pohon pule juga memiliki 70 jenis senyawa alkaloid yang mayoritasnya
ada di daunnya. Senyawa ini bermanfaat sebagai antibakteri yang mampu
menghambat serta membunuh bermacam-macam bakteri yang berbahaya bagi
kesehatan.
4. Sebagai anti oksidan
merupakan senyawa yang dapat menyebabkan banyak penyakit degeneratif.
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkal radikal bebas sehingga
menjaga kesehatan sel.

Gambar 1. Gambar 2.
Siswa membungkus pohon mulai Siswa membungkus pohon mulai
dari bawah. dari bawah sampai ke atas.

Hasil observasi sebelum diadakan kegiatan penanaman pohon pule dapat dilihat
pada gambar tersebut diatas, menunjukkan bahwa lingkungan sekolah kami depan
ruangan kelas dalam keadaan terpasang paving semua, sehingga kondisi pada waktu
siang hari suasana kelas menjadi sangat panas. Kami sebagai anggota ekstra sekolah
Sahabat Alam bersama dengan guru pembimbing mengusulkan pengadaan tanaman
pohon pule. Alhamdulillah usul kami disetujui oleh bapak kepala sekolah, dengan
melakukan pembelian tanaman pohon pule.
Pada gambar tersebut kami bersama anggota setelah dilakukan penanaman pohon
pule, kami melakukan pembungkusan pohon tersebut dengan jerami dan setelah itu
nantinya akan kami siram dengan air agar pohon dalam kondisi dingin terus.
Pembungkusan dengan jerami dikandung maksud agar pohon dalam keadaan
lembab terus, karena kondisi lingkungan sekitar terpasang paving, selain itu pula
jumlah daun dalam setiap pohon tidak terlalu banyak sehingga dikawatirkan pohon
akan mati.
Pohon pule yang kami tanam ini selain memiliki manfaat yang sudah kami uraikan
diatas, nantinya dapat mengurangi tingkat panas di dalam kelas pada waktu siang
hari.

2). Pelaksanaan program kerja bercocok tanam di lahan tidur Balai Penyuluhan
Pertanian dan Perikanan Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun.

Gambar 3.
Siswa bersama pendamping
melakukan pengolahan tanah

Gambar 4.
Siswa bersama pendamping
melakukan pengolahan tanah
Pada gambar 3 dan 4 diatas, kami selaku anggota ekstrasekolah “Sahabat Alam”
mengamati lahan di lingkungan sekolah kami yang tidak memungkinkan,
dikarenakan keterbatasan lahan, maka anggota Sahabat Alam bersama pembina
melakukan MOU dengan Pihak Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan
Kecamatan Gemarang. Dalam kerjasamanya anggota kami dengan Balai Pertanian
Kecamatan Gemarang salah satunya kami ingin belajar tentang bercocok tanam,
budidaya tanaman dan perawatannya. Anggota kami diberi kepercayaan oleh Balai
Pertanian untuk dapat menggunakan lahan Balai Pertanian Kecamatan Gemarang
yang sudah lama belum dimanfaatkan, sebagai laboratorium pertanian.
Sejak bulan Juli 2022 yang lalu kami bersama-sama mengawalinya dengan
mengolah lahan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 dan 4 diatas.
Bercocok tanam atau budidaya tanaman merupakan suatu tindakan bagimana
memanfaatkan lingkungan menjadi produktif.
Bercocok tanam ini sangat cocok sekali dengan kontur wilayah di wilayah
Kecamatan Gemarang karena sebagian besar wilayahnya daerah pegunungan yang
mana sangat cocok sekali untuk bercocok tanam berbagai jenis tanaman.
Dengan melihat keadaan lingkungan yang mendukung tersebut, maka kami selaku
siswa sebagai generasi penerus bangsa, berusaha belajar menjadi petani milenial
yang tentunya secara tidak langsung terjun dalam konservasi lingkungan alam.
Wujud nyata kegiatan yang kami lakukan, yaitu pertama seperti pada gambar 3 dan
3, mengolah tanah terlebih dahulu dengan melakukan membajak lahan kering
dengan mesin serta dibantu dengan mencangkul. Lahan diratakan terlebih dahulu
selanjutnya ditaburi kompos yang berasal dari kotoran sapi yang sudah menjadi
tanah agar tanah subur dan gembur.
Gambar 5.
Siswa bersama anggota memilih bibit
lombok, terong dan sawi yang sehat
pengolahan tanah

Gambar 6.
Siswa bersama anggota melakukan
pemupukan tanaman

Setelah lahan sudah diberi kompos selanjutnya ditutup tanah kembali sekalian tanah
dibuah gundukan dan lansung ditutup menggunakan moluska, agar rumput tidak
tumbuh. Pada proses selanjutnya seperti gambar 5, yaitu menyiapkan bibit sayuran
yang sehat meliputi: lombok, terong dan sawi.
Setelah tanaman berumur 10 hari sejak penanaman, tanaman dilakukan pemupukan
seperti pada gambar 6 diatas, dengan pupuk yang dibuat sendiri berkat bimbingan
dari Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kecamatan Gemarang. Selanjutnya
tanaman rutin dilakukan pemupukan 15 hari sekali dengan pupuk cair disemprotkan
saja.
3). Pelaksanaan program kerja pembuatan pupuk BIOSAKA yang bekerjasama
dengan Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kecamatan Gemarang
Kabupaten Madiun.

Gambar 7.
Pengarahan dari BPPP untuk membuat
Pupuk Biosaka

Gambar 8.
Proses pembuatan dan penyaringan
Pupuk Biosaka
Pupuk merupakan komponen yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan
tanaman. Tanpa adanya pupuk tanaman tidak akan tumbuh secara maksimal bahkan
tanaman akan menjadi kerdil dan bahkan mati.
Untuk itu kami bersama anggota “Sahabat Alam” SMK Negeri 1 Gemarang
bersama Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kecamatan Gemarang
membuat pupuk organik yang namanya BIOSAKA. Bahan untuk pembuatan pupuk
ini sangat mudah dicari disekitar lingkungan kita, yaitu tanaman gulma yang
kondisi sehat yang macamnya lima (5) jenis tanaman. Tanaman gulma yang sudah
didapat lima jenis tersebut akarnya dipotong disisakan batang sampai daunnya.
Biosaka dibuat dari bahan rerumputan dan daun tanaman berpohon yang sedang
dalam pertumbuhan optimal dengan ciri-ciri yaitu daun dalam keadaan sehat, tidak
terserang hama, jamur, virus dengan warna hijau segar tidak terlalu tua atau muda,
dan tidak boleh dari daun berlendir.

Gambar 9.
Proses pembuatan dan penyaringan
Pupuk Biosaka
Manfaat Ramuan Biosaka dapat memperbaiki sel-sel tanaman dan yang terpenting
ramuan ini bisa dibuat secara mandiri sehingga dapat menghemat penggunaan
pupuk kimia serta meminimalisir serangan hama dan menjadikan lahan yang subur,
beberapa pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan Biosaka itu dapat
mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia 50 hingga 90% dan
meningkatkan jumlah produksi.
Kelebihan Biosaka Ada 13 kelebihan dari ramuan Biosaka yaitu:
1. Efektifitas kinerja yang baik. Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam
setelah aplikasi
2. Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen
3. Proses produksinya pun sangat cepat karena tidak menggunakan metode
fermentasi yang biasanya memakan waktu paling cepat 1 minggu
4. Cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit, cukup
40 ml dicampur 15 liter air untuk satu kali penyemprotan untuk B. Mluasan
1.000 m2, atau 400 ml untuk 1 ha tanaman padi. “Penyemprotan dari mulai
tanam sampai panen dilakukan sekitar 7 kali aplikasi
5. Dapat diterapkan pada semua komoditas, termasuk tanaman perkebunan
6. Dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50-90 persen, sehingga jauh
menghemat biaya produksi
7. Bahan baku Biosaka juga tersedia setiap saat di lingkungan petani, dimana dan
kapanpun
8. Biaya nol rupiah/gratis petani bisa membuat sendir
9. Tidak ada risiko kerugian bagi petani dan tanaman
10. idak beracun
11. Meminimalisir serangan hama penyakit
12. Lahan menjadi subur
13. Umur panen lebih pendek, produktivitas dan produksi lebih bagus. terlepas dari
segala kelebihannya Biosaka pun mempunyai kekurangan yaitu tidak dapat
diproduksi dengan mesin dan bahan baku yang terus berganti pada saat
pembuatan
Gambar 10.
Hasil Pupuk Biosaka

Inilah hasil biosaka yang telah jadi yang berhasil berwarna pekat.

3). Pelaksanaan program kerja pembuatan pupuk cair yang kami namakan Pupuk
“Salam”, yang bekerjasama dengan Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan
Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun.

Gambar 11.
Pembuatan Pupuk Cair Salam
Gambar 12.
Hasil Pupuk “Salam”

Gambar 13.
Hasil Pupuk “Salam”

Alat dan bahan untuk pembuatan pupuk Cair “Salam”


 Ember
 Jirigen
 15 Liter air hujan
 5 Kg NPK Mutiara
 1 Kg urea
 250 gram vetsin
 250 gram MKP putih / KN03
 1 Kg garam grosok
 250 ml EM4
 250 gram gula merah
 6 bungkus terasi ABC (haluskan)
Cara membuatnya :
 Iris dan larutkan gula merah dan tambahkan dengan EM4 sebanyak 250 ml.
Diamkan selama 15-30 menit, hingga bakterinya hidup.
 Masukkan air hujan ke dalam ember dan tambahkan NPK mutiara, urea,
vetsin, MKP Putih, trasi halus dan garam ke dalam ember.
 Tambahkan larutan gula merah dan EM4 ke dalam ember.
 Aduk hingga tercampur dengan rata.
 Tuang ke dalam jirigen dan tutup hingga rapat.
 Diamkan selama 3 hari, baru bisa pupuk cair digunakan.
Aplikasinya :
 Ambil satu gelas aqua ukuran 200ml pupuk Salam ke dalam 16 liter tangki
semprot.
 Kocor ke tanaman yang kita budidayakan
Manfaatnya :
 Unsur N (Nitrogen). Unsur ini berfungsi sebagai penyusun asam amino
(Protein). Asam nukleat serta clorofil. Hal ini akan menjadikan tanaman
lebih hijau. Pertumbuhan tanaman akan lebih menjadi cepat serta
meningkatkan kandungan protein pada hasil panen.
 Unsur P (Phospor). Unsur hara P berfungsi sebagai penyimpan dan
menyalurkan energi dan aktifitas metabolisme tanaman, dampak positifnya
adalah terpacunya pertubuhan akar memacu perkembangan jaringan,
merangsang pembentukan bunga dan pematangan buah. Meningkatkan
daya tahan terhadap penyakit.
 Unsur K (Kalium). Unsur ini adalah sebagai aktifator enzim yang
berpartisipasi dalam proses metabolisme tanaman, selain itu membantu
proses penyerapan air dan hara dalam tanah. Unsur hara kah juga membantu
menyalurkan hasil asimilasi dari daun ke seluruh jaringan tanaman.
Inilah manfaat pupuk cair Salam yang kami buat, untuk hasil panennya adalah
sebagai berikut :

Gambar 14.
Hasil Panen Sayuran

Gambar 15.
Hasil Panen Sayuran
Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan yang telah kami dilaksanakan, maka dapat disimpulkan


empat hal berikut, Pelaksanaan kegiatan penghijauan dapat menimbulkan rasa
peduli terhadap lingkungan dalam diri siswa di SMK Negeri 1 Gemarang
Kabupaten Madiun. Kegiatan penghijauan mendapatkan respon positif dari seluruh
warga sekolah, baik dari guru maupun siswa; Siswa mendapat pengetahuan baru
mengenai media tanam yang bisa digunakan dalam menanam tanaman; dan Siswa
berperan dalam praktik menanam dan menata tanaman di sekitar lingkungan
sekolah. Selain itu pula dengan kegiatan bercocok tanam dan pembuatan pupuk,
merupakan pengalaman dan ilmu yang sangat berharga sekali, untuk kami sebagai
siswa SMK yang kompetensi kami di sekolah tidak diajarkan dalam kelas. Ini akan
sangat bermanfaat sekali bagi kami selaku generasi muda dalam terjun di
masyarakat.
Daftar Pustaka

Adriansyah, M. A., Sofia, L., & Rifayanti, R. (2019). "Pengaruh Pelatihan


Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap Sikap Peduli Anak akan
Kelestarian Lingkungan." Psikostudia : Jurnal Psikologi, 5(2), 86-106
https://doi.org/10.30872/psikostudia.v5i2.2281
Agusta, Hida Anel & Heru Subrata. 2016. “Wisata Sampah” sebagai Strategi
Penanaman Karakter Cinta Lingkungan pada Mata Pelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup Kelas IV SDN Kresek IV Madiun”. Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 4(2): 131-140. http://mahasiswa.unesa.ac.id
Barat, J., Solikhah, N., Mustaram, A. L., & Wulanningrum, S. D. (2018). "Area
Hijau Edukatif di SD-SMK Perti , Tanjung Gedong , Grogol, Jakarta Barat.
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia. 1(1), 248–255.
https://journal.untar.ac.id
Gunawan, Hadi dan Guslinda. (2019). "Analisis Sikap Peduli Lingkungan Siswa
SD Negeri 184 Pekan Baru. Jurnal PGSD, 8 (2): 139-147.
Hamidah, Ririn, Dina Mayan Sari, Dwi Mayasari & Novendra Halim. (2017).
“Penanaman Toga sebagai Wujud Cinta Lingkungan”. ABADIMAS ADI
BUANA, 01(2): 65-72. DOI: https://doi.org/10.36456/abadimas.v1.i2
Idrus, A., & Novia, Y. (2018). "Pelaksanaan Nilai Peduli Lingkungan di Sekolah
Dasar." Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 3(2), 203–219.
https://doi.org/10.22437/gentala.v3i2.6757

Anda mungkin juga menyukai