Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

PEMBUATAN PUPUK CAIR DAN PUPUK KALSIUM


CITA DI MASA PANDEMI
TANGAN KITA
BUDI DAN ROSA
GAPAI ADIWIYATA NASIONAL
LINGKUNGAN YANG INDAH
HARAPAN SEKOLAHKU
PEMBUATAN PUPUK CAIR DAN PUPUK KALSIUM
Oleh : Drs. Sudarsono, M.Si.

Assalamualaikum
Saya Sudarsono guru SDN. NGAGEL 1 / 394 dan sekaligus merupakan bagian
dari Tim Sekolah Adiwiyata Nasional SDN. Ngagel 1 / 394 dalam rangka
mempersiapkan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional, maka saya mempersiapkan
pembuatan dua jenis pupuk, yaitu pupuk cair EcoEnzym dan pupuk Kalsium
Dalam pembuatan kedua pupuk di atas, saya dibantu oleh teman-teman
guru/Tim Adiwita SDN. Ngahel 1/394. Dengan kerja sama dan kompak kami
melaksanakan tahapan-tahapan pembuatan pupuk tersebut secara urut dan runtut.
Mulai dari persiapan alat-alat yang diperlukan, bahan-bahan yang dibutuhkan,
proses pembuatan, hingga pupuk tersebut jadi dan siap digunakan serta manfaat
yang diperoleh dari penggunaan pupuk tersebut.
Baiklah selanjutnya saya jelaskan tahapan-tahapan dalam pembuatan masing-
mading pupuk, sebagai berikut
1. PUPUK CAIR SERBA GUNA (ECOENZYM)
A. Alat-alat yang Diperlukan:
1) Blender
2)Timba lastik ukuran sedang
3) Tongkat/ alat pengaduk
B. Bahan-bahan yan Diperlukan
1) Kulit buah 5 kg
2) Air 10 liter
3) Gula Jawa/gula merah 1 kg
C. Proses pembuatan
1) Mula-mula sediakan timba dan diisi air 10 liter
2) Tiriskan gula jawa/gula merah setelah itu blender kemudian masukkan ke dalam
timba berisi air lalu diaduk
3) Siapkan kulit buah, di sini kulit buah saya ambil/minta dari penjual buah
surungan. Tanpa dicuci langsung dimasukkan blender bertahap, sapai habis lalu
hasilnya masukkan ke timba lalu diaduk merata.
4) Selanjutnya dibiarkan selama 3 (tiga) bulan, sebab pada masa ini akan terjadi
perubahan sifat pada cairan tersebut, yaitu:
a) Pada bulan pertama cairan banyak mengandung alkohol
b) Pada bulan kedua cairan menjadi cuka / asam
c) Pada bulan ke tiga cairan akan menjadi ECOENZYM/ cairan serba guna
D. Proses Penggunaan
1) Aduklah cairan ecoenzym hingga merata
2) Ambillhan cairan ecoenzym satu liter masukkan pada timba lainnya kemudian
tambahkan air 10 liter
3) Ambil 200 ml siramkan disekitar tanaman. Biarkan tanaman selama sehari tidak
disiram air, agar ecoenzym meresap dalam tanah dan diserap oleh tanaman. Dan
lakukan hal ini setiap minggu hanya sekali
E. Manfaat cairan ecoenzym
1) Mengurangi tingkat keasaman tanah sehingga tanah menjadi subur
2) Warna daun tumbuhan menjadi lebih bersih dan mengkilat, sehingga tumbuhan
lebih sehat
3) Tanaman cepat berbuah/ berbunga
4)Cairan ecoenzym juga bisa digunakan untuk mengobati luka bakar, menjernihkan
air dan banyak lagi manfaat lainnya.

2. PUKAL (PUPUK KALSIUM)


Dikatakan pupuk kalsium karena pupuk ini banyak mengandung zal kalsium
yang sangat dibutuhkan oleh tanah untuk menyuburkan tanah dan mengurangi sifat
asam dar tanah
A. Alat yang Diperlukan:
1) Blender
2) Sendok makan
3) Plastik tempat pukal
B. Bahan yang Diperlukan
1) Kulit telur bagian luar/ cangkang
C. Proses Pembuatan
1) kumpulkan kulit telur/cangkang telur lalu dijemur hingga kering
2) Setelah kulit telur/cangkang telur sudah benar-benar kering lalu diinjak-injak
hingga hancur lalu biarkan tetap dijemur
3) Berikutnya kumpulkan kulit telur/cangkang telur tersebut lalu diblender hingga
benar-benar halus, selanjutnya masukkan tempat plastik dan pupuk kalsium siap
digunakan.
D. Proses Penggunaan
1) Ambillah 1 sendok makan lalu taburkan pada tanah di sekitar tanaman
selanjutnya, siram dengan air agar meresap dalam tanah
2) Hal ini bisa diulang setiap sebulan sekali untuk menja ga kesuburan tanah dan
menguatkan batang tanaman
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang Ecoenzym dan Pukal, semoga
bermanfaat bagi kita semua, aamiin.
CITA DI MASA PANDEMI
Oleh : Zaerozi, S.Pd.

. SDN Ngagel I / 394 adalah sekolah Adiwiyata tingkat Propinsi. “Saat ini
kami sedang bahu membahu bersama guru, komite dan orangtua siswa dalam
rangka mempersiapkan Adiwiyata Nasional”. Seluruh warga sekolah dengan tekat
yang kuat, bekerja keras, bahu membahu seluruh pokja setiap hari tiada hari tanpa
lelah untuk mewujudkan tekat tersebut.
Kepala SDN Ngagel I/394 , Sri Surantini S.Pd,M.Si mengharapkan kepada
semua pihak untuk senantiasa bersinergi dan terus menjalin komunikasi yang baik
dalam mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan hidup., sekolah yang
berkarakter, sekolah ramah anak, Sekolah Adiwiyata, Sekolah Prestasi, Sekolah
Kewirausahaan, Sekolah Literasi dan sebagainya untuk sebutan sekolah yang
terbaik.. Perubahan-perubahan wujut nyata, semakin hari suasana dan lingkungan
sekolah semakin bagus, indah, bersih, rindang, hijau, dan suasananya sangat
menyenangkan.
Lokasi SDN Ngagel I/394 sangat strategis. Lokasinya di Jalan Ngagel 211
A..Mudah dijangkau dari berbagai jalur di Kota Surabaya ini. Sebagai salah satu
lembaga pendidikan yang berada di kota besar, tempatnya cukup ideal artinya tidak
terlalu jauh dari pemukiman penduduk dan tidak berkerumun dengan pumukiman
penduduk yang pada umumnya di Surabaya adalah padat penduduk. Ukuran
luasnya juga cukup ideal. Letak dan tata ruang bangunan atau ruang kelas juga
cukup ideal serta mempunyai halaman yang cukup luas
Di sekolah SDN Ngagel I / 394 ini terdapat berbagai macam pohon, dan
tanaman yang ada di area kebun sekolah. Diantaranya mangga, , palm, pisang ,
nangka, sawo, dan lain sebagainya dan juga tanaman perdu dan kebun sayur
organik. Dan juga di setiap sudut sekolah di hiasi taman bunga sehingga menambah
kesejukan dan keasrian lingkungan sekolah. Dan yang membanggakan adalah
tanaman Roselanya, Maskot Rosela. Belajar pun terasa nyaman, udara segar dan
sejauh mata memandang hamparan hijau dedaunan nampak disetiap langkah
menuju gedung ke gedung belajar. Kondisi lingkugan seperti ini diharapan akan
mampu menjadi motivasi kepada semua civitas akademik sekolah agar selalu
bersemangat dalam semua aktifitasnya.
Dengan luas lokasi 1.394 m2 , SDN Ngagel I / 394 mampu menampung
seluruh aspek yang dibutuhkan dalam sebuah proses pendidikan itu sendiri, yakni
meliputi aspek kognitif ( berpikir), psikomotor ( keterampilan hidup ), serta afektif
( sikap/ karakter ) bagi para siswanya. Pembentukan budaya bersih misalnya
diwujudkan melalui pantauan guru terhadap perilaku siswa dalam membuang
sampah, aktivitas hemat energy di kelas, hingga pemanfaatan sampah atau limbah
basah dan kering.
Kegiatan dalam penghijauan lingkungan yang kami lakukan dan melibatkan
seluruh warga sekolah yang terdiri dari siswa, komite dan orangtua siswa
diantaranya pembibitan tanaman hias, hutan sekolah, budidaya ikan lele, TOGA
(Tanaman Obat Keluarga) dan pengelolaan limbah dan sampah.
Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi dambaan institusi
pendidikan kapanpun dan dimanapun.Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
juga mencerminkan keberadaan warga sekolah yang ada mulai dari siswa ,
guru, staf, karyawan, unsur pimpinan sekolah bahkan sampai orang tua
siswa. Sangatlah tepat , himbaun yang mengatakan bahwa tanggung jawab
penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban dan
tangggungjawab bersama.
Adiwiyata, secara internasional disebut pula dengan Green School adalah
salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong
terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian
lingkungan hidup. Diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan
sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindari dampak lingkungan yang
negatif.
. Green School lebih bermakna pada pembentukkan sikap anak didik dan
warga sekolah terhadap lingkungan, yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah. Hal ini diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari, baik di sekolah,
rumah atau di lingkungan tempat tinggalnya. Termasuk di dalamnya program
kurikulum hijau, artinya kurikulum yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan
dalam bahasannya serta mengintegrasikan materi lingkungan ke dalam
pembelajarannya, sesuai dengan topik bahasannya.
Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi dambaan institusi
pendidikan kapanpun dan dimanapun.Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
juga mencerminkan keberadaan warga sekolah yang ada mulai dari siswa ,
guru, staf, karyawan, unsur pimpinan sekolah bahkan sampai orang tua
siswa. Sangatlah tepat , himbaun yang mengatakan bahwa tanggung jawab
penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban dan
tangggungjawab bersama.Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan upaya
untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau
elemen masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan
lingkungan. Semua itu pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk
berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan generasi
sekarang dan yang akan datang.
Dalam menjalankan dan melaksanakan Program Sekolah Adiwiyata, setiap
sekolah paling tidak memenuhi setidaknya ada 4 indikator pokok yang diwajibkan.
Untuk itu yang harus diperhatikan pihak sekolah, yaitu:
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan; Dalam hal ini antara lain : Visi dan Misi
Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Kebijakan Sekolah tentang
pengembangan pengelolaan lingkungan hidup, peningkatan pendidikan SDM,
penghematan SDA,pola hidup bersih dan sehat(PHBS) pengalokasian dana
kegiatan LH.
2. Pelaksanaan dan Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan; Dapat
digambarkan sebagai pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,
Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di
masyarakat sekitar, Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan
budaya, Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan
kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif; Dalam hal ini antara lain : Menciptakan
kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif
di sekolah, mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak
luar,Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan
pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan. Pengembangan fungsi sarana
pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup, Peningkatan
kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan
sekolah,Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK),Peningkatan kualitas
pelayanan makanan sehat,Pengembangan sistem pengelolaan sampah. Jadi
idealnya sekolah-sekolah yang sudah menerapkan ke 4 indikator tersebut, sudah
tergolong kriteria sekolah adiwiyata disesuaikan dengan kondisi sekolah/daerah
masing-masing. Jadi belum tentu semua kebijakan di sekolah satu sama dengan
kebijakan di sekolah/daerah lain.
Untuk mewujudkan sekolah adwiyata, ada dua prinsip dasar dari sekolah
adiwiyata, yaitu partisipatif dari warga sekolah yang terlibat dalam manajemen
sekolah melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan peran
dan tanggung jawab. Kedua, berkelanjutan. Keseluruhan kegiatan harus dilakukan
secara terus menerus secara komprehensif.
Berikut di antara manfaat dari program Adiwiyata ;
 Mengubah perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya pelestarian
lingkungan.
 Meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan sumber daya dan
energi.
 Dapat menghindari sejumlah resiko dampak lingkungan yang terdapat di wilayah
sekolah.
 Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah.
 Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah.
 Menjadikan tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan juga benar.
 Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi
segenap seluruh warga sekolah.
Dengan demikian, untuk mewujudkan sekolah adiwiyata memelukan
proses panjang, karena melibatkan seluruh civitas akdemik sekolah, artinya
perwujudan sekolah adiwiyata ini tidak bisa dengan dadakan atau langkah seketika
akan terwujud.
Kami mohon dukungan dan supportnya kepada semua pihak agar kami bisa
menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional dan dapat lanjut ke jenjang berikutnya
menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, harap guru yang selalu energik.
TANGAN KITA
Oleh : Tawang purwarini, S.Pd.

Rido adalah anak baik, dia adalah salah satu muridku yang sangat
rajin.Sejak dia duduk di kelas satu, aku perhatikan dia sudah mempunyai kebiasaan
yang sangat baik.Anaknya sangat santun dalam berbicara dan selalu menyapa
kepada semua guru bila bertemu.Sekarang Rido menjadi salah satu muridku di
kelas 5A, Sayangnya saat ini semua siswaku belajar dari rumah, tetapi tetap aku
bisa berkomunikasi meski lewat vicon.Satu hal yang membuatku sangat salut
adalah kebiasaanya membuang sampah pada tempatnya.

Tak sekalipun ia membuang bungkus permen atau bungkus jajan lainnya


sembarangan, ia lebih memilih mengantongi plastik bekas bungkus permen
ketimbang ia buang di sembarang tempat. Meski di rumah dia selalu menerapkan
kebiasaan itu,demikian juga cerita dari ibunya.Dia memang dari kecil sudah
dibiasakan oleh orang tuanya untuk membantu meski sekecil apapun, misal
membuang sampah dari dirinya sendiri.Jadi anak itu selalu membuang sampah
pada tempatnya dan kalau tidak ada tempat sampah selalu dibawa di sakunya
dahulu sampai menemukan tempat sampah.Dan itu dia lakukan dimana saja,
seperti bila sedang berada di sekolah.
Senin kemaren, pada saat ada sosialisasi ANBK dan Rido menjadi salah
satu peserta didik yang terpilih untuk mengikuti sosialisasi ANBK.Pada
kesempatan itu aku bertanya kepada Rido tentang kedisiplinannya itu"Apa yang
membuatmu sedisiplin ini nak " tanyaku pada Rido. Kata guru ngajiku , "Allah
melihat apa yang kita lakukan, sekecil apapun. Walau membuang secuil sampah,
itu menjadi catatan untuk kita. Walau hanya berusaha tidak membuang secuil
sampah, itu juga dinilai olehnya" jawabnya.
Seketika jawaban itu membuat aku merinding. Tak kusangka ia begitu
menjaga tanganya dari hal buruk. Walau dari secuil sampah yang dibuang
sembarangan. Hal tersebut menjadi salah satu contoh bahwa bila kita mendidik
anak didik kita sedari kecil, akan terbawa sampai dia besar, dan merupakan
tauladan yang baik buat teman-temannya dan sekitarnya.
Di hati kecilku yang paling dalam , aku berdoa supaya anak sebaik Rido
akan tetap menjaga apa yang telah dia lakukan sejak kecil, dan bisa mempengaruhi
teman-teman disekitarnya sampai di dewasa nanti.Sehingga akan banyak Rido lain
yang muncul. Karena masalah sampah itu adalah masalah yang sangat luar biasa
dampaknya, bila tidak kita pikirkan solusinya dari sekarang kapan lagi, karena
pendidikanlah yang bisa mengubah cara berpikir seseorang, termasuk kepada anak
didik kita. Sekecil apapun perubahan yang bisa kita lakukan untuk kebaikan
lingkungan kita tetapi efeknya mendunia.
Saya berharap untuk semua guru juga mendukung segala aksi tentang
sampah, kita dukung bila ada anak didik kita yang sudah mempunyai inisiatif yang
baik, . kita fasilitasi mereka dengan baik supaya menular ke anak didik yang lain.
Kita sebagai garda terdepan untuk memberi contoh yang baik agar dampak dari
pembiasaan membuang sampah pada tempatnya dan mencintai lingkungan kita
rasakan Bersama tidak hanya di sekitar lingkungan sekolah tetapi di masyarakat
luas .
Semangat untuk pelestari lingkungan………
BUDI DAN ROSA
Oleh : Pudji Winarsih, S.Pd.

Halo perkenalkan namaku Nesya Indah Sasi Kirana, hari ini aku akan
menceritakan pengalaman mengikuti penganugrahan PangPut LH yaitu Pangeran
Putri lingkungan hidup, di saat aku sedang bermain di luar bersama teman-teman
aku ditawari oleh mamaku, Mama berkata “Nesya kamu mau ta ikut pangeran Putri
lingkungan hidup, ya” aku jawab “ mau ma aku mau, dan proyek ku adalah
membuat kompos dari bahan organik”. Sebelumnya aku juga sudah pernah ikut
penganugerahan Pangeran dan Puteri LH tahun 2020, tapi aku gagal pada seleksi
3. Pada waktu itu proyekku adalah SIMOL singkatan dari Nasi Micro Organime
Lokal.
Aku akan cerita sedikit tentang proyekku Simol. Proyekku ini terinspirasi
dari mamaku yang kebingunagn untuk membuang nasi yang tersiasa atau basi. Pada
awalnya sisa nasi dari rumahku dibuang ke samping rumah yang banyak ayamnya
atau diberikan tetangga yang suka menjemur nasi untuk dijadikan nasi aking. Pada
suatu hari ayam – ayam itu banyak yang mati dan tetanggaku tidak bisa menjemur
nasi karena sering hujan. Dari peritiwa itulah tanteku memberi saran supaya nasi
diolah menjadi pupuk cair. Nah, dari ide tanteku aku berniat untuk menjadikan
proyek LH ku yang kemudian ku beri nama SIMOL yaitu Nasi Micro Organisme
Lokal. Aku mendapatkan no. Peserta 454, dari sinilah aku memulai aksiku. Tak
lupa aku memperkenalkan proyekku ini pada warga SDN Ngagel I/394.
Selain mengembangkan proyekku, aku juga mengikuti kegiatan – kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan. dibawah ini adalah kegiatanku untuk peduli
lingkungan.
Hari sampah sedunia

Family tree plaantin


Menggunakan kotak makan pada saat bli Frieed chiken dii Indomart.

Selain aku mengembangkan proyekku, aku juga harus melaporkan kegiatan –


kegiatan yang aku lakukan.

Tapi sayang aku berhenti pada seleksi 3, kecewa sih tapi gimana lagi, tapi aku masih
ingin ikut lagi di tahun depan.
Pada tahun 2021 Tunas Hijau mengadakan lagi penganugerahan Pangeran dan
Puteri Lingkungan Hidup.
Untuk Proyeku kali ini adalah Budi darosa, apa itu Budi dahRossa Budi Darosa
yaitu Budidaya Bunga Rosella, mengapa aku memilih proyek Budidaya Bunga
Rosella karena di sekolahanku banyak sekali bunga Rosella, selain itu bunga rosella
adalah ikon sekolahanku. Alasan bunga rosella sebagai Icon adalah selain
warnanya yang indah bunga rosella ini mempunyai manfaat yang sangat banyak
sekali diantaranya adalah 1 sebagai tanaman tentunya dapat mengurangi polusi
udara melihat kondisi sekolah berada di dekat jalan raya. Selain itu bunga rosella
bermanfaat untuk kesehatan dan kesegaran tubuh. Untuk dapat merasakan manfaat
dari bunga rosella tersebut maka kita harus mengolah bunga rosella menjadi
makanan dan minuman Produk dari SDN Ngagel 1 Surabaya. Nah dari sinilaah ide
untuk menjadikan ikon SDN Ngagel I/394 menjadi proyekku.
Bibit Rosella pada awalnya diberi oleh Bu Tawang Purwarini, karena beliau adalah
koordinaator lingkungan di sekolahku dan yang pertama kali memperkenalkan
Rosella ini ke warga SDN ngagel I/394. Bersama mamaku yang kebetulan menjadi
guru pembina dalam pengembangan proyek ini aku memulai kegiatannya.
Sesampai di rumah aku mulai mempersiapkan alat dan media tanamnya.

Untuk mengawali proyek aku dan mamaku menanam bibit rosella sebanyak 150
lebih dan di sekolah sebanyak 200 lebih bibit rosella, setelah 5 hari akan tumbuh
tunas, setelah itu aku pindah di polybag kalau di sekolah aku pindah di pot aku
sirami setiap hari. O iya aku juga di bantu papa saat menanam bibit rosella.

Selain rosella aku juga membuat aquaponik yang di tanami tanaman sawi yang
bawahnya ada kolam lele.
Aku juga membuat kompos dari sisa sayur juga bekas pembakaran kayu.

Dalam kegiatan ini aku juga mengajak teman – temanku untuk gabung. Mereka
sangat senang dan antusias. Menyiram tanaman rosella di rumah tanaman rosella
itu juga seperti manusia sobat ijo oleh karena itu kita juga harus merawat dan
memelihara. Supaya tanaman itu dapat menghasilkan apa yang kita harapkan.

Di bawah ini adalah capaian targetku


Capaian yang sudah aku dapat dalam proyek Budi dan Rossa adalah
1. Menanam bibit rosella sebanyak 250 di sekolah dan di rumah.
2. Yang sudah aku pindah ke dalam polybag sebanyak 179
3. Presentasi proyek kepada warga sekitar rumah sebanyak 5 keluarga.
4. Memanen bunga rosella yang ada di sekolah sebanyak 3 kg

5. Membuat aquaponik dari 38 botol bekas dan 76 gelas air mineral.


6. Memanfaatkan gelas mineral untuk tempat pembibitan
7. Menanam bibit sawi sebanyak 200 tanaman sawi.
8. Ternak ikan lele sebanyak 500 ekor
9. Membuat kompos dari sisa dapur sebanyak 10 kg.
10. Membibit bener rosella 100 biji
11. Membuat selai, sirup dan permen dari bunga rosella
Kali ini kegiatanku adalah memanen rosella bersama kepala sekolah dan guru SDN
Ngagel 1. Rosella yang telah dipanen diolah menjadi bahan makanan seperti sirup,
teh, selai dan permen. Sebagian akan dikonsumsi warga sekolah dan sebagian lagi
akan dijual. Sedangkan bijinya akan di keringkan agar dapat melakukan
penyemaian sehingga budidaya rosella di SDN Ngagel 1 semakin subur dan
melimpah. SDN Ngagel I/394 sering sekali panen. Selain bibit rosella dikembang
juga di bagikan pada warga sekitar tak jarang bibit rosella ini ada yang membeli.
Memindah tanaman rosella yang sudah beberapa kali panen dengan tanaman rosella
yang belum pernah panen . Setelah itu aku menyiram tanaman rosella dan tanaman
yang lain. Bibit rosella yang di sekolah berjumlah 300. Tapi sayang yang hampir
50 rosella dimakan oleh tikus.
Dan akhirnya aku masuk seleksi tiga, aku dan namaku terus melanjutkan proyek
proyeknya tetapi aku mulai malas dan tidak percaya diri aku disuruh ini enggak
mau ini enggak mau ini kak mau ngomong bentar sampai aku dan juga aku jarang
nulis proyek dan akhirnya aku gak neng seleksi dan aku berakhir dari situ tadi.
Kegiatanku sangat banyak sekali, aku tidak bisa menceritakan lagi nanti ku pasang
foto – fotonya aja yaa?
Saat aku masuk seleksi tiga aku sudah merasa malas dan jarang melakukan
kegiatan. Aku jarang sekali menyiram tanaman ku, semua kegiatan yang biasanya
aku lakukan sekarang dilakukan mama. Aku juga tidak pernh membuat laporan
sehingga aku tidak lolos pada seleksi 4. Sebenarnya aku sedih dan merasa bersalah,
tapi mamaku hanya berkata “ jangan kuatir maasih banyak kesempatan, namun
kalau kesempatan itu di sia – siakaan lagi maka rugilah kita” aku hanya bisa berkata
dalam hati “ maafkan aku ma “ sambil meneteskan air mata.
Yah begitulah cerita pengalaman ku mengikuti pangeran putri lingkungan hidup
jadi jangan ditiru ya yang tidak baik. Kata mamaku “ketika kita lapar ada nasi
di meja makan tetapi kita tidak berusaha tuk mengambilnya maka matilah
kita karena kelaparan”
Sayonara.......
GAPAI ADIWIYATA NASIONAL
Oleh : Suhariati S.Pd

Sekolah adiwiyata adalah sekolah yang memiliki kepedulian terhadap


pelestarian, perlindungan dan upaya untuk mencegah kerusakan dan pencemaran
lingkungan. Sejak berdiri pada tahun 1961 sekolah ini telah mencanangkan hal
tersebut sebagai salah satu pembentukan karakter peserta didik akan kepeduliannya
dengan lingkungan sekolahnya.
Sebuah sekolah bisa memiliki berbagai macam sebutan atau julukan
( branding ). Misalnya sekolah ramah anak, sekolah kewirausahaan, sekolah
literasi, sekolah adiwiyata, dan sebagainya. Semua jenis sebutan tersebut
membawa misi dan nilai tertentu.

Demikian pula dengan branding ( Rossela ) sekolah Adiwiyata yang


diemban SDN Ngagel I / 394 Surabaya . Sekolah Adiwiyata merupakan suatu
konsep yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) RI melalui Peraturan Menteri LHK No. 52 Tahun 2019 Tentang Gerakan
Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.. Program sekolah Adiwiyata
merupakan implementasi dari praktik baik sekolah yang memiliki kesadaran tinggi
seputar lingkungannya. Lebih jauh, melalui program sekolah Adiwiyata diharapkan
tercipta sebuah budaya kuat untuk mencintai lingkungan secara terpadu.
Adapun elemen penilaian sekolah Adiwiyata didasarkan pada hal-hal sebagi
berikut:
1. Aspek RAPBS ( rancangan pendapatan dan belanja sekolah ) harus
mencapai 20% dari anggaran sekolah untuk kegiatan Adiwiyata ini.
2. Aspek kurikulum meliputi pembelajaran yang diselenggarakan harus
mencapai 60% integrasi lingkungan ke dalam pembelajaran.
3. Aspek kegiatan siswa harus mengacu pada terbentuknya karakter kecintaan
pada lingkungan.
4. Aspek penataan lingkungan harus memenuhi unsur-unsur sebuah sekolah
Adiwiyata, seperti keberadaan kantin sehat, hutan sekolah, pemilahan
sampah plastik dan nonplastik, hingga terciptanya karakter atau budaya
tertib seluruh warga sekolah.
5. Aspek pengelolaan informasi sekolah Adiwiyata melalui kanal-kanal
informasi baik cetak maupun digital di lingkungan sekolah dan luar sekolah
seperti website sekolah, majalah, dan mading.
6. Aspek keterlibatan pihak luar sekolah sebagai mitra sekolah dan kerjasama
antarinstansi agar terwujud perilaku cinta lingkungan secara terpadu.
Dengan demikian gerakan atau program sekolah Adiwiyata merupakan
sebuah program yang berupaya untuk melibatkan seluruh warga sekolah untuk
peduli terhadap kelestarian lingkungannya. Hal ini akan berimbas pada gairah
belajar seluruh warga sekolah karena kenyamanan lingkungan yang dihuninya
terasa sejuk dan hijau. Lebih jauh, diharapkan tercipta budaya atau karakter positif
warga sekolah untuk saling menghargai satu sama lain dan berakhlak mulia.
Dengan luas lokasi 1.394 m2 , SDN Ngagel I / 394 mampu menampung
seluruh aspek yang dibutuhkan dalam sebuah proses pendidikan itu sendiri, yakni
meliputi aspek kognitif ( berpikir), psikomotor ( keterampilan hidup ), serta afektif
( sikap/ karakter ) bagi para siswanya. Pembentukan budaya bersih misalnya
diwujudkan melalui pantauan guru terhadap perilaku siswa dalam membuang
sampah, aktivitas hemat energy di kelas, hingga pemanfaatan sampah atau limbah
basah dan keringnya.
Di sekolah ini terdapat berbagai macam pohon, atau sekitar 320 pohon ada
di area kebun sekolah. Diantaranya mangga, , palm, pisang , nangka, sawo, dan lain
sebagainya dan juga tanaman perdu dan kebun sayur organik. Dan juga di setiap
sudut sekolah di hiasi taman bunga sehingga menambah kesejukan dan keasrian
lingkungan sekolah. Belajar pun terasa nyaman, udara segar dan sejauh mata
memandang hamparan hijau dedaunan nampak disetiap langkah menuju gedung ke
gedung belajar. Kondisi lingkugan seperti ini diharapan akan mampu menjadi
motivasi kepada semua civitas akademik sekolah agar selalu bersemangat dalam
semua aktifitasnya.
Secara teknis, kegiatan sekolah Adiwiyata berbasiskan lingkungan sama
dengan kegiatan pembelajaran pada umumnya meliputi kegiatan belajar mengajar
baik secara akademik maupun nonakademik. Muaranya juga sama yaitu
mewujudkan peserta didik yang kompeten dan cinta lingkungan.
Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala
ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan. Tujuan Program Adiwiyata ini adalah untuk
menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk cita-cita pembangunan
berkelanjutan, secara singkat Adiwiyata merupakan nama proram pendidikan
lingkungan hidup.
“Saat ini kami sedang bahu membahu bersama guru, komite dan orangtua
siswa dalam rangka mempersiapkan adiwiyata nasional”.
Sekolah harus bekerjasama atau bermitra dengan berbagai pihak, serta
adanya peningkatan dan pengembangan mutu berbasis lingkungan hidup. Yang
paling penting adalah, seluruh warga sekolah harus berkarakter dan berbudaya
lingkungan hidup dalam kegiatan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah.

Kegiatan dalam penghijauan lingkungan yang kami lakukan dan melibatkan


seluruh warga sekolah yang terdiri dari siswa, komite dan orangtua siswa
diantaranya pembibitan tanaman hias, hutan sekolah, budidaya ikan lele, TOGA
(Tanaman Obat Keluarga) dan pengelolaan limbah dan sampah.
Kami mohon dukungan dan supportnya kepada semua pihak agar kami bisa
menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional dan dapat lanjut ke jenjang berikutnya
menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, harap guru yang selalu energik ini.
Kepala SDN Ngagel I/394 , Sri Surantini S.Pd, M.Pd mengharapkan kepada
semua pihak untuk senantiasa bersinergi dan terus menjalin komunikasi yang baik
dalam mewujudkan madrasah yang berwawasan lingkungan hidup.
Pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja
lainnya), sehingga upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan.
Dengan adiwiyata, maka pemerintah telah memberikan penghargaan bahwa
sekolah-sekolah telah berhasil mendidik siswa menjadi individu yang bertanggung
jawab terhadap lingkungan hidup. Penghargaan adiwiyata bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran lingkungan melalui lembaga pendidikan formal mulai
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas se Indonesia.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa sejak dicanangkannya
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan  pada 21 Februari 2006, sekolah
adiwiyata bertujuan meningkatkan kapasitas, pengetahuan, dan pemahaman
tentang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan melalui dunia pendidikan.
Sekolah Adiwiyata merupakan sarana yang tepat dan ideal, untuk
mewujudkan bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (PPLH). Sekolah merupakan tempat memperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma, serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup dalam menuju cita-cita pembangunan
berkelanjutan. Melalui tata kelola sekolah yang baik dapat mendukung
pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Untuk mewujudkan sekolah adwiyata, ada dua prinsip dasar dari sekolah
adiwiyata, yaitu partisipatif dari warga sekolah yang terlibat dalam manajemen
sekolah melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan peran
dan tanggung jawab. Kedua, berkelanjutan. Keseluruhan kegiatan harus dilakukan
secara terus menerus secara komprehensif.
Dengan demikian, untuk mewujudkan sekolah adiwiyata memelukan
proses panjang, karena melibatkan seluruh civitas akdemik sekolah, artinya
perwujudan sekolah adiwiyata ini tidak bisa dengan dadakan atau langkah seketika
akan terwujud.
LINGKUNGAN YANG INDAH
Oleh : Siti Sumardliyah, S.Pd.

Gerakan yang dimaksud dalam adiwiyata ini terdapat dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 2019 tentang “Gerakan Peduli dan Berbudaya
Lingkungan Hidup di Sekolah”, mencakup penerapan perilaku ramah lingkungan
hidup (PRLH); konservasi energi; konservasi air; pembelajaran pada mata pelajaran
atau ekstrakulikuler; kebersihan, sanitasi dan drainase; penanaman dan
pemeliharaan pohon; serta inovasi terkait PRLH. Dalam menjalankan dan
melaksanakan Program Sekolah Adiwiyata, setiap sekolah paling tidak memenuhi
setidaknya ada 4 indikator pokok yang diwajibkan. Untuk itu yang harus
diperhatikan pihak sekolah, yaitu:

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan; Dalam hal ini antara lain : Visi dan Misi
Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Kebijakan Sekolah tentang
pengembangan pengelolaan lingkungan hidup, peningkatan pendidikan SDM,
penghematan SDA,pola hidup bersih dan sehat(PHBS) pengalokasian dana
kegiatan LH. (disesuaikan kondisi wilayah/sekolah masing-masing).

2. Pelaksanaan dan Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan; Dapat


digambarkan sebagai pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,
Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di
masyarakat sekitar, Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan
budaya, Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan
kesadaran siswa tentang lingkungan hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup bisa
dilakukan dalam 2 cara: monolitik yakni menjadi satu mapel khusus, dan atau
integratif yakni masuk ke dalam sub-sub materi di pelajaran lain. (disesuaikan
kondisi wilayah/sekolah masing-masing).

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif; Dalam hal ini antara lain : Menciptakan
kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif
di sekolah, mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak
luar,Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan
pendidikan lingkungan hidup di sekolah. (disesuaikan kondisi wilayah/sekolah
masing-masing).

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan. Pengembangan fungsi sarana


pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup, Peningkatan
kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan
sekolah,Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK),Peningkatan kualitas
pelayanan makanan sehat,Pengembangan sistem pengelolaan sampah. (disesuaikan
kondisi wilayah/sekolah masing-masing) Jadi idealnya sekolah-sekolah
yang sudah menerapkan ke 4 indikator tersebut, sudah tergolong kriteria sekolah
adiwiyata disesuaikan dengan kondisi sekolah/daerah masing-masing. Jadi belum
tentu semua kebijakan di sekolah satu sama dengan kebijakan di sekolah/daerah
lain.
warga sekolah melakuka kerja bakti membersih kan sekolah Guru dan semua
siswa-siswi langsung membantu kerja bakti.Ternyata sampah-sampah banyak
menyumbat selokan.dan langsung di bersihkan.setelah di bersihkan alirannya
menjadi lancar,dan tidak akan kuatir terkena banjir.Dan sekolah juga di lakukan
penghijauan dengan menanam tumbuhan di pot-pot,setiap kelas harus memiliki
minimal satu atau dua tanaman.Dan sekolahku menjadi bersih dan hijau.

Kalau di kotaku juga dilakukan kegiatan membersihkan sungai agar aliran sungai-
sungai menjadi lacar.dan tidak terkena banjir seperti kota-kota besar lainnya.
Pemerintah dan masyarakat juga semangat dengan kegiatan itu.Bahkan
walikotanya juga turun untuk membersihkan lingkungan.Dari kegiatan itu kota
menjadi bersih dan sehat.
Selain dengan pembersihan sungai-sungai pemerintah kota juga mengadakan
penghijauan lingkungan.Yaitu penghijauan dari kampung ke kampung.Nanti jika
kampung itu bagus,bersih dan hijau,kampung itu akan di datangi oleh wali kota.
Penghijauan itu berfungsi sebagai penghasil oksigen dan pengurang polusi
udara.Dan membuat masyarakat menjadi tidak sakit.
Selain di kampung-kampung,di sekolah-sekolah juga di adakan lomba kebersihan
dan kehijauan yang disebut dengan lomba ADIWIYATA.Yaitu lomba tang
memperhitungkan sekolah siapa yang paling bersih dan hijau adalah sekolah
pemenangnya. diwiyata adalah upaya membangun program atau wadah yang baik dan ideal
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Adiwiyata merupakan nama program pendidikan lingkungan hidup Bentuk tanggung jawab
masyarakat terhadap sampah dilingkungan sekitar antara lain: Menjaga
kebersihan lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempat sampah.
Memungut sampah yang dibuang disembarang tempat, untuk selanjutnya kita buang
ketempat sampah. ... Mendaur ulang sampah, menjadi barang-barang yang berguna.
Sampah tidak hanya bisa di buang,tetapi sampah itu dapat di olah menjadi barang
yang berguna dan bisa di manfaatkan.Sehingga dapat mengurangi jumlah sampah
di tempat pembuangan dan tidak menyebabkan polusi.
Hidup di lingkungan yang bersih membuat kita hidup nyaman dan tentram
Saya berkerja di SDN NGAGEL I/394 SURABAYA. Sekolahku ini merupakan
salah satu sekolah yang menerapkan budaya-budaya adiwiyata di lingkungan
sekitarnya. Bahkan, budaya adiwiyata itu juga diterapkan ke dalam setiap
pendidikan para siswanya. Adiwiyata merupakan sebuah program yang bertujuan
untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga
sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Budaya adiwiyata sudah
menjadi keseharian dari para siswa sekolah . Selain itu, sekolah adiwiyata
merupakan identitas dan ciri khas dari sekolah, yaitu SDN NGAGEL I /394
SURABAYA.
Begitu bangganya dengan lingkungan di sekolah itu. Namun, sayangnya
terkadang kebanggan itu terganggu karena ulah tangan-tangan jahil yang tidak
bertanggungjawab. Mereka berlaku seenaknya dengan membuat lingkungan
kebanggaanku itu menjadi kotor. Akibatnya, lingkungan kebanggaanku itu menjadi
kurang sedap dipandang. Herannya, terkadang perbuatan tidak bertanggungjawab
itu dilakukan oleh beberapa siswa dari sekolah itu sendiri. Seakan mereka tidak
peduli dengan keindahan lingkungan, mereka melakukan hal-hal yang dapat
mengganggu keindahan lingkungan, seperti membuang sampah sembarangan,
memetik tumbuhan sembarangan, dan lain-lain.
Maka dari itu, pihak sekolah segera mengambil tindakan untuk menindak -lanjuti
para siswa yang sudah merusak keindahan lingkungan dengan hal-hal yang tidak
bertanggungjawab karena dimulai dari melakukan hal sepele atau hal kecil,
misalnya buang sampah sembarangan itu bisa menjadi sebuah kebiasaan yang sulit
untuk dihilangkan. Dengan demikian, pihak sekolah harus segera mengambil
tindakan agar para siswa bisa segera berubah dan menyadari kesalahan dan bisa
menjadi lebih baik di kemudian hari. Tindakan yang diberikan oleh pihak sekolah
biasanya tidak terlalu berat, tetapi langsung memberikan dampak yang positif.
Tindakan itu berupa binaan yang dilakukan oleh guru-guru yang bersangkutan. Para
guru dengan sabar membimbing dan menjelaskan kesalahan mereka, sehingga para
siswapun merasa nyaman dan akhirnya mereka segera menyadari kesalahannya.
lingkungan dan kebersihan. Di Sekolahnya. Adiwita, yang bukan Sekolah elit atau
mewah tapi bagus. Pak mansur bergabung di adiwiyata karena ingin sekolahnya
bersih dan bebas dari sampah. Pak Mansur bersama tim Adiwiyata mengumpulkan
botol-botol,jelanta mimnyak goreng bekas yang berserakan, hasilnya akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tim adiwiyata kedepan. Dalam menuju
lomba adiwiyata tingkat NASIONAL dan banyak hal yang suda dipersiapkan oleh
SDN NGAGEL I/ 394 SURABAYA.

Anda mungkin juga menyukai