Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kayla Puan Azizzah

Kelas : XI – 8

Essay dengan Tema Sekolah Hijau

“Sekolah Hijau”

Jadikan sekolah hijau karena sekolah adalah rumah kita.

Menciptakan generasi hebat yang berwawasan lingkungan memanglah tidak mudah. Maka dari
itu, menumbuhkan kesadaran lingkungan haruslah diterapkan sejak dari bangku sekolah. Hal
itulah yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) melalui konsep sekolah hijau. Sekolah hijau bukan hanya tampilan fisik
sekolah yang rindang dan hijau, tetapi juga memiliki program dan aktivitas pendidikan yang
mengarah pada kesadaran lingkungan hidup.

Ada beberapa tujuan pelaksanaan sekolah hijau. Tujuan pelaksanaan tersebut adalah
meningkatkan kesadaran lingkungan, memupuk sikap cinta lingkungan, memelihara sumber
daya alam, dan menunjang program pendidikan lingkungan berkelanjutan. Menciptakan tempat
belajar yang lebih baik untuk meningkatkan mutu murid, guru, wali murid, hingga masyarakat
sekitar sekaligus melestarikan lingkungan hidup.
Untuk mewujudkan sekolah hijau beberapa langkah-langkah harus dilakukan antara lain (1)
pengembangan kurikulum berwawasan lingkungan, (2) Peningkatan kualitas sekolah dan
lingkungan sekitarnya, (3) pengembangan pendidikan berbasis komunitas, (4) pengembangan
sistem pendukung yang ramah lingkungan, (5) pengembangan manajemen sekolah berwawasan
lingkungan . Agar tetap dapat menjalankan visi dan misinya sebagai sekolah hijau maka suatu
satuan pendidikan perlu mengembangkan manajemen sekolah berwawasan lingkungan. Sekolah
hijau seharusnya berbuat untuk menciptakan kualitas lingkungan sekolah yang kondusif,
ekologis, lestari secara nyata dan berkelanjutan, tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif
dan inovatif dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal

Untuk membangun sekolah hijau (green school), sebuah sekolah wajib memiliki empat syarat
utama, yaitu pengetahuan hijau (green cognitive), sikap hijau (green affective), keterampilan
hijau (green psychomotor), dan lingkungan hijau (green environment)

Pengetahuan hijau (green cognitive) berpijak pada kata 5W + 1H, artinya semua warga sekolah
harus paham betul tentang Apa (What) itu sekolah hijau, Mengapa (Why) harus dijadikan
sekolah hijau, Siapa (Who) saja yang harus terlibat dalam sekolah hijau, Dimana (Where) atau
lokasi mana saja yang harus dihijaukan, Kapan (When) pelaksanaan sekolah hijau itu
dicanangkan, serta Bagaimana (How) penerapan sekolah hijau secara baik dan benar.

Sikap hijau (green affective) berhubungan dengan sikap dan cara pandang semua warga sekolah
terhadap alam dan lingkungan. Pemahaman terhadap alam dan lingkungan bukan hanya tahu dan
paham secara pengetahuan, tetapi harus diarahkan pada perenungan tentang hakikat dan peranan
manusia di permukaan bumi. Jika input pengetahuan dan proses perenungannya berlangsung
dengan baik, maka upaya pelestarian alam dan lingkungan bukan karena terpaksa, tetapi atas
dorongan, kesadaran sikap dan tanggung jawab pribadi yang disertai dengan niat dan semangat
yang tinggi.

Keterampilan hijau (green psychomotor) berkaitan erat dengan kegiatan nyata dari semua warga
sekolah dalam penerapan sekolah hijau. Adapun beberapa kegiatan yang bisa dilaksanakan, yaitu
pertama, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler (pencinta alam, kader hijau, jum’at bersih,
lomba kebersihan kelas), kedua, kegiatan aksi lingkungan yang diprakarsai sekolah dan
melibatkan masyarakat (penanaman pohon, pengelolaan sampah, kampanye lingkungan), ketiga,
keikutsertaan sekolah pada aksi lingkungan yang dilaksanakan pihak luar
(gerakan penanaman sejuta pohon yang dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga swadaya
masyarakat), keempat, pemanfaatan sarana pendukung sekolah untuk media pembelajaran
lingkungan hidup (pengelolaan sampah/komposting, TOGA, green house, papan nama ilmiah
dan nama daerah/lokal suatu tanaman),

Kelima, pengelolaan sarana pendukung dan fasilitas sekolah yang ramah lingkungan (pengaturan
ventilisasi dan cahaya sekolah, pengaturan dan pemeliharaan pohon penghijauan), keenam,
upaya pengelolaan dan fasilitas sanitasi (penyediaan tenaga, keterlibatan peserta didik dan guru,
ketersediaan air bersih, kebersihan drainase), ketujuh, upaya implementasi penghematan sumber
daya alam (penghematan air, listrik dan alat tulis kantor), kedelapan, upaya peningkatan kantin,
makanan dan minuman sehat ( penempatan lokasi, sosialisasi kriteria makanan sehat pada
pengelola), dan sembilan, upaya pengelolaan sampah (tempat sampah organik dan an organik,
sistem pengangkutan sampah, kegiatan 3R-recycle, reuse dan reduce-).

Lingkungan hijau (green environment) adalah lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat
pengaturan, pembuatan dan pemeliharaan hutan sekolah, taman sekolah, kebun sekolah, green
house dan tanaman penghijauan lainnya serta logo/slogan/kredo dan baliho yang berkaitan
dengan pelestarian alam dan lingkungan.

Jika lingkungan hijau di sekolah telah menjadi sebuah kebutuhan, maka peserta didik dengan
berbagai aktivitas dan kreativitasnya akan membuat lingkungan sekolah menjadi tempat belajar
yang nyaman, rindang, bersih dan indah. Dengan lingkungan yang seperti itu akan membuat
peserta didik dapat belajar dengan penuh konsentrasi yang sangat berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar.

Bila keempat syarat utama di atas telah terpenuhi, sebuah sekolah layak memperkenalkan dirinya
sebagai sekolah hijau. Sebaliknya jika salah satu syarat itu tidak ada, maka cita-cita membangun
sekolah hijau tidak akan berhasil dengan sempurna. Namun demikian, jika semua warga sekolah
mempunyai niat dan semangat yang tinggi untuk membangun sekolah hijau, pasti cita-cita itu
akan tercapai.

Keuntungan dari konsep green school adalah siswa menjadi lebih sadar lingkungan dan berperan
aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup

Anda mungkin juga menyukai