Anda di halaman 1dari 9

SEKOLAH HIJAU SEBAGAI ALTERNATIF

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN


MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Sumarmi

Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 6 Malang, e-mail: fmipa@malang.ac.id

Abstract: Green school have the comitment to systematically develop school programs
internalizing environmental values. As the environtment education is geared toward the
development of knowledge, awareness, positive attitude, and responsible behavior toward
environment, a joyful learning approach seemingly appropriate for green schools is contextual
teaching and learning (CTL). Through CTL, green schools can create more meaningful lessons,
making the environtment education real.

Kata kunci: sekolah hijau, pendidikan lingkungan, pendidikan kontekstual.


Pendidikan lingkungan hidup merupakan dan perilaku siswa terhadap
usaha untuk melestarikan lingkungan yang lingkungannya.
dilakukakan dari generasi sekarang ke Sekolah sebagai lembaga sosial
generasi yang akan datang. Secara memiliki peran yang strategis bagi masa
eksplisit menunjukkan bahwa perjuangan depan bangsa. Kualitas generasi bangsa di
manusia untuk melestarikan dan masa mendatang sangat ditentukan oleh
menyelamatkan lingkungan hidupnya, kualitas sekolah saat ini. Nawawi (dalam
supaya tidak terjadi kepunahan dan tetap Handoyo, 2002) menyatakan peran
terjaga daya dukung lingkungan harus sekolah sebagai berikut: membantu anak
dilakukan secara berkesinambungan, memperoleh pengetahuan, ketrampilan
dengan jaminan estafet antar generasi. bahkan keahlian yang diperlukan untuk
Penanaman pondasi lingkungan sejak mencari nafkah hidup masing-masing
dini menjadi solusi utama yang harus kelak setelah dewasa; membantu anak
dilakukan, agar generasi muda memiliki mempelajari cara penyelesaian masalah-
pemahan tentang lingkungan hidup dengan masalah kehidupan, baik sebagai masalah
baik dan benar. Pendidikan lingkungan individu maupun masalah masyarakat;
hidup diharapkan mampu menjembatani membantu anak mengembangkan
dan mendidik anak agar bersikap dan sosialitas masing-masing agar mampu
berperilaku bijaksana dan arif terhadap menyesuaikan diri dalam kehidupan
lingkungannya. Oleh sebab itu pendidikan bersama dan masyarakat yang dinamis
lingkungan harus dilakukan secara sebagai warga negara suatu bangsa; dan
terprogram dan berkelanjutan. Dengan memperbaiki mutu dan kualitas kehidupan
memasukkan materi pendidikan manusia.
lingkungan hidup ke dalam mata pelajaran Sekolah mempunyai peranan yang
tertentu secara integrative, misalnya ke sangat penting untuk mengantarkan siswa
dalam pelajaran geografi, biologi, kimia, ke masa depan. Saat ini pendidikan bukan
PPKN, kertakes dan yang lain atau lagi dipahami sebagai beban, tetapi harus
pendidikan lingkungan yang berdiri sendiri ditampilkan sebagai sesuatu yang
secara monolitik, memberikan dimensi menyenangkan, membebaskan,
baru untuk meningkatkan pemahan, sikap memanusiakan dan memaknai kehidupan
secara baik. Paradigma pendidikan yang
20 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 15, Nomor 1, Februari 2008, hlm. 19-25

demikian akan mendorong anak didik sekolah bagaimanapun keadaannya.


untuk memberdayakan dirinya dan Konsep itu dapat diterapkan pada sekolah
bertanggung jawab pada lingkungannya. di perkotaan maupun di pedesaan, di
Berdasarkan visi tersebut di atas, pegunungan maupun pantai, di kawasan
sekolah mempunyai peranan besar untuk pertanian maupun industri. Pendek kata
menghasilkan generasi yang mempunyai greening school free of space.
pengetahuan luas, trampil memecahkan Greening school merupakan konsep
masalah dan bertanggung jawab atas yang bersifat pro aktif. Konsep itu tidak
keputusan yang telah diambilnya. Untuk perlu diterapkan secara terpaksa atau
menopang visi demikian, sekolah hijau dipaksakan, tetapi berjalan secara natural,
merupakan alternatif pendidikan berdasarkan kesiapan dan kebutuhan
lingkungan hidup yang kontekstual bersama.
Greening school beranjak dari dan
SEKOLAH HIJAU menuju situasi yang menyenangkan (joyful
learning). Semua elemen sekolah merasa
Sekolah hijau merupakan sekolah senang dan kehadiran konsep itu, menuju
yang memiliki kebijakan positif dalam kondisi yang menyenangkan pula.
pendidikan lingkungan hidup, artinya Kehadirannya didambakan dan tujuannya
dalam segala aspek kegiatannya
19
diharapkan.
mempertimbangkan aspek lingkungan Greening school berorientasi pada
(Susilo, 2001). Selain itu sekolah hijau upaya menumbuhkembangkan kesadaran
yaitu sekolah yang memiliki komitmen tindakan siswa terhadap masalah
dan secara sistematis mengembangkan lingkungan hidup di sekolah sebagai
program-program untuk bagian dari keseluruhan masalah
menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan secara global. Dalam konsep
lingkungan ke dalam seluruh aktifitas itu mengajak, guru dan Kepala Sekolah
sekolah. Program sekolah hijau untuk berpikir secara global dan bertindak
dikembangkan melalui lima kegiatan secara lokal.
utama yaitu (1) pengembangan kurikulum Greening school merupakan nilai
berwawasan lingkungan, (2) peningkatan yang dinamis. Konsep itu tidak statis
kualitas kawasan sekolah dan lingkungan berorientasi pada masa lalu, tetapi realistis
sekitarnya, (3) pengembangan pendidikan beranjak pada situasi obyektif yang ada
berbasis komunitas, (4) pengembangan dan berupaya untuk memperbaikinya
sistem pendukung yang ramah lingkungan secara nyata.
dan (5) pengembangan manajemen Menurut Turcotte (2003) petunjuk
sekolah berwawasan lingkungan. praktis dalam melaksanakan sekolah hijau
Menurut Handoyo (2002) secara yang komprehensip meliputi hal-hal
konseptual greening school dapat diartikan berikut ini.
sebagai program pendidikan yang Indoor Air Quality merupakan
bertujuan untuk menumbuhkembangkan kegiatan yang menciptakan kondisi udara
sikap dan perilaku konstruktif pada diri dalam ruangan yang alami dengan
siswa, guru dan kepala sekolah terhadap ventilasi yang cukup atau menggunakan
permasalahan lingkungan hidup yang ada pendingin dan penghangat ruangan yang
di sekolah dan sekitarnya. Secara terpelihara. Problem Pest merupakan
konseptual greening school memiliki kegiatan untuk menciptakan kondisi yang
prinsip-prinsip sebagai berikut. bebas dari racun pestisida. Waste
Greening school dapat Management Program melakukan
diimplementasikan pada lingkungan kegiatan recycling and composting yang
Sumarmi, Sekolah Hijau sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup 21

melibatkan partisipasi siswa untuk menggunakan kertas depan belakang,


melakukannya sekaligus mendapatkan pembuangan sampah, menggunakan air
manfaat lingkungan dan keuntungan hujan untuk menyirami tanaman dan
ekonomi. Energy Efficient melakukan membuat pupuk kompos dari sisa makanan
efisiensi energi terutama energi air dan dan tumbuhan, (2) penghematan energi air
energi listrik. Environmental Management dan energi listrik, (3) penghijauan sekolah
System membuat sistem pengelolaan yang antara lain merencanakan konsep
sekolah yang berwawasan lingkungan, jadi taman sesuai manfaatnya, contoh: Taman
semua kebijakan yang dibuat sekolah Sains, Taman Herba, Taman Kaktus,
harus berwawasan lingkungan. Building Taman Anggrek dan sebagainya, Membuat
Material and Product Usage pelabelan pohon dan fungsi dari masing-
menggunakan material untuk membangun masing pohon, penggunaan pupuk organik.
bangunan sekolah yang sehat dan aman. Pelaksanaan sekolah hijau di Jakarta
Curriculum memasukkan materi berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala
pembelajaran yang bertujuan untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No 651
membekali siswa dalam pelestarian Tahun 1979 berisi (1) mewajibkan para
lingkungan ke dalam kurikulum. Water pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah
Concervation and reuse melakukan Lanjutan untuk membiakkan sedikitnya
pengolahan limbah cair, pembuatan sumur satu tanaman tiap tahun/murid guna
resapan dan kegiatan lain yang berkaitan menghijaukan lingkungan sekolah, untuk
dengan manajemen sumber daya air. Toxic Sekolah Dasar dengan membiakkan biji-
Chemical menjaga sekolah supaya bijian, untuk Sekolah Lanjutan dengan
terbebas dari bahan-bahan berupa racun pembiakan cangkok; (2) jenis tanaman
dari bahan kimia. Landscaping yang dibiakkan sebisa mungkin jenis
pengelolaan halaman sekolah untuk pohon pelindung dan pohon produktif; (3)
penataan taman dengan fungsi-fungsi sekolah-sekolah yang memiliki halaman
tertentu sesuai yang direncanakan. supaya melaksanakan penghijauan dalam
Environmental, Health and Safety bentuk taman sekolah yang meliputi pohon
menciptakan lingkungan yang baik, sehat pelindung dan pohon produktif, tanaman
dan aman bagi murid dan pekerja yang ada perdu, tanaman bungabungaan dan rumput
di sekolah. Dust menjaga kebersihan dari juga tanaman yang ditanam dalam pot
debu. (PEMDA DKI Jakarta, 1979).
Tujuan diadakannya sekolah hijau Kegiatan sekolah hijau dilakukan
menurut Minggu Alam Sekitar untuk memberikan pengetahuan tentang
Malaysia/MASM 2004 adalah (1) lingkungan, sekaligus mempraktikkannya
meningkatkan kesadaran para siswa dalam di sekolah. Kegiatan sekolah hijau antara
memelihara lingkungan sekolah, (2) lain bertema tentang sampah. Harapannya
memupuk sikap positif dan cinta adalah semakin banyak sekolah menyadari
lingkungan di kalangan warga sekolah, (3) masalah lingkungan dan mengelola
membentuk lingkungan sekolah yang sampah di sekolah masing-masing maka
menitikberatkan pemeliharaan sumber masalah sampah akan bisa dikurangi.
daya alam, (4) berusaha untuk membuat Dalam kegiatan sekolah hijau para siswa
sekolah melaksanakan pendidikan diberi pengetahuan tentang sampah, jenis
lingkungan yang berkelanjutan sampah, bahaya sampah serta cara
(Kementrian Sumber Asli dan Alam mengelola sampah. Pengetahuan ini
Sekitar, 2004). digunakan sebagai dasar bagi siswa untuk
Kegiatan sekolah hijau menurut melakukan praktik mengelola sampah.
MASM 2004 tersebut meliputi (1) Program Kegiatan yang dilakukan siswa bisa dalam
5 R (Rethink, Reduce, Repair, Reause, bentuk bermain, menggambar, membuat
Recycle), kegiatan 5 R tersebut antara lain prakarya dari bahan bekas, melakukan
22 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 15, Nomor 1, Februari 2008, hlm. 19-25

daur ulang kertas serta membuat kompos 6HPER\DQ EHUEXQ\L ‡EHUSLNLU


sehingga pembelajaran benar-benar JOREDO EHUWLQGDN OoNDO·
menyenangkan, bermakna dan berada pada EXNDQ KDQ\D VHPER\DQ VDMD
konteks lingkungan sekolah sendiri, tetapi WHWDSL VXGDK Karus dilakukan.
manfaatnya dapat mencakup konteks yang Ada beberapa persyaratan agar
luas. pendidikan lingkungan hidup berhasil,
yaitu (1) pendidikan lingkungan sebagai
SEKOLAH HIJAU SEBAGAI prinsip belajar. Pendidikan lingkungan
ALTERNATIF PENDIDIKAN dalam arti yang menyeluruh tidak terbatas
LINGKUNGAN pada pembelajaran menurut jadwal,
melainkan menjadi prinsip pembelajaran
Pendidikan lingkungan bertujuan yang menyeluruh yang mempunyai
untuk membuat orang sadar lingkungan. pengaruh pada seluruh kegiatan sekolah;
Sadar lingkungan diartikan sebagai bagian (2) pelajaran yang berorientasi pada
dari kesadaran yang bertumpu pada proyek. Pelajaran dengan proyek
terbentuknya hubungan yang positif antara menggambarkan suatu bentuk yang tinggi
individu dan lingkungan alam, sosial dan dari pendidikan itu ditandai oleh orientasi
lingkungan yang telah terbentuk dengan terhadap situasi, integrasi bidang/fak,
memperhatikan keteraturan hukum akses yang menyeluruh, belajar dalam
ekologi. Tujuannya adalah terbentuknya bentuk tindakan, kegiatan yang
sikap-sikap yang sadar lingkungan yang mandiri/individuliasi, bentuk-bentuk kerja
berdasar pada nilai-nilai yang sesuai. sosial yang beragam, orientasi pada proses
Berdasarkan teori psikologi perkembangan dan produk; (3) lapangan ekologis tempat
menunjukkan dengan jelas, bahwa belajar. Pada praktik pelaksanaan
semakin muda usia anak, pendidikan pendidikan lingkungan, materi-materi
lingkungan akan semakin memberikan yang digunakan di sekolah juga tidak
hasil yang positif. boleh diabaikan. Hal itu berkaitan dengan
Menurut psikologi belajar pendidikan pengelolaan kegiatan dan lingkungan
lingkungan sangat penting terutama belajar sekolah yang cocok, misalnya mengurangi
dari contoh/teladan guru (guru, kawan, sampah, penggunaan alat pembersih ramah
media) belajar dengan praktik (projek), lingkungan, makanan dan minuman yang
belajar karena dorongan (dorongan dari ekologis, halaman sekolah yang
diri sendiri atau dorongan dari orang lain) mencerminkan keadaan lingkungan yang
dan belajar dengan menelaah/penelitian baik manajemen sumberdaya air, hemat
(bentuk belajar tertinggi). energi dan sebagainya (Turcotte, 2003).
Kondisi dunia sekarang terjadi Sebagai konsepsi yang ingin
banyak permasalahan lingkungan antara mendekatkan anak didik dengan
lain polusi udara yang sudah melewati lingkungannya, sekolah hijau memerlukan
ambang baku mutu, semakin luasnya pendekatan pembelajaran yang sesuai
lubang ozon, sering terjadinya banjir, dengan makna itu. Pendekatan-pendekatan
kekeringan di beberapa tempat, terjadinya yang sesuai dengan maksud itu, dan
banyak kegagalan panen adanya badai dan sedang menjadi wacana dalam
sebagainya akibat terjadinya pemanasan pembelajaran di Indonesia adalah
global yang merupakan efek dari rumah pendekatan integratif, konstruktif,
kaca. Oleh sebab itu pendidikan partisipatif, dan kontekstual.
lingkungan tidak
EROHK VHEDJDL ‡SHGDJRJLN
EHQFDQD· \DQJ KDQ\D meratapi pada
akibat-akibat permasalahan tersebut.
Sumarmi, Sekolah Hijau sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup 23

SEKOLAH HIJAU SEBAGAI Agar siswa memahami materi


ALTERNATIF PENDIDIKAN pelajaran (dengan cepat dan mudah, guru
LINGKUNGAN DENGAN diharapkan mengkaitkan materi yang
MENGGUNAKAN PENDEKATAN sedang diajarkan dengan konteksnya.
KONTEKSTUAL %DWDVDQ LVWLODK ‡NRQWHNV·
Strategi untuk menyampaikan GL VLQL DGDODK Widak hanya
pendidikan lingkungan dapat ditempuh menyangkut konteks lingkungan sekitar di
melalui dua alternatif yaitu mana siswa bertempat tinggal, bersekolah
(1) pendekatan monolitik, ialah tetapi jauh lebih luas dari itu yakni bisa
pendekatan yang didasarkan pada dikaitkan konteks pengalaman siswa,
pemikiran bahwa setiap mata pelajaran minat siswa, sosial budaya masyarakat,
merupakan sebuah komponen yang berdiri dan sebagainya.
sendiri dan mempunyai tujuan tertentu Daya pikir imajinatif siswa akan
dalam satu kesatuan sistem. (2) terangsang untuk aktif apabila sesuatu
Pendekatan itegratif, ialah memadukan materi, topik, atau pokok bahasan yang
atau menyatukan materi pendidikan sedang dibahas oleh guru menyentuh dan
lingkungan ke dalam bidang studi lain atau bersinggungan dengan konteks yang telah
memadukan dengan pelajaran tertentu mereka kenal, alami, atau yang menjadi
misalnya pelajaran geografi, biologi, pusat perhatiannya. Sebagai contoh apabila
kimia, ekonomi, PPKN dan sebagainya seseorang mendengar tentang suatu nama
(Sarwono, 1997; Suwarno, 2002). (apakah nama tempat, orang, atau barang),
Pendidikan lingkungan dapat dimulai maka bayangan siswa akan melayang pada
dari halhal yang sederhana dengan apa yang telah mereka alami, rasakan, atau
melakukan kegiatan nyata sampai dengan bayangkan. Oleh karena itu ketertarikan
kegiatan yang kompleks berupa penelitian. materi pelajaran dengan konteks tersebut,
Siswa diperkenalkan dengan konsep akan sangat mendorong siswa untuk turut
pendidikan yang menyatu dengan alam aktif mengambil bagian serta berpartisipasi
dan kesadaran bahwa segala sesuatu yang baik secara fisik, mental, maupun sosial.
ada di alam dapat dipelajari. Misalnya Keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajak siswa menanam tanaman dan mengajar di kelas, akan menciptakan
memeliharanya, kemudian menghubungan suasana yang menyenangkan bagi siswa
dengan manfaat dari tanaman, dan (joyful learning), yang pada gilirannya
bagaimana situasinya kalau tidak ada akan menumbuhkan minat siswa terhadap
tanaman. Dengan kesadaran lewat praktik mata pelajaran tersebut.
nyata ini diharapkan mereka akan lebih Pembelajaran kontekstual pada
peduli pada lingkungannya. dasarnya bertujuan untuk membantu guru
Pendidikan lingkungan ini sangat mengkaitkan antara isi materi pelajaran
penting terutama di tengah-tengah dengan situasi kehidupan nyata dari diri
keprihatinan kita terhadap kondisi siswa dan berusaha memberi motivasi
lingkungan yang semakin buruk. Oleh kepada siswa untuk membuat hubungan
sebab itu perlu peningkatan pengetahuan, antara pengetahuan yang sedang dipelajari
pembentukan sikap dan peningkatan dengan penerapannya dalam kehidupan
perilaku siswa untuk berpartisipasi mereka sehari-hari. Untuk lebih
langsung terhadap masalah lingkungan memahami konsepsi pembelajaran
yang terjadi. Sehingga konsep lingkungan kontekstual ini, maka dapat dielaborasi
hidup tidak hanya dimaknai sebagai dari dua aspek, yaitu dari aspek guru
wacana kurikulum saja tetapi diharapkan sebagai pengajar, dan dari aspek siswa
sudah mampu membentuk karakter siswa sebagai pembelajar.
yang mampu mencintai lingkungannya.
Dari Aspek Guru
24 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 15, Nomor 1, Februari 2008, hlm. 19-25

Pengajaran kontekstual (contextual materi pelajaran dengan pengalaman


teaching) merupakan suatu model langsung siswa sehari-hari. Pengalaman
pembelajaran yang memungkinkan siswa yang dialami siswa di luar sekolah, apabila
untuk bisa memperkuat, memperluas, dan ada kaitannya dengan materi yang sedang
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dipelajari di kelas atau di lingkungan
mereka dalam berbagai latar/lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran,
baik di dalam sekolah, maupun luar maka siswa merasa ikut terlibat secara
sekolah, agar dapat memecahkan masalah- emosional dalam kegiatan pembelajaran.
masalah yang secara nyata dihadapi siswa Sehingga dengan demikian siswa akan
ataupun masalah-masalah yang sengaja merasa senang, tidak tertekan, dan
disimulasikan kepadanya. menikmati dalam belajar, yang pada
Berdasarkan uraian tersebut di atas, gilirannya siswa dengan mudah
dapat diketahui dalam pembelajaran mempelajari materi pelajaran dengan
kontekstual materi/bahan palajaran harus sebaik-baiknya. Jika hal ini terjadi, maka
mempunyai hubungan yang erat dengan dapat dipastikan bahwa pengetahuan,
suatu konteks, entah konteks itu berupa kemampuan, serta ketrampilan siswa akan
pengetahuan, ketrampilan, ataupun berupa meningkat baik secara akademis maupun
konteks lingkungan kehidupan dimana secara praktis-aplikatif.
siswa tersebut berada, apakah di dalam Ada 6 (enam) komponen yang harus
sekolah atau di luar sekolah. Dengan diperhatikan dalam mengembangkan
keterkaitan tersebut maka siswa dapat Pembelajaran Kontekstual.
dengan sendirinya memanfaatkan Pertama, semua unsur proses
pengetahuan dan ketrampilan yang sedang pembelajaran yang diberikan dan dialami
dipelajarinya di sekolah untuk kemudian oleh siswa hendaknya memiliki nilai
diterapkannya dalam kehidupan nyata positif serta mengandung relevansi yang
seharihari. Bahkan dalam implikasi, siswa tinggi terhadap pengalaman dan kebutuhan
dapat mengembangkan hidupnya sehari-hari, baik untuk masa kini
pengetahuan/ketrampilan tersebut untuk maupun untuk masa mendatang. Sehingga
mengatasi segala persoalan yang dihadapi pembelajaran model kontekstual ini
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Oleh hendaknya mempunyai nilai serta manfaat
karena itu untuk mengaplikasikan bagi perbaikan kualitas hidup siswa sehari-
pembelajaran kontekstual ini, maka guru hari. Berkaitan dengan pendidikan
hendaknya memilih dan menentukan lingkungan hidup bahwa apa yang
topiktopik/pokok bahasan yang bisa dipelajari anak hendaknya mempunyai
dikembangkan dengan menggunakan makna untuk membekali anak dalam
pendekatan pembelajaran kontekstual pelestarian lingkungan. Pemberian bekal
terutama terkait dengan masalah-masalah pengalaman nyata tentang pelestarian
lingkungan yang penting dan nyata terjadi lingkungan di sekolah dilakukan melalui
di masyarakat. Sehingga dengan demikian program sekolah hijau.
siswa dapat memperoleh manfaat langsung Kedua, pengetahuan yang diajarkan
setelah mengikuti pelajaran di sekolah. kepada atau yang sedang dipelajari oleh
Dari Aspek Siswa siswa hendaknya dapat diaplikasikan baik
Belajar kontekstual (contextual secara langsung maupun tidak langsung
learning) baru dapat terjadi apabila siswa oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
telah dapat mengaplikasikan dan Sekolah hijau ini merupakan wahana bagi
mengalami apa yang sedang diajarkan/ anak untuk menerapkan pengetahuannya
dipelajari. Berdasarkan uraian tersebut, dalam mengelola lingkungannya sehari-
maka untuk belajar kontekstual harus hari di sekolah. Sebagai contoh mengatasi
terjadi keterkaitan yang sangat erat antara sampah dengan membuat kompos atau
barang-barang dengan daur ulang sampah.
Sumarmi, Sekolah Hijau sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup 25

Dengan bertambahnya penduduk yang penilaian dilakukan secara tepat dan


semakin cepat perlu pemenuhan kebutuhan akurat. Untuk itu guru hendaknya
pangan dengan cepat, untuk itu perlu diajar menggunakan teknik penilaian melalui
pembiakan tanaman dengan kultur pengukuran, pencatatan terhadap
jaringan, dan sebagainya. kemampuan dan kecakapan siswa, seperti
Ketiga, selama proses pembelajaran ccontohnya dengan menggunakan
dengan model kontekstual ini, siswa diajak obeservasi/pengamatan langsung, rekaman
untuk menggunakan kemampuan berfikir aktivitas siswa, portfolio, daftar
tingkat tinggi, seperti kemampuan berfikir pengamatan, rubrik, dan sebagainya. Yang
kritis, analitis, dan kreatif, tidak seperti penting dalam hal ini adalah siswa diberi
biasanya hanya menggunakan kemampuan kesempatan dan kepercayaan untuk ikut
berfikir tingkat rendah seperti ingatan atau berperan menilai dirinya sendiri.
menghafal saja. Dalam penerapan sekolah Sebagai contoh kalau pokok
hijau anak diajak berpartisipasi secara bahasannya membiakkan tanaman dengan
langsung, sehingga kalau siswa melakukan mencangkok ya harus betul-betul
sesuatu dan hasilnya berbeda dengan siswa dilakukan pencangkokan tanaman dari
lain maka mereka akan berfikir kritis dan awal sampai berhasil tumbuh akar. Atau
cenderung ingin tahu mengapa bisa terjadi membuat pigora foto dari kertas daur
seperti itu. ulang ya harus dilaporkan prosesnya dari
Keempat, model pembelajaran awal sampai jadi hasil karyanya.
kontekstual tidak perlu menggunakan atau Sebagai bagian dari pendidikan
mengacu pada kurikulum khusus. Dengan lingkungan hidup, model sekolah hijau
demikian untuk menerapkan pembelajaran senantiasa berkembang. Model sekolah
kontekstual tidak diperlukan merubah atau hijau yang bisa dikembangkan antara lain
menyusun kurikulum baru, tetapi hanya dengan melakukan kegiatan sebagai
menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan berikut.
konteksnya. Oleh sebab itu untuk Menggunakan halaman sekolah
menciptakan sekolah hijau harus sebagai sumber belajar. Halaman sekolah
memperhatikan apa yang dibutuhkan dapat dijadikan sumber belajar siswa.
untuk menunjang pencapaian kurikulum Siswa diajar untuk mengamati banyak hal
tersebut. Misalnya dibuat Taman Sains di sana, mulai dari keanekaragaman
yang diperlukan untuk memenuhi sebagai tanaman yang dilihat dari strukturnya,
media dalam pembelajaran biologi, jenis daunnya, jenis bunganya, jenis biji
geografi, kimia, kertakes, bahasa dan buahnya, syarat tumbuhnya sampai
sebagainya. Sehingga penciptaan sekolah manfaatnya. Keadaan fisik, seperti
hijau benar-benar berkaitan dan kebersihan halaman, kondisi pembuangan
bermanfaat dalam membantu belajar sampah, kondisi drainase di sekolah,
siswa. kondisi penataan taman dan sebagainya.
Kelima, pada pembelajaran Halaman sekolah umumnya
kontekstual harus memperhatikan dan digunakan sebagai tempat bermain siswa
menghargai keberagaman nilainilai budaya pada waktu istirahat. Kondisi dan keadaan
yang terdapat pada suatu daerah dimana halaman sekolah dapat ditata sehingga
sekolah berada, sehingga dapat menjadi tempat bermain yang aman,
mengakomodir semua kepentingan dari rindang dan indah. Halaman dapat
setiap karakter yang ada (individu siswa, ditanami pohon pelindung dan pohon
guru, kelompok siswa, atau masyarakat). produktif, tanaman perdu, semak,
Keenam, dalam pembelajaran bungabungaan dan tanaman penutup tanah
kontekstual dibutuhkan jenis penilaian berupa rumput. Dan jenis tanaman lain
yang menggambarkan kemampuan nyata yang memberikan nilai-nilai kelingkungan
dari siswa (authentic assesment), sehingga misalnya pojok kaktus, pojok anggrek,
26 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 15, Nomor 1, Februari 2008, hlm. 19-25

pojok pembiakan jamur, pojok tanaman industri rumah tangga. Dengan kepedulian
langka, pojok tanaman obat dan Setiap sekolah dapat mengidentifikasi
sebagainya yang membekali siswa dalam obyek apa yang dapat digunakan untuk
upaya pelestarian lingkungan. sebagai obyek wisata siswa. Menurut
Praktik pengelolaan sampah. Sampah Lunberk (1994) dalam Susilo (1992)
di lingkungan sekolah dapat berupa banyak sekali kegiatan di luar kelas yang
sampah organik dan sampah an organik. dapat dipelajari siswa, seperti bagaimana
Pengelolaan sampah di sekolah, misalnya menggunakan indra untuk mengenal alam,
kegiatan memilah sampah, membuang bagaimana menulis puisi tentang alam,
sampah di tempat yang terpisah, membuat melukis alam, mencari jejak, mewarna
kompos dengan komposter di sekolah dengan zat pewarna alam, membuat
dapat menjadi contoh bagi siswa. Hal itu dekorasi dengan batu, bunga cemara, biji-
akan menyumbang ke pembinaan sikap bijian, rumput dan sebagainya.
siswa mengenai sampah dalam kehidupan Mencari tambahan bahan pustaka
mereka di masyarakat kelak. Membuat mengenai pendidikan lingkungan hidup.
barang-barang hasil karya dengan barang Untuk mengembangkan wawasan dan
daur ulang. permasalahan lingkungan sebaiknya guru
Manajemen sumber daya air dan dapat mengorganisasikan kegiatan siswa
praktik pengelolaan limbah cair. Siswa untuk selalu menambah pengetahuannya.
dibantu dengan tukang diajak bersama- Misalnya dengan memberikan tugas
sama mempersiapkan keperluan membuat kliping, berkunjung ke perpustakaan kota
sumur resapan dan bagaimana air yang atau perpustakaan universitas yang ada,
turun berupa air hujan tidak cepat terbuang berkunjung kepada lembaga-lembaga
sebagai air permukaan, tetapi bisa dihemat swadaya masyarakat atau orang sekitarnya
untuk menjaga kestabilan air tanah. Siswa yang memiliki pengetahuan dan
diajak melakukan bagaimana limbah cair kepedulian tentang lingkungan hidup.
yang berasal dari kamar mandi di sekolah Mencari ide-ide untuk meningkatkan
dimanfaatkan untuk menyiram tanaman ketrampilan guru membelajarkan PLH.
yang ada di halaman sekolah tetapi harus Guru hendaknya mencari berbagai macam
melalui pengendapan di kolam-kolam ide untuk meningkatkan ketrampilan
penampungan yang sudah diberi tanaman dalam pembelajaran PLH. Salah satu cara
encengan gondok. yang ditempuh, misalnya bagaimana
Widya wisata ke lingkungan sekitar mengajarkan siswa memanfaatkan limbah
sekolah. Salah satu kegiatan yang plastik atau limbah kertas dalam pelajaran
didambakan siswa adalah pergi berwisata kerajinan tangan dan kesenian.
ke lingkungan sekitar sekolah. Obyek Mengadakan kesempatan untuk
wisata ini dapat bervariasi, mulai kebun melaksanakan kegiatan lingkungan.
raya atau kebun binatang, kolam Sekolah hendaknya menciptakan
pemeliharaan ikan sampai ke pasar, toko kesempatan untuk menggalakkan siswa
swalayan, industri rumah tangga melaksanakan kegiatan nyata bagi
pembuatan tempe, tahu, penyamakan kulit. lingkungannya. Mungkin sekolah sudah
Kemungkinan lain adalah memeriksa memiliki kegiatan tertentu, seperti
kualitas air di sekitar industri rumah ‡-XPDW EHUVLK· ‡EHUVLK-
tangga tersebut untuk meningkatkan EHUVLK VHNRODK· ‡SLNHW
kepedulian siswa terhadap sumber air NHEHUsihan· GDQVHEDJDLQ\D
akibat limbah cair. Banyak sekolah- .HJLDWDQLWXPHQGRURQJWDQJgu
sekolah sekarang yang menjuarai lomba ng jawab siswa terhadap lingkungannya.
karya ilmiah remaja karena siswanya
mempunyai kepedulian yang tinggi
terhadap pengelolaan limbah cair dari
Sumarmi, Sekolah Hijau sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup 27

KESIMPULAN yang yang menyenangkan dan menarik


perhatian siswa. Pendekatan tersebut
Sekolah hijau yaitu sekolah yang antara lain adalah pendekatan kontekstual,
memiliki komitmen dan secara sistematis yang mana pendekatan tersebut membawa
mengembangkan program-program untuk siswa pada: pembelajaran bermakna,
menginternalisasikan nilainilai lingkungan aplikasi pengetahuan, berpikir tingkat
ke dalam seluruh aktifitas sekolah. tinggi, mengacu kurikulum, responsif
Sedangkan tujuan pendidikan lingkungan terhadap budaya, menggunakan penilaian
hidup adalah untuk meningkatkan autentik. Sekolah hijau dapat digunakan
pengetahuan, kesadaran, sikap dan sebagai sarana untuk meningkatkan
perilaku yang bertanggung jawab terhadap pengetahuan, kesadaran, sikap dan
lingkungannya. Sesuai dengan tujuan perilaku siswa yang bertanggung jawab
PLH, maka pembelajaran yang efektif terhadap lingkungannya dengan
seyogianya menggunakan pendekatan menggunakan pendekatan kontekstual.
DAFTAR RUJUKAN SMU. Malang: Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Malang.
Gough, N. 1992. Blueprint for Greening Turcotte, D. & Villareal, J. 2003. Research on
School: Principles, Policies and Developing Model fRU D 3LORW
Practice for Environmental Education ·*UHHQ· 6FKRRO in the City Lowell.
in Australian Secondary School. New York: Center for Family, Work, &
Victoria. Gould League of Victoria Inc. Community.
Handoyo, B. 2002. Model Sekolah Hijau
Berbasis Sekolah Setempat di Sekolah
Dasar Sekitar Sungai Bango Sawojajar
Malang. Laporan penelitian tidak
diterbitkan. Malang: Lemlit Universitas
Negeri Malang.
Kementrian Sumber Asli dan Alam Sekitar.
2004. Anugerah Sekolah Rakan Alam
Sekitar (SERASI), Minggu Alam Sekitar
Malaysia/MASM. Kinabalu: Unit
Pendidikan dan Sebaran Maklumat.
PEMDA DKI Jakarta. 1979. Kewajiban Para
Pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah
Lanjutan untuk Membiakkan Tanaman
dan Menghijaukan Lingkungan Sekolah.
Jakarta: Kantor Pemerintah Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta.

Sarwono. 1997. Pengintegrasian Materi


Pelestarian Lingkungan Hidup Ke
Dalam Bidang Studi Biologi, PPKN,
Ekonomi, dan Geografi di SMP Malang.
Malang: Lemlit IKIP Malang.
Susilo, H. 2001. Menggalakkan Pendidikan
Lingkungan
+LGXSGL6HNRODK
’DVDU·6HNRODK +LMDX· Malang:
Universitas Negeri Malang.
Suwarmo, T. 2002. Implementasi Kurikulum
Materi PKLH di Perguruan Tinggi
dalam Pelaksanaan Pembelajaran di

Anda mungkin juga menyukai