Anda di halaman 1dari 7

Program zero waste di SMAN 3 Mataram

Istilah zero waste diambil dalam bahasa Inggris yang artinya nol sampah diperluas maknanya
menjadi tidak ada atau bebas  sampah. Dengan kondisi yang dianggap emergency. Sampah masih
nampak dimana-mana.Persoalan sampah yang menumpuk di pinggir jalan atau disekitar pasar
dan pemukiman juga sangat memprihatinkan. Semula sampah mungkin dianggap hal sepele.
Berjalannya waktu sampah sangat membahayakan kehidupan manusia. Perilaku atau karakter
masyarakat masih tampak sangat jelas kurang menyadari bahaya sampah. Sampah diselokan,
sampah di pemukiman penduduk, sampah dipusat perbelanjaan terutama pasar tradisional
bahkan sampah disekitar perkantoran dan sekolah. Ini menunjukkan cara berpikir yang kurang
baik terhadap sampah.
Prilaku individu di jalan saat mengendarai kendaraan masih ada yang membuang sampah dari
atas motor atau atas mobil. Kebiasaan masyarakat yang tinggal disekitar sungai juga sangat
nampak. Kebanyakan mereka masih membuang sampah rumah tangga  di sungai, hal ini sangat
membahayakan penumpukan sampah yang luar biasa membuat petugas kebersihan kewalahan
bahkan tidak tertangani. Nampak adanya sampah menumpuk dialiran sungai kemudian
menimbulkan bau yang menyengat dan menyebabkan polusi udara. Ini sangat membahayakan
kesehatan masyarakat sekitar. Saat diadakannya event besar baik tingakt RT, RW, kampung,
desa, kota , provinsi, nasioanal bahkan  internasional sangat memperihatinkan. Setelah kegiatan
banyak sampah berserakan. Peserta seenaknya membuang sampah dijalan. Ini menunjukkan
sikap dan prilaku masyarakat yang masih minim pengetahuan  terhadap sampah meski itu adalah
sampah bekas makanan mereka yg dikonsumsi saat kegiatan. Penyelenggara biasanya
bertanggung jawab atas kebersihan. Tetapi ini perlu adanya sosialisasi terhadap gawat darurat
sampah akibat perilaku yang kurang baik  terhadap sampah.
Program zero waste yang di sampaikan oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc
dan sejumlah narasumber lainnya dalam Diskusi Terbatas Harian Suara NTB, Sabtu, 23 Maret
2019. Diskusi mengusung tema “Kerja Bersama untuk NTB Zero Waste” berlangsung di Ruang
Redaksi Harian Suara NTB Gubernur Provinsi NTB  dalam rangka bahwa NTB bebas sampah
tahun 2023 sangat perlu direspon oleh warga NTB salah satunya program ini disosialisasikan
oleh Kepala Sekolah di SMAN 3 Mataram bahkan menjadi unggulan program dengan tema
(PHBS) prilaku  hidup sehat dan bersih menuju sekolah sehat. Dalam lomba sekolah sehat
tingkat kota Mataram menjadi juara I dan kemudian lomba sekolah sehat tingkat provinsi juga
menjadi juara 1 di tahun 2019 ini dan segera melenggang ke tingkat Nasional. Menggerakkan
sekolah menjadi sadar lingkungan dan menjadi karakter yang melekat di masing2 individu
sekolah khususnya peserta didik  umumnya warga sekolah baik guru, staff  dan warga sekitar
merupakan hal yang tidak mudah bahkan cenderung dikatakan sulit. Tetapi dengan usaha yang
terus menerus dan tidak mudah menyerah maka secara perlahan warga sekolah menyadari
pentingnya kebersihan.
Kegiatan sekolah tentang zero waste
Program zero waste yang di canangkan oleh pemerintah provinsi NTB adalah merupakan gayung
bersambut. Dimulai dengan mensosialisasikan program yang sempat hanya dikatakan gebyar
diatas kertas. Perlahan mulai dilaksanakan secara langsung oleh warga sekolah. Mulai dari
penyadaran terhadap pentingnya kebersihan. Pemilahan sampah organic dan un organic dengan
menyiapkan bak sampah yang sesuai dengan sampah yang ditentukan .Prilaku hidup bersih,
bersih diri bersih fasilitas dan bersih lingkungan. Menyiapkan fasilitas umum cuci tangan
mensosialisasikan pengurangan sampah plastik yaitu dengan menggunakan wadah isi ulang dari
pada menggunakan atau mengkonsusmsi minuman kemas plastik. Jika diruang guru telah
menyediakan gallon isi air mineral. Para guru menggunakan botol isi ulang yang telah disediakan
sekolah atau membawa sendiri.  
Kemudian pengolahan sampah juga merupakan usaha yang telah dilakukan. Pengolahan sampah
plastik dilakukan oleh tim sekolah sehat. Jadi sampah plastik di kumpulkan kemudian diolah
menjadi barang-barang yang bisa digunakan. Program ecobrick juga dilaksanakan yaitu dengan
mengumpulkan sampah plastik berupa botol minuman kemudian memasukkan sampah plastik
dari kemasan makanan-makanan ringan dan mengolahnya menjadi barang-barang yang
bermanfaat. Usaha yang dilakukan dengan mewajibkan warga sekolah khususnya peserta didik
untuk membuat ecobrick yang ada disekitar rumah dan dimanapun mereka ada kemudian mereka
dianjurkan untuk memasukkan sampah plastik secara perlahan tapi pasti dikemasan
botol.Kemudian merakitnya menjadi barang-barang yang bermanfaat seperti piring makanan, tas,
tempat gelas, vas bunga dan lain-lainnya.
Pengolahan sampah plastik juga terus dilaksanakan bahkan dalam rangka ulang tahun sekolah
kami tim pengolahan limbah plastik mengadakan lomba antar kelas dan hasilnya akan
dipamerkan saat perayaan ulang tahun sekolah. Mengatur lomba pengolahan sampah plastik
dilakukan jauh hari. Agar memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
menyiapkannya dan melakukan inovasi dari hasil krativitas yang mereka lakukan adapun tema
dari pengolahan limbah plastik adalah “Barang rumah tangga”
Pengolahan sampah tidak hanya sampah plastik. Sampah organik di olah menjadi pupuk kompos
yang digunakan untuk bahan pupuk tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar sekolah. Pengolahan
sampah organic juga di koordinir oleh tim pupuk kompos. Peserta didik yang memilih
extrakurikuler Karya ilmiah remaja secara langsung mempraktekkan membuat sampah kompos.
Bahkan saat program zonasi yang diberikan pemerintah kepada SMAN 3 Mataram digunakan
sebagai salah satu program unggulan pengolahan sampah organic menjadi pupuk kompos dan di
jadikan sebagai percontohan oleh sekolah imbas yang telah ditunjuk oleh sekolah yang juga telah
ditentukan sebelumnya seperti sekolah SMA Hangtuah, SMAn Tri Sakti, SMAKesuma
Mataram, SMAN 6 Mataram, SMAN 9 Mataram.
Soialisasi program zero waste selalu menjadi program yang melekat dalam semua aktifitas yang
dilakukan di sekolah. Bermula dari penyiapan bak sampah warna untuk memudahkan peserta
didik dalam pemilahan sampah organic dan non organik. Bak sampah diletakkan dimasing-
masing depan kelas. Peserta didik dilatih untuk sadar lingkungan. Meski faktanya masih banyak
peserta didik yang belum menyadari dan cenderung membuang sampah sembarangan. Memang
butuh kerja keras untuk merubah perilaku. Namun usaha telah dilaksanakan perlahan telah ada 
perubahan perilaku peserta didik yang ditandai dengan bersih ruang kelas  dan lingkungan
sekolah yang dikoordinir oleh ketua kelas dalam bentuk piket kebersihan.
Saat hari World clean-up day, yang diperingati pada hari sabtu tanggal 21 Sepetember 2019
sebagian warga sekolah menuju ke pantai sekitar kota tua Ampenan melakukan pembersihan
pantai. Ini dilakukan untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik bahwa kita perlu sadar
lingkungan dimanapun berada termasuk pantai yang sangat indah jangan sampai di kotori oleh
limbah atau sampah akibat perbuatan manusia yang kurang baik. Kesadaran mempertahankan
kebersihan linkungan yang merupakan anugrah ILLahi perlu kita tanamkan kepada warga
sekolah. Nilai yang diperoleh adalah bekerja sama dan gotong royong dalam membersihkan
linkungan. Melindungi biota laut dari zat kimia  yang berbahaya bagi biota laut yang masih
sangat kita butuhkan.
Program outbound diberikan kepada 4 kelas peserta didik yang dilaksanakan di Pantai Tanjung
Bongo , Merese Lombok tengah pada  tanggal 10 November 2019 didampingi oleh Pembina dan
beberapa Guru. Kegiatan outbond menyatu dengan alam dan kerjasama tim agar peserta didik
dapat bekerjasama dengan baik dalam mewujudkan cita-cita disetiap kegiatan permainan yang
diberikan. Saat berlangsungnya kegiatan panitia telah menyampaikan kepada seluruh
peserta outbond untuk memelihara dan menjaga kebersihan lingkumgan. Tidak meninggalkan
sampah dan diakhir kegiatan menyisir pantai untuk memungut  sampah untuk diangkat dan
dikumpulkan agar tidak meninggalkan sampah sembarangan. Diharapkan peserta didik semakin
mencintai dan mensyukuri nikmat Allah yaitu diberikan anugrah Pantai yang Indah sehingga
harus menjaganya dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris telah dilakukan mengintegrasikan program zero
waste dalam proses pembelajaran. Disini Guru mengambil tema zero waste dalam materi caption
atau teks penyerta gambar. Dimana pembelajaran dimulai dengan mengkomunikasikan makna
zerowaste ternyata masih ada anak yang belum mengenal istilah zero waste tersebut. Inilah salah
satu tugas guru menyukseskan program gubernur. Dalam hal ini peserta didik diberikan tugas
membuat promosi zero waste setelah anak memahami secara lengkap mengenai program
tersebut. Dengan mendesain caption yaitu menggambar tema zero waste dan memberikan teks
sesuai ide mereka masing-masing kemudian mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-
masing. Pembelajaran sangat baik berjalan lancar dan mereka sangat antusias.
Pentingnya zero waste
Darurat sampah adalah merupakan permasalahan yang harus segera di cari solusinya adapun cara
untuk mengatasinya
1. Merubah mind set atau pola pikir masyarakat yang bermula dari individu dalam keluarga.
Pengetahuan tentang sampah perlu ditanamkan kepada semua lapisan masyarakat. Mengapa
masyarakat karena pelaku utama adalah masyarakat itu sendiri. Mari kita mulai dari diri sendiri
dan keluarga. Merubah mind set dan prilaku adalah hal yang cukup pelik. Masalah sampah yang
semula kecil menjadi luar biasa. Membuang sampah pada tempatnya pun dikota Mataram juga
masih menimbulkan masalah karena dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan padat
membuat petugas kebersihan kewalahan dalam menanganinya. Sepertinya kekurangan petugas
kebersihan. Ini perlu juga di cari solusinya. Kemudian tempat pembuangan sementara (TPS)  dan
tempat pembuangan sampah akhir (TPA) juga menjadi permasalahan baru sehingga perlu
ditingkatkan pengetahuan dalam mengatasi sampah tentunya perlu kerja pemerintah yang cepat
tepat sistimatis teruji teratur dan terukur. Sehingga program zero waste 2023 bebas sampah dapat
terwujud. Butuh kerja keras . Mari kita sadar sampah.
2. Bahaya sampah. Kesadaran terhadap bahaya membuang sampah sembarangan perlu
disosialisasikan. Selokan tersumbat. Sungai yang penuh sampah sangat berbahaya saat musim
hujan akan banjir dimana-mana. Telah dirasakan oleh masyarakat disekitar daerah kota
Mataram. Kemudian sampah rumah tangga  yang menumpuk dan tidak ditangani dengan baik
juga akan menjadi sumber penyakit membahayakan kesehatan.
3. Sampah plastik adalah sampah yang sangat membahayakan kehidupan manusia dan mahluk
lainnya dibumi ini. Ini diakibatkan karena bahan plastik mengandung bahan kimia berbahaya dan
sangat sulit diurai bahkan sampai ribuan tahun. Konon sampah plastik telah mencemari lautan
sehingga ikan-ikan banyak yang memakannya sehingga sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh
manusia. Solusinya mengurangi penggunaan plastik gunakan wadah yang food grade dan bisa
digunakan berulang-ulang.Dan jangan buang sampah atau limbah pabrik ke laut
4. Bank sampah adalah salah satu usaha pemerintah dalam menyukseskan program zero waste
adapun prilaku yang di anjurkan yaitu mengurangi penggunaan plastik (reduce). Menggunakan
kembali (reuse) dan mendaur ulang (recycling)  detikcom, Jumat (10/5/2019)  diunduh hari
Kamis tanggal 28 November 2019 . Bank sampah akan diadakan pada masing-masing desa. Jika
kesadaran masyarakat telah membaik maka program bank sampah akan berjalan. Bank sampah
yang ada di Provinsi NTB, di Lombok tengah Bank Sampah Mandiri. Kepala Dinas LHK NTB,
Ir, Madani Mukarom, B. Sc.F, M. Si menjelaskan, untuk mewujudkan NTB Zero
Waste sebanyak 239 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) akan mendirikan bank sampah.
Pemprov NTB melalui Dinas LHK juga masuk di desa yang padat penduduknya. Ke depannya,
satu bank sampah menangani 600 KK suarantb.com/gaya.hidup/lingkungan/2019/03/268919.
Semoga ihtiar ini terwujud dan menjadi berkah bagi provinsi tercinta kita ini NTB gemilang.
5. Diadakannya jambore asosiasi Bank sampah NTB 2019 dengan tema  peran bank sampah
mewujudkan NTB Bebas sampah adapun kegiatannya mengadakan seminar tanggal 12
Desember 2019 di Lombok Timur dan  Camp inspirasi yang diadakan di Dusun Persil  Bumi
Perkemahan Horti Park Kec Batu Kliang Utama kab. Lombok Tengah sumber grup WA Peserta
Jambore NTB 2019.
AKSI NYATA “ASPEK GOTONG ROYONG MENINGKATKAN PRODUKTIF DAN
KREATIFITAS”

PENULIS : NURBAYA, S.Pd_CGP BIMA 4 KABUPATEN BIMA

A.      Latar Belakang yang dihadapi

SDN 2 Tente merupakan sekolah yang berada di lingkungan sekitar pasar dan pertokoan
sehingga siswa tidak sulit untuk berbelanja berbagai macam makanan dan minuman, sisa sampah
dari makanan dan minuman instan tersebut di buang berserakan di halaman atau di taman bunga
oleh siswa yang tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan tumpukan sampah yang sudah
tidak berguna. Di dalam kelas pun siswa jarang memperhatikan himbauan dari guru maupun
kepala Sekolah untuk membuang sampah pada tempat sampah. Banyak sekali sisa kertas dan
bungkusan makanan yang ada di kolong meja mereka, sehingga kadang menimbulkan bau
kurang sedap ketika proses KBM berlangsung dan pembelajaranpun akan terhambat karena
harus membersihkan dulu sisa sampah tersebut. Nah di sinilah sikap bergotong royong itu yang
ingin saya terapkan di kelas maupun di sekolah untuk mengatasi atau meminimalisirkan sampah-
sampah yang mengganggu keindahan sekolah kami. Bahwa perilaku gotong royong siswa sedikit
memudar. Semangat kerja sama di antara siswa di sekolah menurun. Mereka tidak lagi bahu-
membahu dalam menyelesaikan persoalan bersama. Mereka kurang menjalin komunikasi.

Prinsip nol sampah atau zero waste  merupakan konsep pengelolaan sampah yang didasarkan
pada kegiatan daur ulang (Recycle). Pengelolaan sampah dilakukan dengan melakukan
pemilahan, pengomposan dan pengumpulan barang layak jual (Ika, 2000). Menurut Maharani,
dkk (2007), penggunaan kembali, minimalisasi, dan daur ulang sampah adalah hal yang sangat
perlu dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah yang membebani TPA dan lingkungan.

Pada dasarnya saya sebagai Calon Guru Penggerak merasa tidak nyaman dengan adanya sampah
yang berserakan di lingkungan sekolah, dan saya mencoba mengusulkan pada Kepala sekolah
untuk mencarikan solusinya.

B.      Deskripsi Aksi Nyata dan Alasannya

Sisa sampah dari makanan dan minuman instan yang dibuang di buang berserakan di halaman
atau di taman bunga oleh siswa yang tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan tumpukan
sampah yang sudah tidak berguna. Tetapi kami mendapatkan solusinya. Guru dan siswa
bergotong royong mengumpulkan dan memisahkan sampah tersebut, sampah gelas bekas
tersebut dipisahkan dari sampah yang lainnya. Gelas bekas minuman instan dapat dimanfaatkan
untuk banyak hal, khususnya untuk kerajinan tangan. Prospek usaha kerajinan tangan dari bahan
bekas sangat menjanjikan. hal ini didasari pada pemikiran barang bekas ini dibiarkan, maka akan
menjadi tumpukan sampah yang sangat mengganggu lingkungan sekolah. Guru bersama-sama
dengan siswa mengumpulkan gelas-gelas tersebut untuk membuat kerajinan tangan dari barang
bekas. Mereka dilatih untuk memanfaatkan ulang barang-barang bekas yang berserakan di
sekitar halaman sekolah, sehingga mempunyai nilai seni tinggi dan menjadi barang layak guna,
yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kita serta lingkungan sekolah pun menjadi bersih dari
sampah
C.     Hasil Dari Aksi Nyata

1.        Pendidikan karakter gotong royong mampu mengubah perilaku, cara berfikir, dan cara
bertindak siswa itu sendiri,

2.         Nilai kebersihan lingkungan sekolah yang diharapkan. Gotong royong merupakan suatu


bentuk kerja sama baik itu individu, individu dengan kelompok untuk melakukan kerja sama
dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan bersama.

3.        Mengurangi sampah yang ada di lingkungan sekolah

4.        Meningkatkan kreatifitas siswa dengan memanfaatkan barang bekas.

D.     Pembelajaran yang didapat

1.     Keberhasilan

–    Meningkatnya nilai gotong royong di antara siswa dan guru

–    Meningkatnya nilai kebersihan lingkungan sekolah

–    Meningkatnya nilai kreatifitas guru dan siswa

2.     Kegagalan

Kegagalan dalam menjalankan aksi nyata ini hanya terdapat pada kurangnya dukungan siswa
dalam bergotong royong. Ketika kegiatan gotong royng yang diadakan di luar kelas setiap hari
Sabtu pagi, masih terlihat beberapa siswa yang kurang suka untuk melaksanakan gotong royong.

E.      Rencana Perbaikan Untuk Masa yang akan Datang.

  Setelah melalui proses yang panjang bagaimana cara megurangi sampah yang ada di SDN 2
Tente sehingga ditemukanlah tekhnik cara mengumpulkan dan mengolah sampah plastic yang
selama ini mengganggu pemandangan di lingkungan sekolah. Adapun teknik kami untuk masa
mendatang dalam mengumpulkan dan mengolah sampah – sampah tersebut adalah:

1.     Memberikan Bimtek khusus bagi seluruh siswa tentang Indahnya bergotong royong yang
menghasilkan kreatifitas.

2.     Menyiapkan dua buah tempat sampah yang berbeda sehingga sampah gelas plastic bekas
minuman mereka sendiri bisa terkumpul dalam satu wadah.
DAFTAR PUSTAKA

Pranadji, Tri. 2009. Penguatan Kelembagaan Gotong Royong dalam Perspektif Sosio Budaya
Bangsa. Bogor. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi, IPB. Volume 27 No. 1, Juli 2009.

Siswantoro Rio, et.All (2014) “ Pemanfaatan Sampah plastic sebagai pendukung Perkembangan
Industri Kreatif Nasional”

Widiarti Ika Wahyuning. (2012). Jurnal “Pengelolaan Sampah Berbasis “Zero Waste” Skala
Rumah Tangga Secara Mandiri”

Anda mungkin juga menyukai