Anda di halaman 1dari 5

merupakan salah satu topik P5 atau Proyek Pembangunan Profil Pelajar Pancasila dalam Program

Merdeka. P5 menjadi komponen utama yang harus dilaksanakan oleh peserta didik untuk
menanamkan karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Melalui tema ini, peserta didik dapat membuat proyek yang mengangkat isu dampak positif dan
negatif dari aktivitas manusia. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memahami konsep gaya
hidup berkelanjutan dan bagaimana menerapkannya di lingkungan dengan menyelesaikan suatu
proyek.

Berikut merupakan contoh dari proyek gaya hidup berkelanjutan P5 dalam Program Merdeka:

Daur Ulang Limbah


Contoh proyek gaya hidup berkelanjutan P5 dalam Kurikulum Merdeka yang
pertama yaitu mendorong siswa untuk mendaur ulang sampah di lingkungan
sekolah. Siswa belajar apa saja sampah yang dapat didaur ulang dan manfaatnya
bagi kehidupan yang berkelanjutan.
Sampah yang didaur ulang seperti kertas, botol minuman dan stik es krim. Sampah-
sampah tersebut akan dirubah menjadi barang yang bisa dimanfaatkan kembali,
seperti kotak pensil, hiasan lampu, hiasan dinding, vas bunga hingga miniatur
rumah.

Mendaur ulang sampah akan membuat peserta didik lebih inovatif untuk membuat
karya dari sampah yang tidak terpakai. Selain itu, siswa akan terbiasa memilah
sampah dan bisa membedakan jenis sampah yang bisa didaur ulang atau tidak.

2. Taman Kreasi Siswa


ARTRIVIT

Sakit Lutut & Sendi akan Hilang Permanen tanpa Operasi


PELAJARI LEBIH

Contoh lain dari proyek gaya hidup berkelanjutan ialah membuat taman kreasi siswa.
Ini sangat bermanfaat untuk mengasah kreativitas para peserta didik dan
mengajarkan gaya hidup berkelanjutan.
Peserta didik diberikan kebebasan untuk merancang taman di lingkungan sekolah
dengan memperhatikan prinsip-prinsip gaya hidup berkelanjutan. Peserta didik
dibebaskan untuk menanam aneka tanaman di taman tersebut dan membuat kreasi
tong sampah organik dan non-organik.
Selain itu, para siswa telah melakukan berbagai kampanye tentang pentingnya
menanamkan rasa cinta lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan terhadap tanaman
tersebut.

3. Pengelolaan Plastik untuk Gaya Hidup


Berkelanjutan
Contoh proyek terbaru adalah mengelola plastik untuk kehidupan berkelanjutan.
Langkah ini diambil untuk mengedukasi siswa tentang bahaya plastik sekali pakai.

Melalui proyek ini, siswa membentuk kebiasaan menghindari plastik sekali pakai,
seperti membawa botol air minum atau mengganti sedotan plastik dengan
yang stainless steel. Selain itu, peserta didik juga diwajibkan mengelola sampah
plastik di sekolah dengan cara mendaur ulang atau membuat bank sampah
Demikian informasi mengenai Proyek Gaya Hidup Berkelanjutan P5 Kurikulum
Merdeka. Semoga bermanfaat.

Sampah hingga saat ini menjadi momok yang meresahkan, baik di


luar negeri maupun dalam negeri. Setiap hari kapasitas sampah
terus meningkat. Hal tersebut seharusnya berbanding lurus dengan
pengelolaan sampah yang seharusnya meningkat juga. Tata
pengelolaan sampah harusnya ditingkatkan dengan berbagai
teknologi inovasi.

Sampah merupakan produk sampingan yang tidak dapat dipisahkan


dari kehidupan manusia. Setiap orang akan menghasilkan sampah,
baik itu sampah yang bisa didaur ulang maupun tidak dapat didaur
ulang. Semakin banyaknya kapasitas sampah ini, apabila tidak
ditangani dengan signifikan maka akan menimbulkan permasalahan
baru.

Pengelolaan sampah haruslah dimulai dari diri sendiri. Kesadaran


diri ini dapat dimulai dengan menerapkan konsep 3R. Penerapan
konsep ini dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Penerapan
konsep 3R perlu dilakukan di sekolah karena sekolah merupakan
wadah atau instansi berkumpulnya banyak orang, mulai dari guru,
karyawan, dan siswa. Dengan banyaknya penghuni di dalam
sekolah, maka sampah yang dihasilkan akan banyak.

Konsep pemilahan yang dilakukan adalah dengan memilah sampah


organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah
terurai dalam tanah. Sampah anorganik adalah sampah yang
membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Sampah yang sudah
dipilah tersebut akan memudahkan proses daur ulang.

Konsep 3R yang dimaksud adalah reuse (guna ulang) adalah


kegiatan menggunakan kembali sampah yang masih baik untuk
funsi yang sama atau fungsi yang lain, reduce (mengurai) yaitu
mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya
sampah, (mendaur ulang) yaitu mengoah sampah menjadi produk
baru. Itulah langkah yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah
untuk mengurangi produksi sampah.

Aplikasi penerapan 3R ini dapat dimulai dengan menyediakan


fasilitas tong sampah yang berbeda untuk tempat sampah organik
dan anorganik. Penyediaan fasilitas ini juga harus sejalan dengan
kesadaran semua anggota sekolah untuk membuang sampah sesuai
dengan jenisnya. Kesadaran yang tinggi diperlukan dalam proses
ini.

Fasilitas tong sampah organi dan anorganik ini berfungsi sebagai


tempat pemilahan awal, kemudian akan diolah menjadi produk yang
baru. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos alami
yang dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di
lingkungan sekolah. Sedangkan untuk sampah anorganik seperti
botol bekas dapat digunakan sebagi bahan untuk pembuatan
kerajinan.

Pembelajaran aplikasi ini dapat menunjukkan keopada siswa


mengenai pentingnya menjaga lingkungan dari sampah. Selain itu,
juga merangsang kreatifitas siswa dalam pengolahan sampah.

Proses kesepakatan bersama juga menjadi hal yang penting dalam


pengolahan sampah, karena dengan hal tersebut secara tidak
langsung menunjukkan eksistensi siswa. Siswa terlibat di dalam
proses pemilahan sampah tersebut. Budaya yang terlahir tersebut
dapat dilakukan secara terus menerus dan dijadikan warisan atau
budaya yang positif.

Bentuk kesepakatan tersebut dapat direalisasikan dengan cara


pengadaan lomba kebersihan kelas atau kebersihan masing-masing
tempat area guru. Dengan pengadaan lomba tersebut maka semua
anggota sekolah akan termotivasi menjaga kebersihan dan
keindahan sekolah. Bentuk apresiasi sekolah dalam pelaksanaan
kesepakatan tersebut adalah dengan memberikan penghargaan
kepada pemenang lomba. Hadiah lomba dapat berupa piagam atau
piala.

Sampah merupakan benda yang tidak berguna, akan tetapi dengan


adanya pengolahan sampah yang tepat maka barang yang tidak
berguna dapat meningkat kegunaannya. Semnagt untuk hidup
bersih dan galakkan konsep 3R.

Sampah merupakan sesuatu yang sangat rumit untuk


dibicarakan, karena sampah itu ada dimana-mana apalagi
dilingkungan sekolah, karena dilingkungan sekolahh
termasuk tempat yang tergolong ramai, biasanya dimana ada
keramaian disanalah sampah berserakan.

Sampah dilingkungan sekolah banyak macam dan ragamnya,


mulai dari sampah dari tumbuh-tumbhan yang tumbuh
disekitar sekolah sampai ke sampah plastik bekas makanan
ringan yangg dimakan siswa, dan ada juga sampah kertas
dan sampah-sampah lainnya.

Untuk menangani masalah sampah ini pihak sekolah sudah


mengatasi nya dengan menanam seseorang atau beberapa
orang untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan
bahkan para wali kelas juga membuat daftar piket siswa
untuk menjaga kebersihan lokal dan lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan tempat belajar


atau menuntut ilmu bagi para genarasi penerus bangsa,
kebersihan dan kenyamanan dalam belajar sangat
dibutuhkan agar pelajar belajar dengan nyaman dan tentram.

Penanganan tentanng sampah dilingkungan sekolah


merupakan masalah yang serius yang perlu dibahas,
kebiasaan membaung sampah sembarangan akan menjadi
suatu pelajaran yang salah bagi siswa, untuk itu perlu di kaji
lebih lanjut bagaimana supaya lingkungan sekolah lebih
bersih dan sampah dapat menjadi suatu yang lebih berguna
dari pada dikumpul lalu dibakar saja pada sutu tempat.

Anda mungkin juga menyukai