Anda di halaman 1dari 12

Makalah Tentang Pentingnya Cara Pembuangan Sampah Pada Anak SD

Di Susun Oleh Kelompok VII :

GUSNADI

FRIENDKY

HERPI ANI

RIBKA WESTINIA

GRACE NAZAVIRA

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

DIV KEPERAWATAN

2017/2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Maksud dan Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekolah, yang isinya
mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan
belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak
slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih
membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan
bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di
tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah.
Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita
tidak nyaman.

Demi tercapainya lingkungan yang ASRI perlu diadakan tindakan-tindakan yang bersifat
mencegah dan mengatasi masalah yang ada. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
Guru selalu memberi contoh bila membuang sampah selalu di tempatnya.
Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang membuang sampah sembarangan terutama
pada saat siswa-siswi makan dan minum dalam kelas, bungkusnya ditaruh dalam glodok
bangku.
Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah sembarangan pada buku saku/ buku
pelanggaran.
Membuat tata tertib baru yng isinya tentang pemberian denda terhadap siswa sebesar Rp
2.000 setiap melanggar 1 tata tertib sekolah sd.

B. Maksud dan Tujuan

Dengan tindakan-tindakan ini maka kebersihan sekaligus kedisiplinan akan tercapai, terutama
tindakan nomor 4 yang paling bagus, karena siswa mau melakukan pelanggaran ini tidak
berani dan mau melakukan pelanggaran itu juga tidak berani, karena kalau melakukan
pelanggaran tersebut akan didenda, pada akhirnya kebersihan dan kedisiplinan, kepatuhan
siswa terhadap tata tertibpun akan terjaga, selain itu juga dapat mengharumkan nama baik
sekolah, karena diakui oleh masyarakat sekitar sekolah bahwa anak disekolah kita disiplin-
disiplin dan patuh terhadap peraturan.

BAB II
PEMBAHASAN

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat baik berupa zat
organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai dan dianggap
sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan. Alam tidak mengenal sampah,
yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah mengakibatkan
munculnya sampah.
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena
tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang
dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik [memiliki ikatan CHO,
bagian tubuh makhluk hidup]. Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat
bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah: sisa-sisa bahan makanan,
kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik [hasil dari proses pabrik] misalnya:
plastik, logam, gelas, dan karet.
Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu
bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah
menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi
bahan pencemar.
Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok pada suatu tempat
penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob
[miskin oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam
sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam
jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.
Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan
berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban,
kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada
umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak
mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok
untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi
mereka.
Karakteristik sampah di Sekolah
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah
terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat
dipisahkan menjadi :
1. Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-
buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
2. Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik
, karet dan tanah.
Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya
sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan
sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan
daun pisang pembungkus makanan.
Pengelolaan sampah
1. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan
ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
2. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
 Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang
masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
 Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
 Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah
menjadi barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi
kompos].
3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke
Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya
diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah
dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non
organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan
perlakuan khusus. Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS
tersebut berupa lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan
hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah
yang bisa mengganggu.
Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang
ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah
sementara sebelum dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga
sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh
harus segera dibuang ke TPS atau langsung diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuang
ke TPA.
Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah
Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan
komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup
kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media
pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah
berwawasan lingkungan.
Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak usia
sekolah SD hingga SLTA bisa mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah
basah di sekolah bisa menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan
belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan.
Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya
sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk
memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.
Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan
pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus
makanan dan kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk
pengelolaannya.
1. Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa
didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke
dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas.
Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur
ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau
bentuk pigora.
2. Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS
dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah
dipilah tadi dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk
mengambil kertas tersebut.

Seringkali kita melihat murid-murid yang membuang sampah sembarangan. Beberapa kali
bapak ibu guru menasehati kepada murid-murid agar membuang sampah pada tempatnya,
akan tetapi apa kenyataannya? murid-murid tidak mematuhinya.
Tentu kita sebagai warga sekolah tidak mau melihat sampah berserakan dimana-mana.
Sampah tadi juga dapat mencemari lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun diluar
kelas selain itu juga dapat menjadikan suasana belajar kita tidak nyaman.

Demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar kita, perlu sekali
dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk menjaga kebersihan dan
bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan tersebut antara lain:

1. siswa diharapkan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya sendiri untuk menjaga
kebersihan.
2. petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitar.
3. guru wajib menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.
4. mencatat pada buku pelanggaran.
5. memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran terutama membuang
sampah sembarangan.

Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga


kebersihan. Kebersihan berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu
dijaga.

Bersih Pangkal Sehat

acapkali kita menjumpai slogan-slogan yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan.


Slogan-slogan tersebut mengajak kita untuk hidup bersih dan sehat, biasanya kita menjumpai
slogan-slogan tersebut di berbagai tempat terutama di sekolah diantaranya “bersih pangkal
sehat”, “kebersihan adalah sebagian dari iman”, “jagalah kebersihan”.
Akan tetapi slogan tersebut tidak kita pedulikan seperti hiasan belaka tanpa kita laksanakan,
contohnya masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan, merobek-robek kertas
di kelas, kalau buang air kecil tidak disiram dan menimbulkan bau yang tidak sedap, selain
itu juga masih ada lagi contoh-contoh lain yang mencerminkan siswa tidak menjaga
kebersihan.

Kita tidak maukan sekolah kita menjadi kotor,kumuh dan penuh dengan sampah. Sampah-
sampah tadi juga dapat mencemari lingkungan baik di dalam kelas maupun di luar kelas,
selain itu juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman akhirnya kita tidak
konsentrasi dengan pelajaran yang diberikan bapak/ibu guru.

Demi tercapainya lingkungan yang indah, sehat dan bersih kita sebaiknya melakukan
tindakan yang berswifat mengatasi masalah tersebut, tindakan yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:

melarang siswa membuang sampah sembarangan.

guru selalu memberi contoh membuang sampah pada tempatnya


guru wajib menasehati siswa yang membuang sampah sembarangan.
mencatat pada buku pelanggaran
memberi sanksi tersendiri terhadap siswa yang membuang sampah sembarangan.
petugas piket pada hari itu juga membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.

Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga


kebersihan. Kebersihan berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu
dijaga.

KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Sering kita melihat sampah berserakan di lingkungan sekolah. Padahal setiap kelas sudah
disiapkan tempat sampah, apakenyataannya? Masih banyak siswa yang membuang sampah
sembarangan, oleh karena itu dapat menyebabkan lingkungan di sekitar kita menjadi kotor,
kumuh, dan penuh dengan sampah.
Tentu kita sebagai warga sekolah tidak mau hal demikian terjadi maka dari itu perlu sekali
diadakan tindakan yang mengatasi masalah tersebut. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Dimohon kesadaran dari siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2. Mentaati peraturan sekolah agar sekolah kita bersih.
3. Petugas piket harus membersihkan kelas dan lingkungan di luar kelas.
4. Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang membuang sampah sembarangan.
Dengan tindakan tersebut di harapkan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan.

JAGALAH KEBERSIHAN SEKOLAH

Di suatu lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalah tentang


kebersihan. Hal ini disebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan.
Sekolah kita ini, seringklai bapak atau ibi guru memberi nasehat kepada kita untuk
membuang sampah pada tempatnya. Tapi masih ada siswa-siswi yang bandel karena tidak
membuang sampah pada tempatnya dan hal itu menyebabkan pencemaran lingkungan di
sekolah kita.
Salah satu ciri untuk mengatasinya dengan tindakan sebagai berikut :
1. Membuang sampah pada tempatnya.
2. Memberi sanksi tersendiri kepada yang melanggar.
3. Diadakannya lomba kebersihan untuk jum’at bersih.

Dengan demikian sekolah kita akan menjadi bersih dan indah jika di pandang, juga
bermanfaat bagi kita dan orang lain.

KEBERSIHAN SEKOLAH

Banyak slogan yang berbunyi “ jagalah kebersihan”, dan “kebersihan sebagian dari iman”
banyak kita temui disekitar sekolah, tapi seringkali kita melihat sampah yang beserakan di
sekitar sekolah.
Akan tetapi slogan tadi tidak di pedulikan oleh siswa . Oleh karena itu, banyak sampah yang
berserakan dan sampah tersebut menjadi sarang nyamuk sehingga mengakibatkan ancaman
bahaya demam berdarah.
Sebagai murid yang berbudi pekerti luhur kita harus sadar akan bahaya penyakit
DBD/demam berdarah dan seharusnya kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan
sekolah. Maka dari itu untuk mencapai lingkungan sekolah yang bersih adapun cara-caranya,
yaitu sebagai berikut:

1. Kita harus membuang sampah pada tempatnya


2. Didakannya lomba kebersihan atau jum’at bersih.
3. Guru wajib mengigatkan karena siswa menganggap kebersihan itu sepele.
4. Memberi sanksi/dicatat pada buku saku.

Dengan uraian diatas semoga murid menyadari akan manfaat kebersihan. Kebersihan juga
dapat meningkatkan konsentrasi belajar kita dan bila kita menjaga kebersihan insyaallah
wabah penyakit demam berdarah tidak menyerang kita. Ami….n.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Faktor kebersihan adalah salah satu faktor yang memicu semangat belajar kita oleh karena itu
kebersihan harus dijaga. Tapi apa kenyataannya? Lingkungan disekitar kita kumuh, kotor dan
penuh dengan sampah. Apa penyebabnya? Para siswa membuang sampah tidak pada
tempatnya.

Adapun slogan- slogan yang mengajak kita untuk hidup bersih, diantara nya yang berbunyi
“buanglah sampah pada tempatnya”, “bersih itu indah”, “kebersihan adalah sebagian dari
iman”, “bersih pangkal sehat”. Slogan-slogan tersebut adalah contoh slogan yang mengajak
kita untuk menjaga kebersihan.

Demi tercapainya lingkungan yang bersih, rapi dan indah maka perlu dilakukan tindakan
yang dapat menciptakan lingkungan yang ASRI. Adapun caranya yaitu :

1. Membuang sampah pada tempatnya.


2. Guru wajib mengingatkan murid kalau membuang sampah sembarangan.
3. Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang membuang sampah sembaranga.

Dengan uraian diatas sehendaknya kita sadar akan kebersiahan sekolah, karena kebersihan
sekolah sebagai faktor yang dapat mendorong konsentrasi belajar kita.

Kebersihan Dilingkungan Sekolah


kebersihan di lingkungan sekolah adalah salah satu factor yang mendorong kita untuk lebih
semangat lagi dalam kegiatan belajar, oleh karena itu kebersihan harus di jaga, akan tetapi
apa kenyataannya..? lingkungan sekolah kotor, kumuh dan penuh dengan sampah.
apa penyebab lingkungan menjadi lebih kotor, kumuh dan penuh dengan sampah..??? para
siswa membuang sampah sembarangan, juga merobek-robek kertas didalam kelas, kalau
makan jajan di tempat A,B, maupun C membuang bungkusnya di tempat tersebut dan selain
itu para siswa terutama anak laki-laki kalau membuang air kecil tidak di siram.

Demi terciptanya lingkungan yang indh dan sehat adapun cara mengatasinya yaitu sebagai
berikut:
1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Mengadakan lomba kebersihan
3. Memberi sanksi bagi siswa yang membuang sampah sembarangan.
4. Menyiram air seni kalau setelah buang air kecil.

Dengan demikian diharapkan kesadarannya untuk menjaga kebersihan lingkungan terutama


lingkungan sekolah.

Kerapihan
Kita sering melihat siswa yang melanggar aturan-aturan sekolah seperti kerapian dalam
memakai baju, baju dikeluarkan dan tidak memakai rompi. Pelanggaran tersebut adalah salah
satu yang membuat siswa-siswa sekolah kita tidak tertib.
Pelanggaran tersebut sering kita lihat pada teman-teman kita yang nakal. Tentu kita tidak
ingin pelanggaran tersebut terjadi.Anak yang suka melakukan pelanggaran tersebut adalah
anak yang tidak suka kerapian. Agar tindakan pelanggaran diatas tidak terjadi maka perlu
dilakukan tindakan sebagai berikut:
1. siswa harus memasukkan bajunya
2. guru harus menegur dan menasehati siswa yang melakukan pelanggaran tersebut
3. guru wajib mencatat pada buku pelanggaran.
4. siswa harus memakai rompi pada jadwal yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA
* Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Pendidikan Lingkungan, Jakarta
* Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Pendidikan Lingkungan
* Ensklopedia, Hubungan Pribadi dan Lingkungannya
* Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Amelia, Desi Anwar, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai