Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan dan tidak berguna lagi bagi kehidupan

makhluk hidup atau bisa juga disebut sebagai limbah hasil produksi dan konsumsi makhluk

hidup yang akhirnya menjadi sumber pencemaran. Zaman ini sampah telah merajalela.

Dimana-mana dapat ditemui tumpukan- tumpukan sampah. Di lingkungan masyarakat, di

lingkungan keluarga, bahkan di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi contoh

terhadap lingkungan umum malahan menjadi sekolah yang penuh dengan sampah.

Banyak sekolah yang dulunya indah nan asri, sekarang telah dipenuhi dengan sampah.

Sampah bertebaran dimana-mana dibelakang sekolah, di taman sekolah yang seharusnya

menjadi model keindahan sekolah, dan bahkan di laci-laci siswa dipenuhi dengan sampah.

Hal sembrono tersebut terjadi oleh banyak faktor maupun itu faktor dari luar siswa maupun

faktor dari dalam siswa. Adapun faktor utama penyebab hal ini adalah rendahnya atau

minimnya pengetahuan siswa tentang bahaya sampah dimana para siswa menganggap

sampah adalah hal yang sepele dan apabila tidak ditanggulangi tidak berakibat apa-apa

meskipun sesungguhnya sampah adalah musuh besar bumi yang dapat merusak bumi dan

makhluk hidup yang ada didalamnya.

Kedisiplinan dan kepatuhan dalam membuang sampah pun jarang terlaksana dalam

lingkungan sekolah. Bahkan hukuman bagi siswa yang membuang sampah sembarang pun

tidak dilaksanakan dengan baik. Hal ini sebenarnya terjadi karena tidak adanya atau kurang

pemantauan dan bimbingan dari guru. Hal yang dianggap remeh atau sepele ini apabila

dilakukan secara sungguh-sungguh dapat berdampak positif bagi kehidupan umum.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 1
Guru-guru di sekolah pun masih banyak yang kurang bertindak dalam penanggulangan

sampah dan tidak cekat dalam menanggulangi bahaya fatal tanpa penanggulangan sampah

dilingkungan sekolah. Serta penyediaan fasilitas penanggulangan sampah di beberapa

sekolah sangatlah minim atau apa adanya. Tempat sampah yang seharusnya ada di setiap

sisi lingkungan sekolah kurang disediakan dan kurang dipergunakan bahkan fasilitas

penanggulangan sampah yang disediakan sekolah pun seperti tempat sampah yang mudah

rusak atau kurang layak dan sering dipermainkan oleh para siswa. Sampah organik dan

anorganik pun tidak ada proses pilah-dipilah terlebih dahulu alhasil berbagai jenis sampah

dapat dijumpai dilingkungan sekolah. Dan masih ada beberapa sekolah yang kurang inovatif

sehingga belum menerapkan metode 3R (Reduce,Reuse,Recycle) yang pada umumnya

sudah banyak diterapkan di beberapa sekolah.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara mengurangi sampah plastik pada lingkungan sekolah?

2. mengapa masih banyak sampah yang berserakan di lingkungan sekolah?

3.Siapa saja yang harus bertindak dalam penanggulangan sampah dilingkungan

sekolah?

4.Apa metode yang harus dilakukan untuk menanggulangi sampah di lingkungan

sekolah?

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 2
1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk membuat lingkungan sekolah bersih dan terhindar dari sampah.

2. Agar paham dan mengerti metode dalam penanggulangan sampah.

3. Untuk mengetahui siapa saja yang harus bertindak dalam penanggulangan

sampah pada lingkungan sekolah.

1.4 Manfaat penelitian

1. Manfaat praktis

Dapat memberikan informasi kepada kepala sekolah, guru, pegawai tentang

bagaimana gambaran tingkat pengetahuan sikap dan perilaku siswa tentang

pengelolaan sampah di SMP IT Insan Harapan.

2. Manfaat teoritis

a. Bagi penulis dapat digunakan untuk menambah pengetahuan , keterampilan

pengalaman dan wawasan berfikir serta dapat mempraktikan ilmu yang diperoleh

saat kuliah khususnya di bidang kesehatan lingkungan terkait pengelolaan

sampah.

b. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang gambaran pengelolaan

sampah.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 3
3. Menambah keterampilan siswa dalam menuangkan ide dan gagasan sebuah

tulisan ilmiah.

4. Memberikan manfaat untuk para pembaca.

1.5 Hipotesis penelitian

1. Dengan membawa alat dan tempat makan sendiri saat membeli makan dan

minuman.

2. Karena masih kurangnya sarana fasilitas tempat sampah pada lingkungan

sekolah.

3. Siswa dan siswi Inhar

4. Metode yang harus dilakukan yaitu, 3R-(Reduce,Reuse,Recycle).

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015:1045), pengaruh adalah daya yang

ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau

perbuatan seseorang.‖ Pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari

sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga

mempengaruhi apa-apa yang ada disekitarnya (Yosin, 2012:1).

Menurut Hugiono dan Poerwantana “pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan

bersifat membentuk atau merupakan suatu efek” 1, sedangkan menurut Badudu dan Zain

“Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu yang dapat membentuk

atau mengubah sesuatu yang lain dan tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuasaan

orang lain”. Sedangkan Louis Gottschalk mendefinisikan pengaruh sebagai suatu efek yang

tegar dan membentuk terhadap pikiran dan perilaku manusia baik sendiri-sendiri maupun

kolektif.

Berdasarkan konsep pengaruh di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu

reaksi yang timbul (dapat berupa tindakan atau keadaan) dari suatu perlakuan akibat

dorongan untuk mengubah atau membentuk suatu keadaan ke arah yang berbeda.

Pengukuran tingkat pengaruh sampah pada lingkungan sekolah, tidak terlepas dari tes atau

evaluasi. Dimana dalam evaluasi tersebut bisa dalam pengamatan. Hal itu dilakukan untuk

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 5
mengukur efektivitas pengaruh sampah pada lingkungan sekolah. Membuang sampah pada

tempatnya bisa dikatakan berpengaruh apabila tujuan dari kebersihan lingkungan sekolah

bisa tercapai secara tepat sesuai dengan tujuan yang ditentukan sebelumnya.

2.2 Sampah

1. Pengertian sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam uu no 18 Tahun 2008 tentang

pengelolaan sampah, disebut sampah adalah sisa kegiatan sehari hari atau proses alam

yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik maupun anorganik yang dapat

terurai atau tidak dapat terurai yang sudah dianggap tidak berguna lagi dan dibuang ke

lingkungan. Sampah berasal dari berbagai tempat seperti sampah yang berasal dari

pemukiman penduduk, sampah yang dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal di suatu

bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan organik atau sampah yang berasal

dari sisa buah, sayur, makananan dan sampah anorganik seperti plastik pembungkus

makanan.

Berdasarkan sumbernya sampah dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

a. sampah dari pemukiman atau rumah tangga.

b. Sampah dari non permukiman.

Sampah dari kedua jenis ini dikenal sebagai sampah domestik. Sedangkan sampah non

domestik adalah limbah yang berasal dari industri. Sedangkan menurut WHO sampah

adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang

dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 6
2. Sumber Sampah Dan Jenis Sampah

A. Sumber Sumber Sampah

1. Sampah yang berasal dari pemukiman sampah ini terdiri dari bahan bahan padat seperti

sisa sisa makanan baik yang sudah dimasak ataupun belum dimasak, bekas pembungkus

seperti kertas, plastik, pakaian-pakaian bekas, perabotan rumah tangga.

2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum sampah ini berasal dari tempat- tempat

umum seperti taman, tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api. Sampah ini berupa

kertas, plastik, botol dan sisa makanan.

3. Sampah yang berasal dari perkantoran sampah ini berasal dari perkantoran baik

perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan. Sampah ini berupa kertas,

plastik, karbon, klip dan pada umumnya sampah ini bersifat anorganik dan mudah terbakar.

4. Sampah yang berasal dari Industri sampah ini berasal dari industri termasuk sampah

yang berasal dari proses produksi misalnya : sampah-sampah pengepakan barang,

potongan tekstil, logam, kayu, plastik, kaleng.

5. Sampah yang berasal dari pertambangan sampah ini berasal dari daerah pertambangan

dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya : Batu batuan,

tanah, pasir sisa sisa pembakaran.

6. sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan Sampah yang berasal dari

peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan ternak dan

perikanan.

B. Jenis-Jenis Sampah

Menurut Daniel (2009) sampah dibedakan menjadi 3 jenis diantaranya:

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 7
1. Sampah organik

Sampah organik merupakan sampah yang terdiri dari bahan bahan yang mudah terurai

secara alami/biologis seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa

disebut sampah basah.

2. Sampah anorganik

Sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses

penghancurannya membutuhkan penanganan yang lebih lanjut di tempat khusus, misalnya

plastik, kaleng. Sampah jenis ini disebut sampah kering.

3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Sampah ini adalah limbah dari bahan bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah

sakit, limbah pabrik.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah

Menurut slamet (2004) Sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor dan taraf hidup masyarakat.

1. jumlah penduduk

Semakin banyak jumlah penduduk, juga akan diikuti oleh kenaikan jumlah sampah.

2. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial masyarakat, semakin banyak pula jumlah sampah yang

dibuang setiap harinya.

3. Musim

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 8
Pada musim kemarau, musim hujan, juga mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan.

4. Tingkat aktivitas

Semakin banyaknya aktivitas yang dilakukan manusia maka akan berpengaruh pada jumlah

sampah.

5. Teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah sampah karena pemakaian bahan baku yang

semakin beragam.

D. Pengaruh sampah terhadap manusia dan lingkungan

Pengaruh sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun

lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya ada yang positif dan negatif.

1. Pengaruh yang positif

Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap

masyarakat dan lingkungannya seperti berikut:

a) Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran

rendah.

b) Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dan sangat baik untuk

menyuburkan tanah.

c) Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengolahan

terlebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk terhadap hewan ternak.

d) Pengelolaan sampah menyebkan berkurangnya tempat perkembang biakan serangga

atau hewan pengerat.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 9
e) Mengurangi kejadian kasus penyakit menular yang erat kaitannya dengan sampah.

f) Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan rasa indah aman dan nyaman

bagi masyarakat.

2. Pengaruh yang negatif

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan,

lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat seperti berikut:

A.) pengaruh sampah terhadap kesehatan

1) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempet

perkembang biakan vektor penyakit seperti lalat dan tikus.

2) Kejadian penyakit demam berdarah akan meningkat karena vektor penyakit dapat hidup

dan berkembang biak di dalam kaleng bekas, ban bekas yang tergenang oleh air.

3) Gangguan psikosomatik, misalnya sesak nafas insomnia, stres dan sebagainya.

B.) Pengaruh terhadap lingkungan Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran

udara dan bahayanya kebakaran luas.

1) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu

yang menimbulkan bau busuk.

2) Estetika lingkungan kurang baik dipandang mata.

3) Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan aliran air

terganggu dan saluran air akan tersumbat.

4) Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir dan

mengakibatkan 17 pencemaran pada sumber air permukaan dan sumur dangkal.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 10
5) Air banjir dapat menyebabkan kerusakan pada fasilitas masyarakat seperti jalan dan

saluran air.

c) pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat.

1) pengelolaan sampah yang kurang baik akan mempengaruhi keadaan sosial budaya

masyarakat setempat.

2) keadaan lingkungan yang kurang baik akan mengurangi niat wisatawan untuk berkunjung

ke daerah tersebut.

3) dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan pihak

pengelola.

4) angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehingga produktivitas

masyarakat menurun.

5) penurunan pemasukan daerah akibat penurunan jumlah wisatawan yang diikuti dengan

penurunan penghasilan masyarakat setempat.

6) penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak

memiliki nilai ekonomis.

3. Pengelolaan sampah

a. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah

Pengumpulan sampah adalah tanggung jawab dari masing masing rumah tangga dan

institusi yang menghasilkan sampah oleh karena itu masyarakat harus membangun dan

membuat tempat khusus untuk pengumpulan sampah. Kemudian dari masing masing

tempat pengumpulan sampah tersebut diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara

dan selanjutnya ke tempat pembuangan akhir.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 11
b. Pemusnahan dan Pengelolaan Sampah

1. Ditanam(Landfill)

Pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan

dan ditimbun dengan tanah prinsip dari sanitary yang telah ditimbun kemudian segera

diaduk dengan lapisan tanah yang padat.

2. Dibakar (insinerator)

Memusnahkan sampah dengan cara dibakar didalam tungku pemusnah

(insinerator).Pelaksanaan metode ini harus diusahakan sejauh mungkin dari pemukiman

demi menghindari pencemaran udara.

3. Dijadikan pupuk (kompos)

Pengelolaan sampah menjadi pupuk (kompos). Khususnya untuk sampah organik daun-

daun, sisa makanan dan sampah lain yang mudah membusuk.

4. Tahap Pelaksanaan dan Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah pada saat ini

merupakan masalah yang semakin kompleks karena semakin banyaknya sampah yang

dihasilkan dan makin beranekaragam komposisinya dan beberapa masalah lain yang

berkaitan Dari definisi di atas maka tampak bahwa unsur-unsur pokok utama dalam

pengelolaan sampah sehingga kita dapat memecahkan masalah secara efisien. Unsur–

unsur tersebut yaitu penimbunan, penyimpanan,pengumpulan, pengangkutan, serta

pengelolaan dan pembuangan sampah. Pelaksanaanya mencakup beberapa tahap yaitu :

a. Penyimpanan Sampah

Penyimpanan sampah ini merupakan hal yang sangat penting karena melibatkan nilai-nilai

keindahan dan kesehatan baik sampah yang tidak memenuhi sayarat kesehatan yang telah

ditentukkan, menyimpan sampah di atas tanah terbuka merupakan hal yang tidak diinginkan

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 12
karena dapat menjadi tempat perkembangan vektor seperti lalat, kecoa, tikus. Oleh karena

itu adanya tempat sampah sangat diperlukan dan harus memenuhi persyaratan, sehingga

apabila terjadi keterlambatan dalam proses pengumpulan dan pengangkutan tidak akan

menimbulkan gangguan pandangan maupun gangguan kesehatan. Adapun syarat-syarat

dari tempat penampungan sampah adalah sebagai berikut:

1 Syarat konstruksi

a) Terbuat dari bahan yang kuat ringan dan kedap air.

b) Tidak mudah terbakar.

c) Mempunyai tutup dan mudah dibuka tutup tanpa mengotori tangan.

d) Mudah diisi dan dikosongkan serta mudah dibersihkan.

e) Mempunyai pegangan di kedua belah sisinya.

2. Syarat volume

Volume dapat menampung sampah yang dihasilkan oleh pemakai dalam waktu tertentu.

3. Syarat lokasi

Mudah dijangkau baik oleh pemakai maupun oleh petugas pengumpul sampah.

b. Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah adalah upaya untuk mengumpulkan sampah yang berasal

dari berbagai sumber penghasil sampah tertentu dan selanjutnya dikumpulkan di tempat

penampungan sampah sementara dan selanjutnya sampah sampah diangkut atau di buang

ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Tempat untuk penampungan sampah sementara dapat berupa :

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 13
1. Bak dari beton / pasang batu bata.

2. Tempat atau lokasi untuk memindahkan sampah dari tempat penampungan

sementara ke truk pengangkut sampah.

c. Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah adalah suatu kegiatan untuk mengangkut sampah dari

sumbernya ke tempat akhir atau dari tempat pembuangan sementara ke tempat

pembuangan akhir.

Dasar pokok pengangkutan sampah adalah

1) Kendaraan harus dilengkapi fasilitas yang baik dan lengkap.

2) Pengangkutan dilakukan dengan cermat, mudah, dan hemat.

3) Frekuensi pengangkutan disesuaikan berdasarkan banyaknya sampah yang diangkat.

D. Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah merupakan kegiatan pengumpulan sampah di suatu tempat

yang disebut Tempat Pembuangan Sementara setelah kegiatan pengangkutan sampah

sebelum Ke Tempat Pembuangan Akhir dimana sampah akan dimusnahkan.

2.3. Lingkungan Sekolah

A.Pengertian Lingkungan Sekolah

Berdasarkan UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilaku, yang

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 14
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lain. Lingkungan sekolah terdiri dari dua kata yaitu, lingkungan dan

sekolah. Menurut Darajat (2008) lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan

terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Lingkungan adalah seluruh

yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau

tidak bergerak. Kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan

seseorang. Menurut Anshari (1982), lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar

anak baik berupa benda, peristiwa, maupun kondisi masyarakat, terutama yang dapat

memberi pengaruh kuat pada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung

dan dimana anak bergaul sehari-hari. Oleh karenanya lingkungan adalah segala sesuatu

yang ada di sekitar kita yang berupa fisik maupun non fisik. Yang mana keduanya sangat

berpengaruh terhadap perkembangan pola tingkah laku dan berfikir seseorang. Sekolah

adalah suatu lembaga yang didirikan untuk proses pembelajaran anak dibawah pengawasan

guru dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta 6 6 pembentukan moral dan

karakter anak agar menjadi individu yang lebih berkualitas. Sekolah merupakan sarana yang

sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, seperti yang dikemukakan bahwa

karena kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan

aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju

masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda

sebelum masuk ke dalam proses pembangunan masyarakat itu. Oleh karena itu sekolah

sebagai pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu

mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa

Indonesia (Ericson, 2013) dalam (Rahmawati, 2014).

Lingkungan belajar sekolah adalah seluruh komponen atau bagian yang terdapat di

dalam sekolah, yang mana seluruh komponen dan bagian tersebut ikut berpengaruh dan

menunjang dalam proses pencapaian tujuan pendidikan yang ada di sekolah. Secara garis

besar lingkungan sekolah sangatlah berpengaruh terhadap sebuah proses pembelajaran

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 15
bagi anak didik, karena bagaimanapun lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan

sebagai alat dalam proses pendidikan. Pada dasarnya lingkungan mencakup :

a. Tempat (lingkungan fisik) ; keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

b. Kebudayaan (lingkungan budaya) ; dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni,

ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.

c.Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) ; keluarga, kelompok

bermain, desa, perkumpulan (Rahmawati, 2014).

B. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah

menjelaskan bahwa ruang lingkup sekolah adalah (Hasbullah, 2006) :

a. Lingkungan fisik sekolah : bangunan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, keadaan

geografis di sekitar sekolah.

b. Lingkungan budaya sekolah : intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

c. Lingkungan sosial sekolah : kelompok belajar siswa, ekstrakurikuler dan intrakurikuler,

proses belajar mengajar di dalam kelas.

C. Lingkungan Pekarangan Sekolah Yang Nyaman

Suasana yang nyaman dan menyenangkan pada umumnya dapat bersumber dari
lingkungan fisik sekolah. Lingkungan fisik sekolah yang bersih, sejuk dan asri serta jauh dari
kebisingan. Kondisi lingkungan sekolah yang ditata dengan rapi akan membuat suasana
menyenangkan dan menggairahkan bagi semua warga sekolah. Lingkungan fisik yang
bagus hendaknya ditopang dengan lingkungan sosial yang harmonis, sehingga dapat terjalin
hubungan komunikasi dan pergaulan yang baik terhadap seluruh siswa.

Hasbullah (2006) menyebutkan bahwa dengan kondisi lingkungan fisik yang sehat dan

sosial yang baik, sekolah akan menjadi tempat ternyaman kedua setelah di rumah.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 16
2.4 Program Penerapan Pengelolaan Sampah 3R

A. Program penerapan sampah 3R

Pengelolaan sampah undang-undang No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah mengamanatkan sebuah sistem pengolahan sampah yang bertumpu pada

tanggung jawab para produsen sampah untuk mengurangi timbulan sampah sejak dari

rumah tangga maupun dari sarana/prasarana/fasilitas umum. Mengacu pada permen PU

nomor 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan pengelolaan

persampahan terutama yang berkaitan dengan kebijakan pengurangan sampah sejak dari

sumbernya dengan program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Permasalahan sampah

bukanlah suatu permasalahan lingkungan yang mudah ditangani, dalam pengendaliannya

terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan baik itu aspek non teknis maupun aspek

teknis. Beberapa aspek non teknis yang mendasari sistem pengelolaan sampah, yaitu aspek

regulasi atau peraturan, aspek pembiayaan, aspek kelembagaan, serta aspek peran serta

masyarakat. Semua aspek dalam pengelolaan sampah harus diterapkan agar sistem

pengelolaan sampah dapat berjalan dengan maksimal. Semua aspek tersebut memiliki

hubungan satu sama lain, dimana aspek regulasi berperan sebagai dasar hukum untuk

ketercapaian tujuan dalam pengelolaan sampah, aspek pembiayaan berfungsi sebagai

sumber dana dalam pondasi kebutuhan operasional pengelolaan sampah, aspek

kelembagaan memiliki peran sebagai pelaksana dalam pengoperasian sistem pengelolaan

sampah, serta aspek peran serta masyarakat bertujuan menjadikan masyarakat untuk ikut

serta dalam penanganan masalah sampah terutama sampah yang mereka hasilkan dimana

masyarakat berperan untuk dapat mengurangi sampah yang mereka hasilkan. Sedangkan

secara teknis, pengelolaan sampah difokuskan pada sistem operasional tekniknya, dimana

pengelolaan sampah terdiri dari beberapa tahap yaitu mulai dari pewadahan, pengumpulan,

pemindahan, pengangkutan, pengolahan lanjutan hingga tahap pembuangan akhir (Suryani,

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 17
2014). 7 Institut Teknologi Nasional sebuah sistem pengelolaan sampah terpadu yang efektif

harus mempertimbangkan bagaimana mencegah, mendaur ulang, dan mengelola limbah

padat dengan cara yang paling efektif demi melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Pengelolaan sampah terpadu tergantung kepada kebutuhan dan kondisi setempat,

kemudian memilih dan menggabungkan aktivitas pengelolaan limbah yang paling tepat

untuk kondisi tersebut. Kegiatan pengelolaan sampah terpadu yang utama adalah

pencegahan sampah, daur ulang, dan pengomposan. Sistem pembuangan sampah harus

dirancang dengan baik, dibangun, dan dikelola dengan cara landfill. Manfaat yang

diharapkan dalam pengelolaan sampah terpadu ini adalah mengupayakan pelestarian

lingkungan agar jadi lebih baik, mengurangi dampak negatif dari sampah, meningkatkan

kualitas kesehatan, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

B. Pengertian dan Contoh pengelolaan sampah 3R

1. Reduce (mengurangi)

Reduce atau kurangi menjadi langkah pertama dari penerapan 3R yang harus dilakukan,

yaitu dengan mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.

Ini adalah aksi nyata agar sampah tidak sampai diproduksi. Reduce merupakan upaya

preventif atau pencegahan agar sampah tidak dihasilkan. Jadi, bukan upaya penanganan

sampah yang dilakukan setelah sampah muncul.

Contoh kegiatan reduce sampah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bisa

dimulai oleh setiap orang adalah sebagai berikut:

● Membawa tas kain belanja yang awet atau bisa berulang kali dipakai daripada

memilih menggunakan kantong belanja dari kresek yang hanya digunakan sekali

pakai.

● Tidak menggunakan sedotan plastik saat minum,

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 18
● Menggunakan wadah makan/minum yang bisa digunakan berulang kali.

● Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya penggunaan botol

kecap yang bisa diisi ulang.

● Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.

● Menggunakan produk tanpa kemasan non organik, seperti memilih abu atau arang

dan jeruk nipis sebagai sabun cuci piring atau perabotan dapur daripada produk

industri yang banyak dijual di pasaran.

● Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.

● Menghindari pembelian produk atau barang-barang yang kurang perlu.

Dalam aksi reduce sampah ini yang perlu diperhatikan adalah kualitas produknya.

Contohnya tas kain untuk belanja yang harus dibuat dengan kualitas terbaik agar awet, tidak

cepat rusak sehingga tidak menghasilkan sampah baru yang lebih tidak ramah lingkungan

dan butuh waktu lebih lama untuk terurai di dalam tanah daripada kantong plastik itu sendiri.

Tantangan dari penerapan reduce ini adalah kedisiplinan. Padahal kenyataannya, dengan

kedisiplinan maka akan tercipta budaya di masyarakat yang tertib untuk tidak menghasilkan

sampah yang melimpah setiap harinya.

2. Reuse (Menggunakan Kembali)

Reuse adalah upaya penanganan sampah dengan menggunakan kembali sampah yang

telah digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.

Contoh kegiatan reuse mirip dengan reduce sampah, karena memang keduanya bisa

dikategorikan sebagai tindakan preventif agar tidak menghasilkan sampah lebih banyak.

Berikut ini adalah contohnya:

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 19
● Memilih produk atau barang yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-

ulang. Misalnya, menggunakan reusable diapers daripada popok bayi sekali pakai.

● Menggunakan produk atau barang yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau

fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan sebagai wadah detergen.

● Menggunakan kembali sisi kertas yang masih kosong untuk menulis atau untuk

media fotokopi.

● Menggunakan sampah kertas yang masih bersih untuk packaging seperti untuk

membungkus bumbu-bumbu dapur, dan lain sebagainya.

● Menggunakan urug atau sampah gragal bangunan untuk digunakan kembali sebagai

media atau material pelengkap konstruksi.

● Menjual atau memberikan produk atau barang yang sudah jadi sampah tersebut

kepada loakan atau pihak yang memerlukan.

Tantangan dari penerapan reuse ini adalah kebanyakan orang lebih memilih

menerapkan gaya hidup serba instan yang biasanya identik dengan produk

berkemasan non organik sekali pakai.

3. Recycle (Daur Ulang)

Recycle (daur ulang) sampah merupakan tahapan ketiga dari kegiatan 3R, setelah reduce

dan reuse tidak berhasil.

Recycle adalah upaya penanganan sampah dengan cara mengolah kembali (daur ulang)

sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat atau bernilai guna.

Uniknya, tahapan recycle ini lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia, daripada tahapan

reduce atau reuse. Masyarakat bahkan mengenal recycle sebagai cara utama mengolah

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 20
sampah non organik menjadi karya baru handmade, atau kerajinan tangan. Padahal,

kenyataannya bukan seperti itu.

Sayangnya dalam praktik di lapangan, kebanyakan recycle seperti menghasilkan sampah

non organik jenis baru yang kemudian diletakkan di tempat yang lebih istimewa. mengapa

bisa seperti itu?

Benar sekali, kebanyakan setelah sampah didaur ulang menjadi karya jadi, masyarakat

kemudian hanya menggunakannya sekali pakai misalkan untuk show atau pagelaran seni

dan selanjutnya diletakkan di lemari. Oleh karenanya, jika bisa produk recycle tersebut tidak

hanya digunakan sebagai bahan pajangan. Mungkin, untuk inspirasi agar masyarakat

termotivasi untuk melakukan aksi recycle tidaklah mengapa.

Penerapan recycle sampah yang paling efektif adalah dengan melalui proses industri.

Karena dengan proses produksi, maka recycle sampah non organik bisa menjadi produk

baru hasil pabrik. Meskipun mengalami penurunan kualitas bahan, yang terpenting hasil

produknya bisa dimanfaatkan kembali dengan baik.

Contoh kegiatan recycle sampah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah

sebagai berikut:

● Mengolah sampah kertas menjadi produk kertas atau karton kembali.

● Mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.

● Menggunakan ban bekas dan botol plastik bekas untuk pot tanaman.

● Mengolah sampah non organik menjadi produk yang bermanfaat seperti barang

handmade atau barang hasil industri.

Tantangan dari penerapan recycle adalah bagaimana semua sampah non organik di

Indonesia bisa didaur ulang menjadi barang handmade atau barang hasil industri.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 21
Upaya penanganan sampah dengan 3R atau Reduce, Reuse dan Recycle sebenarnya

sederhana dan dapat dilakukan oleh siapapun, profesi apapun, di mana saja, dan kapan

saja serta tidak membutuhkan biaya yang mahal. Namun dari penerapan 3R yang dilakukan

secara konsisten ini bisa memberikan dampak positif bagi upaya penanganan sampah yang

sering menjadi permasalahan kita semua.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 22
BAB III

Metode Penelitian

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMPIT Insan Harapan, Adapun waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan November – Mei tahun ajaran

2022/2023

3.2 Populasi Dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2018) populasi adalah keseluruhan element

yang akan dijadikan wilayah generalisasi. Elemen populasi adalah

keseluruhan subjek yang akan diukur, yang merupakan unit yang diteliti.

Populasi dalam wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti yang dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Insan Harapan tahun ajaran 2022/2023.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sedangkan sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas 7, 8 dan 9 SMP Insan Harapan tahun pelajaran

2022/2023.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 23
3.3 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2018) terdapat tiga hal utama yang mempengaruhi

kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, kualitas

pengumpulan data dan analisis data. Kualitas instrumen penelitian berkenan

dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data

berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena gejala–gejala hasil

pengamatan dikonversikan kedalam angka–angka sehingga dapat digunakan

teknik statistik untuk menganalisis hasilnya. Data kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka, atau yang diangkakan (scoring).

Jenis data yang digunakan penelitian ini menggunakan pengumpulan data

primer, data primer yang dimaksud yaitu data asli yang dikumpulkan oleh periset

untuk menjawab masalah riset secara khusus, adapun teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini berupa :

1. Kuesioner (Angket)

Sugiyono (2018) menyatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Teknik pengumpulan

data ini dilakukan oleh peneliti dengan penyebaran daftar pertanyaan tertulis

(angket) melalui google form kepada responden yaitu siswa siswi kelas 9 yang

dijadikan sampel. Pengumpulan data ini didasarkan atas dasar jawaban dan

tanggapan responden terhadap pernyataan yang diajukan oleh peneliti.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 24
3.4 Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini dibagi dalam empat tahap, yaitu:

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun rancangan

penelitian, penetapan tempat penelitian, dan penyusunan instrumen penelitian.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti sebagai pelaksana penelitian sekaligus sebagai

human instrument mencari informasi data, yaitu survei dan observasi

mendalam.

Prosedur yang dilakukan saat pengambilan data yaitu dengan membuat

survei beberapa pertanyaan untuk diisi oleh beberapa responden dengan

jumlah minimal 40 orang yang disebarkan melalui google form dan

membagikan ke langsung ke responden. Setelah data diperoleh, kemudian

diolah untuk selanjutnya dianalisis yang dituangkan dalam bentuk

pembahasan secara deskriptif dan argumentatif.

c. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah peneliti melakukan survei dan studi

literatur mendalam terhadap hasil survei di kelas IX serta observasi langsung

di sekolah.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 25
BAB IV

Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian terhadap beberapa responden melalui pertanyaan-

pertanyaan yang disebarkan melalui google form yang ditanyakan dan kemudian dilakukan

pengolahan data dan dianalisis, diperolah beberapa data berikut :

Diagram 1 :

Dilihat dari diagram 1, responden menyatakan sudah membuang sampah pada

tempat yaitu sebanyak 80,4% sedangkan yang hanya kadang-kadang membuang sampah

pada tempatnya yaitu 13% Dan 6,5% yang belum membuang sampah pada tempatnya.

Berdasarkan survei diatas maka 80,4% siswa sudah membuang sampah pada tempatnya

yang menunjukkan bahwa informasi adanya membuang sampah pada tempatnya sudah

berjalan dengan baik.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 26
Diagram 2 :

Dilihat dari diagram 2, responden menyatakan bahwa tidak semuanya membuang

sampah dan memilahnya terlebih dahulu, bisa dilihat 47,8% responden hanya kadang-

kadang membuang sampah dengan memilahnya terlebih dahulu sedangkan yang

memilahnya terlebih dahulu hanya 23,9% dan yang sama sekali tidak memilahnya sebanyak

28,3%.

Berdasarkan survei diatas menunjukkan bahwa yang melakukan pembuangan sampah dan

memilahnya terlebih dahulu sangat minim yaitu 23,9%, bisa disimpulkan bahwa siswa

kurang baik dalam mengelola dalam pembuangan sampah dan memilahnya terlebih dahulu.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 27
Diagram 3 :

Dilihat dari diagram 3, responden menyatakan bahwa masih ada yang belum

mengetahui dampak negatif dari sampah, 69,6% sudah mengetahui dampak negatif dari

sampah sedangkan 17,4% masih ragu ragu dan 13% belum mengetahui dampak

negatifnya.

Berdasarkan survei di atas menunjukkan bahwa 69,6% siswa tahu apa dampak negatif dari

manajemen sampah yang tidak dipilah, Dan hanya sedikit yang tidak mengetahui dampak

negatif dari manajemen sampah yang tidak dipilah. Menunjukkan bahwa siswa sudah

mengerti dampak negatif dari sampah.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 28
Diagram 4 :

Dilihat dari diagram 4, responden menyatakan bahwa tidak semuanya menerapkan

gaya hidup 3R dalam keseharian mereka, tetapi dominan dari mereka sudah menerapkan

gaya hidup 3R yaitu sebanyak 67,4% dan yang belum menerapkan gaya hidup 3R hanya

32,6%. Berdasarkan survei diatas menunjukkan bahwa penerapan gaya hidup 3-R

dikalangan siswa sudah berjalan dengan baik.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 29
Diagram 5 :

Dilihat dari diagram 5 bahwa 97,8% siswa menyatakan program 3R memberikan

dampak positif dan hanya 2,2% yang tidak setuju dengan program 3R memberikan dampak

positif.

Berdasarkan survei diatas, menunjukkan bahwa siswa sudah tahu dampak positif dari

program 3R.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 30
Diagram 6 :

DIlihat dari diagram 6, sebanyak 97,8% menyatakan bahwa lebih nyaman melakukan

suatu aktivitas di tempat yang bersih ,sedangkan 2,2% masih bisa melakukan aktivitas di

tempat yang kotor.

Berdasarkan survei diatas menunjukkan bahwa lingkungan yang bersih membuat orang

orang lebih nyaman melakukan suatu aktivitas.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 31
Diagram 7 :

Dilihat dari diagram 7, bahwa fasilitas pengelolaan sampah di sekolah kurang

maksimal, yaitu sebanyak 34,8% menyatakan bahwa fasilitas sekolah kurang maksimal

sedangkan 26.1% menjawab fasilitas pengelolaan sampah di sekolah sudah maksimal dan

39,1% menjawab mungkin atau ragu-ragu.

Berdasarkan survei diatas menunjukkan bahwa fasilitas pengelolaan sampah di sekolah

masih kurang maksimal.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 32
Diagram 8 :

Dilihat dari diagram 8, sebanyak 80,4% responden menyatakan bahwa dampak yang

dihasilkan oleh sampah adalah dampak negatif dan 19,6% menyatakan dampak yang

dihasilkan adalah dampak positif.

Berdasarkan survei diatas menunjukkan bahwa sampah memberikan dampak negatif bagi

responden.

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 33
Bab V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan survei yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

sampah membuat banyak dampak negatif bagi pelajar di lingkungan sekolah

5.2 Saran

Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada Sekolah-sekolah menyiapkan fasilitas

pembuangan sampah yang maksimal supaya Siswa dan siswi bisa membuang sampah pada

tempatnya dan program 3R bisa berjalan dengan lancar

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 34
DAFTAR PUSTAKA

http://pantaberutu.blogspot.com/2013/10/bahaya-sampah-di-lingkungan-sekolah.html

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/3859/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR

%20PUSTAKA.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1391261016-3-bab%20II.pdf

http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1369/1/file%20timotius

%20tarigan.pdf

KARYA TULIS ILMIAH| Pengaruh sampah pada lingkungan sekolah / Mei 2023 35

Anda mungkin juga menyukai