Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman sekarang ini, kebersihan adalah masalah terbesar di sekolah.


Dikarenakan kepedulian siswa-siswi akan kebersihan semakin menurun.
Kurangnya kesadaran terhadap kebersihan ini terbukti dari banyaknya sampah di
lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas yang dapat menggangu efektifitas
dalam belajar dan membuat lingkungan yang tidak nyaman atau tidak indah
dipandang. Kita pasti mengetahui bahwa kebersihan merupakan cerminan
kepribadian seseorang dan ada pepatah yang mengatakan bahwa
“kebersihan adalah sebagian dari iman”. Seharusnya pepatah tersebut dapat
memotivasi kita setiap pelajar untuk selalu menjaga kebersihan yang dimulai dari
diri sendiri.

Pada setiap upacara seringkali kita mendengar adanya amanat yang


disampaikan oleh pembina untuk mengingatkan kita tentang menjaga kebersihan
tentunya kita sudah mengerti bagaimana membuang sampah pada tempatnya,
selain itu di dalam kelas juga sudah adanya pembagian jadwal piket untuk
meminimalisir masalah kebersihan di kelas tetapi beberapa siswa
menghiraukannya dan tetap pada pendiriannya yang malas menjaga kebersihan,
salah satu contohnya dengan membuang sampah sembarangan.Oleh sebab itu
butuhnnya kesadaran pada setiap pribadi atau pada diri sendiri agar terbukanya
rasa empati terhadap lingkungan.

Namun tidak dapat kita pungkiri banyaknya dampak yang akan ditimbulkan
dari kurangnya kesadaran tentang kebersihan dan kurangnya rasa
tanggungjawab terhadap lingkungan. Hal ini perlu kita perhatikan sekaligus
mencari solusi terbaik. Dari uraian di atas tersebut, maka dari itu kelompok kami
tertarik untuk membahas makalah karya tulis ilmiah yang berjudul “Kurangnya
Kepedulian Pelajar terhadap Kebersihan di Lingkungan Sekolah”. Agar makalah
ini dapat memberikan pemahaman untuk setiap pelajar bahwa kebersihan sangat
penting.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas kita dapat mengidentifikasi masalah-


masalah yang terjadi, sebagai berikut :

1.2.1 Faktor-faktor penyebab kurangnya kepedulian pelajar terhadap


kebersihan di lingkungan sekolah
1.2.2 Dampak dari kurangnya kepedulian pelajar terhadap kebersihan di
lingkungan sekolah
1.2.3 Sanksi yang diberikan bagi pelajar yang ketahuan membuang sampah
sembarangan di lingkungan sekolah
1.2.4 Solusi yang harus dilakukan agar pelajar sadar akan kebersihan
lingkungan sekolah

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Apakah faktor yang menyebabkan kurangnya kepedulian pelajar


terhadap kebersihan di lingkungan sekolah?
1.3.2 Bagaimanakah dampak dari kurangnya kepedulian pelajar terhadap
kebersihan di lingkungan sekolah?
1.3.3 Apakah sanksi yang akan diberikan jika pelajar ketahuan membuang
sampah sembarangan ?
1.3.4 Bagaimanakah solusi yang harus dilakukan untuk
menyadarkan para pelajar akan pentingnya kebersihan?

1.4 Tujuan
1.4.1 Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kurangnya kesadaran
pelajar terhadap kebersihan di lingkungan sekolah.
1.4.2 Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kurangnya
kesadaran pelajar terhadap kebersihan di lingkungan sekolah.
1.4.3 Untuk mengetahui sanksi yang diberikan bagi pelajar yang membuang
sampah sembarang di lingkungan sekolah
1.4.4 Untuk mengetahui solusi yang tepat dan mestinya harus dilakukan
untuk menyadarkan para pelajar tentang kebersihan
1.5 Manfaat
1.5.1 Untuk meminimalisir membuang sampah sembarangan.
1.5.2 Untuk menyadarkan pelajar pentingnya kebersihan lingkungan.
1.5.3 Untuk mengetahui permasalahan yang diteliti serta mencari solusinya.
BAB II
KERANGKA TEORITIS/LANDASAN TEORI

2.1 Kebersihan

Kebersihan menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) yaitu suatu


keadaan yang dianggap bebas atau tidak memiliki kotoran dan noda.

Kebersihan menurut Prof. Dr. M. Aburrahman MA merupakan salah satu


pokok dalam memelihara eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk hidup
kecuali berusaha untuk memebersihkan dirinya, walaupun makhluk hidup tersebut
dinilai kotor. Pada manusia konsep kebersihan, bukan hanya secara fisik, tetapi
psikis, sehingga dikenal istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati, kebersihan
spritual, dan lain sebagainya.

Kebersihan menurut pandangan islam adalah upaya manusia untuk


memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dan keji untuk mewujudkan
dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.

2.2 Lingkungan

Lingkungan menurut Otto Soemarwoto adalah jumlah seluruh benda dan


keadaan yang terdapat didalam ruang yang ditempat dimana mempengaruhi
kehidupan kita.

Lingkungan hidup menurut Salim (1976), secara umum lingkungan hidup


diartikan sebagai segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat
dalam ruangan yang kita tempat dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk
kehidupan manusia.

Jadi kesimpulan dari pendapat para ahli diatas adalah


Kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan untuk menciptakan lingkungan
yang bersih, indah, dan nyaman yang harus dijaga dengan baik kesatuan ruang
dengan seluruh benda, keadaan, dan makhluk hidup dan segala perilaku nya yang
saling mempengaruhi dan berpengaruh , terutama di dalam hal kualitas lingkungan
itu sendiri.
BAB III
METODE

3.1 Observasi (Pengamatan Langsung)

Kami menggunakan metode observasi yaitu pengamatan secara langsung di


lapangan tentang kurangnya kepedulian pelajar terhadap kebersihan di lingkungan
sekolah. Sasaran kami dalam observasi ini adalah siswa-siswi XI MIPA 4 SMAN 5
Bandarlampung.

3.2 Wawancara

Dalam membuat karya ilmiah ini menggunakan metode wawancara. Kami


mewawancarai siswa-siswi yang ada di kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 5
Bandarlampung. Beberapa pertanyaan yang kami ajukan antara lain :

1. Apakah faktor yang menyebabkan kurangnya kepedulian pelajar terhadap


kebersihan di lingkungan sekolah?
2. Bagaimanakah dampak yang akan ditimbulkan dari kurangnya kepedulian
pelajar terhadap kebersihan di lingkungan sekolah?
3. Bagaimanakah solusi yang harus dilakukan untuk menyadarkan para pelajar
akan pentingnya kebersihan?

Tanggapan Lidya Santi Margaretha :

1. Faktor di rumah, terkadang di rumah mereka tidak mengenal kerbersihan


jadi kebiasaan di rumah terbawa-bawa ke sekolah.
2. Kelas menjadi kotor, belajar kurang nyaman, dicap kelas terkotor.
3. Membuat banner atau slogan jagalah kebersihan, kepada orang tua haruslah
menumbuhkan pentingnya kebersihan kepada anaknya sejak dini, membuat
daftar piket agar kedisplinan pelajar terhadap di kelasnya tetap terlaksana
dengan baik.
Tanggapan Neiska Ananda Putri :

1. Kurangnya kepedulian dari dalam diri sendiri dalam mejaga kebersihan,


jauhnya letak tempat sampah yang membuat malas membuang sampah di
tempatnya.
2. Lingkungan sekolah akan menjadi kotor dan membuat pemandangan
terganggu akan adanya sampah.
3. mengadakan propaganda/gerakan untuk mengadakan penyuluhan tentang
kebersihan di sekolah, memberikan sanksi bagi pelakupembuang sampah
sembarangan, melakukan pengawasan terhadap lingkungan yang rentan
menjadi tempat pembuangan sampah sembarangan.

Tanggapan Sekar Arum :

1. Malas berjalan ke tempat sampah.


2. Merusak lingungan , lingkungan tercemar, banyak bibit penyakit yang
timbul.
3. Mengadakan penyuluhan dampak dari membuang sampah sembarangan.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Faktor-faktor penyebab kurangnya kepedulian pelajar terhadap


kebersihan di lingkungan sekolah :

1. Malas
Sebenarnya kata “malas” bukanlah hal yang sudah tidak biasa lagi bagi
para pelajar untuk membuang sampah pada tempatnya. Buktinya sudah
terlihat bahkan sering sekali dilihat, jelas sekali jika tempat sampah
terlihat didepan mata bahkan di depan setiap kelas. Tetapi, sangat
disayangkan jika masih banyaknya pelajar yang tidak peduli dengan
tempat sampah yang ada didepan mata, tidak jarang para pelajar sering
membuang sampah ditempat yang tidak seharusnya. Padahal jelas banyak
sekali slogan-slogan seperti “DILARANG MEMBUANG SAMPAH
DISINI” atau “JAGALAH KEBERSIHAN KELAS DAN
LINGKUNGAN SEKOLAH”. Tetapi, slogan-slogan tersebut juga tidak
dipedulikan para pelajar.

2. Sudah menjadi kebiasaan.


Tanpa disadari banyak pelajar yang menganggap tidak menjaga
kebersihan adalah hal yang sudah “biasa” . Misalnya ketika adanya
sampah disekitar taman sekolah, coretan-coretan di meja,kursi,ataupun
tembok, keadaan kotor dikantin sekolah, dan keadaan WC yang sangat
kotor menyebabkan banyaknya pelajar yang yakin bahwa tidak menjaga
kebersihan ditempat tersebut dan membuang sampah sembarangan
diperbolehkan di tempat tersebut. Jadi, tanpa berpikir kedepan para
pelajar tidak mempedulikannya.

3. Pengaruh Lingkungan.
Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya
suatu perilaku. Perilaku dan sikap tidak peduli pada lingkungan ini tentu
tidak akan pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Salah satu
contoh terbesar karena pengaruh lingkungan adalah masalah pembuangan
sampah sembarangan yang sudah menjadi pola perilaku pelajar yang
“biasa” atau “wajar” karena semua orang melakukannya. Secara tidak
sadar maka perilaku membuang sampah sembarangan akan menjadi suatu
bentuk perilaku yang terus menerus terjadi dan di dalam pikiran bahwa
membuang sampah sembarangan bukanlah hal yang salah.

4. Sampah terlalu kecil.


Hal kecil yang membuat pelajar kurang peduli terhadap kebersihan di
lingkungan sekolah adalah karena sampah yang terlalu kecil. Hal ini
membuat mereka berpikir tidak perlunya sampah kecil itu di buang ke
tempat sampah karena tidak terlalu mempengaruhi kebersihan.

4.2 Dampak dari kurangnya kepedulian pelajar terhadap kebersihan di


lingkungan sekolah

Kita dapat belajar dengan tenang apabila keadaan lingkungan sekolah tersebut
bersih. Untuk menciptaklan suasana tersebut, tidak cukup dikerjakan oleh penjaga
sekolah saja, tetapi juga harus dibantu oleh semua pihak yang berada dilingkungan
itu sendiri, termasuk guru dan siswa-siswinya. Tetapi, bagaimana jika kebersihan
itu dihiraukan oleh siswa-siswi ? Tentu akan menjadi masalah yang serius apabila
lingkungan sekolahnya sendiri tidak dijaga dengan benar dan baik. Salah satu
contoh dampak yang sering kita lihat adalah karena adanya “sampah”. Berikut ini
adalah dampak yang diakibatkan kurangnya kepedulian pelajar terhadap
kebersihan di lingkungan sekolah, sebagai berikut :

1. Merusak pemandangan
Membuang sampah sembarangan artinya membiarkan sampah-sampah
menumpuk dimana saja. Bayangkan, ketika kita berada di taman sekolah
yang sangat indah, banyak bunga warna-warni bermekaran, namun
disekeliling taman tersebut banyak sekali sampah. Tentunya hal tersebut
akan membuat siapa saja yang melihat merasa tidak nyaman untuk
dipandang. Bahkan, pandangan tidak lagi fokus terhadap bunga,
melainkan ke tumpukan sampah.

2. Mencemari lingkungan
Jika satu sampah saja mungkin tidak akan terasa. Tetapi, bagaimana jika
sampah banyak dan menumpuk? Hal tersebut tentunya akan mencemari
lingkungan sekolah. Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat yang
nyaman untuk makhluk hidup, sekarang telah berbaur dengan sampah-
sampah yang dihasilkan manusia itu sendiri setiap harinya. Jika dibiarkan
sesekali atau dua kali mungkin tidak menimbulkan masalah yang serius,
tetapi bagaimana jika 5 tahun kedepan ? Pastinya ini masalah berat bagi
warga sekolah. Oleh karena itu warga sekolah harus bisa mengontrol dan
menjaga nilai estetika terhadap lingkungan sekolah.

3. Menimbulkan bau busuk (pencemaran udara)


Sampah yang bertumpuk dapat menimbulkan bau busuk yang berasal
dari fermentasi sampah organik oleh bakteri pengurai seperti sampah
hasil kulit buah dan sisa sayuran. Hasil dari fermentasi tersebut
menghasilkan gas metana. Gas tersebut merupakan hasil dari gas
buangan mikroorganisme yang mengolah sampah berbau yang sangat
busuk. Akibatnya bau dari udara sampah organik tersebut akan
mengganggu konsentrasi belajar murid hingga guru dalam proses belajar-
mengajar jika dibiarkan terus menerus.

4. Menimbulkan banyak penyakit


Sampah yang dibiarkan menumpuk bisa menyebabkan beberapa penyakit
dan menjadikan sarang hidupnya hewan-hewan berbahaya seperti
nyamuk,lalat, dan tikus. Terutama nyamuk, apalagi jika nyamuk tersebut
adalah Nyamuk Aedes Aegypty yang dapat mengakibatkan seseorang
mengidap penyakit demam berdarah. Penyakit datang akibat sampah
adalah penyakit-penyakit yang cukup berbahaya seperti penyakit
pencernaan, penyakit perut, penyakit kuning dan lainm sebagainya. Hal
ini dikarenakan sampah bisa mencemari permukaan air, air tanah, lahan
pertanian, dan juga mencemari udara yang menyebabkan permasalahan
bagi manusia dan ekosistemnya.

5. Mendatangkan banjir
Jika di sekolah kita terdapat banyak selokan dengan sampah yang
menumpuk jangan dibiarkan. Tumpukan sampah yang ada diselokan bisa
menyebabkan terjadinya banjir. Terkadang banyak para pelajar saat
melaksanakan tugas piket membuang sampahnya diselokan. Sangat
disayangkan hal tersebut tidak dipedulikan. Hal kecil tersebut bisa
mengakibatkan banjir di lingkungan sekolah ketika hujan.

4.3 Sanksi yang akan diberikan jika pelajar tidak menjaga kebersihan
1. Sanksi perorangan , memberikan denda bagi kelas terkotor.
2. Dibawa ke BK dan mendapatkan point
3. Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah sembarangan pada
buku saku/ buku pelanggaran.
4. Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda
terhadap siswa sebesar Rp 2.000 setiap pelajar yang ketahuan
membuang sampah sembarangan
5. Pada saat melaksanakan piket kelas, jika ada pelajar yang tidak
melaksanakannya bisa dikenakan denda dan uangnya dimasukin ke
dalam kas kelas.

4.4 Solusi yang harus dilakukan agar pelajar sadar akan kebersihan di
lingkungan sekolah

1. Menerapkan “rasa memiliki”


Solusi ini memang harus dari dalam diri sendiri. Ketika kita
bersekolah dimanapun itu, maka kita harus menerapkan “rasa
memiliki” bahwa sekolah yang kita pijak adalah milik kita. Artinya
kita harus merawatnya, menjaga, dan melindungi semua fasilitas yang
ada disekolah. Terutama mengenai lingkungannya. Jika sekolah kita
memiliki lingkungan yang bersih, maka dapat menguntungkan bagi
pihak sekolah maupun siswa-siswinya. Untuk itu marilah kita
terapkan rasa memiliki.

2. Membuat jadwal piket kelas.


Dengan adanya jadwal piket kelas yang dibuat diharapkan siswa
dapat disiplin dalam melaksanakan kebersihan, yang dapat
meminimalisir keadaan kelas yang kotor , walaupun terkadang ada
beberapa diantara siswa ada yang tidak melaksanakan .

3. Bank Sampah
Pengadaan bank sampah dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan
kondisi kebersihan lingkungan sekolah. Telah kita ketahui
sebelumnya, bank sampah ini akan membeli sampah-sampah daur
ulang (biasanya anorganik). Uang yang dihasilkan dari pengumpulan
sampah ini dapat dimasukkan sebagai uang kas kelas. Secara individu,
harga lumayan yang diberikan oleh bank sampah dapat memacu siswa
mengumpulkan sampah-sampah tidak hanya dari lingkungan sekolah.
Lama kelamaan, bank sampah yang awalnya dikendalikan oleh guru
bisa dialihkan ke murid yang peduli lingkungan. Murid yang
penasaran dengan proses selanjutnya di bank sampah biasanya dapat
membantu guru mengelola bank sampah sekolah.

4. Melaksanakan gotong royong rutin


Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul
atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika
diartikan gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama
atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong royong dapat
dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk
ikut terlibat dalam memberi nilai positif dari setiap obyek,
permasalahan, atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Untuk itu
perlunya melaksanakan gotong royong rutin ini dimaksudkan untuk
pelajar pada hari tertentu mampu berkerjasama adanya nilai
kebersamaan, persatuan, tolong menolong, sosialisasi untuk
membersihkan lingkungan di sekolah.

5. Mengadakan lomba antar-kelas


Dengan diadakannya lomba antar-kelas mengenai kebersihan kelas
akan membuat pelajar berlomba-lomba untuk membuat kelasnya
bersih, nyaman, dan indah. Yakinlah jika para pelajar senang sekali
jika diberi penghargaan. Apalagi penghargaan tersebut didapat dengan
usaha sendiri dan kerjasama yang baik siswa-siswi di kelas
BAB V
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari beberapa uraian yang telah dibahas sebelumnya dapat kita simpulkan
bahwa siswa-sisiwi SMA Negeri 5 Bandar Lampung harus turut andil dalam
menjaga kebersihan lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung, agar
terciptanya lingkungan yang nyaman, aman, dan bersih ketika proses belajar
mengajar berlangsung. karena mereka adalah bagian terpenting dalam sekolah dan
harus bertanggung jawab terhadap sekolahnya. Dari pembahasan tersebut kita
dapat menyatakan bahwa siswa-siswi di SMA Negeri 5 Bandar Lampung masih
kurang peduli terhadap kebersihan di lingkungan sekolah. Kebanyakan dari mereka
bertindak secara spontan tanpa berpikir sebab akibat yang akan terjadi dikemudian
hari dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Seperti pembuangan sampah
yang tidak pada tempatnya, penggolongan sampah sudah dilupakan, pelaksanaan
piket kelas yang kurang teratur, dan tidak disiplin dalam mengembalikan peralatan
kebersihan.

Kasus-kasus yang seperti ini menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya


selalu meningkat. Padahal, pada setiap kegiatan upacara ketika amanat, guru yang
menjadi Pembina selalu menegaskan tentang kebersihan, tetapi para siswa siswi
SMA Negeri 5 hanya menghiraukannya dan menganggap hal tersebut sudah sangat
bosan untuk didengar.Adanya masalah seperti itu tentu saja akan merugikan SMA
Negeri 5 Bandar Lampung.

Jadi, dari hal tersebutlah kita harus menyadari bahwa kebersihan itu sangatlah
penting. Marilah kita menjaga kebersihan lingkungan sekolah bersama-sama.

6.2 Saran
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Setiap siswa hendaknya melakukan piket sesuai jadwal yang
sudah ada.
2. Ada sanksi yang diberlakukan yang tidak melakukan piket.
3. Memperbanyak tempat sampah yang diletakkan disetiap
sudut-sudut sekolah, agar memungkinkan para siswa untuk
membuang sampah pada tempatnya.
4. Melakukan program penghijauan di sekolah.
5. Lebih meningkatkan hubungan sosialisasi dengan para
siswanya saat melakukan kebersihan.
6. Meningkatkan sarana dan prasarana yang lengkap yang
dibutuhkan untuk kebersihan sekitar sekolah.
7. Semua guru diharuskan bisa memberi contoh kepada pelajar.
Karena masih banyak juga guru yang membuang sampah
sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA

http://ahmadridhoarif.blogspot.co.id/2012/07/karya-ilmiah-kepedulian-siswa-
terhadap.html

http://pengertian.website/pengertian-lingkungan-menurut-para-ahli/

https://kbbi.web.id/bersih

https://mynameisadzima.blogspot.co.id/2017/03/tugas-kurangnya-kesadaran-siswa-
dalam.html
WAWANCARA

Narasumber 1

Aditya :

Lulu :

Aditya :

Lulu :

Aditya :

Lulu :

Narasumber 2

Aditya :

Antika :

Aditya :

Antika :

Aditya :

Antika :
Dari pembahasan tersebut kita dapat menyatakan bahwa siswa-siswi di SMA
Negeri 5 Bandar Lampung masih kurang peduli terhadap kebersihan di lingkungan
sekolah. Kebanyakan dari mereka bertindak secara spontan tanpa berpikir sebab
akibat yang akan terjadi dikemudian hari dan hanya ingin menguntungkan diri
sendiri. Seperti pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, penggolongan
sampah sudah dilupakan, pelaksanaan piket kelas yang kurang teratur, dan tidak
disiplin dalam mengembalikan peralatan kebersihan.

Kasus-kasus yang seperti ini menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya


selalu meningkat. Padahal, pada setiap kegiatan upacara ketika amanat, guru yang
menjadi Pembina selalu menegaskan tentang kebersihan, tetapi para siswa siswi
SMA Negeri 5 hanya menghiraukannya dan menganggap hal tersebut sudah sangat
bosan untuk didengar.Adanya masalah seperti itu tentu saja akan merugikan SMA
Negeri 5 Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai