Anda di halaman 1dari 8

KARYA ILMIAH PENGARUH KEGIATAN BELAJAR

MENGAJAR DI SEKOLAH TERHADAP WAKTU TIDUR SISWA


SMAN 1 WEWEWA TIMUR

Disusun oleh :
KAROLINA W. SOLI, S.Ag
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Belajar Mengajar Terhadap Waktu
Belajar Siswa SMA Negeri 1 Wewewa Timur” kami buat untuk mengetahui apakah
kegiatan KBM efektif bagi waktu belajar siswa. Pada umumnya,hampir 50% siswa
mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di sekolah dan tetap mengikuti les tambahan di
luar sekolah. Hal ini membuat kami penasaran apakah kegiatan belajar mengajar di
sekolah itu efektif atau tidak.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah bertujuan untuk menanamkan ilmu kepada siswa
baik secara akademik, non akademik, dan menanamkan karakteristik siswa. Tetapi tidak
semua siswa merasa kegiatan belajar mengajar berguna bagi mereka karena setelah
kurang lebih 8 jam belajar di sekolah, mereka juga harus mengikuti kegiatan les tambahan
di luar sekolah.

Kita memilih topik ini karena kami ingin mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar
efektif bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Wewewa Timur.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat pokok-
pokok masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah berikut ini, antara lain :

a. Apakah cara kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 WEWEWA TIMUR


mempengaruhi waktu tidur siswa-siswi secara tidak wajar?
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian karya ilmiah ini adalah siswa-siswi di SMAN 1
WEWEWA TIMUR

4. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :

 Mengetahui kendala apa saja yang disebabkan dari ditetapkannya proses KBM di
SMAN 1 WEWEWA TIMUR saat ini terhadap waktu tidur siswa-siswi.
5. Manfaat
 Menambah wawasan penulis dan juga para pembaca mengenai proses KBM di
SMAN 1 WEWEWA TIMUR Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana
diagnosis dalam mencari sebab masalah atau kegagalan yang terjadi di dalam
sistem penilaian pelayanan yang sedang berjalan. Dengan demikian akan
memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah dalam proses
KBM di SMAN 1 WEWEWA TIMUR
 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan rencana
kerja sekolah dikemudian hari.
6. Hipotesis
Dari rumusan masalah yang sudah dinyatakan sebelumnya kami menggunakan
variabel jamak, Variabel yang pertama adalah kegiatan belajar mengajar yang
diterapkan di SMAN 1 WEWEWA TIMUR. Variabel kedua adalah waktu istirahat
siswa-siswi SMAN 1 WEWEWA TIMUR.Karena rumusan masalah mempertanyakan
perihal hubungan antara dua variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis
asosiatif. Kegiatan Belajar Mengajar di SMAN 1 WEWEWA TIMUR yang belum
efektif mempengaruhi jam istirahat siswa-siswinya. Maka kemungkinan dari hasil
pengisian angket dari sampel siswa-siswi SMAN 1 WEWEWA TIMUR kelas X , XI
dan XII akan menyatakan bahwa mereka kelelahan dan kurang istirahat yang
disebabkan oleh kurang efektifnya kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 WEWEWA
TIMUR
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kegiatan Belajar Mengajar
1.1. Pengertian

Kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu
tertentu pula( hamalik, 2006 : 162 )

1.2. Komponen-komponen Proses Belajar Mengajar

Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) menjelaskan kegiatan belajar mengajar melibatkan


beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi
pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi pembelajaran.
1.2.1. Guru ( Pendidik ) Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh
Suyanto ( 2001 : 31 ), memberikan empat ciri utama agar seorang guru
terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah: 

 Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang ( mature and developing


personality ),  
 Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik, 
 Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat dan 
 Sikap profesionalnya berkembang secara bersinambungan.

Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi dan tugas guru dalam situasi pendidikan
dan pengajaran terjalin intraksi antara dan guru.Intraksi ini sesungguhnya merupakan
intraksi antara dua kepribadian yaitu kepribadian guru sebagai seorang dewasa dan
sedangkan berkembang mencari bentuk kedewasaan.
Sehubungan dengan itu sukmadinata ( 2004 : 252 ) menjelaskan fungsi / tugas
seorang guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
 Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar Tugas utama sebagai pendidik
adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial,
dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu telah bisa berdiri
sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah mampu bertanggung
jawab atas segala perbuatan dan mampu bersikap obyektif. Dewasa secara
sosial berarti telah mampu menjalin hubungan sosial dan kerja sama
dengan orang dewasa lainnya. Dewasa secara moral yaitu telah memiliki
seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan mampu berprilaku sesuai
dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.
 Guru Sebagai Pembimbing Selain sebagai pendidik dan pengajar guru juga
sebagai pembimbing. Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar,
adakalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama sekali. Dalam kondisi
dan situasi seperti ini mereka perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan.
Sebagai upaya membantu anak mengatasi kesulitan atau hambatan yang
dihadapi dalam perkembangannya.
Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang
para siswanya, baik itu tentang segala potensi dan kelemahannya, masalah dan
kesulitan-kesulitannya.Serta segala latar belakangnya agar tercapai kondisi seperti itu,
guru perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih dekat dan akrap,
melakukan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog secara langsung.

1.2.2. Peserta Didik Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya belajar dan
pembelajaran, mendefenisikan peserta didik atau siswa adalah subyek yang
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan menurut
Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ), peserta didik (siswa) adalah seseorang atau
sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
1.2.3. Tujuan Pembelajaran Pada hakekatnya  tujuan pembelajaran adalah
perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah
mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara psikologis akan
tampil dalam tingkah laku ( over behavior ) yang dapat diamati melalui alat
indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.
1.2.4. Gaya Hidup Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan
program pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk
menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam program
tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program
satuan pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :

 Tujuan yang dikehendaki harus jelas, oprasional mudah terlihat, ketepatan


program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan. 
 Program ini harus sederhana atau fleksibel. 
 Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan
yang telah diterapkan 
 Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas pencapaiannya 
 Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program disekolah ( Mulyasa,
2006 : 41 ).

1.2.5. Metode Mengajar


Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik,
karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara
mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa
akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga
diharapkan akan terjadi peribahan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya,
sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.
1.2.6. Media
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran.
Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit,
terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang
mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber belajar selain buku,
jurnal, adalah perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.
1.2.7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional
sampai bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil
belajar peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).
1.3. Proses Pembelajaran yang efektif
Berikut ini dijelaskan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh guru agar
pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif, yaitu :
a. Menguasai kurikulum dan perangkat penjabarannya
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam keseluruhan kegiatan pendidikan.Kurikulum adalah pemandu
program belajar mengajar, pelaksanaan, dan hasil belajar yang hendak
dicapai.Tanpa berpegang pada kurikulum, proses belajar mengajar tidak memiliki
arah dan tujuan.
b. Penguasaan materi setiap bidang studi
Bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan hendaknya dikuasai oleh
guru sehingga pelaksanaannya akan berjalan dengan lancar dengan baik. Selain
menguasai materi pelajaran, guru juga senantiasa dapat mengembang-kan dan
meningkatkan kemampuannya.Karena itulah sebenarnya guru sendiri adalah
seorang pelajar yang belajar secara terus menerus.Sebagai pengajar, guru harus
membantu perkembangan anak didiknya untuk memahami dan menguasai ilmu
pengetahuan.Untuk itu, guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk
senantiasa belajar pada berbagai kesempatan.
c. Penguasaan metode dan teknik penilaian
Guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia menguasai dan
mampu melaksanakan keterampilan mengajar dengan menggunakan berbagai
metode yang sesuai dengan pelajaran, tujuan, dan pokok bahasan yang
diajarkannya. Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa dengan baik bila tidak disampaikan dengan baik pula. Proses
penyampaian ini tentu saja memerlukan kecakapan khusus dalam memilih dan
menggunakan metode mengajarnya. Dengan demikian, guru perlu menguasai
terhadap metode penyampaian agar para siswa tidak pasif, melainkan terlibat
secara aktif dalam interaksi belajar mengajar.Selain penguasaan metode
pengajaran, guru juga hendaknya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
cukup tentang alat-alat dan media pembelajaran sebagai alat bantu komunikasi
guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Tidak setiap media/alat sesuai
dengan setiap kondisi belajar mengajar sehingga diperlukan pula keterampilan
untuk memilih dan menggu-nakan serta mengusahakan media dengan
baik.memilih media pendidikan harus disesuaikan dengan tujuan, materi, metode
serta kemampuan guru dan minat siswa. Hal ini penting untuk diketahui karena
metode mengajar bersifat individual. Artinya, seorang guru mungkin dapat
menggunakan suatu metode dengan baik, sementara guru yang lain belum tentu
demikian.Penilaian merupakan komponen atau bagian yang tak terpisahkan dari
proses belajar mengajar. Penilaian bertujuan untuk memberikan umpan balik bagi
guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun
bagi siswa sendiri dan orang tua siswa untuk mengetahui kemajuan belajar.
Kesalahan atau kelemahan dalam penyusunan alat-alat penilaian dapat
memberikan dampak yang negatif terhadap proses belajar mengajar.
d. Komitmen terhadap tugas
Komitmen yang mendalam terhadap tugas merupakan ciri pokok
profesionalisme seorang guru.kecintaan terhadap tugas diwu-judkan dalam bentuk
curahan tenaga, waktu, dan pikiran. bila guru menginginkan hasil belajar yang
lebih baik dan bermakna antara lain dapat dilakukan dengan kecintaan terhadap
siswa dan tugasnya.
e. Disiplin kerja
Penerapan disiplin yang baik dan kuat dalam proses pendidikan akan
menghasilkan mental, watak, dan kepribadian yang kuat.

2. Waktu Istirahat
2.1. Pengertian

Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketengan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badanlah yang berbeda..

Dimana kebutuhan tidur dan istirahat yang sesuai sama pentingnya dengan
kebutuhan nutrisi dan olahraga yang cukup bagi kesehatan. Menurut Hodgson (1991)
kegunaan tidur masih belum jelas, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga
keseimbangan mental, emosional dan kesehatan.

2.2. Kebutuhan Tidur manusia


Menurut sebuah organisasi non-profit yang berada di amerika Serikat yaitu
National Sleep Foundation (NSF) ,merekomendasikan berapa lama waktu tidur pada
setiap usia berdasarkan para ahli terkait.

Berikut rekomendasi waktu ideal selama tidur berdasarkan usia:

1. Usia  0 – 3 bulan, 14 - 17 jam per hari


2. Usia 4-11 bulan, 12-15 jam per hari
3. Usia 1-2 tahun, 11-14 jam per hari
4. Usia 3-5 tahun, 10-13 jam per hari
5. Usia 6-13 tahun, 9-11 jam yang
6. Usia 14-17 tahun, 8-10 jam per hari
7. Usia 18-25 tahun, 7-9 jam per hari
8. Usia 26-64 tahun 7-9 jam per hari
9. Usia 65 ke atas yakni 7-8 jam per hari

Karena penelitian ini ditujukan bagi siswa-siswi SMA yang umumnya berusia
16-18 tahun.,yang berarti pada seusianya siswa-siswi SMA harus seminimalnya tidur
selama 8 jam sehari.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam suatu proses belajar mengajar pada intinya memiliki tujuan yaitu siswa-
siswi yang mengikuti proses tersebut dapat menerima bekal / ilmu yang diberikan
dari guru sesuai dengan tuntutan kurikulum. Seorang guru berhak memberikan tugas
kepada siswanya dengan tujuan agar siswanya dapat mengulang kembali dan
mengasah kemampuannya atas apa yang telah dipelajari sebelumnya disekolah. Tapi
perlu ditekankan tugas seharusnya diberikan untuk mengulang kembali dan mengasah
kemampuan siswa terhadap yang telah dipelajari sebelumnya di kelas, maka jika tugas
tersebut mengganggu jam tidur / jam istirahat siswa dirumah akan menjadi tidak ada
gunanya, pada kemudian harinya siswa itu akan menjadi kelelahan dan mengantuk
saat menjalani Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah dan tidak dapat memperhatikan
dengan baik apa yang diajari guru-guru tersebut disekolah.

Sudah sepatutnya masalah jam tidur siswa-siswi disekolah diperhitungkan saat


merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar disekolah, karena walau terlihat
sebagai masalah yang sepele ,justru masalah ini akan menjadi kendala yang besar dan
dapat mengganggu tujuan utama dari terlaksananya kegiatan belajar mengajar itu
sendiri.

2. Saran
Kepada para guru terhormat sebaiknya lebih memperhatikan lagi tugas-tugas
yang diberikan kepada siswa-siswinya.Perlu dipertimbangkan apabila tugas terlalu
berat dapat mempengaruhi pola tidur siswa-siswinya.Namun perlu disadari bahwa
guru yang professional adalah guru yang tidak hanya mendidik muridnya dengan ilmu
pengetahuan tetapi juga menyiapkan muridnya untuk dikemudian hari dengan salah
satu caranya adalah displin mengerjakan tugas.

Kepada para peserta didik sebaiknya lebih dapat membagi-bagi waktu dengan
lebih baik.Untuk lebih mengutamakan tugas dan tanggung jawab disbanding bermain
game ataupun hiburan-hiburan lainnya. Karena pola tidur yang sehat sama pentingnya
dengan nutrisi makanan yang diperlukan bagi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai