Di susun oleh :
RITA PUTRI
XII IPS 2
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
yang telah diberikan kepada kita semua sehingga makalah ini dapat saya susun sesuai
dengan kemampuan dan dapat saya selesai kan sesuai waktu yang ditentukan.
Di mana tujuan dalam penyusunan makalah ini agar dapat menjadi rujukan untuk
mempelajari tentang kearifan lokal masyarakat Muna. Selain itu makalah ini ditujukan
untuk melengkapi tugas mata pelajaran sosiologi.
Seperti halnya saya hanya manusia biasa tempat di mana ada kesalahan maka dari itu
saya mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi para . untuk mencapai
kesempurnaan makalah ini saya meminta kritik dan saran dari para pembacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari
satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok
orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa,
kepercayaan, agama, dan bahasa. Sesuai semboyang Bhineka Tunggal Ika, maka meskipun
memiliki keragaman budaya, Indonesia tetap satu. Keragaman yang ada di Indonesia adalah
kekayaan dan keindahan bagi bangsa Indonesia itu sendiri ,salah satu nya adalah kebudayaan dan
kearifan masyarakat suku muna , Sulawesi tenggara.
Muna merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi sulawesi tenggara yang memiliki
keanekaragaman seni, budaya dan suku. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting
dalam perkembangan parawisata daerah .Berbagai macam kesenian kesenian berkembang di
kabupaten muna salah satunya yaitu powele dan masih banyak lagi kesenian-kesenian tradisional
lainnya ,mulai dari adat istiadat, pakaian , bangunan,alat musik,tarian dan lain sebagainya.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja macam macam tradisi yang ada pada suku muna?
2. Bagaimana bentuk rumah adat suku Muna?
3. Bagaimana bentuk baju adat suku muna?
4. Apa saja tarian khas dari daerah suku muna?
5. Apa lagu khas dari daerah suku Muna?
6. Bagaimana bentuk alat musik tradisional suku muna?
7. Apa saja makanan khas suku muna?
8. Apa saja keunikan yang ada di masyarakat suku muna?
Untuk mengetahui berbagai macam kearifan lokal dan tradisi yang ada pada suku Muna secara
lebih dalam lagi .mulai dari macam-macam tradisinya, bentuk rumah adat ,lagu daerah, makanan
khas, baju adatnya, tarian dan keunikan lainnya yang ada di suku muna
BAB II
PEMBAHASAN
A. SUKU MUNA
Orang Muna adalah masyarakat Suku Bangsa Muna, yang mendiami seluruh Pulau
Muna, dan pulau-pulau kecil disekitarnya, serta sebagian besar Pulau Buton khususnya bagian
Utara, Utara Timur Laut, selatan dan Barat Daya Pulau Buton, Pulau Siompu, Pulau Kadatua dan
Kepulauan Talaga Sulawesi Tenggara.
Katoba adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara
terhadap anak-anak berumur antara 6-12 tahun yang telah melaksanakan upacara kangkilo, yaitu
khitanan atau supitan. Melalui tradisi katoba maka anak yang telah dikhitan atau disunat telah
memasuki masa peralihan dari seorang anak menjadi dewasa dan dianggap telah mampu
menerima ajaran-ajaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakatnya.
UPACARA KARIA/KARYA (PINGITAN)
Upacara adat Karya (pingitan) merupakan upacara peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang di tujukan pada penyucian diri manusia, khususnya wanita dari suatu tingkat
kehidupan masa kanak-kanak ke masa dewasa dan telah siap berumah tangga.
TRADISI KASAMBU
Tradisi Kasambu merupakan tradisi turun temurun yang diadakan oleh masyarakat suku Muna,
Sulawesi Tenggara. Tradisi ini merupakan bentuk syukuran terhadap kesalamatan seorang Istri
yang akan melahirakan anaknya. Tradisi ini biasa diadakan menjelang kelahiran, biasanya pada
bulan ke-7 atau masyarakatnya.
TRADISI KAAGO-AGO
Kaago-ago berasal dari bahasa Muna yang bermakna pengobatan atau pemulihan kondisi
kampung. masyarakat Muna sudah meyakini Tuhan Yang Maha Esa tidak hanya menciptakan
manusia sendirian berkelana di Bumi. Namun, ada kekuatan makhluk tak kasat mata, seperti jin
yang hidup berdampingan dengan manusia.Keberadaan mereka dipercayai bisa menebar wabah
dan petaka, bahkan hingga menyebabkan gagal panen saat musim tanam. Solusi alternatif, berdoa
dengan tulus kepada Sang Pencipta melalui upacara di tengah tanah lapang atau kebun.
TRADISI HAROA
Dalam masyarakat di Pulau Buton dan Pulau Muna, ada tradisi unik untuk menjalin
silaturahmi. Namanya adalah haroa. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut hari-hari besar
keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, maulid, atau syukuran. Haroa adalah acara berdoa
bersama.
Ewa Wuna sendiri merupakan seni bela diri bagi masyarakat Muna dengan menggunakan alat,
yaitu Lolabi atau keris. Di mana, zaman dahulu Ewa Wuna telah dipelajari orang-orang tertentu
sebagai pembelaan atau pertahanan kerajaan jika terjadi serangan dari luar. Selain itu permainan
seni bela diri ini selalu ditampilkan pada saat upacara adat dan penyambutan tamu.
Kabhanti modero merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Muna yang disampaikan
dalam pertujukan balas pantun secara berkelompok yang biasanya antara kelompok laki-laki dan
perempuan. Secara etimologis, menurut La Niampe, kabhanti merupakan kata bentukan morfem
ka- dengan kata dasar bhanti, yang mengandung pengertian puisi, sajak, atau nyanyian. Di dalam
proses mempraktikkan kabhanti modero, sangatlah sederhana. Pihak laki-laki dan perempuan
dikelompokkan secara terpisah dengan posisi berhadapan. Tangan saling bergenggaman yang
diiringi tarian olima dolegoane (tangan diayun maju-mundur) serta memutar searah jarum jam.
Tarian ini menyiratkan seolah kelompok laki-laki dan perempun saling mengejar dalam tempo
yang lambat.
Masyarakat suku Muna Memiliki kearifan dalam menetukan Waktu (kalentno gholeo) melalui
Pekerjaan yang berlaku pada semua Aktivitas mulai dari pertanian sampai Dengan kegiatan soial
budaya lainya,Yaitu sesuai dengan waktu yang Berjalan atau hitungan bulan di langit ( Hijriah)
Selain yang di paparkan diatas masih banyak lagi tradisi maupun kearifan lokal masyarakat
suku muna seperti ritual kapopanga kaghotino tehi , tradisi kabanti , kasariga , dan lain lain .
KESENIAN TRADISIONAL
KAGHATI (LAYANGAN)
HULE (gasing)
Rumah adat muna dikenal dengan sebutan Bharugano Wuna. Kata Bharugano Wuna diambil
dari bahasa muna kuno yang artinya diri manusia. Bharugano wuna merupakan bangunan
yang berbahan dasar kayu jati dengan kualitas terbaik yang berasal dari kekayaan alam hutan
kabupaten Muna. Proses pembuatan bharugano memakan waktu yang cukup lama. Bangunan
ini dibuat tanpa menggunakan paku. Bharugno wuna memiliki beberapa ruangan diantaranya
ruang rapat, kamar raja, kamar permaisuri, kamar putri raja.Rumah Adat Muna akan menjadi
pusat Kebudayaan dan Adat Masyarakat Kabupaten Muna, Kegiatan Seni dan Budaya serta
hasil seni dan rupa masyarakat akan di tampilkan & dipamerkan di dalam Rumah adat ini.
Pakaian adat suku muna sering ditemui saat penyelenggaraan acara khusus dan
pernikahan, dengan busana yang sederhana.
# wanita Suku Muna pada umumnya memakai simpulan kagogo dan bhadu bheta. Satin
adalah bahan pilihan sebagai bahan dasar pakaian. Untuk warnanya didominasi merah atau
biru. Wanita muda biasanya memakai pakaian adat Sulawesi Tenggara berupa sarung
bermotif geometris warna biru, merah, hitam, coklat, atau warna gelap lainnya, serta baju
lengan pendek. Sedangkan aksesorisnya menggunakan gelang logam maupun emas
putih/kuning di kaki. Gelang pun menjadi aksesoris wajib bagi wanita Suku Muna saat
mengenakan pakaian adat.
#sedangkan untuk pria akan mengenakan pakaian adat Muna di antaranya seperti:
Bheta (sarung)
Sala (celana)
Songkok (kopiah)
Serangkaian pakaian itu pun biasanya digunakan para pria Suku Muna sebagai pakaian adat
Sulawesi Tenggara di dalam keseharian.
Tari Linda adalah tari tradisional masyarakat Muna. Tari ini telah ditampilkan sejak
masa Wa Ode Kamomo Kamba. Ia adalah putri dari La Ode Husein yang menjadi raja Kerajaan
Muna pada abad ke-16 Masehi. Tari ini dilakukan oleh para gadis remaja dalam rangkaian
acara kedewasaan masyarakat Muna yang disebut Karia.
Selain tari Linda ada beberapa tarian tradisional suku muna yaitu tari kamba Wina ,tari
fari ,tari dekabua,tari ngibi, tari dolego ,tari ntiarasino ,dan potobo.
Sebagai daerah yang memiliki adat dan kebudayaan kabupaten muna memiliki
berbagai macam lagu daerah diantaranya yaitu :
1. Lagu Wuna Nokokasinta
2. Lagu Karopeha
3. Lagu Otampo
4. Lagu Napabale
5. Lagu Lemo Nipi
6. Lagu Koemo Moghae Ina
7. Lagu Kapusuli Kadea
8. Lagu Wangkuni
9. Lagu Anahi Moelu
Sebagai daerah yang memiliki adat dan kebudayaan kabupaten muna memiliki
berbagai alat musik salah satunya adalah gambus . Gambus adalah salah satu jenis
hiburan turun temurun masyarakat Kabupaten Muna, Sultra, dengan ciri khas dipetik
kemudian diiringi lagu daerah setempat.
Selain gambus ada beberapa seperangkat alat musik tradisional suku muna
diantaranya , adalah lado-lado ,bas ,gendang (ganda Wuna) ,biola , Kecapi ,dll.
Keunikan yang ada dalam masyarakat Muna pada intinya keunikan tersebut terdapat
pada pulau nya yang memiliki keindahan alam yaitu goa prasejarah liangkobhori atau
disebut juga sebagai goa terkaya di dunia dan goa terapung meleura ,selain itu ,
keunikan yang lainnya adalah bangunan rumah adatnya yang di bangun tanpa
menggunakan paku serta keunikan dari tradisi nya sendiri .
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN