Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SENI BUDAYA

BAB XIII & XIV


“PERGELARAN KARYA TARI & KRITIK TARI”

OLEH :
Kelompok Kucing

1. Ely Erfan
2. Ikhsan Nur Iman
3. Budi
4. Indra Gunawan
5. Merliana
6. Septi Ayundi
Kelas : XII.IPS-2

Guru Pembimbing : Rika Gustinaini, S.Pd.MM

UPT SMA NEGERI 3 BANYUASIN


TAHUN 2022
Kata Pengantar

puji syukur kami haturkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah seni
budaya Bab XIII dan Bab XIV “Pergelaran Karya Tari & Kritik Tari”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
menerima dengan terbuka kritik dan saran guna kesempurnaan makalah ini kedepannya..
Akhir kata kami berharap semoga makalah dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

          Telang Jaya, Februari 2022


   
           

Tim Penyusun
Daftar Isi

Halaman Cover............................................................................................................... i
Kata pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
1. Pergelaran Karya Tari......................................................................................... 2
A. Proses Garap gerak tari kreasi........................................................................ 2
B. Stilisasi dan Seleksi Gerak............................................................................. 2
C. Proses Penggabungan Gerak.......................................................................... 3
D. Improvisasi Gerak dalam Tari........................................................................ 3
E. Konsep Tata Pentas........................................................................................ 3
F. Pembentukan Panitia Pergelaran.................................................................... 4

2. Kritik TARI......................................................................................................... 5
A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kritik Tari..................................................... 5
B. Menilai Karya Tari......................................................................................... 6
C. Menulis Kritik Tari......................................................................................... 7

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 8


1. Kesimpulan......................................................................................................... 8
2. Saran................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHALUAN

1. Latar Belakang
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan,dan
pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian.
Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belandagenie dalam bahasa Latin
disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yangdibawa sejak lahir.Kata budaya dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat.
Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang
cenderung menunjukan pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai
segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada
pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia. Seni budaya merupakan
penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan,
sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban
manusia. Seni dapat berupa senitari, seni musik, seni teater, maupun seni rupa.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan pergelaran tari ?
b. Apakah yang dimaksud dengan Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kritik Tari ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu pergelaran tari
b. Untuk mengetahui Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kritik Tari
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pergelaran Karya Tari


A. Proses Garap gerak tari kreasi
Tentunya saat mengadakan pergelaran tari langkah awal yang harus kita
lakukan adalah untuk menentukan seni tari apa yang akan dipergelarkan? Apakah
pergelaran tarian daerah atau justru tarian kontemporer? Selain itu tari kreasi
merupakan salah satu opsi yang dapat dipilih pula. Tari kreasi maksudnya adalah
tari jenis tari yang koreografinya masih bertolak pada tari tradisional atau
pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada.
1. Proses eksplorasi
Eksplorasi adalah proses penjajakan dan pencarian motif-motif gerak
melalui berbagai cara yang dilakukan pada saat melakukan proses garap gerak
tari. Pada proses ini diperlukan beberapa cara untuk menstimulus ide seperti
melalui pancera indera kita, baik dengan cara melihat pemandangan, gerakan
binatang, gerakan tari lain, atau sekedar browsing di internet. 
Pada langkah ekplorasi biasanya terbentuk karena adanya rangsang awal
yang ditangkap oleh pancaindera. Melalui rangsang inilah, praktik ide dan
gagasan mengembangkan gerak dapat dilakukan dan akan mewujudkan proses
kreatif gerak yang cenderung orisinal dari karya tari yang dibuat secara
sederhana. Adapun rangsang dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat
membangkitkan pikir, semangat, dan mendorong terjadinya suatu kegiatan.
Dalam proses eksplorasi ada beberapa stimulus yang dapat digunakan oleh
penata tari dalam melakukan proses garap. Beberapa stimulus tersebut di
antaranya berupa rangsang auditif, visual, ideasional (gagasan), dan rangsang
kinestetik.

B. Stilasi dan seleksi gerak


Dalam berkarya tari tentunya memerlukan bentuk-bentuk baru dari suatu gerak.
Oleh karena itu, hasil dari eksplorasi dan improvisasi perlu diubah atau diperhalus
dengan proses pengembangan. Adapun proses pengembangan dapat dilakukan
dengan cara mengubah volume gerak, level, kesan, ragam gerak, struktur, dan
elemen lainnya. Proses penghalusan, memberikan kesan indah dari suatu gerak ini
disebut dengan stilisasi. Setelah proses pembentukan gerak, selanjutnya dilakukan
pemilihan gerak yang sesuai dengan ide atau disebut dengan proses seleksi.
C. Proses penggabungan gerak.
Setelah proses eksplorasi serta stilasi dan seleksi gerakan telah dilakukan,
tahapan selanjutnya adalah proses penghalusan dan pemilihan gerak kembali sesuai
dengan kebutuhan penyajian garapan tari yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.
Tahapan ini penting dilakukan untuk menentukan pilihan dari motif-motif gerak
yang dibuat dan yang akan dipakai pada garapan tari. Tahapan akhir dari proses ini
adalah tahapan penggabungan dengan unsur-unsur pendukung lainnya, baik dengan
musik iringan tari, penggunaan properti tari, atau dengan penggunaan artistik
lainnya, termasuk penggunaan busana dan asesoris tari.

D. Improvisasi Gerak dalam Tari


Ada saat mengapresiasi karya tari, tentunya kita akan melihat berbagai adegan
gerak yang berbeda dari yang lainnya, khususnya pada garapan karya tari
kelompok. Perbedaan adegan gerak itu dapat dikategorikan sebagai adegan gerak
yang disengaja atau sebaliknya. Sementara itu adegan yang tidak disengaja oleh
salah satu penari tersebut dapat dikategorikan sebagai gerak improvisasi.
Sebagai gambaran gerak improvisasi dapat diamati dari gambar pengadegan
gerak di bawah ini

E. Konsep Tata Pentas


Penyajian karya tari tidak hanya menampilkan gerak tubuh manusia saja.
Malah justru terdapat banyak unsur pendukung lainnya yang memiliki peran
penting dalam mendukung penyajian karya tari secara utuh. Unsur-unsur
pendukung tersebut menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penyajian
pergelaran tari. Unsur-unsur pendukung penyajian tari yang dimaksud di antaranya
terdapat unsur musik, busana, rias, properti, dan unsur tata pentas yang membuat
penyajian tari menjadi lebih menarik.
Dalam pembahasan lebih jauh, konsep tata pentas dalam pertunjukan tari akan
terkait dengan masalah konsep tata panggung, tata lampu, dan tata artistik
pertunjukan atau dekorasi panggung. Pada umumnya jenis panggung yang sering
digunakan dalam pertunjukan tari terbagi menjadi beberapa jenis di antaranya ada
jenis panggung arena, prosesnium, dan jenis panggung campuran.
1. Jenis panggung arena, adalah jenis panggung terbuka yang tidak terdapat
batasan yang jelas antara garis pemain dan penonton. Pada umumnya jenis
panggung arena ini dilakukan di lapangan atau dapat dilakukan di halaman
rumah atau halaman yang lainnya.
2. Jenis panggung prosenium, adalah jenis panggung yang sering digunakan
dalam pertunjukan tari yang memiliki batasan yang jelas antara pemain dan
penonton serta memiliki ketinggian khusus untuk tempat penari bergerak
sehingga penonton menjadi lebih fokus melihatnya.
3. Selanjutnya adalah jenis panggung campuran, ciri dari jenis panggung ini
biasanya menggunakan beberapa daerah tempat penari bergerak tetapi dalam
peristiwa pertunjukan. Intinya adalah mengombinasikan jenis panggung arena
dengan panggung prosenium sesuai dengan konsep garap karya tari yang
dipertunjukkan (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 149).

F. Pembentukan Panitia Pergelaran


Seperti yang kamu ketahui bahwa dalam sebuah kegiatan pergelaran karya tari,
selain penari dan pemain musik terdapat peran lain yang sama pentingnya dengan
posisi penari dan pemain musik. Peran tersebut adalah kepanitiaan pergelaran.
Bagaimanapun konsep pergelaran dibuat, unsur kepanitiaan ini penting
dimunculkan.
Tugas dan tanggung jawab kepanitiaan pergelaran ini yang nantinya akan
membantu mengatur setiap tahapan kegiatan pergelaran, yaitu mulai dari tahapan
awal, proses latihan, publikasi dan pemasaran pertunjukan hingga pada pengaturan
jalannya pertunjukan agar berjalan dengan sukses.

1. Tim Produksi 2. House Manajer 3. Tim Artistik


(a) Pimpinan Produksi (a) Keamanan (a)Sutradara / Koreografer
(b) Sekretaris Produksi (b) Akomodasi (b)Pimpinan Artistik/ Art Director
(c) Bendahara (c) Konsumsi (c)Stage Manajer
(d) Seksi Dokumentasi (d) Transportasi (d)Penata Panggung/ Scenery
(e) Seksi Publikasi (e) Seksi Gedung (e)Penata Cahaya
(f) Seksi Pendanaan (f)Penata Rias dan Busana
(g) Tiketing (g)Penata Suara
(h)Penata Musik/ Sound
2. Kritik TARI
A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kritik Tari
Istilah kritik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata krites (kata benda)
yang bersumber dari kata “Kriterion” yaitu kriteria, sehingga kata itu diartikan sebagai
kriteria atau dasar penilaian. Dengan demikian kita memberikan kritik itu harus
memiliki dasar kriteria sebagai acuan. Pengertian lainnya yang dapat dijadikan acuan,
bahwa secara etimologis, kritik berasal dari kata Yunani “Krinein” yang artinya
memisahkan, merinci. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang membuat pemisahan,
perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti dan yang bukan arti, baik dan jelek (Kwant,
1975:12).
Kritik tari disebabkan adanya kegiatan apresiasi karya seni tari, bukan suatu aktivitas yang
hanya mencari kelemahan karya tari orang lain atau mengomentari kekurangan dan kelebihan
penampilan dari orang lain. Kritik tari diberikan sebagai informasi kepada masyarakat terhadap
sebuah kejadian pertunjukan atau perkembangan.
Fungsi kritik tari adalah membentuk penonton menjadi lebih kritis. Setelah terbentuk
penonton yang kritis, pada giliran berikutnya seniman tari atau para kreator tari benar-
benar mendapatkan penonton-penonton yang mempunyai bekal pengetahuan yang
cukup dan berpandangan yang lebih luas serta tebruka, atau dengan pengertian lain
mendapatkan penonton yang terpilih.
Adapun kritik tari dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu sebagai berikut.
1. Kritik impresionistik, yaitu kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara
subjektif terhadap sebuah karya seni tari.
2. Kritik penghakiman, yaitu kritik yang bekerja secara deduksi atau kritik yang
berpegang teguh pada ukuran-ukuran karya seni tari tertentu untuk menentukan
karya tari tersebut baik atau tidak.
3. Kritik teknis, yaitu kritik yang tujuannya untuk menunjukkan kelemahan-
kelemahan tertentu dari sebuah karya seni tari agar seniman penciptanya dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dan tidak terulang di kemudian hari.
Maka dari itu, kritik mampu menciptakan masyarakat yang berkualitas dan
berwawasan mendalam tentang kehadiran sebuah karya seni. Fungsi yang lebih utama
selain memberi penilaian, kritik merupakan suatu jembatan. Sebuah kritik mampu
memberi penjelasan kepada masyarakat tentang adanya suatu karya yang mempunyai
bobot, baik bobot artistik maupun bobot nonartistik.
Kritik tari dilakukan untuk memberikan informasi pada masyarakat terhadap sebuah
kejadian pertunjukan atau perkembangan tari sehingga masyarakat yang pada saat
kejadian tidak menyaksikan akhirnya dapat mengetahuinya. Selain itu, kegiatan kritik
tari dapat memberikan manfaat positif terhadap koreografer atau pelaku seni lainnya
sehingga materi kritik tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas karya yang dibuatnya.

B. Menilai Karya Tari


Dalam kegiatan kritik tari terdapat bagian dalam memberikan penilaian terhadap
karya tari orang lain. Materi penilaian yang diberikan isinya dapat berupa ulasan materi
pertunjukan secara keseluruhan atau komentar dari materi tari yang diapresiasi.
Kegiatan menilai karya tari bukan memaknainya dengan memberikan penilaian angka
dari kualitas karya tari yang ditampilkan. Akan tetapi, pemahaman menilai karya tari
adalah kegiatan memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap karya tari yang dibuat
orang lain.
Menilai karya tari atau melakukan kritik tari tidak akan hanya terfokus pada
pembahasan masalah gerak saja. Akan tetapi, fokus masalah akan berkembang untuk
diamati juga beberapa unsur pertunjukan lainnya sebagai materi pembahasan kritik tari.
Unsur-unsur ini menjadi bagian integral dari penyajian karya tari yang ditampilkan
secara utuh. Adapun penyajian tari secara utuh akan terkait dengan masalah musik, tata
busana, tata rias, tata pentas, tata lampu, artistik, penyelenggaraan pertunjukan, nilai,
dan pesan dalam materi pertunjukan tari, serta masalah lainnya yang selalu berkaitan
erat dengan pertunjukan tari.
Untuk dapat menilai karya tari diperlukan kepekaan pengamatan yang memerlukan
konsentrasi. Oleh karena itu, diperlukan latihan dan belajar secara bertahap. Tahap
pertama dimulai dengan menjadi apresiator atau pengamat seni yang baik dengan
mencermati suatu peristiwa seni pertunjukan secara menyeluruh. Misalnya dengan
mengamati gambar mengenai peristiwa pertunjukan tari di bawah ini. Beberapa hal
yang perlu didperhatikan, sebagai berikut.
1. Perhatikan dengan cermat dan baik tentang jenis pertunjukan tari dalam gambar.
2. Perhatikan dengan cermat dan baik tentang unsur-unsur dalam pertunjukan tari
pada gambar.
3. Perhatikan pula tentang adanya nilai estetika, nilai etis dan nilai sosial dalam
materi tari yang dipertunjukan.
C. Menulis Kritik Tari
Dalam menulis kritik tari, perlu dilakukan dalam beberapa tahapan secara teknis
dan prosedural. Meskipun tahapan-tahapan ini tidak sepenuhnya mutlak dilakukan
secara berurutan. Akan tetapi, tahapan-tahapan ini dapat dijadikan acuan atau pola dasar
dalam mengembangkan tulisan kritik tari. Ada beberapa tahapan umum dalam
melakukan menulis kritik tari, sebagai berikut.
1. Tahapan pendeskripsian atau penguraian secara rinci tentang peristiwa pertunjukan
secara menyeluruh berbadasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan.
3. Tahapan analisis peristiwa pertunjukan karya tari yang sudah dideskripsikan.
4. Tahapan evaluasi tentang bagaimana sebaiknya kualitas karya tari yang dianggap
ideal menurut kita. Kalau dalam tahapan analisis ditemukan kelemahan pertunjukan.
5. Tahapan interpretasi adalah tahapan mencoba memberikan makna dari simbol-
simbol yang teramati dari peristiwa pertunjukan dari semua aspek pendukung
pertunjukan.
6. Tahapan terakhir dapat ditambahkan tentang pernyataan sikap yang menyangkut
kesan dan pesan dari penulis dari apa yang telah dilihat dan dideskripsikan ke dalam
tulisan kritik tari.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Dalam melakukan proses garapan tari, terdapat beberapa tahapan kegiatan, yakni
proses eksplorasi, penghalusan gerak, pemilihan gerak, dan penggabungan gerak.
Tahapan eksplorasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni dengan melalui
stimulus auditif, visual, inestetik, dan idesional (gagasan).
 Konsep improvisasi dalam tari adalah suatu bagian dari peristiwa pengadegan tari
yang menampilkan gerak-gerak yang dapat berbeda-beda pada setiap pengulangan
adegannya. Gerak improvisasi dapat juga dikatakan sebagai gerak spontanitas yang
dilakukan penari baik bentuk-bentuk gerak yang direncanakan atau tidak
direncanakan.
 Keberadaan tata pentas dalam tari merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan keberadaannya, karena mampu membuat penyajian tari menjadi lebih
hidup dan dinamis. Konsep tata pentas akan berkaitan dengan masalah konsep tata
panggung, tata lighting, dan tata dekorasi panggung.
 Istilah kritik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata krites (kata benda)
yang bersumber dari kata “Kriterion” yaitu kriteria, sehingga kata itu diartikan sebagai
kriteria atau dasar penilaian. Dengan demikian kita memberikan kritik itu harus
memiliki dasar kriteria sebagai acuan. Pengertian lainnya yang dapat dijadikan acuan,
bahwa secara etimologis, kritik berasal dari kata Yunani “Krinein” yang artinya
memisahkan, merinci. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang membuat
pemisahan, perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti dan yang bukan arti, baik dan
jelek (Kwant, 1975:12).
 Kritik tari memiliki fungsi, sebagai berikut.
1.Media informasi bagi publik
2.Media evaluasi diri bagi seniman dan penonton
3.Media peningkatan kualitas produk karya tari
4.Media komunikasi antara seniman, kritikus dan pembaca
 Dalam hal ini, kritik tari memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.
1.Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.
2.Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.
3.Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya seniman tari.
4.Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.
5.Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat seniman.

B. Saran
Dalam melakukan sebuah pagelaran haruslah dipersiapkan secara matang. Dr mulai
persiapan hingga akhir. Semua itu harus dipastikan setiap tahapannya agar pergelaan seni
tari yang dapat berjalan seperti yang diinginkan. Jangan malu atau sungkan untuk terus
meminta pendapat dan saran kepada guru atau orang yang lebih berpengalaman.

Kritik pada dasarya adalah sebuah penilaian. Untuk itu sebuah kritik harus diberikan
berdasarkan fakta yang sebenarnya, sebab seperti tujuan kritik itu sendiri adalah untuk
memberikan informasi kepada seniman mengenai kelemahan atau kelebihan karyanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://serupa.id/konsep-pergelaran-tari-proses-garap-improvisasi-tata-pentas/

https://www.freedomsiana.id/kritik-tari/#Pengertian_Kritik_Tari

https://www.mikirbae.com/2016/03/cara-menulis-kritik-tari.html

Tim Kemdikbud. (2018). Seni Budaya XII, semester 1. Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai