Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG SKI DI INDONESIA

KEBUDAYAAN ISLAM PADA SUKU REJANG LEBONG

Disusun Oleh :

• Cempaka Rendra Futri (21010142)

• Wahyu Tiskardian

Dosen Pengampuh : Dr.Dedi Irama, M.Pd.I

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL-QURANIYAH
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji


bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Antropologi Budaya,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang ‘’Kebudayaan Rejang Lebong”. Walaupun makalah ini mungkin
kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.

Bengkulu Selatan, 8 Juni 2023

(Penyusun)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1


2. Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II ISI .............................................................................................................................. 2

A. Letak Kota Curup Rejang Lebong ............................................................................. 2


B. Jumlah Penduduk ....................................................................................................... 3
C. Makanan Khas Rejang Lebong .................................................................................. 4
D. Tari Tradisional Rejang Lebong ................................................................................ 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 7

Kesimpulan ....................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Rumusan Masalah

“Bhineka Tunggal Ika, Bebeda-beda tetapi tetap satu” adalah Semboyan atau Motto dari
Bangsa Indonesia dari semboyan ini sudah tergambarkan bahwa berasal dari suku yang berbeda-
beda. Karena perbedaan yang sangat banyak ini janganlah kita melupakan asal usul kita, darimana
kita berasal dan juga kita harus melestarikan kebudayaan dari daerah asal kitasehingga tetap terus
ada dan lestari. Tetapi bukan berarti kita tertutup dengan budaya lain. Kita harus dapat memilih
budaya luar ( luar negeri ) dan melestarikan budaya dalam negeri terlebih daerah asal kita sendiri.

2. Tujuan

Dierah globalisasi sekarang ini ilmu pengetahuan teknologi sudah sangat maju, intesitas
antar masyarakat sudah sangat mudah dan cepat begitu juga dengan informasi-informasi
kebudayaan. Sinergi dan kokoh nya jati diri dan kebudayaan bangsa menjadi kombinasi yang
sangat pas saat ini, rasa toleransi dan harmoninya hubungan masyarakat Indonesia sangat
berkontribusi kelestarian kebudayaan bangsa. Karena budaya adalah salah satu alat penghubung
keharmonisan suatu Negara. Menjadi sangat penting untuk bangsa Indonesia dalam menjaga
keaslian budaya yang ada di Indonesia.

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Ini adalah

a. Meningkatkan kembali kebudayaan apa yang kita miliki


b. Mengajak masyarakat khususnya anak-anak muda untuk mau ikut melestarikan
kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya Kota Bengkulu kabupaten Rejang Lebong.
c. Meningkatkan rasa nasionalisme terhadap budaya bangsa agar tidak ditelan oleh arus
perkembangan zaman.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Kota Curup Rejang Lebong

Curup adalah ibukota Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia. Curup merupakan
kota terbesar ke-2 di provinsi Bengkulu. Curup merupakan daerah penghasil beras, kopi dan sayur-
sayuran utama di provinsi Bengkulu, yang hasilnya dikirim hingga ke Palembang, Jambi, Padang,
Lampung, dan Jakarta. Beberapa tempat wisatanya yang terkenal adalah Suban Air Panas,
Pematang Danau, Gunung Kaba, Air Terjun di Kepala Curup, Tabarena dan situs-situs prasejarah
seperti Batu Panco. Daerah ini juga dikenal sebagai salah satu tempat tumbuhnya Rafflesia
Arnoldii.

Pasar Bang Mego Curup

Pasar yg agak modern adalah Pasar Bang Mego. Sebelum dibangun Pasar Bang Mego,
pada tahun 1970-an dikenal dengan sebutan Pasar Bawah juga disebut Pasar Los, untuk
membedakan dengan pasar yang lain yaitu Pasar Atas, yang terletak dekat Terminal angkutan serta
Pasar Tengah yang telah ada sejak sebelum Indonesia merdeka serta Pasarde (Pasar Serbo Ade).

2
Kepala adat Curup (tahun 1939)

Megalit di Curup (foto diambil pada tahun 1931)

Curup merupakan sebuah kota di daerah pegunungan bukit barisan dan dikelilingi oleh
Bukit Kaba/Gunung Kaba dan Bukit Daun. Penduduk aslinya adalah suku Rejang, namun banyak
juga masyarakat dari suku lain seperti Jawa, Lembak, Minang, Serawai dan Sunda. Kota ini pernah
menjadi ibukota Provinsi Sumatera Selatan pada masa revolusi di bawah kepemimpinan Gubernur
A.K. Gani.

Curup adalah kota kecil berudara dingin, segar dan sejuk yang terhampar di lembah dataran
tinggi Sumatera. Adanya asimilasi kebudayaan daerah dengan orang pendatang, kini menjadikan
kota Curup sebagai kota heterogen dari berbagai etnis di Indonesia.
B. Jumlah Penduduk
1) Kelurahan Air Putih Lama : 3.321 jiwa
2) Kelurahan Air Rambai : 4.000 jiwa
3) Kelurahan Dwi Tunggal : 2.904 jiwa
4) Kelurahan Adirejo : 1.387 jiwa
5) Kelurahan Talang Benih : 6.519 jiwa

3
6) Kelurahan Jalan Baru : 4.828 jiwa
7) Kelurahan Pasar Baru : 1.312 jiwa
8) Kelurahan Pasar Tengah: 1.415 jiwa
9) Kelurahan Timbul Rejo : 2.487 jiwa

Jumlah Penduduk : 28.173 jiwa (2010)

C. Makanan Khas Rejang Lebong

Di Kabupaten Rejang Lebong terdapat makanan khas suku Rejang yang kerap disebut
“Lemea”. Olahan makanan satu ini berbahan dasar bambu muda atau rebung yang dicincang halus
kemudian difermentasi bersama ikan air tawar selama tiga hari hingga menimbulkan cita rasa
asam, pedas dan gurih, dan akan jadi lebih nikmat jika ditambahkan sedikit santan saat
memasaknya. Khususnya di Rejang Lebong sendiri, menu makanan Lemea ini sudah cukup jarang
ditemui diwarung-warung nasi. Namun sebagian besar warga Rejang masih sangat erat dengan
makanan satu ini, karena memiliki citarasa yang unik. Dulunya, Lemea hanya bisa dikonsumsi
oleh kalangan menengah ke atas saja, namun seiring perkembangan zaman, makanan ini sudah
dapat dinikmati semua kalangan karena sudah bisa dibuat setiap orang, dan bisa dibeli dibeberapa
warung yang khusus menjual menu tersebut.

4
D. Tarian Tradisional Rejang Lebong

Tari Kejei merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan pada setiap upacara kejei
berlangsung. upacara kejei merupakan hajatan terbesar di suku rejang. dikatakan hajatan terbesar
karena yang mengangkat hajat kejei tersebut merupakan orang-orang yang mampu.dengan
pemotongan beberapa kerbau, kambing atau sapi sebagai syarat sah nya upacara kejei. Tarian
tersebut dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah
penerangan lampion.tarian ini sebagai ajang perkenalan antara bujang dan gadis suku rejang. Area
teritorarial Rejang sendiri teridiri dari beberapa kabupaten yaitu Kabupaten Lebong, Kabupaten
Rejang lebong, dan kabupaten Kepahiang, dan beberapa suku pendatang di daerah Provinsi
Bengkulu lainnya. Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik pengiringnya terbuat dari bambu,
seperti kulintang, seruling dan gong. Tarian dimainkan sekelompok orang yang membentuk
lingkaran dengan berhadap-hadapan searah menyerupai jarum jam.

Tarian ini pertama kali dilaporkan oleh seorang pedagang Pasee, bernama Hassanuddin Al-
Pasee yang berniaga ke Bengkulu pada tahun 1468. Tapi, ada pula keterangan dari Fhathahillah
Al Pasee, yang pada tahun 1532 berkunjung ke tanah redjang. Tari Kejei pertama kali dibawakan
saat pernikahan Putri Senggang dengan Biku Bermano., yang menurut kisahnya buku pelaksanaan
"kejei" tersebut disimpan di dalam perut Biku Bermano. "Kejei" pertama kali dilaksanakan adalah
kejei pernikahan Putri Senggang dan Biku Bermano. Tari Kejei dipercaya sudah ada sebelum
kedatangan para biku dari Majapahit.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Curup adalah ibukota Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia. Curup merupakan
kota terbesar ke-2 di provinsi Bengkulu. Curup merupakan daerah penghasil beras, kopi dan sayur-
sayuran utama di provinsi Bengkulu, yang hasilnya dikirim hingga ke Palembang, Jambi, Padang,
Lampung, dan Jakarta. Beberapa tempat wisatanya yang terkenal adalah Suban Air Panas,
Pematang Danau, Gunung Kaba, Air Terjun di Kepala Curup, Tabarena dan situs-situs prasejarah
seperti Batu Panco. Daerah ini juga dikenal sebagai salah satu tempat tumbuhnya Rafflesia
Arnoldii. Di Kabupaten Rejang Lebong terdapat makanan khas suku Rejang yang kerap disebut “Lemea”.
Olahan makanan satu ini berbahan dasar bambu muda atau rebung yang dicincang halus kemudian
difermentasi bersama ikan air tawar selama tiga hari hingga menimbulkan cita rasa asam, pedas dan gurih,
dan akan jadi lebih nikmat jika ditambahkan sedikit santan saat memasaknya.

Tari Kejei merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan pada setiap upacara kejei
berlangsung. upacara kejei merupakan hajatan terbesar di suku rejang. dikatakan hajatan terbesar
karena yang mengangkat hajat kejei tersebut merupakan orang-orang yang mampu.dengan
pemotongan beberapa kerbau, kambing atau sapi sebagai syarat sah nya upacara kejei. Tarian
tersebut dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah
penerangan lampion.tarian ini sebagai ajang perkenalan antara bujang dan gadis suku rejang.

B. Kritik&Saran
Kami menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang kami miliki, maka kami
mengharap atas kritikan dan saran para pakar dibidang menulis lebih-lebih terhadap Bapak Dr.
Abdul Hamid, Lc M.Kom.I selaku pemegang atau yang diberikan tugas makalah ini, Itu semua
demi untuk mengembangkan kemampuan dan semangat kami Dan menjadi bahan acuan agar kami
bisa memperbaikinya dikemudian hari.

6
DAFTAR PUSTAKA

^ Rejang Lebong Dalam Angka 2009

^ BPS Kabupaten Rejang Lebong

Tari Kejei, RRI Pro 3 FM, Sabtu, 15 Mei 2010 10:43

Situs Ikatan Keluarga Besar Djang Pat Ptulai

Anda mungkin juga menyukai