Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MULOK

MAKALAH
KEBUDAYAAN MUNA

OLEH :
KELOMPOK 2
1. BINTANG MASRYANI
2. NUR SENANG
3. EKA KRISNA WULANDARI
4. FAJRIATI ALWIAH
5. FEBYA ARISTA IMELDA
6. MUH. ARLIN
7. REZKI AMELIA
8. EROS MUNANDAR
9.
10.

SMP NEGERI 2 RAHA


2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau.
Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman seni budaya tersendiri. Di
setiap seni budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial yang tinggi. Pada kondisi saat ini
seni dan kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu
akan seni dan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan
hilangnya keanekaragaman seni budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak
terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka
meniru. Dalam menjaga kelestarian seni budaya Indonesia tersebut banyak cara yang
dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan
sampai di saat seni budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa
bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan
zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas
yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia
terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia
yang dulu katanya Indonesia kaya akan seni budayanya kini terhapus semua oleh yang
namanya kemajuan zaman. Muna merupakan merupakan salah satu Kabupaten di
Propinsi sulawesi tenggara yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku.
Keberagaman ini menjadi

aset

yang

sangat

penting

dalam

perkembangan

parawisata daerah
.Berbagai macam kesenian kesenian berkembang di kabupaten muna diantaranya yaitu
powele dan masih banyak lagi kesenian-kesenian tradisional lainnya. Salah satu
bentuk dari kesenian tradisional saat ini menjadi ciri khas jati diri daerah yang
1

ada di Kabupatem Muna yaitu silat tradisional powele di Kecamatan Bone. Silat
tradisional daerah merupakan suatu perwujudan kebudayaan yang memiliki nilai-nilai
luhur yang patut dijunjung tinggi keberadaanya. Kesenian daerah berproses terus
menuju puncaknya yaitu Silat tradisional yang mengandung serta memancarkan nilainilai luhur kepribadian bangsa indonesia, yang dalam hal ini merupakan nilai yang
kita banggakan yang sekaligus dikagumi dan dihormati oleh
bangsa-bangsa lain.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui kebudayaan di Kabupaten Muna.

BAB II
PEMBAHASAN

1. SILAT EWA WUNA

EwaWuna dalam

bahasa

Muna

berarti Silat. Ewa

Wuna

dipentaskan

sebagai

tari

penyambutan dimainkan oleh 6 orang terdiri dari 2 orang pemain badik atau kris dan 3 orang
penari bermain parang, tombak dan bendera.Permainan ini diiringi oleh musik Rambi Wuna
juga dimainkan 5 orang pengiring musik. Seluruh pemain berusaha menyerang akan tetapi
terhalang oleh seorang pemain Petombi (pemegang bendera) sehingga seluruh pemain
terhindar dari bahaya. Hal ini berarti rasa kemanusiaan lebih berarti dari pada ketajaman
senjata demi kedamaian dan persatuan.
2. MUSIK TRADISIONAL MUNA

Misik tradisional Muna adalah perpaduan beberapa alat musik yang terdiri dari Mata Tou,
Gambus, Kusapi (kecapi), Dodoraba ( Biola), Kaganda-ganda mbite, Suli anabati (suling),
Paka-paka (belahan bamboo yang dipukul), Bhoka-bhoka (sopotong bambu yang dipotong),
Ganda ( gendang) dan Mbololo ( Gong).

3. Atraksi Kuda

Atraksiperkelahiankuda yang hanyaterdapat di KecamatanLawa, 15 Km daripusat Kota Raha,


IbukotaKab,
Muna. Pertunjukandimulaipadasaatkeduakudajantandibuatmarahdengancaramenarikkudabeti
nadidepankudajantanlainya.
PertunjukaninibiasanyadipertontonkanpadaacaraUlangTahunKabupatenMuna,

pestapanen,

penyambutantamuatauacara-acaralainnya
4. Sarung Tenun

Sarung tenun pada masyarakat Muna atau biasa dikenal dengan nama sarung Muna (bheta
wuna). Sarung tenun ini dijadikan sebagai simbol status di dalam kehidupan masyarakat.
Sarung tenun pada masyarakat Muna di Desa Masalili, memiliki berbagai macam corak nama
dan fungsinya yang berbeda. Setiap perbedaan corak dan nama sarung tersebut mempunyai
makna dan fungsi yang berbeda pula. Menurut studi awal yang dilakukan oleh peneliti
didapatkan bahwa pada masyarakat Muna terdapat stratifikasi atau tingkatan masyarakat
yaitu golongan kaomu (golongan bangsawan), golongan walaka (golongan adat), golongan
sara (pemuka adat). Pada setiap tingkatan itu ada corak dan makna sarung tenun untuk
stratifikasinya. Demikian juga individu-individu dalam setiap stratifikasi ada perbedaan corak
4

dan makna sarung yang digunakan misalnya warna dan corak untuk anak gadis, anak lakilaki, untuk orang tua, untuk janda, atau duda berbeda. Berdasarkan fenomena di atas sehingga
calon peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Corak dan Makna Sarung Tenun pada
Masyarakat Muna di Desa Masalili Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna.
5. Kantola

Berasal dari 2 kata yaitu KAN yang artinya perintah dan TOLA yang berarti panggil, jadi jika
diartikan secara utuh berarti perintah untuk memanggil. Kantola merupakan lagu jenis seriosa
fersi Muna berisi pantun yang dibawakan secara beregu yang biasanya dibawakan grup lakilaki dan perempuan dengan berbahasa Muna namun saling berbalasan. Kantola lahir pada
zaman belanda kurang lebih 300 tahun silam pada masa kerajaan Muna yang dipimpin oleh
La Ode Husain yang digelar Omputo Sangia, kesenian ini biasa di lantunkan sebagai ajang
mencari jodoh pada perayaan pesta panen dengan menggunakan pakaian adat Muna.
6. hule ( gasing )

Hule atau gasing lahir ditengah-tengah masyarakat Muna dan merupakan sebuah kesenian
tradisional dalam menuntun tanaman yang sudah menjadi bakal buah hingga masa panen.
Permainan Hule atau Gasing bagi orang Muna memiliki ciri khas tersendiri berbeda dengan
daerah lain baik dari segi bentuk, cara bermain dan sebagainya. Permainan Hule atau gasing
dimainkan oleh 4 orang masing-masing memiliki makna yang berhubungan dengan cara
hidup masyarakat Muna sebagai masyarakat Agraris, permainan ini bermaksud menandakan
umbian ( Ghofa ) Nofehulemu atau sudah berbentuk buah.

7. KESENIAN TRADISIONAL KAGHATI (LAYANGAN)

Kota Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, tidaklah sepopuler Bali atau Yogyakarta.
Padahal, ada segudang potensi wisata di tempat itu. Demi mempromosikan dirinya kepada
dunia luar, pemerintah daerah setempat mengenalkan diri melalui layangan. Banyak
penggemar layangan dari mancanegara memburu festival ini dan rela pergi jauh demi bisa
main layangan di Muna.
8. NENTU

Kerajinan nentu adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh masyarakat desa lohia,
mantobua, korihi, yang ada di kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia sejak lama.
Kerajinan ini terbuat dari tumbuhan yang masyarakat di desa ini dinamakan "nentu". Banyak
hal yang dihasilkan mulai dari Tempat Tisue, Vas Bunga, Talang, dan perlengkapan rumah
tangga lainya yang masyarakat disini sering pakai sewaktu upacara adat syukuran seperti
"baca-baca".

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
seni Budaya tradisional yang berkembang secara alami di masyarakat tertentu kadang
kalah masih tunduk pada aturan-aturan yang baku namun ada juga yang sudah tidak terikan
aturan, kesenian ini kadangkala merupakan kesenian rakyat yang bisa dicermati secara
masal. Silat tradisional daerah yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Muna Kecamatan
Bone yaitu Silat tradisional powele yang dijadikan jati diri Kabupaten Muna khususnya
Kecamatan Bone. Silat tradisional tersebut mempunyai daya tarik yang tinggi dan bisa
berfungsi sebagai media pendidikan tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya yang
terkandung didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai