PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
kemudian kita kenal sebagai bangsa besar adalah bangsa-bangsa yang besar pula
Berjalan kaki saja dilarang, apalagi menunggang kuda. Ini tak lain untuk menjaga
etika dan sopan santun. Yang boleh menunggang kuda hanya para pejabat tinggi.
Kalau sudah mendekati rumah kediaman perdana menteri, penunggang kuda juga
Budaya suku muna adalah kebiasaan yang lahir dari masyarakat suku muna yang
maka harus diketahui terlebih dahulu macam-macam budaya muna. Suku muna
BAB II
PEMBAHASAN
1
a. Pengertian Katoba
Makna toba dalam bahasa muna artinya sudah jerah/kapok atas perbuatan dosa
yang pernah kita lakukan, tidak akan lagi mendua kali berbuat dosa (dosa hati,
tingkah laku atau perbuatan kita yang jelek) dan kenbali berbuat baik dengan
itikad suci. Setelah itu mulai mendekatkan diri kepada Allah SWT menjalankan
perintahnya, memperbaiki niat dalam beramal baik karena cinta dan takut kepada
Allah SWT. Dalam bahasa Arab asal kata toba adalah : taaba- yatuubu-taubatan,
Syarat-syarat taubat atau Toba (bahasa muna) agar diterima Allah SWT adalah:
1. Menyesali atas perbuatan dosa yang pernah dilakukan, artinya bahwa dalam
proses katoba , maka salah satu persaratan yang harus dilakukan adalah peserta
yang ditoba harus komitmen moral untuk menyesali dari seluruh perbuatan dosa
yang dilakukan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Mengapa ini
penobatan diri seseorang untuk memasuki islam secara kaffa. Oleh karena itu
perbuatan yang dianggap salah pada masa lalu, sehingga wajib dia sesali untuk
tidak dilakukan lagi karena telah dapat membedakan antara perbuatan yang
menyucikan diri dari perbuatan dosa baik yang sifatnya syirik maupun perbuatan
maksiat yang pada masa kecil dia lakukan. Ikrar ini dilafazkan oleh seseorang
yang ditoba dengan harapan bahwa ketika telah melewati proses katoba, maka
2
3. Bertekad bulat tidak akan mengulangi lagi, artinya untuk melakukan dua hal
yan telah dijelaskan di atas, maka harus diawali dengan niat yang tulus dan ikhlas
dosa. Dalam konteks penyesalan dan penyucian diri bahwa untuk mencapai kedua
hal tersebut, maka yang menjadi kuncinya adalah tekad yang dilandasi niat.
Dalam bahasa daerah muna dikatakan bahwa nobhala neati bhe podium
rampahano podiu nomaigho welo neati artinya lebihbesar manfaat niat daripada
Tiga syarat tersebut di atas tidak saja selalu mengiringi setiap taubat dari
kejahatan yang berhubungan antara manusia dengan Tuhannya saja akan tetapi
jika pebuatan itu dihubungkan dengan manusia, maka selain tiga syarat tersebut
diwajibkan pula memenuhi syarat ke-4 yaitu tindakan penyesalan dengan orang
orang tua pemandu ikrar tobat ( Toba ) menyampaikan dengan bahasa Muna
sebagai berikut :
syaratino thoba itu popaa kabharino, totolu ne allah Taala, se ise nemanusia.
momano saha; wamba malauno tobat-tobat sambal. Mina naembali peda nagha,
syarat-syarat tobat ada 4 yakni tiga kepada allah dan satu pada manusia.
menyelesaikan. Syarat yang tiga ini bermakna telah menyesali perbuatan dosa-
dosa yang telah lalu, bertekad meniadakan perbutan seperti itu dari hati kita
atau badan kita, diputuskan sama sekali tidak akan berbuat lagi, tidak boleh
ibarat makan Lombok, semasih pedis dia tobat makan Lombok setelah tidak pedis
3
lagi, maka dia menikmatinya kembali (bahasa indosesianya tobat-tobat sambal)
tidak boleh seperti itu karena Allah tidak menerima tobat yang demikian.
Lebe atau Imam yang memandu katoba atau acara toba berbeda-beda
nilai-nilai katoba.
2. Dirias dengan pakain khas muna yaitu pakaian remaja baik laki-laki maupun
memegang sehelai kain putih secara bersama-sama jika pesertanya lebih dari
satu dengan tujuan bahwa kain outih sebagai isyarat kesucian bagi umat islam
dan menjadi semangat kebersamaan dari semua peserta untuk mencapai tujuan
penyumpahan.
b. Pengucapan istigfar, syarat tobat dan tingkah laku yan baik. Setelah itu lalu
illahi .
4
d. Pengucapan kalimat tauhid setelah itu mengucapakan dua kalimat syahadat :
Dalam rangkaian pelaksanaan tobat (toba) sangat dianjurkan agar berbuat baik
sesuai dengan ajaran agama dan adat istiadat, antara sebagai berikut :
1. Kita harus mencintai sesama manusia sebagai mana mencintai diri sendiri.
2. Kita harus berlaku adil dan berbuat baik
3. Kedua hal tersebut sesuai dengan firman allah swt dalam al quran :
a. Dan berbuatlah kebaikan sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu
b. Sesungguhnya allah menyuruh berlaku adil dan berbuat baik
c. Bila mana kamu berbuat baik berarti telah berbuat baik kepada dirimu
sendiri.
Berkaitan dengan anjuran berbuat baik, para orang tua juga menasehatkan agar
teman sebanyak mungkin karena seorang musuh terlalu banyak sedangkan seribu
Katangarino toba/nasehat tobat dalam bahasa muna antara lain sebagai berikut :
toangkataane. Artinya ayah diibaratkan laksana allah yang harus disayangi atau
artinya ibu diibaratkan laksana nabi Muhammad saw yang harus disayangi atau
artinya ibu diibaratkan laksana nabi Muhammad saw yang harus disayangi atau
artinya ibu diibaratkan laksana nabi Muhammad saw yang harus disayangi atau
Pernyataan dalam bahasa Toba (taubat) itu yang mengumpamakan ayah laksanah
allah tidaklah berarti mensyarikatkan allah swt, akan tetapi dimaksudkan ingin
5
mendekatkan wujud allah dengan ciptaan-Nya sehingga memudahkan bagi anak
untuk paham akan nasihat itu karena tidak mungkin dapat mewujudkan wujud
allah pada saat itu demikian pula wujud nabi Muhammad SAW.
Dalam bahasa muna kadang-kadang rawan syirik bilamana kita tidak memahami
benar pengertian etimologi (akar katanya) misalnya kata ompu. Pengertian ompu
paling tidak ada tiga yaitu : ompu allah taalaa /okakawasa (Allah SWT), ompu (to)
yang terambil dari kata omputau yang berarti ompu netau, nefosibala,
induk/nenek moyang misalnya ompuno otu bukan berarti tuhannya kutu akan
tangga (dunia kecil) serta alam atau dunia luar termasuk masyarakat sehingga
anak yang telah mengikrarkan taubat (toba) akan mencintai dan menghormati
orang tua yang sebaya dengan orang tuanya, demikian pula orangtua yang sebaya
dengan kakaknya dan adiknya sehingga dengan demikian diharakan tidak aka nada
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah katoba bermula dan popular di Muna tidak terlepas dari ketika Buton dan
Muna didatangi oleh ulama arab yang bernama Sayid Raba pada masa
Alam yang memerintah tahun 1712-1750 M dan di Muna pada masa pemerintahan
6
kapasitas lembaga-lembaga pendidikan yang telah ada dengan memasukan fiqih
islam dalam materi pendidikan norma, terutama setiap dia selesai melakukan
anak-anaknya yang menjelang dewasa. Dalam uparara ini anak laki-laki dan
perempuan yang sudah aqil balik mengucapkan istiqfar atau taubat (dalam bahasa
muna dotoba=mereka bertobat yang dipandu oleh pengawai sara atau orang yang
dipandang tua dan memiliki ilmu tentang taubat (toba) serta bisa diteladani
tindak-tanduknya dalam masyarakat dengan kata lain orang yang jadi panutan
dalam masyarakat.