Anda di halaman 1dari 24

MATERI TARBIYYAH

MARHALAH TAMHIDI
______________________
MADAH : TAZKIYAH

No. Dok
Pokok Bahasan

: 13/MT/BPK/001
: Taubat dan

istighfar
No. Urut P.B

: 05A

Jumlah Halaman

: 23

I. Tujuan Umum
1. Melakukan proses pensucian jiwa peningkatan akhlak dan prilaku dan memiliki
kebiasaan yang islami pada individu dan masyarakat.
2. Mampu mengontrol diri dengan kebebasan yang dimiliki dan menjauhi diri dari
sikap berlebihan, serta tidak mengumbar hawa nafsu hanya karena dirinya.
3. Meningkatkan kemampuan menerapkan hukum Islam dan arahannya pada diri
seorang muslim
4. Mendidik pribadi muslim memilki rasa tangggungjawab yang besar dan kasih
sayang kepada manusia, memperhatikan secara adil konsep berinteraksi dengan
manusia, menghormati harta secara umum dan khusus, pola hidup ekonomis dan
mengembangkan harta serta menjaganya.
5. Mendidik pribadi muslim dalam melawan tradisi asing yang kering akan
semangat islam pada diri, keluarga dan masyarakatnya.
II. Tujuan Teori (cognitive)
1. Menujukkan dalil dari Al-Quran tentang Taubat
2. Menunjukkan dalil dari Al-Hadits tentang Taubat
3. Menjelaskan keutamaan Taubat
4. Menjelaskan hikmah Taubat
5. Menunjukan bahwa moral yang buruk indikasi dari lemahnya iman.
6. Menjelaskan kedudukan akhlak terpuji dalam Islam
III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik (Praktik)
1. Tidak sombong kepada manusia
2. Tidak mengumpat dengan aib manusia.
3. Tawadhu tanpa harus merasa terhina
4. Bersikap lemah lembut kepada manusia .
5. Bersilaturrahim
6. Tidak mudah mengekor (ikut-ikutan)
7. Tidak berbohong kecuali yang mubah
8. Menghindari dari mencemooh orang lain
9. Menjauhi ghibah, mengadu domba
10. Menghindar dari menghardik
11. Menghindar dari memperolok-olok manusia
12. Menjauhi teman yang buruk akhlak

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

IV. Pilihan Kegiatan


1. Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
a. Kegiatan Pembuka
b. Mengkomunikasikan tujuan kajian tazkiyah
2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang Taubat dan istighfar
b. Berdikusi dan tanya jawab seputar tema kajian ( lihat tujuan Kognitif,
afektif dan psikomotorik)
c. Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
kajian tersebut
3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri (kegiatan pendukung)
b. Evaluasi
V. Kegiatan-kegiatan Pendukung (Pilihan)
a. Membaca wirid muhasabah setiap harinya
b. Mengumpulkan teman-teman untuk saling mengawasi satu dengan lainnya dalam
menjauhi kemaksiatan
c. Meluangkan waktu untuk mengingat bahwa Allah Maha Mengawasi
d. Berpuasa sunnah semampunya
e. Membuat pembahasan tentang tazkiyah nafs dan terdorong untuk melakukannya
f. Hendaknya memiliki aktifitas di lingkungannya dalam memotivasi kebersihan dan
akhlak
VI. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah
1. Mempersiapkan soal-soal untuk didiskusikan sebagai penegasan batas
pemahamannya dan komitmennya
2. Mengumpulkan informasi yang menjelaskan komitmennya pada tazkiyyah Nafs.
3. Mengawasi komitmennya pada setiap aktivitas lainnya
4. Mengawasi ucapannya, prilaku ketika ia bersentuhan dengan masyarakat
5. Memberikan sikap dengan informasi yang ada yang berhubungan dengan akhlaknya
VII. Tujuan Tarbiyah Dzatiyyah
Menjelaskan ketentuan aurat dan pakian
b. Menjelaskan hukuman Allah yang berat terhadap para pelaku pengumbar aurat
a.

VIII. Maroji` Tarbiyah Dzatiyah


a. Akhlak muslim
Muhammad al-ghazali
b. Nuzhatl Muttaqin Syarh Riyadussolihin Mustafa al-Banna
c. As-suluk Al-Ijtimai
Hasan Ayyub
d. Ihyaa ulumuddin
Abu Hamid Al-Ghazali

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

X. Muhtawa


















































































______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar








VIII. MUHTAWA
TAUBAT
Makna Taubat
Menurut bahasa At-taubah berarti ar-rujuu (kembali), sedangkan menurut istilah
taubat adalah kembali dari kondisi jauh dari Allah swt menuju kedekatan kepadaNya. Atau : pengakuan atas dosa, penyesalan, berhenti, dan tekad untuk tidak
mengulanginya kembali di masa datang.
Mengapa harus bertaubat ?
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

Karena manusia pasti berdosa.


Karena dosa adalah penghalang antara kita dan Sang Kekasih (Allah swt),
maka lari dari hal yang membuat kita jauh dari-Nya adalah kemestian.
Karena dosa pasti membawa kehancuran cepat atau lambat, maka mereka
yang berakal sehat pasti segera menjauh darinya.
Jika ada manusia yang tidak melakukan dosa, pasti ia pernah berkeinginan
untuk melakukannya. Jika ada orang yang tidak pernah berkeinginan melakukan
dosa, pasti ia pernah lalai dari mengingat Allah. Jika ada orang yang tidak pernah
lalai mengingat Allah, pastilah ia tidak akan mampu memberikan hak Allah
sepenuhnya. Semua itu adalah kekurangan yang harus ditutupi dengan taubat.
Karena Allah swt memerintahkan kita bertaubat (66/8), (24/31), (11/3).
Karena Allah mencintai orang yang bertaubat (2/222).
Karena Rasulullah saw senantiasa bertaubat padahal beliau seorang nabi
yang mashum (terjaga dari dosa). Beliau bersabda : Demi Allah, sesungguhnya
aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh
puluh kali. (HR. Bukhari). Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa beliau
beristighfar seratus kali dalam sehari.

Syarat-syarat taubat
1.
Penyesalan dari dosa karena Allah.
2.
Berhenti melakukannya.
3.
Bertekad untuk tidak mengulanginya di masa datang.

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

4.

Dilakukan sebelum nyawa sampai di tenggorokan ketika sakaratul maut,


atau sebelum matahari terbit dari barat.
5.
Jika dosa berkaitan dengan sesama manusia, maka syaratnya bertambah
satu: melunasi hak orang tersebut, atau meminta kerelaannya, atau memperbanyak
amal kebaikan.
kemaksiatan yang dilakukan berkaitan dengan hak sesama manusia, ada empat syarat
yang harus dipenuhi, yakni syarat pertama, kedua, dan ketiga, sebagaimana tiga
syarat di atas, dan syarat keempat: membebaskan diri dari hak tersebut.
Artinya, jika hak itu berupa harta benda, ia harus mengembalikan kepada pemiliknya.
Jika berupa qadzaf (menuduh orang lain berbuat zina), ia harus menyerahkan dirinya
untuk dijatuhi hukuman atau meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Jika
berupa ghibah (menggunjing orang lain), ia harus meminta maaf kepada orang
tersebut.
Setiap orang harus bertaubat dari segala dosa yang pernah diperbuat. Jika ia hanya
bertaubat dari sebagian dosanya, taubat tersebut diterima, namun ia masih
mempunyai tanggungan dosa yang lain.
Yang menyebabkan dosa kecil menjadi besar di sisi Allah swt
Jika dilakukan terus menerus (3/135).
Dosa besar yang hanya dilakukan sekali lebih bisa diharapkan pengampunannya dari
pada dosa kecil yang dilakukan terus menerus. Jika seorang hamba
meremehkannya. Setiap kali seorang hamba menganggap besar sebuah dosa
niscaya akan kecil di sisi Allah, dan setiap kali ia menganggap remeh sebuah dosa
niscaya akan menjadi besar di sisiNya.
Abdullah bin Masud ra berkata : Seorang mukmin memandang dosanya bagaikan
gunung yang akan runtuh menimpa dirinya, sedangkan seorang pendosa
menganggap dosanya seperti seekor lalat yang menclok di hidungnya, cukup
diusir dengan tangannya. (Bukhari-Muslim).
Bilal bin Saad rahimahullah berkata : Jangan kamu memandang kecilnya dosa, tapi
lihatlah keagungan Zat yang kamu durhakai itu.
Jika dilakukan dengan bangga atau minta dipuji, seperti seseorang yang mengatakan :
Lihat, bagaimana hebatnya saya mempermalukan orang itu di depan umum!?
Atau seperti ucapan seorang pedagang : Lihat, bagaimana saya bisa menipu
pembeli itu!?
Jika seseorang melakukan dosa tanpa diketahui orang lain lalu ia menceritakannya
dengan bangga kepada orang lain. Rasulullah saw bersabda : Setiap ummatku
selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berlaku dosa. Dan diantara
perbuatan terang-terangan melakukan dosa ialah jika seseorang berdosa di malam
hari sementara Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi hari ia merobek tirai
penutup itu sambil berkata : Hai Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu.
(Bukhari-Muslim).
Jika yang melakukannya seorang alim yang menjadi panutan. Karena apa yang ia lakukan
dicontoh oleh orang lain. Ketika ia melakukan dosa, maka ia juga mendapatkan dosa
orang yang mencontohnya. Rasulullah bersabda : dan barang siapa memberi
contoh keburukan dalam Islam maka baginya dosa perbuatan itu dan juga dosa orang

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

yang mencontohnya setelah itu tanpa dikurangi sedikitpun dosa itu dari pelakunya.
(Muslim).
Jangan menunda-nunda taubat.
Bersegera bertaubat hanya dilakukan oleh mereka yang berakal sehat. Orang-orang yang
menunda taubat ibarat seseorang yang ingin mencabut pohon yang mengganggu,
namun karena merasa sulit mencabutnya ia menundanya hingga esok atau lusa, atau
minggu depan, atau tanpa ia sadari bahwa semakin hari akar pohon itu makin
menghunjam di tanah, sedangkan ia semakin tua dan lemah.
Jangan menunda-nunda taubat karena mengandalkan rahmat dan ampunan Allah swt.
Orang seperti itu ibarat seorang laki-laki yang menghabiskan seluruh hartanya dengan
sia-sia dan meninggalkan keluarganya dalam kefakiran, lalu ia mengharapkan harta
karun datang kepadanya tanpa bekerja. Mungkin harta karun itu ada, tapi orang ini
jelas kurang sehat akalnya.
Mengapa kita dapat berpikir logis dalam masalah keduniaan namun tidak demikian dalam
urusan akhirat?
Dalil Keharusan Bertaubat
Dalil tentang keharusan bertaubat sangat banyak, baik dari Al-Qur'an, hadits, maupun
ijma.
1. Allah berfirman :












...dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung. (An-Nuur: 31)
Allah Berfirman :



Mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya... (Huud: 90)
Allah Berfirman :

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar






Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
sesungguhnya... (At-Tahrim: 8)
2. Hadits Nabi saw






















( (
)





Abu Hurairah r.a. berkata : Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Demi Allah,
sesungguhnya, aku membaca istighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari
lebih dari tujuh puluh kali. (HR. Bukhari)
Pelajaran dari Hadits
1. Anjuran kepada kaum muslimin untuk senantiasa bertaubat dan beristighfar.
2. Rasulullah saw. yang mashum (terpelihara dari salah), makhluk terbaik, dan
diampuni dosanya yang telah lewat dan akan datang, membiasakan istighfar dalam
sehari tujuh puluh kali.








:










(
)


Al-Aghar bin Yasar Al-Muzani r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, Hai
manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mintalah ampunan kepada-Nya.
Sesungguhnya, aku bertaubat seratus kali dalam sehari. (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadits
1. Seorang mukmin hendaknya memperbanyak istighfar dan segera bertaubat.
2. Penyebutan bilangan yang ada pada hadits ini dan sebelumnya tidak dimaksudkan
untuk membatasi jumlah istighfar.














(
























(

)


Abu Hamzah, Anas bin Malik Al-Ansari r.a. (pelayan Rasulullah SAW.) berkata bahwa
Rasulullah saw. Bersabda : Allah lebih gembira terhadap taubat hamba-Nya
daripada seseorang di antara kamu yang mendapatkan untanya yang telah hilang di
gurun sahara. (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Muslim disebutkan,































______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar






(










Allah sangat gembira terhadap hamba-Nya yang mau bertaubat. Kegembiraan Allah
itu lebih besar daripada kegembiraan seseorang di antara kamu yang mendapatkan
kembali untanya yang sarat dengan perbekalan. Sebelumnya, ia mengendarai
untanya di gurun sahara, lalu unta yang a tunggangi lepas. Padahal, di atas unta
tersebut terdapat makanan dan minuman perbekalannya. Ia sudah putus asa.
Kemudian, ia mendekati sebuah pohon, dan berbaring di bawahnya. Dia sudah yakin
bahwa untanya tidak akan kembali. Pada saat itulah, tiba-tiba unta tersebut berdiri
di depannya. Ia memegang kendalinya. Lalu karena sangat gembiranya, ia
mengucapkan, Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu. Ia
salah mengucapkannya karena sangat gembira. (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadits
1. Allah swt. memiliki kasih sayang dan cinta yang sangat luas dengan menerima taubat
mereka. Allah berfirman, ...Sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang
bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri. (Al-Baqarah: 222)
2. Anjuran untuk bertaubat.
3. Kesalahan yang tidak disengaja, tidak ditulis sebagai dosa.
4. Penjelasan Nabi saw. yang disertai perumpamaan, patut dicontoh untuk memperjelas
keterangan.
5. Diperbolehkan mempertegas sebuah perkara dengan sumpah, ketika dibutuhkan.









:


(

























(
)




Abu Musa, Abdullah bin Qais Al-Asyari r.a. berkata bahwa Nabi saw. Bersabda :
Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat
keburukan di siang hari bertaubat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari
agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertaubat. (Ini akan terus
berlaku) hingga matahari terbit dari arah barat. (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadits
1. Rahmat dan ampunan Allah kepada hamba-Nya berlaku sepanjang masa, meskipun
masa yang satu lebih baik dari masa yang lain.
2. Anjuran untuk segera bertaubat ketika telah berbuat maksiat.
3. Pintu taubat selalu terbuka hingga matahari terbit dari barat karena hal itu merupakan
tanda Kiamat.
















:



(
)



Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda : Barangsiapa yang
bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka Allah akan menerima
taubatnya. (HR. Muslim)
______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

Pelajaran dari Hadits


1. Allah menerima taubat hamba-Nya karena kebaikan-Nya.
2. Di antara syarat diterimanya taubat seseorang adalah dilakukan sebelum matahari
terbit dari barat. Allah berfirman : ...Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda
Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum
beriman sebelum itu... (Al-Anaam: 158) Adapun yang dimaksud pada ayat ini
adalah saat terbitnya matahari dari barat.







:















(








) (





Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Khaththab r.a. berkata bahwa Nabi saw.
Bersabda : Allah yang Mahamulia dan Maha Agung menerima taubat hamba-Nya
)selama belum sekarat. (Tirmidzi. Ia berkata, Hadits ini hasan shahih.
Pelajaran Hadits
Di antara syarat taubat adalah dilakukan sebelum sekarat. Allah berfirman, Dan
tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan,
hingga ketika ajal datang kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia berkata,
)Sungguh, saya sekarang bertaubat...." (An-Nisaa: 18











(












































(





















































(










































































)












(









(








Zirr bin Hubaisy berkata, Aku datang kepada Shafwan bin Asal r.a. Aku hendak
bertanya tentang mengusap dua khuf1. (Sesampainya aku di tempatnya), dia bertanya
?kepadaku, Zirr, apa maksud kedatanganmu
Untuk mencari ilmu.
Sesungguhnya, malaikat meletakkan sayap-sayapnya untuk orang yang mencari ilmu,
sebagai tanda senang terhadap apa yang dicarinya.

Sepatu orang Arab tempo doeloe.


9

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

Aku ragu tentang mengusap dua khuf setelah buang air besar dan buang air kecil.
Engkau adalah seorang sahabat Rasulullah saw. Karena itu, aku datang untuk
bertanya. Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah saw. menyinggung masalah
ini?
Ya. Beliau memerintahkan kami ketika sedang bepergian, untuk tidak melepas khuf
selama tiga hari tiga malam, kecuali jika junub2. (Khuf tetap terpakai) meski buang air
besar, buang air kecil, dan tidur.
Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah saw. berbicara tentang cinta?
Ya. Suatu hari, kami bersama Rasulullah saw. dalam satu perjalanan. Tiba-tiba, seorang
Arab Badui memanggilnya dengan suara keras, Hai Muhammad. Rasulullah
menjawabnya dengan suara yang mirip orang Badui itu, Ke sinilah.
Aku berkata kepada Badui itu, Hus, rendahkan suaramu. Kamu ini di hadapan Nabi, dan
tindakan semacam itu dilarang.
Orang Arab Badui itu menjawab, Demi Allah, aku tidak akan merendahkan suaraku.
Ia lalu berkata, Seseorang mencintai suatu kaum, tapi tidak berjumpa dengan mereka?
Nabi saw. menjawab, Pada hari Kiamat, seseorang bersama orang yang dicintai.
Tidak henti-hentinya Nabi berbicara kepada kami, sehingga beliau menyebutkan pintu
dari barat yang lebarnya sama dengan jarak perjalanan seorang pengendara selama
empat puluh atau tujuh puluh tahun.3
Sufyan (satu dari para perawi hadits ini) berkata, Pintu tersebut berada di arah Syam.
Allah menciptakannya pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Pintu tersebut
terbuka untuk taubat, dan tidak akan ditutup hingga matahari terbit dari arah barat
(HR. Tirmidzi dan lainnya. Ia berkata, Hadits ini hasan shahih.)
Pelajaran dari Hadits
1. Anjuran kepada setiap muslim untuk menuntut ilmu, dan hendaknya bertanya tentang
ajaran agama yang belum diketahuinya kepada ulama.
2. Diperbolehkan mengusap khuf. Bagi musafir selama tiga hari tiga malam, sedangkan
bagi yang tidak musafir diperbolehkan selama satu hari satu malam.
3. Syarat diperbolehkannya mengusap khuf adalah khuf yang dikenakan itu suci; saat
mengenakannya, orang tersebut dalam keadaan suci, menutupi kedua mata kakinya,
bisa dipergunakan untuk bepergian; dan mengusap khuf merupakan pengganti
membasuh kaki pada saat wudhu. Sementara itu, pada saat mandi wajib (mandi
junub), khuf harus dilepas.
4. Berlaku sopan kepada para ulama dan orang-orang shalih, di antaranya adalah dengan
merendahkan suara di majelis talim.
5. Mengajarkan tata krama dan sopan santun kepada orang yang belum mengerti tata
krama dan sopan santun.
6. Kelembutan, kebaikan sikap, dan cara Rasulullah memperlakukan orang lain sesuai
dengan ilmu dan kemampuan mereka adalah sikap yang harus dicontoh oleh umatnya.
7. Anjuran untuk senantiasa mendekati dan mencintai para ulama, serta menjauhi orangorang yang tidak baik.
8. Cinta menjadikan seseorang menuruti kemauan orang yang dicintainya.
2
3

Baik karena mimpi mengeluarkan mani atau bersetubuh dengan istri.


40 atau 70 tahun adalah keraguan dari perawinya.

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

10

9. Seorang muslim harus selalu menumbuhkan harapan di hati orang lain, dan memberi
nasihat dengan cara yang baik.
10. Rahmat Allah tak terbatas, di antara bentuknya adalah memudahkan jalan menuju
hidayah dan membuka pintu taubat.







:



(


































































































































Abu Said, Sad bin Malik bin Sinan Al-Khudri r.a. berkata bahwa Nabi saw. Bersabda :
Di kalangan masyarakat sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang telah
membunuh 99 orang. (Karena ingin bertaubat), ia bertanya kepada seseorang, di
mana orang yang paling banyak ilmunya berada? Ia ditunjukkan kepada seorang
pendeta, lalu ia mendatangi pendeta itu.
Orang yang mengantar berkata (kepada si pendeta), Ia telah membunuh 99 orang.
Apakah ia masih memiliki peluang bertaubat.
Pendeta itu menjawab, Tidak.
(Laki-laki pembunuh itu naik pitam) lalu membunuh si pendeta. Dengan demikian, ia
telah membunuh seratus orang.
Pembunuh itu bertanya kembali tentang keberadaan orang yang paling banyak ilmunya.
Ia ditunjukkan kepada seorang ulama. (Sesampainya di tempat ulama itu), orang
yang mengantar berkata, Ia telah membunuh seratus orang, apakah masih terbuka
pintu taubat baginya?
Ulama itu menjawab, Ya. Tidak ada yang menghalangi Allah untuk menerima taubat.
Berangkatlah ke daerah ini dan ini. Di sana ada kaum yang menyembah Allah.
Beribadahlah bersama mereka. Jangan kembali ke lingkunganmu, karena
lingkunganmu adalah lingkungan yang buruk (penuh maksiat).
Laki-laki itu berangkat (memenuhi nasihat ulama itu). Di tengah perjalanan, ia
meninggal dunia.
Malaikat rahmat dan malaikat azab bertengkar (memperebutkannya). Malaikat rahmat
berkata, Dia telah datang dalam keadaan bertaubat. Hatinya tertuju kepada Allah
(karena itu, dia adalah bagianku).
Malaikat azab berkata, Dia belum melakukan kebaikan sedikit pun (karena itu, dia
bagianku).
Kemudian, datanglah seorang malaikat dalam bentuk manusia. Kedua malaikat itu
mengangkatnya untuk menjadi penengah.
Dia (malaikat penengah) berkata, Ukurlah jarak dua tanah itu (tanah yang mengarah
ke tempat pemberangkatan laki-laki yang akan bertaubat dan tanah yang akan
dituju). Ke manakah dia lebih dekat, maka laki-laki ini miliknya.
______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

11

Dua malaikat mengukur tanah tersebut. Setelah itu, diketahui bahwa si pembunuh lebih
dekat dengan tanah yang akan ditujunya. Dengan demikian, malaikat rahmatlah
yang berhak mengambilnya. (Muttafaq 'alaih)
Di dalam riwayat lain disebutkan : Jarak ke tanah yang akan dituju lebih dekat satu
jengkal, maka ia menjadi golongannya.
Di dalam riwayat lain disebutkan : Allah memerintahkan kepada tanah tempat
pemberangkatan untuk menjauh dan memerintahkan kepada tanah tempat tujuan
untuk mendekat, lalu berfirman, Ukurlah keduanya. Mereka mendapati bahwa
tanah tujuan lebih dekat satu jengkal, maka dosa-dosanya diampuni.
Di dalam riwayat lain disebutkan : Dada orang tersebut mendekat ke arah tanah yang
dituju.
Pelajaran dari Hadits
1. Nabi saw. memberikan nasihat dengan cara yang baik, yaitu dengan memberikan
contoh nyata.
2. Diperbolehkan berbicara tentang bangsa-bangsa terdahulu, selama Islam tidak
melarangnya.
3. Jiwa yang dipersiapkan untuk kebaikan, meskipun suatu saat terseret oleh hawa
nafsu, namun akhirnya akan kembali kepada kebaikan.
4. Orang yang mengerti tentang ajaran agama, namun bukan ahli ibadah lebih baik
daripada ahli ibadah yang tidak mengerti tentang ajaran agama. Sebab, orang yang
ahli ibadah, namun tidak mengerti ajaran agama, bisa menganggap suatu amal baik,
padahal yang dilakukannya salah sehingga ia tersesat dan menyesatkan orang lain.
Sedangkan orang yang mengerti ajaran agama, ia diberi kemudahan menuju
kebenaran, sehingga bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
5. Pintu taubat selalu terbuka bagi orang yang berbuat dosa, sebesar apa pun dosa yang
diperbuatnya.
6. Orang yang mengajak pada kebenaran hendaknya mengetahui cara mengobati hati
dan selalu memberikan harapan kepada orang lain yang ingin bertaubat.
7. Ijma ulama menyebutkan bahwa orang yang membunuh dengan sengaja lalu
bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka taubatnya akan diterima. Sebab, yang
tampak dari hadits ini adalah, meskipun orang tersebut membunuh dengan sengaja,
tidak menyebabkan taubatnya tidak diterima. Meskipun peristiwa ini terjadi pada
umat sebelum Islam, Islam tidak menghapusnya. Bahkan, ada ayat yang
menguatkannya. Allah berfirman,



Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih. Mereka itulah yang akan
diganti Allah giganti keburukan mereka dengan kebaikan.
Sebelumnya Allah berfirman,

Dan janganlah kalian membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah kecuali atas dasar
kebenaran.
8. Tidak berteman dengan orang-orang yang berbuat maksiat. Sebaliknya, seorang
muslim semestinya berteman dengan orang-orang shalih.
9. Allah senang dengan taubat hamba-hamba-Nya, memberitahukan hal itu kepada para
malaikat, dan menyelamatkan orang-orang yang bertaubat.
______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

12

10. Upaya sungguh-sungguh untuk menjadi orang shalih dan melakukan amal shalih
adalah bukti keseriusan taubat.
11. Sifat tidak baik, sebaiknya disebutkan dengan kata-kata kiasan atau disebutkan secara
mutlak agar tidak menusuk perasaan orang yang diajak bicara.
12. Malaikat memiliki kemampuan untuk tampak dalam wujud tertentu. Hadits ini juga
menjadi bukti keutamaan manusia, karena dalam hadits ini disebutkan bahwa
malaikat tampak dalam wujud manusia.










































































































(













(














































(








































































(










































































































































(
(























































































































13

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

























































































































(































































(

















































































































(





























































































































































































































































































(








































14

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar



























































































































































(















































































































































(



























Abdullah bin Kab bin Malik r.a.4 berkata, Aku mendengar Kab bin Malik r.a.
menceritakan kisahnya ketika tidak mengikuti Perang Tabuk bersama Rasulullah.
Kab berkata, Aku tidak pernah absen dari peperangan bersama Rasulullah SAW.,
kecuali pada Perang Tabuk. Aku juga absen dari Perang Badar, namun Rasulullah
tidak pernah mencela orang yang tidak mengikutinya, karena saat itu, Rasulullah saw.
keluar bersama kaum muslimin untuk menghadang kafilah dagang Quraisy. Allah
mempertemukan mereka (kaum muslimin) dengan musuhnya (orang-orang kafir
Quraisy) tanpa perjanjian sebelumnya.5 Aku telah menyaksikan malam Aqabah ketika
kami bersumpah setia untuk menegakkan Islam. Menurutku, peristiwa ini lebih baik
daripada Perang Badar, meskipun Perang Badar lebih dikenang masyarakat daripada
peristiwa Aqabah.
Sesungguhnya, pada saat itu (saat Perang Tabuk), kondisi ekonomi dan fisikku sangat
baik. Aku mempunyai dua kendaraan (kuda) yang belum pernah kumiliki
sebelumnya. Setiap kali hendak berperang, Rasulullah saw. tidak pernah
menjelaskannya secara terang-terangan,6 kecuali Perang Tabuk.

Dia adalah penuntun Kab (di antara anak-anaknya) ketika Kab


mengalami kebutaan.
5
Saat itu, pemimpin kafilah dagang kaum Quraisy, Abu Sufyan, memberi
tahu penduduk Mekah bahwa kafilah dagangnya dihadang oleh kaum
muslimin. Mendapat pemberitahuan itu, orang-orang kafir Quraisy pun
berangkat untuk perang.
15

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

Perang ini terjadi di musim yang sangat panas. Jarak yang di tempuh sangat jauh, dan
gurun sahara yang kering kerontang harus dilewati. Musuh yang akan dihadapi pun
jumlahnya sangat banyak.
Beliau menjelaskan rencana ini kepada kaum muslimin agar mereka menyiapkan
perbekalan yang dibutuhkan. Beliau juga menjelaskan arah perjalanan yang dituju.
Kaum muslimin yang ikut dalam perang ini jumlahnya sangat banyak sehingga tidak
tercatat seluruhnya. Orang-orang yang absen dari perang ini mengira tidak akan
diketahui oleh Rasulullah, kecuali jika ada wahyu yang turun dari Allah.
Rasulullah berangkat ke Tabuk saat pohon-pohon mulai berbuah dan dedaunan pun telah
rindang, sehingga aku lebih cenderung untuk tinggal di rumah.
Rasulullah saw. dan kaum muslimin mulai mempersiapkan perbekalan. Aku pun ingin
menyiapkan perbekalanku untuk perang ini. Aku pulang ke rumah, tapi tidak
melakukan sesuatu. Aku berkata kepada diriku, Aku mampu melakukannya jika aku
mau. Aku terus mengulur-ulur waktu hingga kaum muslimin siap dengan
perbekalannya masing-masing.
Keesokan harinya, Rasulullah dan kaum muslimin berangkat, sementara aku belum
menyiapkan apa-apa. Aku berangkat ke kebun, lalu pulang ke rumah tanpa
melakukan sesuatu (tidak menyiapkan perbekalan untuk perjalanan ke Tabuk). Hal itu
terus tertunda.
Kaum muslimin sudah berangkat dan melaju dengan cepat. Terlintas dalam hatiku untuk
berangkat dan menyusul mereka. (Seandainya itu aku lakukan). Namun, hal itu pun
tidak aku lakukan.
Ketika aku keluar rumah, aku merasa sedih karena aku hanya menjumpai lelaki-lelaki
yang dikenal sebagai orang-orang munafik, atau orang-orang lemah yang telah
mendapatkan keringanan (tidak ikut berperang) dari Allah.
Rasulullah saw. tidak menyebutku kecuali setelah tiba di Tabuk. Beliau bertanya, Apa
yang dilakukan Kab bin Malik?
Seorang laki-laki dari Bani Salamah menjawab, Ya Rasulullah, dia tidak ikut berangkat
karena tertahan oleh dua pakaiannya dan dua lengannya.7
Muadz bin Jabal r.a. berkata (kepada laki-laki itu), Sungguh buruk apa yang kau
katakan. (Lalu ia berkata kepada Rasulullah), Ya Rasulullah, demi Allah, kami tidak
mengetahui apa yang dilakukannya kecuali kebaikan. Rasulullah pun diam.
Saat itulah, Rasulullah saw. melihat seorang laki-laki yang mengenakan pakaian putih di
kejauhan, dan sulit diketahui siapakah dia, karena terhalang oleh fatamorgana.
Rasulullah bersabda, Semoga dia adalah Abu Khoitsamah.
Ternyata, apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw. benar. Laki-laki yang datang adalah
Abu Khoitsamah Al-Anshari. Dia-lah yang bersedekah dengan satu sha korma lantas
diejek oleh orang-orang munafik.
Ketika aku mendengar bahwa Rasulullah saw. telah meninggalkan Tabuk (pulang ke
Madinah), aku sedih. Terlintas dalam benakku untuk membohongi beliau. Aku
berkata (kepada diriku sendiri), Dengan cara apa agar aku bisa terlepas dari
kebencian beliau.
Aku pun bermusyawarah dengan keluargaku. Ketika diberitakan bahwa Rasulullah saw.
sudah semakin dekat dengan kota Madinah, semua rencana kotorku lenyap. Aku
6
7

Supaya rencana penyerangan tidak tercium oleh musuh.


Ini adalah bahasa kiasan. Artinya, Bangga diri dan sombong.

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

16

sadar bahwa berdusta tidak akan menyelesaikan masalah, lalu aku bertekad untuk
berkata jujur kepada beliau.
Keesokan harinya, Rasulullah saw. tiba. Biasanya, bila beliau pulang dari bepergian,
beliau masuk ke masjid terlebih dahulu, lalu shalat dua rakaat. Kemudian, beliau
duduk menyambut kaum muslimin yang menghadapnya.
Saat itulah, orang-orang yang tidak mengikuti Perang Tabuk datang menyampaikan
alasan mereka dengan bersumpah-sumpah di hadapan beliau. Jumlah mereka lebih
dari delapan puluh orang. Rasulullah saw. menerima apa yang mereka kemukakan
dan mengambil janji dari mereka, serta memintakan ampun untuk mereka. Sedangkan
isi hati mereka yang sebenarnya, beliau serahkan kepada Allah.
Lalu aku datang. Ketika aku ucapkan salam, beliau tersenyum penuh kemarahan. Beliau
bersabda, Kemarilah.
Aku mendekat hingga berada di hadapan beliau. Apa yang membuatmu tidak ikut?
Bukankah kamu telah membeli kendaraan (kuda)?
Ya Rasulullah, seandainya aku berhadapan dengan orang selain engkau, aku akan bisa
selamat dari kebenciannya, karena aku bisa mengemukakan berbagai alasan. Akan
tetapi, aku sekarang berhadapan dengan engkau. Jika saat ini aku memberikan alasan
palsu sehingga engkau tidak marah, aku khawatir setelah itu Allah menjadikan
engkau marah kepadaku. Jika aku berkata jujur, engkau pasti marah kepadaku.
Namun, aku berharap mendapatkan ampunan dari Allah. Demi Allah, aku tidak
mempunyai alasan untuk tidak ikut berperang. Saat itu, kondisi ekonomi dan fisikku
sangat baik.
Rasulullah saw. bersabda, Adapun orang ini, ia telah berkata jujur. Berdirilah wahai
Kab, tunggulah keputusan Allah.
Beberapa laki-laki dari Bani Salamah berjalan mengikutiku. Mereka berkata, Demi
Allah, kami belum pernah melihatmu berbuat dosa sebelum ini. Mengapa kamu tidak
mampu mengajukan alasan kepada Rasulullah SAW., sebagaimana orang-orang yang
tidak ikut berperang itu mengemukakan alasannya. Sungguh, istighfar Rasulullah
saw. sudah cukup untuk mengampuni dosamu.
Mereka terus menyalahkan tindakanku sampai timbul keinginan dalam diriku untuk
kembali kepada Rasulullah saw. dan berkata bohong kepadanya.
Aku berkata kepada mereka, Adakah orang lain yang mengalami hal sepertiku?
Mereka menjawab, Ada, dua laki-laki yang berkata seperti yang kamu katakan kepada
Rasulullah. Beliau saw. berkata kepada mereka seperti yang dikatakannya
kepadamu.
Siapakah mereka?
Murarah bin Rabiah dan Hilal bin Umayah Al-Waqifi.
Kemudian mereka menyatakan bahwa kedua laki-laki itu adalah orang-orang shalih yang
ikut dalam Perang Badar, dan merekalah yang menjadi teladan. Aku segera pergi dari
hadapan mereka.
Lalu, Rasulullah saw. melarang para sahabat untuk berbicara dengan kami bertiga.
Orang-orang pun menghindari kami. Sikap mereka berubah terhadap kami. Sampaisampai, aku merasakan bumi berubah, bukan bumi yang sebelumnya kukenal.
Keadaan seperti ini menimpa kami selama lima puluh hari.
Dua temanku, Murarah dan Hilal, hanya menetap di rumah masing-masing dan terusmenerus menangis. Sementara aku, orang yang usianya paling muda, dan paling kuat
______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

17

di antara kami, masih menghadiri shalat berjamaah dengan kaum muslimin, dan pergi
ke pasar. Aku tetap melakukan itu, meski tidak seorang pun yang mau berbicara
denganku.
Aku juga mendatangi Rasulullah. Kuucapkan salam kepadanya ketika beliau di tempat
duduknya setelah shalat. Aku berkata dalam hati, Apakah beliau menggerakkan
bibirnya untuk menjawab salam atau tidak?
Kemudian, aku mengerjakan shalat di dekat beliau sambil melirik kepada beliau. Saat aku
tidak menoleh ke arah beliau, beliau memandangku. Namun, jika aku memandang
beliau, beliau berpaling.
Ketika perlakuan keras ini kurasakan sudah cukup lama, aku berjalan menuju kebun Abu
Qatadah dan kupanjat pagarnya. Dia adalah sepupuku dan orang yang paling aku
sukai. Aku mengucapkan salam kepadanya. Akan tetapi, ia sama sekali tidak
menjawab salamku. Aku berkata kepadanya, Aku bersumpah dengan nama Allah
untukmu, apakah kamu mengetahui bahwa aku mencintai Allah dan Rasul-Nya
SAW.?
Dia hanya diam. Aku mengulangi pertanyaanku. Dia menjawab, Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui.
Air mataku jatuh bercucuran, lalu aku pergi dengan memanjat pagar.
Pada suatu hari, ketika aku berjalan di pasar Madinah, seorang petani dari penduduk
Syam, satu dari para penjual makanan di Madinah, berkata, Siapakah yang bisa
menunjukkan aku kepada Kab bin Malik?
Orang-orang menunjuk kepadaku, lalu ia mendatangiku dan menyodorkan surat dari Raja
Ghassan. Kubaca isinya sebagai berikut:
Kami mendengar bahwa temanmu (Muhammad) telah bersikap keras kepadamu, padahal
Allah tidak menjadikanmu untuk dihina atau ditelantarkan. Oleh karena itu,
bergabunglah dengan kami, kami akan menolongmu.
Selesai kubaca, aku berkata dalam hati, Surat ini juga bagian dari cobaan. Aku pergi ke
tempat pembakaran dan kubakar surat itu.
Keadaan seperti ini sudah berlangsung selama empat puluh hari, dan wahyu yang
berkaitan dengan masalah ini belum juga turun. Tak berapa lama, utusan Rasulullah
mendatangiku dan berkata, Rasulullah memerintahkan kepadamu untuk menjauhi
istrimu.
Aku berkata, Apakah aku harus menceraikannya, atau apa yang harus kuperbuat
terhadapnya?
Ia menjawab, Tidak, tapi jauhilah dia.
Rasulullah saw. juga mengutus seseorang kepada dua temanku, dengan perintah yang
sama.
Aku berkata kepada istriku, Pergilah kepada keluargamu. Tetaplah bersama mereka
hingga Allah memberikan keputusan tentang masalah ini.
Istri Hilal bin Umayah menemui Rasulullah saw. dan berkata, Ya Rasulullah, Hilal bin
Umayah adalah orang yang sudah lanjut usia dan tidak mempunyai pelayan. Apakah
engkau tidak suka bila aku membantunya?
Rasulullah saw. menjawab, Boleh, tapi jangan sampai dia mendekatimu.
Istri Hilal berkata, Demi Allah, ia sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Sejak peristiwa
itu sampai saat ini, ia tidak berhenti menangis.

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

18

Beberapa keluargaku berkata kepadaku, Sebaiknya kamu meminta izin kepada


Rasulullah untuk istrimu, karena beliau telah memberikan izin kepada istri Hilal
untuk membantunya.
Aku menjawab, Aku tidak akan meminta izin kepada Rasulullah untuk istriku. Aku tidak
mengetahui apa yang akan dikatakan oleh Rasulullah jika aku meminta izin kepada
beliau untuk istriku, padahal aku masih muda.
Keadaan seperti ini berlangsung selama sepuluh hari, sehingga genap lima puluh hari
sejak sanksi tersebut diberlakukan.
Pada hari kelima puluh, ketika aku melakukan shalat subuh di salah satu ruang rumah
kami, aku sangat sedih, dan bumi yang luas pun terasa sempit. Kondisi hatiku itu
telah Allah gambarkan dalam Al-Qur'an.
Saat itu, aku mendengar suara orang8 yang berteriak di atas gunung Salin9. Orang itu
mengatakan, Wahai Kab bin Malik, bergembiralah.
Setelah mendengar suara itu, aku bersujud. Aku mengetahui bahwa berita gembira akan
datang.
Selesai shalat subuh, Rasulullah saw. memberi tahu kaum muslimin bahwa Allah swt.
telah menerima taubat kami, sehingga orang-orang berhamburan memberitahukannya
kepada kami. Ada seorang laki-laki10 datang dengan mengendarai kuda, dan ada
seorang laki-laki dari Bani Aslam11 datang dengan berjalan kaki melewati gunung.
Dan, suara mereka lebih cepat dari kuda mereka.
Ketika orang yang memberikan kabar gembira sampai ke rumahku, aku langsung
melepas pakaianku, dan kupakaikan kepadanya. Padahal saat itu, aku tidak
mempunyai pakaian yang lain. Lalu, aku meminjam pakaian dan berangkat untuk
menemui Rasulullah SAW.
Kaum muslimin mengucapkan selamat kepadaku secara bergantian. Mereka berkata,
Bergembiralah dengan penerimaan taubat dari Allah, hingga aku masuk masjid.
Saat itu, Rasulullah saw. sedang duduk dikelilingi para sahabat. Melihat kedatanganku,
Thalhah bin Ubaidillah berdiri dan berjalan cepat untuk menyambutku. Ia menyalami
dan mengucapkan selamat kepadaku. Selain dia, tidak ada orang Muhajirin yang
berdiri untuk menyambutku. Kab bin Malik akan selalu mengingatnya karena
kebaikannya ini.
Ketika aku mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW., beliau menjawab dengan muka
berseri-seri, Bergembiralah dengan hari yang terbaik sejak ibumu melahirkanmu.
Aku bertanya, Ya Rasulullah, dari engkau atau dari Allah?
Beliau menjawab, Bukan dariku, tapi dari Allah yang Mahamulia dan Maha Agung.
Apabila bergembira, muka Rasulullah bersinar bagaikan belahan bulan.
Ketika aku duduk di depan beliau, aku berkata, Ya Rasulullah, di antara taubatku
(sebagai ungkapan rasa syukurku), aku sedekahkan hartaku untuk Allah dan RasulNya.
Rasulullah bersabda, Biarkan sebagian hartamu tetap menjadi milikmu. Itu akan lebih
baik bagimu.

8
9
10
11

Abu Bakar r.a.


Nama gunung di Madinah.
Zubair bin Awwam r.a.
Hamzah bin Umar Al-Aslami r.a.

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

19

Aku berkata, Aku masih mempunyai bagianku di Khaibar. Ya Rasulullah,


sesungguhnya, Allah yang Mahatinggi menyelamatkanku karena berkata jujur. Di
antara bentuk taubatku adalah aku berjanji untuk selalu berkata jujur selama aku
hidup.
Demi Allah, aku tidak mengetahui seorang pun dari kaum muslimin yang diberi nikmat
berkata jujur oleh Allah SWT., yang lebih baik daripada kejujuran yang Allah berikan
kepadaku, sejak aku berjanji untuk selalu berkata jujur kepada Rasulullah.
Demi Allah, aku tidak pernah berbohong sejak aku mengatakan hal itu kepada Rasulullah
hingga hari ini. Semoga Allah memeliharaku pada masa-masa berikutnya.
Lalu, Allah swt. menurunkan firman-Nya,















Sesungguhnya, Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orangorang Anshar, yang mengikuti Nabi di masa sulit, setelah hati segolongan mereka
hampir berpaling. Kemudian, Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya, Allah
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.
Juga kepada tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) kepada mereka. Hingga
apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa
mereka pun telah sempit, serta mereka mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari
(siksa) Allah kecuali hanya dengan mendekat kepada-Nya, Allah menerima taubat
mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya, Allah-lah yang Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian
bersama orang-orang yang berlaku jujur. (At-Taubah: 117-119)
Demi Allah, tidak ada nikmat Allah yang lebih besar bagiku, setelah Allah memberikan
petunjuk Islam kepadaku, selain kejujuranku kepada Rasulullah, sehingga aku tidak
binasa, sebagaimana yang dialami oleh mereka yang membohongi beliau. Allah
berfirman tentang mereka dengan nada yang sangat menghinakan,






Mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah apabila kamu kembali kepada
mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka, berpalinglah dari mereka
karena mereka itu adalah najis. Tempat mereka adalah neraka Jahannam; sebagai
balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

20

Mereka akan bersumpah kepadamu agar kamu ridha kepada mereka. Tetapi, jika
sekiranya kamu ridha terhadap mereka, sesungguhnya, Allah tidak ridha kepada
orang-orang yang fasik itu. (At-Taubah: 95-96)
Kami bertiga berbeda dengan mereka yang alasannya diterima oleh Rasulullah ketika
mereka bersumpah. Rasulullah mengambil janji mereka dan memintakan ampunan
kepada Allah untuk mereka. Sementara itu, urusan kami bertiga ditangguhkan, hingga
Allah memberikan keputusan-Nya.
Maksud firman Allah, ...Dan kepada orang-orang yang ditangguhkan.., bukan
ditangguhkan (tertinggal) dari perang, tetapi ditangguhkannya urusan mereka,
berbeda dengan orang yang bersumpah (palsu) lalu menyampaikan alasan dan Rasul
menerima alasan mereka. (Muttafaq 'alaih)
Di dalam riwayat lain disebutkan, Nabi saw. berangkat untuk Perang Tabuk pada hari
Kamis. Beliau memang suka pergi pada hari Kamis.
Di dalam riwayat lain disebutkan, Biasanya, Rasulullah saw. tidak pulang dari bepergian
kecuali siang hari pada waktu dhuha. Jika datang, beliau masuk Masjid terlebih
dahulu, melakukan shalat dua rakaat, lalu duduk.
Pelajaran dari Hadits
1. Seorang muslim harus jujur dan berani mengakui kekurangannya, serta tidak
mencari-cari alasan ketika melakukan kesalahan.
2. Kepiawaian Rasulullah dalam mengatur strategi perang. Beliau menempatkan
prajuritnya sesuai dengan keahlian mereka masing-masing.
3. Seorang muslim seharusnya segera memenuhi panggilan jihad untuk mendapatkan
ridha Allah, meskipun dalam keadaan sulit.
4. Seorang muslim hendaknya berlomba-lomba melakukan amal sunnah.
5. Seorang muslim harus menyesal ketika tidak bisa melakukan suatu kewajiban, dan
berusaha secara maksimal agar tidak tergolong dalam barisan orang-orang munafik.
6. Hadits ini menunjukkan bukti kejujuran para sahabat kepada Rasulullah SAW.,
meskipun berisiko buruk terhadap diri mereka.
7. Perlakuan untuk sesama manusia terbatas hanya pada perbuatan yang tampak,
sedangkan yang tidak tampak (yang sebenarnya ada di hati) diserahkan kepada Allah.
8. Kebohongan yang dilakukan oleh orang-orang munafik tidak meringankan tanggung
jawab yang harus mereka berikan.
9. Anjuran untuk meneladani orang-orang shalih dan orang-orang yang bertakwa.
10. Anjuran untuk tidak memperhatikan orang-orang munafik dan orang-orang fasik.
Biarkan waktu yang akan mengungkapkan keburukan mereka.
11. Keharusan untuk tidak berteman dengan orang-orang yang berbuat maksiat, atau
mengeluarkan sikap yang membuat diri merasa terhina, agar mereka menghentikan
kemaksiatan dan bertaubat.
12. Seorang mukmin seharusnya menyesali dan menangisi perbuatan maksiatnya.
13. Islam bersikap keras terhadap orang yang melakukan maksiat sampai mengucilkan
mereka dari komunitas muslim.
14. Anjuran untuk mencari datangnya rahmat dan maghfirah.
15. Orang yang berbuat salah hendaknya meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

21

16. Kisah dalam hadits di atas menggambarkan akhlak Rasulullah kepada para
sahabatnya. Beliau bersikap lembut, sangat mengasihi, dan menyayangi mereka.
Beliau gembira ketika mereka gembira, dan sedih ketika mereka sedih.
17. Seorang mukmin sejati tegar dalam menghadapi ujian yang pasti datang, baik yang
berkaitan dengan urusan dunia maupun yang berkaitan dengan urusan agamanya.
18. Seorang mukmin lebih mengutamakan taat kepada Allah dan Rasul-Nya daripada taat
kepada yang lain.
19. Suami yang melakukan kemaksiatan dikhawatirkan terjerumus dalam kemunafikan
atau kekafiran. Oleh karena itu, sebaiknya seorang istri menahan diri agar tidak
didekati oleh suaminya, sampai permasalahannya jelas.
20. Anjuran untuk menyampaikan berita gembira dan memberikan hadiah kepada orang
yang membawa berita gembira, serta memberikan ucapan selamat kepada orang yang
mendapat kegembiraan.
21. Tidak dianjurkan menyedekahkan semua harta yang dimiliki, agar tidak menjadi fakir
dan meminta-minta.
22. Kejujuran akan membawa keselamatan di dunia dan di akhirat.
23. Rasa syukur patut dipanjatkan kepada Allah yang telah memberi banyak nikmat,
menerima taubat, dan mengampuni orang-orang yang beristighfar.
24. Seorang muslim harus menepati janjinya.
25. Seorang muslim harus segera melakukan kebaikan ketika terperosok ke dalam
kemaksiatan.
26. Seorang mukmin harus merasa senang dengan penerimaan taubatnya, dan kemudahan
menuju kebaikan dan kejujuran.














-








































































(
)














Abu Nujaid, Imran bin Al-Hushain Al-Khuzai r.a., menceritakan bahwa seorang wanita
dari Juhainah datang menemui Rasulullah saw. Wanita itu hamil karena zina. Dia
berkata, Ya Rasulullah, aku berhak menerima hukuman hadd. Tegakkanlah
hukuman itu terhadapku.
Rasulullah saw. memanggil walinya dan bersabda, Jagalah dia dengan baik. Apabila dia
telah melahirkan, bawalah ke sini.
Sang wali melaksanakan perintah Rasulullah. Setelah wanita itu melahirkan, wanita itu
datang menemui Nabi saw. bersama wanita tersebut.
Lalu, Rasulullah saw. memerintahkan agar hukuman hadd dilaksanakan terhadap wanita
tersebut. Lalu ia diikat, dengan tetap mengenakan pakaiannya (tidak dilepas).
Rasulullah saw. memerintahkan agar wanita itu dirajam. Perintah beliau pun
dilaksanakan.

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

22

Setelah dia meninggal dunia, Rasulullah menshalatinya. Umar r.a. berkata, Ya


Rasulullah, engkau menshalatinya, padahal dia telah berbuat zina?
Rasulullah menjawab, Sungguh, dia telah bertaubat. Seandainya taubatnya dibagikan
kepada tujuh puluh penduduk Madinah, taubat itu pasti mencukupinya. Apakah kamu
menjumpai sesuatu yang lebih utama daripada seseorang yang mengorbankan dirinya
untuk Allah yang Mahamulia lagi Maha Agung. (h.r. Muslim)
Pelajaran dari Hadits
1. Di antara sifat seorang mukmin adalah merasa sedih dan menyesal ketika ia
melakukan kesalahan. Ia berusaha secara maksimal untuk membersihkan noda yang
ada pada dirinya, meskipun harus mengorbankan jiwanya agar dapat bertemu Allah
dalam keadaan suci dan diridhai.
2. Hukuman di dunia dapat menghapus dosa kemaksiatan ketika diiringi penyesalan dan
taubat.
3. Hukuman zina (hadd) tidak langsung dilaksanakan terhadap pelaku (wanita) yang
sedang hamil. Pelaksanaan hukuman ditunda sampai ia melahirkan anaknya. Jika
hukumannya adalah cambuk, hukuman itu dilaksanakan setelah masa nifasnya habis.
Jika rajam, hukuman itu dilaksanakan setelah bayi yang dilahirkannya disapih dan
dapat hidup tanpa bantuan ibunya.


:




































(

)
Ibnu Abbas r.a. dan Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
Seandainya seseorang sudah memiliki satu lembah emas, ia ingin memiliki dua
lembah emas. Tidak ada yang memenuhi mulutnya, kecuali debu. 12 Dan, Allah
menerima taubat orang yang mau bertaubat. (Muttafaq alaih)
Pelajaran dari Hadits
1. Sabda Rasulullah saw. di atas merupakan bukti bahwa manusia memiliki keinginan
dan senantiasa berupaya untuk mengumpulkan harta. Upaya ini tercela ketika
ketaatan dilalaikan dan hati disibukkan dengan urusan dunia daripada urusan akhirat.
2. Allah menerima taubat orang yang menyesali sifat buruknya.







:
































(

)



Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, Allah swt. tertawa melihat
dua orang yang ingin saling membunuh, tetapi keduanya masuk surga.
Para sahabat bertanya, Ya Rasulullah, bagaimana itu bisa terjadi?

Adapun yang dimaksud dengan Tidak ada yang memenuhi mulutnya, 12


kecuali debu, dalam hadits ini ialah tidak ada yang daapat
.menghentikan ketamakannya, kecuali kematian
______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

23

(Rasulullah menjawab), Orang yang pertama berperang di jalan Allah, lalu ia


terbunuh sebagai syahid. Kemudian, si pembunuh bertaubat dan masuk Islam. Ia
berperang di jalan Allah hingga mati sebagai syahid. (Muttafaq alaih)
Pelajaran dari Hadits
1. Sabda Nabi saw. di atas menunjukkan bahwa seseorang harus bertaubat dari dosanya,
sebesar apa pun dosa itu. Orang yang telah melakukan dosa tidak boleh berputus asa
dari rahmat Allah.
2. Keislaman seseorang akan menghapus kemaksiatan yang pernah dilakukan
sebelumnya, sedangkan taubat akan menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

______________________________________________________________
Materi tarbiyah Tamhidi, madah aqidah, pokok bahasan Taubat dan Istigfar

24

Anda mungkin juga menyukai