Anda di halaman 1dari 2

Tarif Akhlak

Akhlak adalah situasi hati yang mantap, yang muncul ke permukaan dari individu
muslim dengan reflek tanpa dipertimbangkan. Apabila situasi hati itu menimbulkan amal
perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama, ia disebut akhlak yang baik. Dan
jika yang timbul darinya adalah amal perbuatan yang buruk, berarti situasi yang menjadi
sumbernya adalah situasi hati atau akhlak yang buruk.
Di antara akhlak yang buruk tersebut adalah kesombongan (al-kibr).
Apakah kibr itu? Ia adalah perasaan yang cenderung memandang diri lebih dari orang
lain dan meremehkannya.
Ayat-ayat Al-Quran dan Hadits yang mencela sikap sombong
* Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka jahanam dalam keadaan hina dina. (Al-Mukmin/40: 60)
Rasulullah saw. bersabda,



.











Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi
kesombongan. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurarirah ra., dari Nabi saw., Allah swt. berfirman, Kesombongan adalah kain
selendang-Ku, kebesaran-Ku. Pada salah satu dari keduanya niscaya Aku akan menyiksamu
di dalam neraka jahanam, dan Aku tidak mempedulikannya. (HR Muslim).

Bahaya Takabbur
Dari ayat-ayat dan Hadits di atas dapatlah diketahui bahwa akibat dan bahaya takabbur
banyak sekali. Betapa tidak, sedangkan Nabi saw telah menjelaskan bahwa orang yang di
dalam hatinya ada kesombongan walaupun kecil, tidak akan masuk surga.. Dan kesombongan
telah menutup pinut-pintu itu seluruhnya. Sebab oirang yang sombong tidak dapat mencintai
orang beriman yang lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri, tidak dapat berlaku tawadhu,
padahal tawadhu merupakan pangkal akhlak orang beriman yang bertakwa. Ia tidak dapat
terus-menerus menjaga kejujuran, tidak dapat meninggalkan rasa dendam, marah, dan dengki;
tidak dapat memberi nasehat orang lain; selalu menghina orang dan menggunjingnya.
Sikap sombong inilah yang merupakan dosa pertama iblis yang dipergunakan untuk
durhaka kepada Allah. Akibatnya ia diusir dari jannah, kemudian timbul dendam kepada
Adam a.s.

Faktor-Faktor Penyebab Kesombongan


Ada beberapa sebab yang dapat menimbulkan kesombongan, Ada yang bersifat
keagamaan seperti ilmu dan amal, dan ada yang bersifat keduniaan seperti nasab,
ketampanan, kekayaan, dan banyaknya pendukung.
1. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dapat dengan cepat menjangkiti orang menjadi sombong. Seseorang
merasa dalam dirinya terdapat kesempurnaan ilmu, lalu merasa dirinya hebat, menganggap
orang lain bodoh. Kesombongan karena ilmu disebabkan dua hal: pertama, karena menekuni
sesuatu yang disebut ilmu, padahal sebenarnya bukan. Sebab ilmu yang hakiki dapat untuk
mengenal Tuhannya, dan dapat mengenalkan berbagai hal ketika berurusan dengan Allah.
Ilmu yang benar dapat menimbulkan rasa takut dan tawadhu, bukan sebaliknya. Seperti
dalam firman Allah,Sesungguhnya yang takut pada Allah di antara hamba-hamba-Nya
hanyalah ulama (QS Fathir/35: 28)
Kedua, Keturunan dan Nasab. Tidak sedikit kasus orang-orang yang membanggakan

diri hanya karena keturuna atau nasab. Ungkapan mereka siapa kamu atau siapa orang
tuamu, aku keturunan si anu dan lancang sekali kamu berani bicara denganku adalah
contohnya.
Untuk mengatasi sikap demikian dapat memperhatikan wasiat Rasulullah sebagai
berikut:
Telah diriwayatkan Abu Dzar r.a..Ia berkata, Saya pernah mengejek seseorang di sisi
Nabi saw. Saya berkata kepadanya, Hai, anak si wanita hitam! Kemudian Nabi saw. marah
dan bersabda, Hai, Abu Dzar! Tidak ada kelebihan bagi anak perempuan berkulit putih atas
anak perempuan berkulit hitam. Lalu saya berbaring dan berkata kepada orang tersebut,
Berdirilah dan injaklah pipiku! (HR Ibnul Mubarak).
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana Abu Dzar menyadari kekeliruannya, yakni
sombong, dan kesiapan menerima balasan (hukuman) langung dari orang yang bersangkutan.
Ia mengetahui bahwa kesombongan akan membawa kehinaan.
Nabi saw. bersabda, Jika hari kiamat trelah tiba, Allah menyuruh seseorang untuk
berseru, Ketahuilah bahwa Aku (Allah) telah menjadikan nasab (yang mulia) dan kamu
menjadikan nasab yang lain. Aku telah menjadikan yang paling mulia di antara kamu adalah
yang paling bertaqwa. Lalu kamu enggan (menerimanya), bahkan mengatakan, Si Fulan anak
si Fulan lebih baik daripada si Fulan anak si Fulan. Maka Saya mengangkat nasab
(ketetapan)-Ku dan Aku merendahkan nasab (ketetapanmu) (HR Baihaqi dan Thabrani).
Ketiga, Kecantikan atau Ketampanan.
Untuk mengatasi hal ini dengan memperhatikan aspek batin dan jangan memandang
lahiriahnya. Sebab secara lahiriah, manusia pada umumnya sama saja. Misalnya perut ada
tahinya, hidung dan telinga ada kotorannya, keringatnya berbau, dll. Dengan cara demikian
ini, kita dapat mengetahui berbagai keburukan manusia yang diciptakan dari sesuatu yang
menjijikkan, kemudian mati dan menjadi bangkai. Kecantikan dan ketampanan tidaklah kekal.
Ia dapat rusak dan hilang setiap saat karena sakit atau sebab lainnya.
Nabi saw. bersabda, Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk (lahiriah)-mu, tetapi
melihat hatimu (HR
)
Kelima, Harta Kekayaan.
Ini biasanya mengenai orang-orang yang kaya (aghniya). Kelebihan dalam kekayaan
atau materi, seperti rumah, kendaraan, pakaian, dan harta benda yang lain menyebabkan 0rang
kaya menghina yang miskin.
Cara mengatasi hal ini dengan merenungkan hakikat kekayaan. Nabi bersabda,
Kekayaan itu bukanlah banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya jiwa
(HR
).

Kesimpulan
1. Takabbur adalah rasa senang dan cenderung memandang dirinya melebihi orang lain
dan meremehkannya.
2. Hal-hal yang menyebabkan kesombongan adalah: ilmu, amal, ketmpanan/kecantikan,
keturuna dan nasab, harta kekayaan, kekuatan fisik dan keperkasaan, kekuasaan dan
banyaknya pengikut/pendukung.
3. Akibat kesombongan adalah timbulnya perilaku tercela. Misalnya tidak dpat mencintai
saudara seiman sebagaimana mencintai dirinya sendiri, tidak dapat berlaku tawadhu,
tidak dapat menjaga kejujuran, tidak dapat menjahui rasa dendam, marah dan dengki,
tidak dpat bersikap lemah lembut, tidak mau menerima nasihat orang lain, suka
menghina orang lain, dan sebaginya.
4. Bahaya kesombongan yang paling buruk adalah menghalangi pelakunya dari
mengambil manfaat ilmu, dan menolak kebenaran yang disampaikan orang lain. Dan
akhirnya dapat menghalangi pelakunya masuk surga.

Anda mungkin juga menyukai