Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah PPKn yang bertemakan
Perkembangan Demokrasi di Indonesia. Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas
yang guru pengajar berikan dan untuk menambah wawasan kami di bidang PPKn khususnya
dalam tema yang bersangkutan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan dalam
membantu kami menyusun laporan ini. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Maka dari itu kami minta maaf apabila masih
kurang dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan yang kami buat dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Hal ini
dapat dilihat dalam Pancasila sila keempat yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam sila keempat Pancasila
mengandung makna bangsa Indonesia mengutamakan prinsip musyawarah mufakat yang
berazaskan kekeluargaan. Kesadaran berbangsa dan bernegara untuk melaksanakan prinsip
musyawarah mufakat dapat dilihat dari berbagai kegiatan mesyarakat seperti pemilihan
umum, memilih pemimpin dengan musyawarah, dan menyelesaikan masalah dengan
musyawarah tanpa kekerasan. Hal ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa sehingga
bangsa Indonesia dapat hidup berdampingan dengan aman dan tenteram dalam keberagaman
budaya. Budaya demokrasi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat kalian
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan Pancasila sila keempat, demokrasi yang digunakan di Indonesia adalah
demokrasi pancasila. Demokrasi pancasila juga tercantum dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945
yang berbunyi Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang dasar. Jadi kekuasaan tertinggi di Indonesia berada di tangan rakyat.
Demokrasi merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai yang terkandung di
dalamnya diperlukan sebagai acuan untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang
baik. Demokrasi dipandang penting karena merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mewujudkan kebaikan bersama atau masyarakat dan pemerintahannya yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu demokrasi?
2. Apa saja macam-macam demokrasi?
3. Bagaimana perkembangan demokrasi di indonesia?
4. Apakah makna budaya demokrasi?
5. Bagaimana prinsip musyawarah mufakat?
6. Bagaimana makna kesadaran berbangsa dan bernegara?

C. Tujuan
1. Menghayati budaya demokrasi dengan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat.
2. Menerapkan kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks NKRI.
3. Mengetahui perkembangan demokrasi yang terjadi di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno pada abad ke-5 SM. Demokrasi
berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Secara
harfiah demokrasi adalah pemerintahan negara oleh rakyat atau pemerintah oleh rakyat untuk
rakyat. Artinya, bahwa rakyat memerintah dengan perantara wwakil-wakilnya dan kemauan
rakyat harus ditaati. Pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan negara yang dilakukan
oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian demokrasi adalah
pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan
langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas.
Demokrasi Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah
kedaulatan rakyat yang dijiwai dan diintegrasikan dengan keseluruhan sila-sila dalam
Pancasila. Ciri khas demokrasi Pancasila adalah musyawarah mufakat.
Tujuan demokrasi Pancasila sesuai dengan tujuan negara Indonesia, yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu membentuk pemerintahan yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Azas demokrasi Pancasila terdapat dalam sila keempat Pancasila. Azas ini
mengandung makna rakyat menjalankan kekuasaan melalui sistem perwakilan serta setiap
keputusan diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat, bila ditemui jalan buntu maka
dilakukan voting (pemungutan suara), serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila :


a. Mengutamakan musyawarah mufakat.
b. Mengutamakan negara dan masyarakat.
c. Tidak memaksakan kehendak.
d. Diliputi semangat kekeluargaan.
e. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan musyawarah.
f. Dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani yang luhur.
g. Keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. Macam-Macam Demokrasi
a. Berdasarkan pelaksanaannya

3
1. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan demokrasi yang secara langsung menerima serta
menggunakan kehendak rakyat agar dapat menentukan kebijakan pemerintah. Demokrasi
langsung ini digunakan di yunani kuno pada polis ( negara kota ) dengan jumlah penduduknya
yang hanya sedikit.
2. Demokrasi tidak langsung
Disebut juga dengan demokrasi perwakilan. Yang artinya, dalam pemecahan masalah rakyat
memercayakan wakil wakilnya untuk duduk dalm badan perwakilan rakyat ( parlemen ).
Contoh, misalnya pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam perkembanganya negara
di dunia lebih banyak menerapkan demokrasi tidak langsung dengan alasan sebagai berikut:
Semakin berkembangnya penduduk / rakyat, sehingga tidak mungkin dapat
mengumpulkan rakyat dalam satu waktu dan tempat sekaligus.
Urusan pemerintah/ negara semakin rumit dan kompleks, sehingga tidak setiap rakyat
tahu dan dapat memecahkan setiap persoalan tersebut.
b. Berdasarkan prinsip ideologi
1. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang didasarkan pada kebebasan
individualisme. Dapat juga diartikan sebagai demokrasi yang mencita-citakan
tercapainyapemerintahan yang tunduk kepada hukum. Ciri khasnya adalah kekuasaan
pemerintahannya terbatas dan banyak campur tangan sertatindakan sewenang-wenang dari
warga negaranya. Ciri demokrasi ini adalah kekuasaan dibatasi oleh konstitusi dan
pemerintahan tunduk kepada hukum. Negara yang melaksanakan demokrasi ini adalah
negara-negara Barat seperti Amerika Serikaat.
2. Demokrasi rakyat sering disebut demokrasi proletar. Demokrasi ini mencita-citakan suatu
kehidupan yang tidak mengenal kelas soaial. Manusia bebas dari keterikatan kepada
kepemilikan pribadi tanpa ada penindasan atau paksaan. Namun, untuk mencapai
masyarakat tersebut dilakukan sengan cara paksaan dan kekerasan.
3. Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi bersumber kepada kepribadian dan
filsafat hidup bangsa Indonesia. Kekeluargaan dan gotong royong di antara warga
masyarakat merupakan ciri khusus demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah
milik bangsa Indonesia yang nilai-nilainya digali dari bumi Indonesia yang sudah ada
sejak zaman dulu, dan tetap dilestarikan oleh generasi berikutnya.
c. Berdasarkan hubungan antar alat kenegaraan
1. Demokrasi sitem parlementer adalah sistem demokrasi yang berlaku dan diterapkan
dalam negara yang pemerintahannya menganut sistem parlementer. Pemerintahan sistem
parlementer meletakkan tanggung jawab pada kabinet (para menteri).
2. Demokrasi sistem presidensial adalah demokrasi yang berlaku dan diterapkan dalam
negara yang pemerintahannya menganut sistem presidensial. Pemerintahan sistem
presidensial meletakkan tanggung jawab pemerintahn negara kepada Presiden.

4
d. Berdasarkan titik perhatiannya
1. Demokrasi formalnadalah demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang
politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Biasanya terdapat di negara-negara beraliran liberal.
2. Demokrasi material adalah demokrasi yang dititikberatkan pada upaya-upaya
menghilangkan perbandingan dalam bidang ekonomi, sedang di bidang politik kurang
diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Biasanya terdapat di negara-negara yang
beraliran komunis.
3. Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang
keburukan dari demokrasi formal dan material. Negara-negara anggota Gerakan Non-Blok
banyak yang menggunakan demokrasi gabungan.

C. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia


a. Demokrasi pada Masa Revolusi
Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan baru terbatas pada
interaksi politik diparlemen dan berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan.
Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan demokrasi pada
periode ini, akan tetapi pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal mendasar. Pertama,
pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara konstitusional ada
kemungkinan untuk menjadi dictator. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka
dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar
bagi system kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan
politik kita.

b. Demokrasi pada Masa Orde Lama


Demokrasi ini dibagi ke dalam masa demokrasi parlemen dan demokrasi terpimpin.
1. Masa Demokrasi Liberal atau Parlemen
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959, dengan
menggunakan UUD Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Pada masa ini
adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua elemen demokrasi dapat
ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat
atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan.
Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak
percaya kepada pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya.
Sejumlah kasus jatuhnya kabinet dalam periode ini merupakan contoh konkret dari tingginya
akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi. Ada hampir 40 partai yang terbentuk dengan

5
tingkat otonomi yang tinggi dalam proses rekruitmen baik pengurus, atau pimpinan partainya
maupun para pendukungnya.
Demokrasi parlementer gagal karena (1) dominannya politik aliran, sehingga
membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik; (2) basis sosial ekonomi yang masih
sangat lemah; (3) persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan
Angkatan Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan.
Atas dasarkegagalan itu, Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
isinya yaitu (1) bubarkan konstituante; (2) kembali ke UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950; (3) pembentukan MPRS dan DPAS.
2. Masa Demokrasi Terpimpin
Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan
gejala ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik
sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang memperhatikan
kepentingan politik nasional secara menyeluruh. Disamping itu Soekarno melontarkan
gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia
yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan gotong royong.
Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan
politik yang utama pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan
Angkatan Darat. Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin adalah: menggabungkan
sistem kepartaian, dengan terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem
politik nasionall menjadi sedemikian lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa
demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semnagt anti kebebasan pers, sentralisasi
kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah.
Pandangan A. Syafii Maarif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan
Soekarno seagai Ayah dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan
terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi
Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu
absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang
kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif. (Sunarso, dkk.
2008:132-136)

c. Demokrasi pada Masa Orde Baru


Wajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan tingkat
ekonomi, poltik dan, ideologi sesaat atau temporer. Tahun-tahun awal pemerintahan Orde
Baru ditandai oleh adanya kebebasan politik yang besar. Presiden Soeharto yang
menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model Demokrasi yang
berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim

6
bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara
Pancasila. Dalam masa yang tidak lebih dari tiga tahun, kekuasaan seolah-olah akan
didistribusikan kepada kekuatan masyarakatan. Oleh karena itu pada kalangan elit perkotaan
dan organisasi sosial politik yang siap menyambut pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk
berpartisipasi mendukung program-program pembaruan pemerintahan baru.
Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan antara kekuasaan
negara dengan masyarakat. Negara Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang
kuat dan relatif otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan
kekuasaan danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari (1) kemenangan
mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yangkuat
kepada negara; (2) dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai,
depolitisasai, dan institusionalisasi; (3) dipakai pendekatan keamanan; (4) intervensi negara
terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda negara untuk
mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi; (5) tersedianya sumber biaya
pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas serta dari komoditas nonmigas dan
pajak domestik, mauppun yang berasal dari bantuan luar negeri, dan akhirnya (6) sukses
negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan pokok rakya sehingga
menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul karena sebab struktural.
Pemberontakan G-30-S/PKI merupaka titik kulminasi dari pertarungan atau tarik tambang
politik antara Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunisme Indonesia. Ciri-ciri
demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan,
terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan
ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh;
dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik,
pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai
politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga
nonpemerintah. Beberapa karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi
kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen politik
bersifat tertutup. Ketiga, PemilihanUmum. Keempat, pelaksanaan hak dasar waega Negara.
(Rukiyati, dkk. 2008:114-117)

d. Demokrasi pada Masa Reformasi


Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari
kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di
amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama
kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

7
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar
lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi
Pancasila di era Orde Baru. Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa
indicator kedemokrasian di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai
ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya
system multi partai dalam pemilu tahun 1999.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi
Pancasila, tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip
dengan demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-
2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari
mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk
pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa
terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.

D. Makna Budaya Demokrasi Di Indonesia


Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, budaya demokrasi dapat diterapkan dalam
berbagai bidang kehidupan. Mengatakan demokrasi telah menjadi budaya berarti penghayatan
nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara.
Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari
kehidupannya. Seluruh kehidupannya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Jadi, budaya demokrasi adalah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak warga
masyarajakat yang sejalan dengan nilai-nilai kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan
antarmanusia yang berintikan kerja sama, saling percaya, menghargai keanekaragaman,
toleransi, kesamaderajatan, dan kompromi.

E. Prinsip Musyawarah Mufakat


Musyawarah mufakat adalah berunding untuk menghasilkan keputusan yang disetujui
bersama. Perbedaan pendapat dalam musyawarah adalah hal yang lumrah. Oleh karena itu
perlu dikembangkan sikap menghormati pendapat atau keputusan orang lain.
Ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain:
a. Sesuai dengan kepentingan bersama.
b. Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai hati nurani.
c. Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak memberatkan.
d. Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih diutamakan dan bersumber
dari hati nurani yang luhur dan sebagainya.
Selain itu, dalam musyawarah kita harus menunjukkan sikap-sikap sebagai berikut:

8
a. Menghargai pendapat orang lain.
b. Mampu mengendalikan diri saat mengikuti musyawarah.
c. Bertenggang rasa terhadap teman yang mengajukan pendapat.
d. Bijaksana terhadap pendapat teman yang berbeda.
e. Mematuhi semua aturan yang berlaku dalam musyawarah.
f. Bertanggung jawab dengan cara melaksanakan keputusan hasil musyawarah.
Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat kita harus berpedoman
pada prinsip- prinsip dan aturan musyawarah, antara lain:
a. Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur.
b. Musyawarah dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong-royong.
c. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
d. Menghargai pendapat orang lain dan tidak melaksanakan kehendak dalam musyawarah.
e. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat, serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.
f. Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi itikad baik dan penuh rasa tanggung
jawab.

F. Makna Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara


Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal
penting yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus
bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Akan tetapi kesadaran
berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus
lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif
menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan
hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap
tanah air kita.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan
lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga
kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang

9
merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang
justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus
menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil
sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
Beberapa faktor pendukung untuk terciptanya kesadaran berbangsa dan bernegara :
1. Tingkat ke-amanahan seorang pejabat.
2. Pemerataan kesejahteraan setiap daerah.
3. Keadilan dalm memberikan hak dan kewajiban semua rakyat.
4. Kepercayaan kepada wakil rakyat atau pemerintahan.
5. Tegasnya hukum dan aturan pemerintahan.
6. Rasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia.
7. Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.
8. Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan bangsa.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Negara Indonesia menunjukkan sebuah Negara yang sukses menuju demokrasi
sebagai bukti yang nyata, dalam pemilihan langsung presiden dan wakil presiden. Selain itu
bebas menyelenggarakan kebebasan pers. Semua warga negara bebas berbicara,
mengeluarkan pendapat, mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan. Demokrasi
memberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat bahkan dalam memilih salah satu
keyakinanpun dibebaskan.
Mengatakan "Demokrasi telah menjadi budaya" berarti penghayatan nilai-nilai
demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan
kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari
kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.

B. Saran
Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis
yang terkait erat dengan perubahan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia
yang menganut sistem pemerintahan demokrasi kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga,
memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi
terbentuknya suatu sistem demokrasi yang utuh di dalam wadah pemerintahan bangsa
Indonesia.
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua
warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:
1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.
2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari
pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik
dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang
mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus
berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa demokrasi

11
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/550-kesadaran-
berbangsa-dan-bernegara.html
2. http://hasnaputrira.blogspot.com/2013/04/pkn-musyawarah-dalam-mufakat.html
3. http://jagosejarah.blogspot.com/2014/10/macam-macam-demokrasi-berdasarkan.html
4. https://agiebbagraf87.wordpress.com/2012/11/11/makalah-demokrasi-di-indonesia/
5. http://demokrasi-diindonesia.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-demokrasi-di-
indonesia.html

12

Anda mungkin juga menyukai