BAB III
ESTETIKA INSTRUMENTAL
A. RUANG LINGKUP
KEINDAHAN meliputi keindahan alam dan keindahan buatan manusia yang
pada umumnya kita sebut kesenian, dapat dikatakan merupakan salah satu wadah
yang mengandung unsur-unsur keindahan.
Oleh karena tempat kegiatan kita sehari-hari adalah suatu lembaga pendidikan
dimana pokok pelajarannya adalah seni, maka untuk mempelajari ilmu estetika adalah
wajar dan cara yang mudah bila kita mengambil kegiatan sehari-hari yakni kesenian
sebagai titik tolaknya. Kita akan membahas kahadiran keindahan itu dalam bahanbahan yang kita temukan dan kerjakan setiap hari dalam kegiatan kita.
Agar dapat membahasnya lebih memdalam, kita hendaknya mengetahui
tentang unsur-unsur keindahan yang bagaimana yang kita bisa temukan; karena
keindahan itu terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing mempunyai ciriciri dan sifat-sifat, yang menentukan taraf dari kehadiran keindahan itu. Taraf
kehadiran unsur-unsur itu akan menentukan mutu keseniannya.
Tahap pertama, yakni menafsirkan akan keindahan unsur-unsur keindahan itu,
sebagai suatu masalah yang praktis, masalah yang menyentuh pada pelaksanaan
kesenian kita. Bila kita telah mengenal unsur-unsur apakah yang dapat ditemukan;
mengenal tentang ciri-ciri dan sifat-sifat dari unsur-unsur itu, serta dapat menerapkan
semua pengetahuan itu dalam kegiatan kita; maka kita akan sampai pada renungan
dan pemikiran tentang kesenian dan keindahan itu sendiri.
Tahap kedua, mencakup filsafat keindahan dan filsafat kesenian. Pada tahap
ini dapat kita jumpai beberapa macam permasalahan mengenai teori kesenian dan
keindahan, seperti yang difahami oleh beberapa filsuf dari zaman dahulu sampai
sekarang.
B. KESENIAN
Hal-hal yang diciptakan dan diwujudkan oleh manusia, yang dapat memberi
rasa kesenangan dan kepuasan dengan penikmatan rasa-indah, kita sebut dengan kata
seni (ing: art). Termasuk dalam hal ini adalah barang-barang hasil kerajinan tangan
(handicraft). Apa yang kita maksudkan dengan barang kesenian tidak hanya meliputi
yang nampak pada mata sebagai lukisan, patung atau melalui pendengaran kita seperti
gamelan, musik, nyanyian dan sebagainya. Ada yang perwujudannya hanya dapat
dikenal dengan khayalan (bayangan, imajinasi) seperti kalau kita membaca novel,
Estetika Nusantara
roman atau puisi. Pada saat membaca, kita sudah bisa membayangkan keindahan
kata-kata, irama dan indah isi cerita tersebut. penikmatan keindahan seperti itu
memerlukan keaktifan mental dan spiritual dari pembacanya.
Dengan sendirinya, muncul pertanyaan tentang apakah yang terkandung dari
sekian macam kesenian itu yang menimbulkan rasa nikamat-indah kita? Walaupun
jenis dari barang-barang kesenian sangat beraneka ragam, kita ingin mengetahui
apakah ada kesamaan di antara yang beraneka ragam itu, serta kesamaan yang
bagaimanakah yang merangsang dan menimbulkan rasa-indah kita.
Seringkali jawaban atas pertanyaan yang demikian tidak bisa diperoleh secara
langsung. Namun ada jalan tidak langsung yang bisa di tempuh, yakni melalui
pengetahuan tentang ciri-ciri dari barang yang menimbulkan rasa-indah itu. Melalui
ciri-ciri khas yang nampak kapada kita, dapat disusun daftar berdasarkan pengalaman
kita setelah mengamati dan menyelidiki sebanyak mungkin barang-barang kesenian.
Dari daftar yang lengkap itu, dapat dipetik kesamaan-kesamaan apa yang paling
sering dijumpai, dan akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang kesamaan apa yang
berlaku secara umum di antara sekian banyak ciri-ciri yang didapatkan antara sekian
banyak jenis kesenian. Ciri-ciri yang berperan dalam perangsangan rasa indah, dapat
disebut sebagai ciri-ciri estetik yang hadir dalam perwujudan seni.
Setelah memperolah kesimpulan, kita bisa mengerti tentang prinsip-prinsip
keindahan, dan dapat membayangkan kondisi yang lain di mana terdapat potensi
untuk menimbulkan rasa indah pada manusia, bila kita melengkapinya dengan sifatsifat yang dikenal sebagai unsur-unsur estetik.
Dengan kata lain, dengan memperolah pengertian tentang aspek-aspek tertentu
yang terkandung dalam kesenian, yang mana menampakkan dirinya sebagai unsurunsur estetik, kita merasa akan mampu mendorong perkembangan dari bidang
kesenian itu. Langkah pertama yang diperlukan adalah untuk meninjau secara
kongkrit benda kesenian yang indah itu, dan kemudian menganalisa keadaannya
dengan lebih terperinci.
C. UNSUR-UNSUR ESTETIKA
Semua benda atau peristiwa kesenian mengandung tiga aspek yang mendasar,
yakni:
Wujud atau rupa (ing: apperance);
Bobot atau isi (ing: content, subtance);
Penampilan, penyajian (ing: presentation).
1. WUJUD
Estetika Nusantara
Estetika Nusantara