Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi menyeruak mendobrak peradaban yang awalnya sangat stagnan. Menjadi
penting untuk mengkaji ilmu tentang keorganisasian agar tidak disapu oleh gelombang
pembaruan yang terus-menerus mereduksi sistem-sistem klasik. Era pasar bebas kembali
menantang kita untuk dapat menjawab dengan aksi berbagai masalah yang ada. Dibutuhkan
segenap pikiran, jiwa, raga, serta energi terbaik kita untuk menjadi para pelaku peradaban.
Dalam memimpin suatu unit bisnis ternyata tidak semudah kita membahas teorinya, perlu
pemahaman lebih mendalam mengenai pusat tanggung jawab.
Karakteristik organisasi yang mempengaruhi proses pengendalian, dengan berfokus
pada berbagai jenis pusat tanggung jawab, teknik yang penting untuk pengendaliannya, dan
ukuran yang diperlukan untuk evaluasi kinerja para manajer yang bertanggungjawab atas
pusat-pusat tersebut. Inilah yang dapat menjelaskan secara rinci terkait pusat tanggung jawab.
Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung
jawab kepada subunit organisasi harus mencerminkan strategi organisasi.
Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup laba
(yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba (profit
center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan
manajemen senior untuk dapat menggunakan vsatu indikator yang komprehensif,
dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator. Satu indikator yang tak kalah
penting dibahas adalah investasi. Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan akan
menjadi daya tarik sekaligus indikator buntuk menilai kestabilan posisi keuangan perusahaan
tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci tentang pusat
pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat investasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pusat Pertanggungjawaban?
2. Apa saja jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban?
3. Apa saja permasalahan pada Pusat Pertanggungjawaban?
4. Apa saja permasalahan pada Pusat Pendapatan dan Pusat Beban?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pusat pertanggungjawaban.
2. Mengetahui jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban.
3. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam Pusat
Pertanggungjawaban.
4. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam Pusat Pendapatan dan
Pusat Beban.

BAB II
PEMBAHASAN
PUSAT TANGGUNG JAWAB : PUSAT PENDAPATAN DAN BEBAN
2.1 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban merupakan organisasi yang di pimpin oleh seorang manager
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan hierarki. Pada tingkatan terendah
adakah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja(workshift), dan unit organisasi kecil lainnya.
Dari sudut pandang manajer senior dan dewan direksi, perusahaan secara keseluruhan
merupakan pusat tanggung jawab, meskipun istilah ini biasanya berkenan dengan unit-unit
dalam perusahaan.
2.2

Sifat Pusat Tanggung Jawab


Pusat tanggung jawab muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud, yang disebut
dengan cita-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki cita-cita, dan manajemen senior
menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat
tanggung jawab dalam perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu puast tanggung
jawab bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggung jawab yang lain, dimana output
tersebut kemudian menjadi input, atau bisa juga dilempar ke pasar sebagai output organisasi
secara keseluruhan . Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari proses penyediaan output.

2.3

Hubungan antara Input dan Output


Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara input
dan output. Disejumlah pusat tanggung jawab, hubungan itu bersifat timbal balik dan
langsung, misalnya seperti departemen produksi , input bahan baku menjadi bagian fisik dari
barang jadi.
Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan
output yang dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang ditujukan untuk meningkatkan
hasil penjualan , namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan.

2.4

Mengukur Input dan Output


Adalah lebih mudah untuk mengukur biaya input daripada untuk menghitung nilai
output. Sebagai contoh, pendapatan per tahun barangkali merupakan alat ukur penting atas
output suatu organisasi yang berorientasi pada laba, akan tetapi angka itu tidak menyatakan
seluruh kinerja organisasi selama tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang, pelatihan
sumber daya manusia , periklanan dan promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi

2.5

output di tahun yang bersangkutan.


Efisiensi dan Efektivitas

Dalam banyak pusat tanggung jawab, efisiensi diukur dengan cara membandingkan
biaya aktual dengan standar, dimana biaya-biaya tersebut harus dinyatakan dalam output
yang diukur, tetapi metode ini mempunyai dua kelemahan utama yaitu :
1. Biaya yang tercatat bukanlah tolak ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan
2. Standar pada hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang idealnya harus tercapai
dalam kondisi yang ada.
3. Secara ringkas, suatu pusat tanggung jawab akan bersifat efisien jika melakukan sesuatu
dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang tepat.
5. Peranan Laba
Tujuan utama dari setiap perusahaan yang berorientasi pada laba adalah memperoleh
laba yang memuaskan. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, laba juga
merupakan ukuran efisieni. Dengan demikian, laba mengukur baik efektivitas maupun
efisiensi. Akan tetapi, ketika ukuran tersebut tidak ada, adalah perlu dan bermanfaat untuk
mengklasifikasikan ukuran kinerja sebagai ukuran yang berkaitan dengan efektivitas dan
yang berkaitan dengan efisiensi. Sebagai contoh, bagaimana seseorang membandingkan
antara seorang perfeksionis, yang barangkali efektif tetapi tidak efisiens, dengan seorang
manajer yang hemat dengan menggunakan lebih sedikit input namun memproduksi output
yang kurang dari optimal.
2.6 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
Jenis pusat pertanggungjawaban digolongkan menurut sifat input dan / atau output moneter
yang diukur untuk tujuan pengendalian pusat pendapatan, pusat beban. Masing-masing pusat
tanggung jawab tersebut membutuhkan perencanaan dan system pengendalian yang berbeda.
a) Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan output (pendapatan) yang diukur secara
moneter, akan tetapi tidak dihubungkan dengan input-nya (beban).
Contoh: departemen pemasaran (penjualan). Departemen pemasaran
tidak berwenang untuk menentukan harga pokok ataupun harga jual
produk yang dihasilkan. Akan tetapi, ukuran utama kinerjanya adalah
pendapatan yang diperoleh dari pemasaran produk tersebut.

b) Pusat Beban
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara moneter,
namun outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu : pusat beban
teknik dan pusat beban kebijakan. Biaya teknik adalah biayabiaya yang jumlahnya
secara tepat dan memadai dapay diestimasikan dengan keandalan yang wajar.
Biaya kebijakan adalah biaya yang tidak tersedia estimasi tekniknya.
Pusat beban adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur
berdasarkan input yang diukur secara moneter, akan tetapi outputnya tidak diukur.
Pusat Beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

pusat beban teknik

pusat beban kebijakan

Pusat Baban Teknik


Pusat beban teknik merupakan pusat pertanggungjawaban yang jumlah input
(beban)-nya secara tepat dan memadai dapat diestimasikan dengan wajar.
Ciri-ciri pusat beban teknik:

Input-nya dapat diukur secara moneter.


Input-nya dapat diukur secara fisik.
Jumlah rupiah optimal dan input yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit
output, dapat ditentukan.
Contoh: Departemen pemanufakturan (produksi); Bagian penggajian.
Dalam pusat beban teknik, efisiensi lebih ditekankan, sehingga output akan
dibandingkan dengan beban standar. Disamping itu pusat beban teknik juga
mempunyai tugas penting, yaitu menjaga mutu dan volume produksi, serta
melakukan pelatihan, pengembangan dan penilaian untuk karyawan.

Pusat Beban Kebijakan


Pusat beban kebijakan merupakan pusat pertanggungjawaban yang jumlah
input (beban)-nya yang diestimasikan tidak tersedia. Oleh karena itu, bebanbeban yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen, atas jumlah yang
memadai untuk suatu kondisi.
Contoh: Unit-unit administratif dan pendukung, seperti bagian akuntansi,
hubungan masyarakat (humas), legal (hukum), bagian sumber daya manusia, serta
penelitian dan pengembangan (R & D).
Ciri-ciri pengendalian pusat beban kebijakan:

Setiap kegiatan harus dilakukan penyusunan anggarannya. Pendekatan dalam


penyusunan anggaran yang bisa digunakan adalah management by objective
(suatu proses formal, dimana pembuat anggaran mengusulkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dan menyarankan ukuran untuk
evaluasi kinerjanya), yang bisa dilakukan dengan incremental budget (beban
sekarang dijadikan dasar) atau zero-base review (anggaran selalu ditinjau
ulang).
Beban yang dikeluarkan jumlahnya bervariasi.
Keuangan dikendalikan dengan partisipasi para manajer dalam perencanaan
dan pelaksanaannya.
Kinerja ditentukan dengan kemampuan manajer untuk menggunakan beban
sesuai dengan jumlah yang dianggarkan.

Setiap pusat beban kebijakan lebih banyak mengalami kesulitan dalam


menghubungkan antara input dengan hasil yang akan diperoleh dan keinginan
yang besar untuk menunjukkan kinerja terbaik (sehingga seolah-olah kurang
selaras dengan tujuan).

BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
http://budiyogi.blogdetik.com/2011/10/02/pusat-pusatpertanggungjawaban-pusat-pendapatan-dan-pusat-beban/ diakses
pada tanggal 27 September 2015
http://qisthialifitriah.blogspot.co.id/2014/03/pusat-tanggung-jawabpusat-pendapatan.html diakses pada tanggal 27 September 2015
http://firdanisa23319.blogspot.co.id/2012/10/pusatpertanggungjawaban.html diakses pada tanggal 27 September 2015
http://www.slideshare.net/kodokpohon/makalah-bab-4-pusatpertanggungjawabpusat-pendapatan-dan-beban diakses pada tanggal
27 September 2015

Anda mungkin juga menyukai