Anda di halaman 1dari 18

KURANGNYA KESADARAN SISWA DALAM MENJAGA KEBERSIHAN

LINGKUNGAN
DI SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN

Disusun Oleh:
LATERSIA SABATINA BR TARIGAN
XI-MIA

Tahun 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa, atas rahmat dan berkatnya. Terima
kasih yang tak terhingga penuh rasa syukur akan selalu terucap kepada Tuhan yang maha esa,
yang telah memberikan rahmat, anugerah, cinta tak terhingga, nikmat, dan cobaan yang penuh
dengan pelajaran berharga sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul
“Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan SMA PENCAWAN
SCHOOL MEDAN ” dengan baik dan lancar.
Karya tulis ini disusun berdasarkan pengamatan saya tentang kurangnya kesadaran siswa-
siswi SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Karya tulis ini berisi pembahasan mengenai kurangnya kesadaran siswa-siswi SMA
PENCAWAN SCHOOL MEDAN akan kebersihan lingkungan sekolahnya. Juga disertai
pengamatan saya selama penyusunan karya tulis ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan penulisan karya tulis ini, tetapi
saya menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya pada khususnya. Dan saya
meminta maaf jika ada kesalahan jika ada kata kata yang kurang baik, kurang jelas, ataupun
menyinngu tentang diri para pembaca.

MEDAN, MARET 2019

iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………..…..…...iii
Daftar Isi ................………………………………………................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ……………………....……………........1
B. Perumusan masalah........................................................................4
C. Tujuan penelitian............................................................................5
D. Kontribusi penelitian......................................................................6
E. Defenisi oprasional.........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………..………………..…..8


A. Kerangka teoritis
B. Kerangka konseptual
C. Penelitian relevan

BAB III PEMBAHASAN………………………………..….….10

BAB III METODE PENELITIAN…………………………..….13


A. Lokasi
B. Jadwal pelaksanaan
C. Perencanaan anggaran

BAB IV PENUTUP…………………………………….……..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………15

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia, setiap aktifitas manusia
pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi
kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis
sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan
sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaannya terhadap masyarakat. Masalah sampah sudah
menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita, mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada
lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun
yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.

Perlu kita ketahui juga bahwa sampah ada dua jenis yaitu sampah organik (bisa disebut
sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah
yang berasal dari makhluk hidup seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering seperti kertas,
plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegrasi secara alami. Sekarang yang menjadi
pertanyaan bagaimana untuk menyelesaikan masalah sampah ini terutama membuang sampah
pada tempatnya.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembuatan
manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau dibuang. Sampah adalah sisa suatu usaha
atau kegiatan yang berwujud padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat
dapat terurai maupun tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke
lingkungan.
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan sampah atau bahan
buangan. Sebagian besar sampah yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat
organik, kecuali sampah yang berasal dari aktifitas manusia yang dapat bersifat organik maupun
anorganik. Contoh sampah organik adalah sisa-sisa bahan makanan yang berasal dari tumbuhan
atau hewan, kertas, kayu, bambu dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik misalnya plastik,
logam, gelas-gelas bekas minuman dan karet. Tempat penampungan sampah yang disebut
dengan Tempat Pembuangan Akhir sebaiknya pewadahan sampah dilakukan pemilihan-
pemilihan berdasarkan sifat dan jenisnya untuk macam buangan organik dan anorganik. Ini dapat
bermanfaat untuk proses daur ulang bahan buangan sehingga menjadi bermanfaat.

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu :


• Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-
daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
• Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik, wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton.
1
Ada tiga kemungkinan pengelolaan sampah yaitu dikubur, dibakar, dan sanitary landfill.
Sistem dikubur yaitu dengan membuat galian pada kedalaman tertentu lalu diberi penadah plastik
dan diisi tanah setinggi 0,5 (setengah) meter. Resiko dari sistem ini adalah hancurnya plastik
oleh pelarut kimia. Sistem pembakaran dengan suhu yang ditentukan, lama pembakaran dan
pencampuran oksigen yang tepat dapat menghancurkan 99% sampah. Asap yang dibentuk diolah
lebih dahulu sebelum dibuang ke udara. Resiko sistem pembakaran yang tidak mencapai suhu
tersebut adalah timbulnya dioksin yang sangat beracun dan menimbulkan berbagai jenis kanker.
Sistem sanitary landfill adalah metode pembuangan akhir sampah dengan metode tertentu
sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan membahayakan kesehatan. Sistem ini membuang
dan menumpuk sampah pada suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian
menutupnya dengan tanah. Metode ini dapat menghilangkan polusi udara, sedangkan polusi di
tanah dan air dapat diminimalisir dengan melekatkan lapisan geotextile untuk mencegah
meresapnya air lindi ke air tanah.
Kebersihan pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Di suatu
lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalah tentang kebersihan. Hal ini
disebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan. Minimnya kesadaran siswa
dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kelestarian tempat-tempat umum di
lingkungan sekolah contohnya ruang kelas, kamar mandi, kantin sekolah, dan lain lain. Hal
tersebut , mendorong saya untuk melakukan penelitian terhadap kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN.
Polusi udara dalam ruangan mungkin menjadi masalah kesehatan yang lebih serius
daripada polusi udara luar ruangan. Karena secara rata-rata kita menghabiskan 75% dari waktu
kita didalam ruangan. Bagi sebagian kelompok persentasi waktu yang dihabiskan didalam
ruangan bahkan mungkin lebih tinggi kemungkinan efek kesehatan akibat pajanan pada polutan
dalam ruangan yang berbahaya.

Walaupun sudah tiap hari diingatkan atau dinasehati namun sampah tetap saja
berserakan di halaman maupun di dalam kelas. Bahkan kalau diperiksa di dalam laci meja penuh
oleh sampah-sampah kertas dan bekas bungkus makanan. Pemberian hukuman dan sangsi-sangsi
tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Pemberian hukuman-hukuman dan sangsi-sangsi
tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti.
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekolah, yang isinya
mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi slogan tadi tidak kita
pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari
sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga
kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini
siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya
dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah.
Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik
di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak
nyaman. Kebersihan itu sendiri pada hakekatnya adalah hal yang utama karena kebersihan
merupakan dasar dari semua kegiatan. Kebersihan akan menghasilkan hal-hal yang positif.
Seperti halnya kita melakukan sesuatu, akan lebih nyaman bila dilakukan secara bersih.

2
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik menyusun karya tulis yang berjudul
“Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMA PENCAWAN
SCHOOL MEDAN ” karena masih banyak siswa- siswi SMA PENCAWAN SCHOOL
MEDAN yang belum sadar akan pentingnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di
sekolah.

3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi lingkungan di sekolah kita?
2. Apa yang menyebabkan kebersihan dilingkungan sekolah menjadi tercemar?
3. Siapa yang harus bertanggubg jawab atas kebersihan lingkungan sekolah?
4. Bagaimana cara mengatasi untuk menjaga kebersihan lingkungan disekolah agar tetap bersih?

4
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak dicapai dalam pedoman untuk melakukan suatu
kegiatan yang telah dirumuskan. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. untuk membangkitkan kesadaran para siswa/siswi untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
2. untuk memberikan pengarahan bahwa kebersihan lingkungan itu sangat penting bagi proses
belajar mengajar.
3. untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kebersihan dilingkungan sekolah.
4. untuk mengetahui kondisi kebersihan lingkungan SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN.
5. untuk mengetahui peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
6. untuk mengetahui pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah terhadap siswa/i SMA
PENCAWAN SCHOOL MEDAN.
Adapun tujuan masalah dari karya tulis ilmiah ini yang penjabarannya sebagai berikut:
a) Mendeskripsikan pengertian lingkungan.
b) Mendeskripsikan pengertian kebersihan.
c) Mendeskripsikan pengertian kebersihan lingkungan.
d) Mendeskripsikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
e) Mendeskripsikan dampak lingkungan bersih.
f) Mendeskripsikan upaya-upaya dalam menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN
g) Mendeskripsikan cara mengatasi lingkungan kotor di SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN
h) Mendeskripsikan cara menjaga kebersihan lingkungan di Smk YASBAM Kota Bogor

5
D. Kontribusi Masalah
Beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh karya tulis ini adalah sebagai berikut.
A. Bagi Sekolah
a) Sekolah dapat mengetahui tingkatan kebersihannya menurut anggapan dari siswa-siswanya.
b) Sekolah dapat memberikan sarana dan prasaran yang lebih baik untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar para siswa.
c) Sekolah dapat meningkatkan kualitas kebersihan, sehingga mutu pendidikan pun juga ikut
meningkat pula.

B. Bagi Guru
a) Guru dapat mengukur jelas tingkat kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
b) Guru dapat lebih mengingatkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
c) Guru dapat memberi contoh yang baik dalam menjaga kebersihan kepada siswa-siswi SMA
PENCAWAN SCHOOL MEDAN
d) Guru dapat membimbing siswanya untuk terus menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.

C. Bagi Siswa
a) Siswa dapat memulai sejak dini menjaga kebersihan lingkungan di SMA PENCAWAN
SCHOOL MEDAN
b) Siswa dapat mengukur tingkat kesadaran dirinya dalam menjaga kebersihan lingkungan di
SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN
c) Siswa dapat mulai menumbuhkan rasa keperdulian terhadap keadaan lingkungan.
d) Siswa dapat menjadi pelopor sebaya bagi teman-temannya dalam mengajak membersihkan
lingkungan di sekolah.
e) Siswa dapat merasakan kenyamanan di sekolah, sehingga prestasi belajar mereka dapat lebih
baik.

6
E. Definisi Operasional
1. Penelitian ini dapat membuka wawasan penulis tentang kondisi kebersihan lingkungan sekolah
SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN dan pengaruhnya bagi siswa serta membuka wawasan
pembaca tentang lingkungkungan yang baik untuk meningkatkan prestasi belajarsiswa.
2. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan manfaat kebersihan
lingkungan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi kalangan pelajar khususnya kalangan
siswa mengenai latar belakang kebersihan sekolah.
4. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian penulis lebih lanjut.
5. Sebagai penambah pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam pembuatan karya tulis ilmiah
berupa Skripsi.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Pelaksanaan kebersihan disekolah


a. Kegiatan pembersihan harian
Kegitan ini dilakukan setiap hari kerja efektif pada waktu sebelum kegiatan pembelajaran
di kelas di mulai, mulai jam 07.00 – 07.30 wib. Tujuannya untuk membersihkan ruang kelas dan
halaman sekitar ruang kelas masing-masing, serta halaman sekitar kantor atau ruang lainnya
yang berdekatan dengan kelas peserta didik.

b. Kegiatan pembersihan mingguan


Kegiatan ini diberi istilah Sabtu Bersih, yang dilaksanakan sebelum kegiatan
pembelajaran di kelas di mulai, mulai 07.00 – 07.30 wib. Program kegiatannya bersifat massal
yang melibatkan peserta didik dan warga sekolah lainnya. Tujuannya untuk membersihkan
lingkungan sekolah secara keseluruhan. Khusus peserta didik, dalam kegiatan pembersihan
tersebut di bagi berkelompok berdasarkan kelas, dan masing-masing kelompok membersihkan
lingkungan atau halaman sekolah yang telah ditetapkan oleh pembina kebersihan. Dalam
kegiatan ini, kadang kala peserta didik diminta membawa sabit, ember kecil dan alat kebersihan
lainnya, tergantung keadaan lingkungan sekolah yang akan dibersihkan.

B. Permasalahan dalam membersihkan lingkungan sekolah


Beberapa kesulitan yang dialami dalam membersihkan lingkungan sekolah adalah sebagai
berikut:
1. setiap keluar istirahat sampah jajanan mulai banyak berserakan.
2. kurangnya kesadaran para siswa dalam membersihkan lingkungan sekolah.
3. kurangnya fasilitas untuk membersihkan lingkungan sekolah terutama dalam membersihkan
kamar mandi.

C.Pengaruh Kebersihan Terhadap Proses Belajar Mengajar


Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktiv, dimana
sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar meningkatkan
produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajartercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal ini dapat digambarkan dengan, kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi
juga mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung
sehinggatimbul ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya
akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada
proses belajar mengajar dikarenakan lingkungan yang kotor dan tidak konduktif dan efektif.

D. Arti kebersihan lingkungan


kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang
kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.
Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor
yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi,
juga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
8
kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah, dan bau.

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja, dan berbagai sarana
umum.

9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kondisi kebersihan di SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di udara dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor
lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial budaya,
pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan di sekitar
kita bersih maka kita akan merasa nyaman. Oleh karenaitu, kita harus senantiasa menjaga
lingkungan sekitar kita agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih,
maka saat belajar terasa nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah
dalam melakukan baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak menimbulkan dampak
negatif. Sehingga kita akan merasa tidak nyaman karenanya. Lingkungan yang bersih akan
berdampak baik pada kesehatan. Dan kesehatan akan berpengaruh pada prestasi belajar para
siswa.
Kebersihan lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang mendorong kita untuk lebih
bersemangat dalam proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu kebersihan lingkungan
sekolah harus dijaga. Begitu pula dengan kebersihan lingkungan SMA PENCAWAN SCHOOL
MEDAN yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Kondisi kebersihan SMA PENCAWAN
SCHOOL MEDAN saat ini belum menunjukkan lingkungan sekolah yang bersih. Masih banyak
kita jumpai sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Misalnya di kolong meja, kantin, dan
tempat-tempat yang tidak terlihat oleh mata (tersembunyi). Padahal, tempat-tempat tersebut
bukanlah tempat sampah.
Sampah-sampah tersebut berupa sampah sisa makanan, bungkus plastik makanan, dan
lain-lain. Pada saat upacara bendera yang diadakan setiap hari senin, pihak sekolah selalu
mengingatkan para siswa-siswi SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Tetapi, tidak jarang juga ditemukan siswa yang masih saja
mengotori lingkungan sekolah. Pihak sekolah sudah melakukan tindakan-tindakan untuk
tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat, dan nyaman. Tindakan-tindakan
tersebut antara lain mengecat kursi dan bangku agar bersih dari coretan-coretan yang tidak
pantas untuk anak sekolah, mengunci ruang kelas pada saat jam istirahat berlangsung agar siswa
dan siswi tidak makan dikelas yang menyebabkan kelas menjadi kotor, dan memberi sanksi yang
tegas bagi siswa dan siswi yang melanggar.
Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekolah dan dapat menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang bersih,
bebas dari sampah, indah, sehat, dan dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar (KBM).
Tetapi masih saja bisa kita jumpai tulisan-tulisan kecil di meja-meja kelas yang baru saja dicat
ulang, sampah- sampah kertas di kolong meja. Hal tersebut menunjukkan betapa rendahnya
tingkat kesadaran siswa dan siswis SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Meskipun pihak sekolah sudah melakukan upaya-upaya untuk
menciptakan kebersihan tetapi jika siswa dan siswinya tidak mempunyai rasa memiliki terhadap
fasilitas-fasilitas yang ada, maka semua tindakan tersebut menjadi sia-sia.
10
B. Peran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah
Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekolah dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, selain itu siswa juga bisa memungut
sampah yang berserakan dan membuangnya pada tempat sampah yang telah tersedia agar tidak
ada sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan tidak mencorat-
coret tembok dan bangku yang merupakan sarana pembelajaran, dengan begitu, bangku dan
tembok akan tetap terlihat bersih tanpa adanya coretan-coretan yang dibuat oleh siswa dan siswi.
Selain membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan bangku dan tembok, siswa
juga diwajibkan untuk melaksanakan piket kelas yang sudah menjadi ketentuan di SMA
PENCAWAN SCHOOL MEDAN. Dan juga bisa dijadikan lomba kebersihan kelas induk untuk
masing-masing kelas, agar siswa dan siswi dapat menjaga kebersihan kelas induknya masing-
masing. Diluar lomba kebersihan kelas induk tersebut, juga pihak sekolah membuat satu
peraturan yang didalamnya berisi anjuran bagi siswa dan siswi untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah, dan memberi sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang melanggarnya.
Hal yang paling pokok untuk peran siswa dan siswi dalam menjaga kebersihan SMA
PENCAWAN SCHOOL MEDAN ini adalah, kesadaran diri masing-masing individu untuk
menjaga kebersihan sekolahnya agar sekolah tetap dalam keadaan bersih dan nyaman untuk
proses kegiatan belajar mengajar.

C.Dampak Kondisi Lingkungan Sekolah terhadap Siswa/i.


Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Salah
satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, khususnya pada lingkungan kelas. Kebersihan
sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka
kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi
pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi
sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau
materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena
pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti ini juga
menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan
bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.
Dalam menjaga kebersihan kelas, dibutuhkan kerja sama antara siswa, guru, dan petugas
kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan sekolah, karena jumlah siswa
yang sangat banyak jika dibandingkan dengan warga sekolah lainnya. Siswa yang memiliki IQ
tinggi pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika diingatkan untuk tidak
membuang sampah sembarangan ataupun mencorat-coret bangku, siswa akan mematuhi hal
tersebut. Dengan kata lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan, selalu merusak, mengotori
lingkungan sekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber IQ rendah.

11
Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata
rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu
konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat.
Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran
atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan
karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti
ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam
keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.

D.Upaya Menciptakan Sekolah yang Bersih


Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan sampah.
Disamping itu, sampah yang sering kita buang dengan sembarangan dapat mencemari
lingkungan baik didalam maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar yang
tidak nyaman. Demi terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan indah sebaiknya
melakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi masalah tersebut, upaya-upaya yang perlu di
lakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.
Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda ataupun hukuman bagi setiap
siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
Siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk menjaga kebersihan
sekolah.
2. Petugas piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.
3. Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.
4. Melarang siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau lingkungan
sekitar dan memberikan sanksi yang tegas badgi pelanggarnya. Memberi sanksi bagi siswa yang
melanggar tata tertib kebersihan di sekolah

12
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.Jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis pakai dalam membuat panelitian ini adalah penelitian survey.
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetap I
data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable.

B.Subjek penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu kebersihan di lingkungan sekolah sehingga penulis
mengadakan penelitian di lingkungan sekolah dan subjek penelitiannya adalah para siswa kelas
XI MIA.
C. Lokasi dan waktu penelitian penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN. waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari 2019.
D. Teknik pengumpulan data
Simple random sampling yaitu pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut. juga dengan memberikan beberapa angket
kepada naarsumber untuk diisi sesuai dengan jawaban dan pikiran masing-masing narasumber.
E.Teknik analisis data
Cara saya dalam menganalisis data yang di dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa
semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu saya mulai
menghitung jumlah data, setelah itu saya mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap
pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya,
sesuai dengan jenis penelitian, saya menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan
juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, saya menuangkannya dalam karya tulis
ini.

13
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan

Kondisi kebersihan SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN masih tergolong belum


sepenuhnya bersih bersih, karena masih ditemukan sampah-sampah di dalam kelas.
Kebanyakan siswa masih berlaku acuh-tak acuh terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Hal ini
bisa dilihat dari coretan-coretan di bangku sekolah, dan dinding-dinding sekolah.
Masih kurangnya tingkat kesadaran akan pentingnya kebersihan di kalangan siswa/I SMA
PENCAWAN SCHOOL MEDAN

B.Saran
1. Menegakkan peraturan piket di kelas masing-masing.
2. Mengadakan jum’at bersih dan dilombakan kebersihan kelas induknya masing-masing.
3. Menindak atau member sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang mengotori lingkungan
sekolah.
4. Menjaga penyediaan sarana kebersihan (sapu, kemoceng, lap) di setiap kelas.

Penutup
Demikian proposal penelitian berjudul KURANGNYA KESADARAN SISWA DALAM
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMA PENCAWAN SCHOOL MEDAN saya
berharap adanya persetujuan atas proposal yang telah penulis ajukan ini. Terima kasih yang
sebesar-besarnya saya sampaikan.
Medan, maret 2019
Penyusun
Latersia sabatina br tarigan

14
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10187
http://www.google.com

15

Anda mungkin juga menyukai