Anda di halaman 1dari 22

muhammadazizyblog

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA MELALUI


PEMBELAJARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG MONOLITIK
DAN TERINTEGRASI (STUDI PERAN PENDIDIKAN
LINGKUNGAN DI MAN 1 JOMBANG)
muhammadazizy

1 tahun yang lalu

Abstrak

Indonesia dihadapkan pada isu lingkungan yang memburuk, disebabkan

kurangnya kepedulian manusia. MAN 1 Jombang merupakan sekolah program

Adiwiyata. Pada penelitian ini, kami meneliti bagaimana pembelajaran LH sekaligus

capaian yang didapat di MAN 1 Jombang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

pembelajaran LH sekaligus capaian yang di dapat. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. PLH merupakan upaya mengubah sikap untuk meningkatkan pengetahuan, dan

kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Program Adiwiyata merupakan program

Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka penerapan kesepakatan antara

Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional. Pembelajaran

LH di MAN 1 Jombang dibagi menjadi dua: Monolitik dan Terintegrasi. Pelajaran LH

yang monolitik dimuat dalam materi pelajaran menanam untuk kelas X, XI, dan XII

Unggulan. Materi LH terintegrasi dengan mapel untuk semua kelas, implementasinya

berupa kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Kesimpulan penelitian ini adalah

Pembelajaran LH di MAN 1 Jombang dibagi menjadi dua: Monolitik dan Terintegrasi,

capaian di dapat membentuk karakter peduli lingkungan.

Kata kunci: Adiwiyata, Lingkungan hidup, Pendidikan lingkungan hidup, Peduli

lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

yang eksponensial. Sayangnya sumber daya ini tidak dapat dengan mudah

diperbarui. Hal ini telah menyebabkan banyak masalah lingkungan dan isu-
isu yang perlu ditangani. Masalah lingkungan ini disebabkan oleh ulah tangan

manusia itu sendiri. Masalah lingkungan hidup diantaranya perubahan iklim,

pengelolaan limbah, keaneka ragaman hayati dan penggunaan lahan,

konsumsi, kelangkaan air, deforestasi, limbah kimia beracun, energi,

ekosistem dan spesies terancam punah, dan ilmu genetika. Salah satu upaya

untuk memperbaiki adalah melalui aplikasi pendidikan, diantaranya

pendidikan lingkungan hidup.

sebuah kebutuhan yang tak terelakkan bila kita ingin mewujudkan

masyarakat madani seperti yang dicita-citakan. Dan yang penting digaris

bawahi di sini bahwa pendidikan lingkungan memiliki misi untuk membentuk

karakter manusia dalam kaitannya dengan lingkungannya guna kemaslahatan

umat manusia dimuka bumi.

Lingkungan merupakan sumber daya yang dikonsumsi pada tingkat

Hamzah (2013: 37) menegaskan bahwa pendidikan lingkungan adalah

Sementara kita memahami bahwa karakter bukanlah semata-mata

talenta bawaan individu, akan tetapi merupakan hasil bentukan manusia dan

lingkungan tempat ia tinggal, hidup, dan dibesarkan. Dan bagaimana cara

membentuk karakter tersebut, secara akademis tentu jawabannya hanya satu,

yaitu “pendidikan”. (Hamzah, 2013: 42-43).

kurikulum pembelajaran. Dengan begitu terbentuklah karakter peduli

lingkungan yang nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat

sekaligus dapat menjalankan Hak dan Kewajiban Masyarakat yang tertuang


dalam UU No. 32 Tahun Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Pendidikan lingkungan hidup penting untuk diterapkan dalam

Lingkungan Hidup. Kurikulum pembelajaran terkait Pendidikan Lingkungan

Hidup sendiri termuat dalam kebijakan program Adiwiyata.

Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan

kesadaran warga sekolah sehingga menjadi sebuah karakter peduli

lingkungan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Pada awalnya

program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model

dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang

Pendidikan lingkungan hidup.

menerapkan program adiwiyata dengan misi “selalu menciptakan lingkungan

yang bersih dan sehat”. Struktur kurikulum MAN Jombang sudah memuat

pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Pembelajaran lingkungan hidup di MAN Jombang dibagi

menjadi dua: monolitik dan terintegrasi.

adiwiyata melalui Pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan

terintegrasi dengan berbagai aplikasi yang tentunya melibatkan peran para

siswa MAN 1 Jombang, sehingga dapat membentuk karakter peduli

lingkungan sesuai dengan urgensi pendidikan lingkungan hidup.

penelitian yang berjudul “Implementasi Program Adiwiyata melalui

Pembelajaran Lingkungan Hidup yang Monolitik dan Terintegrasi (Studi

Peran Pendidikan Lingkungan di MAN 1 Jombang)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana program adiwiyata di MAN 1 Jombang?

2. Bagaimana pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan


terintegrasi di MAN 1 Jombang?

3. Bagaimana capaian pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan

terintegrasi di MAN 1 Jombang?

Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara

MAN 1 Jombang merupakan sekolah di Jombang yang sudah

MAN 1 Jombang telah mengembangkan Implementasi program

Berdasarkan pernyataan di atas, maka kami tertarik untuk melakukan

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui program adiwiyata di MAN 1 Jombang.

2. Untuk mengetahui pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan

terintegrasi di MAN 1 Jombang.

3. Untuk mengetahui capaian pembelajaran lingkungan hidup yang

monolitik dan terintegrasi di MAN 1 Jombang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

a. Sekolah dapat mengetahui lebih jelas tentang perkembangan kegiatan

pendidikan lingkungan hidup dalam pengembangan nilai karakter

peduli lingkungan.

melanjutkan dan meningkatkan kegiatan ini menjadikan lebih baik.

b. Dapat dijadikan pertimbangan oleh pengelola kegiatan untuk

2. Bagi Peserta Didik

a. Peserta didik mampu mempelajari dan menelaah bagaimana

b. Peserta didik mampu menerapkan nilai karakter peduli lingkungan

pentingnya nilai peduli lingkungan.

dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Lingkungan Hidup

ketergantungan. Lingkungan hidup terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik.

Lingkungan biotik adalah lingkungan yang terdiri dari komunitas makhluk

hidup, seperti tumbuhan dan hewan. Sedangkan lingkungan abiotik adalah

lingkungan yang terdiri atas benda-benda tak hidup, seperti cahaya, suhu,

udara, air tanah, mineral dan kelembapan. Manusia memerlukan lingkungan

hidup untuk mendukung aktifitas sehari-hari dan lingkungan memerlukan

manusia agar hasil dari lingkungan hidup tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya. Oleh sebab itu, karena lingkungan hidup sangat penting bagi manusia

maka manusia harus melestarikan dan memanfaatkan lingkungan secara baik.

Untuk itu, manusia perlu dibekali Pendidikan Lingkungan Hidup sejak dini

agar dapat secara benar memperlakukan lingkungan di sekitarnya.

kesepahaman (MOU) antara Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 1996 yang kemudian

direvisi pada bulan Juni 2005. Penandatanganan MOU tersebut bermakna

sebagai usaha untuk mengupayakan bagaimana kecintaan terhadap lingkungan

dapat dijadikan sebagai muatan pendidikan bagi siswa didik sejak usia dini

pada pendidikan formal. Karena segala yang tersusun atau terstruktur sejak

awal, diharapkan dapat memberikan hasil atau pencapaian yang lebih baik

dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Menurut konvensi UNESCO pada tahun 1997, Pendidikan Lingkungan Hidup

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat

dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah

yang terkait didalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen dan


keterampilan untuk bekerja baik secara perorangan maupun kolektif dalam

Lingkungan hidup dan manusia merupakan komponen yang saling

Hal ini juga ditegaskan dengan adanya penandatanganan nota

Ada berbagai macam pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).

mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan

hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah

lingkungan hidup yang baru.

Lalu menurut Soeriatmadja pada tahun 1997, Pendidikan lingkungan

hidup adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan kesadaran

umat manusia akan lingkungan hidup dengan seluruh permasalahan yang

terdapat didalamnya. Jadi, dapat disimpulkan pengertian Pendidikan

Lingkungan Hidup (PLH) adalah suatu proses yang memiliki tujuan untuk

menciptakan masyarakat yang sadar akan lingkungan hidup dengan

memperhatikan masalah-masalah lingkungan hidup yang terjadi dan mampu

memberikan solusi untuk mengatasinya.

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) juga mempunyai visi dan misi.

1. Visi Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu terwujudnya manusia yang

memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk berperan aktif

dalam rangkaa melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

2. Misi Pendidikan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kebijakan pendidikan nasional yang berparadigma

lingkungan hidup.

b. Meningkatkan akses informasi pendidikan lingkungan hidup secara

merata.

c. Meningkatkan sinergi antar pelaku pendidikan lingkungan hidup.


d. Mengembangkan kapasitas kelembagaan pendidikan lingkungan hidup.

Lingkungan hidup saat ini kualitasnya sudah buruk sudah berbeda

dengan lingkungan hidup pada zaman sebelumnya. Ini akibat dari pertambahn

penduduk yang meningkat dan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Pencemaran terjadi dimana-mana dan membuat manusia khawatir akan

keadaan lingkungan hidup. Melihat permasalahan lingkungan hidup yang

terjadi saat ini berkembang pesat dan kompleks, diharapkan Pendidikan

Lingkungan Hidup ini mampu memberikan kontribusi untuk kualitas

lingkungan hidup yang lebih baik. Perlu diingat sekali lagi bahwa lingkungan

dan manusia saling ketergantungan, saling membutuhkan satu sama lain. Jadi,

manusia harus mulai dari sekarang untuk lebih bijak mengelola lingkungan

hidup agar di masa depan anak cucu kita dapat merasakan kualitas lingkungan

hidup yang baik.

anak didik akan semakin menyatu dengan alam, dan semakin memahami

fungsi alam tersebut dan bagaimana merawatnya demi menjaga keseimbangan.

Pendidikan lingkungan hidup mengharapkan generasi muda yang sadar

lingkungan serta selalu bertindak positif yang didasari lingkungan. Bahkan

konferensi dunia UNESCO pada tahun 1977 di Tifflis memfokuskan pada

“environmental education”, sebagai bukti kepeduliannya pada pendidikan

lingkungan untuk menghasilkan generasi mendatang yang sadar akan

lingkungan. Mengingat keadaan lingkungan atau alam sekarang sudah dalam

kondisi kritis dan krisis yang menimbulkan bencana dan perubahan di mana-
mana.

Menurut Saragih (2012) dengan mempelajari pendidikan lingkungan,

Implementasi pendidikan lingkungan hidup di Indonesia diberlakukan

dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dalam bentuk Pendidikan


Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH), Pendidikan Lingkungan

Hidup (PLH), Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL), sekolah hijau (Green

School) dan yang sekarang digalakkan berupa sekolah Adiwiyata, yang

dikembangkan pemerintah melalui kerjasama kementrian lingkungan hidup

dan kementrian pendidikan nasional. Kementerian Lingkungan Hidup pada

tahun 2006 mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata.

B. Adiwiyata

Kata ADIWIYATA berasal dari 2 (dua) Kata “ADI” dan “WIYATA”.

Adi memiliki makna: besar, agung, baik, ideal dan sempurna. Wiyata memiliki

makna tempat dimana seorang mendapat ilmu pengetahuan, norma dan etika

dalam berkehidupan sosial. Jika secara keseluruhan adiwiyata mempunyai

pengertian atau makna tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh

secara ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi

dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita menuju keada cita-
cita pembangunan berkelanjutan.

Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan

Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga

sekolah sehingga menjadi sebuah karakter peduli lingkungan dalam upaya

pelestarian lingkungan hidup. Istilah Adiwiyata lebih luas dan menyeluruh

dibandingkan dengan pendidikan lingkungan hidup, sekolah hijau, dan sekolah

sehat, karena Adiwiyata mencakup seluruh elemen, baik yang terkait langsung

ataupun tidak.

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Lingkungan

Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga

sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini


diharapakan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju

lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.

Program Adiwiyata mencakup empat indikator yaitu:

1. Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan.

2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan.

3. Pengembangan kegiatan berbasis pertisipatif

4. Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah

Indikator Adiwiyata tersebut mencakup seluruh komponen sekolah

beserta rencana kegiatandan anggaran, pelaksanaan kegiatan, sampai mitra

kegiatan serta hasil kegiatan yang harus dikomunikasikan.

Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang

bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan AMDAL.

Adapun prinsip dasar program Adiwiyata adalah:

1. Prinsip partisipatif yaitu komunitas sekolah terlibat dalam manajemen

sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi sesuai tanggung jawab dan perannya.

2. Prinsip berkelanjutan berupa seluruh kegiatan harus dilakukan secara

terencana dan terus menerus secara komprehensif, sehingga sekolah yang

sudah masuk kategori Adiwiyata mandiri, harus tetap mempertahankan

kondisi lingkungan dan perilaku warga sekolah yang peduli dan berbudaya

lingkungan menuju lebih baik.

C. Karakter Peduli Lingkungan


yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, keperibadian dan

akhlak. Istilah karakter juga dadopsi dari bahasa Latin kharakter, kharessian,

dan xharaz yang berarti tools for marking, to engraven dan pointed stake, yang

kemudian hari dipehami sebagai stempel atau cap. Jadi watak itu adalah sebuah

stempel atau cap, sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang (Musfah, 2011:

217). Dalam bahasa Inggris, diterjemahkan menjadi character. Character

berarti tabiat, budi pekerti, watak (Echols, 2005: 37).

Darmiyati Zuchdi dalam Adisusilo (2013: 77), memaknai watak (karakter)

sebagai perangkat sifat-sifat yang dikagumi sebagai tanda-tanda kebajikan, dan

kematangan moral seseorang. Untuk mewujudkan karakter tersebut tidaklah

mudah. Karakter yang berarti mengukir hingga terbentuk pola itu memerlukan

proses yang panjang melalui pendidikan.

etika inti seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan rasa

hormat terhadap diri dan orang lain bersama dengan nilai-nilai kinerja

pendukungnya seperti ketekunan, etos kerja yang tinggi, dan kegigihan–

sebagai basis karakter yang baik. Sekolah harus berkomitmen untuk

mengembangkan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai yang dimaksud,

mendefinisikannya dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan

sekolah sehari-hari, mencontohkan nilai-nilai itu, mengkaji dan

mendiskusikannya, menggunakannya sebagai dasar dalam hubungan

antarmanusia, dan mengapresiasi nilai-nilai tersebut di sekolah dan masyarakat.

Yang terpenting, semua komponen sekolah bertanggung jawab terhadap

standar-standar perilaku yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai inti.

mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan pengembangkan

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character,


Kata karakter juga sering diartikan sebagai watak. Ahli pendidikan

Dalam pendidikan karakter penting sekali dikembangkan nilai-nilai

Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Hal ini

dapat kita contohkan Indikator peduli lingkungan di sekolah dan di kelas.

1. Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.

2. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.

3. Menyediakan kamar mandi dan air bersih.

4. Pembiasaan hemat energi.

5. Membuat biopori di area sekolah.

6. Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.

7. Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.

8. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.

9. Penanganan limbah hasil praktik (SMK).

10 Menyediakan peralatan kebersihan.

11 Membuat tandon penyimpanan air.

12 Memprogramkan cinta bersih lingkungan.

Berikut ini adalah contoh indikator yang dapat diwujudkan di sekolah:

Indikator di kelas dapat diwujudkan sebagai berikut:

1. Memelihara lingkungan kelas.

2. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.

3. Pembiasaan hemat energi.

4. Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada

setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).

D. Penelitian Terdahulu
1. Sudarwanto, UNDIP 2009. Tesis : Kajian Pendidikan Lingkungan Hidup

di SD, SMP terhadap pembentukan perilaku siswa dalam rangka

pengelolaan lingkungan berkelanjutan di Kabupaten Demak, Pendidikan

lingkungan hidup yang diajarkan di SD dan SMP di kabupaten Demak

dilakukan melalui pendekatan monolitik dan integratif, pelaksanaan

pendidikan LH di SD dan SMP di kabupaten Demak dilakukan dengan

struktur kuriku-lum dan penilaian yang baik. Perilaku siswa di sekolah

sudah turut serta dalam pengelolaan lingkungan. PLH bagi siswa Sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah perlu ditingkatkan. Perilaku berwawasan

lingkungan jangan hanya diterapkan di sekolah akan tetapi di mana saja

berada.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

pendidikan lingkungan hidup di MAN 1 Jombang khususnya kurikulum

berbasis lingkungan yakni pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan

terintegrasi dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, alasannya dalam

judul penelitian ini tidak terdapat permasalahan yang menghubungkan ataupun

membandingkan antar variabel. Sehingga tidak menimbulkan data analisis dan

statistik. Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor

fenomena-fenomena berkaitan dengan nilai-nilai peduli lingkungan dalam

pembelajaran lingkungan hidup yang monoltik dan terintegrasi.

memahami fenomena-fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berabagai

metode alamiah. (Moleong, 2011:6)

sumber data yang telah diamati melalui proses wawancara, catatan di lapangan,

dan dokumen-dokumen dideskripsikan apa adanya. Peneliti akan

merencanakan, merancang, melaksanakan pengamatan, mengumpulkan,

menganalisis data, menyimpulkan, dan membuat laporan penelitian.

B. Ruang Lingkup Penelitian

program adiwiyata melalui pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan

terintegrasi (studi peran pendidikan lingkungan di MAN 1 Jombang) yang

meliputi:

1. Lokasi penelitian di MAN 1 Jombang.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami secara mendalam

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

Melalui pendekatan ini semua fakta baik lisan maupun tulisan dari

Adapun dalam penelitian ini peneliti membatasinya pada implementasi

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 – 27 Januari 2016.

3. Obyek penelitian adalah WAKA Kurikulum dan siswa MAN 1 Jombang.

C. Metode Pengumpulan Data

triangulasi teknik pengumpulan data yang berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama. (Sugiyono, 2013: 330). Maka yang dijadikan metode pengumpulan

data adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Observasi atau pengamatan adalah metode dengn jalan


mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung. Peneliti

mengamati kegiatan atau keadaan MAN 1 Jombang terkait program

adiwiyata dan pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan

terintegrasi.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. (Sugiyono,

2013:317). Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai

program adiwiyata dan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup yang

monolitik dan terintegrasi di MAN 1 Jombang dengan menggali sumber

pada pihak sekolah seperti WAKA Kurikulum dan siswa MAN 1

Jombang.

3. Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang.

(Sugiyono, 2013:329). Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data

berupa foto-foto dan arsip-arsip mengenai gambaran umum atau profil dari

MAN I Jombang, program adiwiyata, pembelajaran lingkungan hidup

yang monolitik dan terinteagrasi di MAN 1 Jombang melalui aplikasi

berbagai kegiatan peduli lingkungan yang melibatkan peserta didik.

D. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Editing, yaitu meneliti kembali catatan para pencari data untuk mengetahui
apakah catatan tersebut sudah cukup baik dan dapat segera dipersiapkan

untuk proses berikutnya. Dalam hal ini peneliti menganalisis kembali,

merangkum, memilih hal-hal pkok yang berkaitan dengan tema peneliti.

2. Klasifikasi, yaitu mengklafikasi data-data yang telah diperoleh agar lebih

mudah dalam melakukan pembacaan sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan. Tahap ini bertujuan untk memilih data yang telah diperoleh

dengan permasalahan yang dipecahkan dan membatasi beberapa data yang

seharusnya tidak dicantumkan dan tidak diakai dalam penelitian ini/

3. Verifikasi, yaitu pengecekan kembali kebenaran data yang diperoleh dari

hasil penelitian dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan

berbagai dokumen. Peneliti akan meneliti kembali kabsahan datanya.

4. Analisis Data, analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif yaitu penelitian yang berupaya menghimpun data dan informasi

yang telah ada atau yang telah terjadi di lapangan, menggambarkan,

memahami, dan menjelaskan program adiwiyata, pembelajara lingkungan

hidup serta capaiannya.

5. Kesimpulan, peneliti menarik beberapa poin untuk menemukan jawaban

atas pertanyaan yang ada di dalam rumusan masalah, berupa kesimpulan-


kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan. Setiap data yang masuk

dianalisis dan disusun dalam bentuk laporan secara sistematis.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Program Adiwiyta di MAN 1 Jombang

salah satu sekolah berlabel adiwiyata yang dirintis pada tahun 2007. Hal ini

sesuai dengan terlaksananya program adiwiyata MAN 1 Jombang dengan

empat indikator program adiwiyata yaitu:


1. Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan,

Menurut hasil observasi kami bahwa MAN 1 Jombang merupakan

2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan yaitu pembelajaran

3. Pengembangan kegiatan berbasis pertisipatif yaitu adanya unit

4. Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah, adanya

mencakup visi misi salah satunya yaitu,” meningkatkan pengetahuan

siswa dalam pemahaman dan pengendalian terjadinya pencemaran,

kerusakan lingkungan hidup serta pelestarian fungsi lingkungan

hidup”, Kebijakan Jum’at bersih, lomba kebersihan kelas setiap bulan,

menanam 1000 toga, ikut serta dalam kegiatan seminar, lokakarya,

pelatihan PLH.

lingkungan hidup yang monolitik dan terintegrasi.

komposting madrasah, rumah toga, bank sampah, ruang 3 R, dan

dalam penanganannya melibatkan siswa.

kantin sehat bebas 5P (Pengawet, Penyedap, Perasa, Pewarna,

Pengental), saluran air cuci tangan sudah dilengkapi dengan sabun dan

air limbahnya langsung mengairi tanaman. Menggunakan lampu hemat

energi, sumur resapan, mini komposter, pemilahan sampah menjadi

tiga kelompok.

Dengan adanya beberapa program adiwiyata yang diterapkan di MAN

1 Jombang, menunjukkan komitmennya untuk peduli lingkungan hidup, hal

ini dibuktikan dengan beberapa prestasi MAN 1 Jombang diantaranya:

1. Juara I Tingkat Kabupaten dalam lomba Kebersihan dan Keindahan antar

MAN dalam rangka HAB Kementerian Agama pada tahun 2009.

2. Juara I Tingkat Provinsi dalam lomba Lingkungan Sekolah Sehat tahun


2009.

3. Sebagai Nominator Terbaik Tingkat Kabupaten Jombang dalam lomba

Komposting antar SMA pada tahun 2009.

4. Juara II tingkat Tingkat Kabupaten dalam lomba Kebersihan dan

Keindahan antar antar SMA seKecamatan Jombang tahun 2010.

5. Juara I tingkat Kabupaten dalam lomba Composting antar SMA sacara

berturut-turut pada tahun 2010 dan 2011.

6. Juara I tingkat Provinsi dalam lomba Lingkungan Sekolah Sehat tahun

2011.

7. Sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2012.

8. Juara Harapan I lomba LSS Nasional tahun 2012.

“meningkatkan pengetahuan siswa dalam pemahaman dan pengendalian

terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan hidup serta pelestarian fungsi

lingkungan hidup” dapat diwujudkan melalui pengembangan kurikulum

berbasis lingkungan yaitu, pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik

dan terintegrasi.

A. Pembelajaran Lingkungan Hidup Yang Monolitik dan Terintegrasi di MAN 1

Jombang

yang monolitik dan terintegrasi di MAN 1 Jombang meliputi :

1. Mata pelajaran Fiqih pada bab thaharah, guru menjelaskan tentang

penghematan air. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa,

mereka akan melepaskan sepatu dan mengganti menggunakan terompah

ketika memasuki kamar mandi, hal ini dianjurkan pihak sekolah supaya

kamar mandi tetap bersih dari kotoran sepatu sehingga tidak perlu

menggunakan air terlalu boros.


2. Mata pelajaran bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dalam kompetensi

dasar descriptive guru meminta siswa untuk mendeskripsikan tentang

lingkungan dan membuat cipta puisi serta pembuatan makalah tentang

Salah satu visi dan misi program Adiwiyata MAN 1 Jombang yaitu

Menurut hasil observasi kami bahwa Pembelajaran lingkungan hidup

lingkungan, hal ini di aplikasikan dalam even lomba bulan bahasa pada

bulan tahun 2015 yang bertemakan cinta adiwiyata.

3. Mata pelajaran Akidah Akhlak, guru meminta siswa membuat gambar

sederhana terkait akhlak terpuji seperti pembuangan sampah. Menurut

penjelasan dari team adiwiyata, setiap satu minggu sekali mereka

memeriksa sampah setiap kelas, dan hasil yang diperoleh dari

pengamatan mereka, siswa kelas XII selalu bersih dari sampah.

4. Mata pelajaran Biologi terapan, guru menjelaskan teori menanam pada

siswa, kemudian pada pertemuan berikutnya, guru meminta siswa

praktek langsung seperti menanam toga, terong, mencangkok, menyetek.

Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya green house dan rumah toga pada

halaman sekolah. Selain itu siswa juga diajarkan membuat bricket serta

kompos dari sampah organik yang dikumpulkan dari sekolah maupun

dari lingkungan rumah siswa masing-masing. Hal ini bisa dibuktikan

dengan adanya unit komposting madrasah.

5. Mata pelajaran Seni Budaya, dengan adanya sampah plastik, botol-botol,

dan kertas yang terkumpul di bank sampah, guru mengajarkan siswa

untuk mengolah sampah tersebut menjadi kerajinan tangan yang

tersimpan dalam ruangan 3 R (Reduce, Reuse, Recaycle).

6. Mata pelajaran kewirausahaan, guru menjelaskan teori marketing pada


siswa, dalam prakteknya, hasil panen tanaman toga yang diolah menjadi

jamu/obat-obatan serta kompos, bricket, dan kerajinan tangan akan dijual

oleh pihak sekolah yang ditangani langsung oleh siswa.

B. Capaian Pembelajaran Lingkungan Hidup Yang Monolitik dan Terintegrasi di

MAN 1 Jombang

wawancara, dan dokumentasi, pembelajaran lingkungan hidup yang

monolitik dan terintegrasi sejauh ini mempunyai peran yang sangat penting

bagi penanaman sikap peduli lingkungan kepada siswa MAN 1 Jombang.

Para siswa dapat memahami seberapa penting lingkungan hidup untuk dijaga

ataupun dilestarikan. Hal ini bisa dilihat dari 3 aspek yaitu, pengetahuan

Berdasarkan penjelasan di atas sesuai dengan hasil observasi,

(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) siswa terhadap

lingkungan hidup melalui perilaku sehari-hari.

1. Pengetahuan (kognitif), yaitu melalui proses pembelajaran lingkungan

hidup yang diajarkan guru di dalam kelas maupun diluar kelas.

2. Keterampilan (psikomotorik), yaitu melalui aplikasi dari proses

pembelajaran lingkungan hidup seperti membuat kompos, bricket,

kerajinan tangan dari daur ulang, jamu/obat-obatan dengan tujuan

pemanfaatan sampah dan tanaman.

3. Sikap (afektif), yaitu sikap siswa terhadap kepeduliannya dalam menjaga

lingkungan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah seperti membuang

sampah pada tempatnya dengan melakukan pembiasaan memisahkan jenis

sampah organik dan anorganik, hemat energi, hemat air.

Berdasarkan indikator peduli lingkungan maka dari ke tiga aspek

tersebut menunjukkan bahwa melalui pembelajaran lingkungan hdup yang


monolitik dan terintegrasi mampu membentuk karakter siswa MAN 1

Jombang menjadi karakter peduli lingkungan.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Program Adiwiyata di MAN 1 Jombang

sekolah Adiwiyata adalah pada tahun 2007. MAN 1 Jombang telah lama

mempunyai rancangan kedepan untuk mempunyai komitmen peduli

lingkungan hidup. Lomba demi lomba diikuti dari tingkat Kecamatan

sampai tingkat Nasional dan MAN 1 Jombang menyambat juara disetiap

perlombaan yang diselenggarakan.

2. Pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan terintegrasi di MAN 1

Jombang

dua, Monolitik dan Terintegrasi. Pembelajaran Lingkungan Hidup yang

Monolitik dimuat dalam Muatan Lokal menanam, mencangkok, menyetek.

Sedangkan materi Lingkungan Hidup yang Terintegrasi dengan mata

pelajaran untuk semua kelas.

3. Capaian Pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan terintegrasi di

MAN 1 Jombang

sejauh ini mempunyai peran yang sangat penting bagi penanaman sikap

peduli lingkungan para siswa, di lihat dari peran guru dalam

menyampaikan materi ajar lingkungan hidup di dalam kelas maupun di

luar kelas sehingga terbentuklah karakter peduli lingkungan pada siswa

MAN 1 Jombang.

Awal mula MAN 1 Jombang merintis untuk medapatkan label


Pembelajaran Lingkungan Hidup di MAN Jombang dibagi menjadi

pembelajaran lingkungan hidup yang monolitik dan terintegrasi

B. Saran

Diharapkan siswa dan juga guru MAN 1 Jombang berusaha

mempertahankan dan meningkatkan tindakan-tindakan peduli lingkungan

dengan senantiasa mengikuti dan melaksanakan program-program dengan

tanggung jawab dan semaksimal mungkin agar menjadi kebiasaan,

kebutuhan, dan karakter dalam diri masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Syukri. 2013. Pendidikan Lingkungan: Sekelumit Wawasan Pengantar.

Bandung: Refika Aditama.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan RND). Bandung : Alfabeta.

dppm.uii.ac.id/dokumen/seminar/UII-ECO_SPIRITUAL-KLH.pdf, diakses

tanggal 17 Januari 2016.

etheses.uin.malang.ac.id/249/7/11220024.pdf, diakses tanggal 20 Januari 2016.

http://www.konsultankolesterol.com/pendidikan-lingkungan-hidup-2.html,

diakses pada tanggal 21 Januari 2016.


Hery Nugroho, 2012, IMPLEMENTASI PE

NDIDIKAN KARAKTER DALAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 3 SEMARANG,

Tesis, 6.

Manjombangadiwiyata.blogspot.co.id, diakses tanggal 15 Januari 2016.


Iklan

Kategori: Tanpa kategori

Tinggalkan sebuah Komentar

muhammadazizyblog

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.


Kembali ke atas

Anda mungkin juga menyukai