Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Informasi Umum
Hingga kini, masalah sampah di Indonesia masih menjadi polemik. Jumlah dan
jenis sampah terus bertambah seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan
teknologi. Namun, laju solusi pengelolaan sampah masih tertinggal jauh di belakang.
Ini terbukti dengan produksi sampah yang mencapai 67,8 juta ton tiap tahunnya.
Sampah organik masih merajai jenis sampah di Indonesia yaitu sebesar 60%, disusul
sampah plastik 14%. Lagi, berbagai TPA di wilayah Indonesia juga penuh seperti
TPA Bantar Gebang (Bekasi), TPA Piyungan (Yogyakarta), TPA Sarimukti
(Bandung), TPA Terjun (Medan), dan TPA Suwung (Denpasar). Jika tak kunjung
mempercepat solusi, siapkah kita dengan tragedi TPA Leuwigajah Jilid II?
Berdasarkan sifatnya, sampah dibedakan menjadi sampah organik dan
anorganik. Sampah organik berasal dari tumbuhan dan hewan seperti sisa makanan,
sisa minuman, kertas, ranting, kayu yang dapat terurai alami oleh alam. Sampah
organik mayoritas di produksi oleh sektor rumah tangga. Penyebab tingginya
produksi sampah organik adalah tingginya angka produksi sampah sisa makanan
(food waste). Di dunia, per tahun 2019, 931 juta ton sampah sisa makanan dihasilkan.
61% sampah tersebut berasal dari sektor rumah tangga, 26% dari industri makanan
dan 13% dari retail (Data UNEP Food Waste Index Report 2021). Di Indonesia juga
didominasi oleh sampah sisa makanan yang produksinya mencapai 23-48 juta ton tiap
tahunnya.
Dampak sampah sisa makanan juga mengancam kelangsungan hidup manusia.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan gas rumah kaca, pemborosan lahan, air
bersih, dan energi. Gas metana yang dihasilkan dapat meningkatkan produksi gas
rumah kaca yang jauh lebih berbahaya dari CO2 dan klorofluorokarbon (CFC). Ini
memicu peningkatan penyerapan radiasi inframerah dan kenaikan suhu bumi yang
memperparah dampak perubahan iklim dan pemanasan global.
Sampah anorganik adalah sampah yang sukar terurai oleh proses alam. Sampah
anorganik sangat mudah kita hasilkan seperti sampah berbahan plastik, kaca, logam,
dan karet. Sampah anorganik membawa potensi besar pencemaran tanah, air, hingga
udara. Perbincangan tentang sampah anorganik plastik masih jadi primadona karena
jumlahnya yang meningkat drastis dan akselerasi kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan. Lebih dari lima juta ton sampah plastik di hasilkan di dunia dengan
kemampuan daur ulang hanya mampu memproses 25% sampah plastik menjadi
ancaman serius keberlanjutan lingkungan dan manusia.
Kita merasakan dampak dari sampah plastik yang merusak kesuburan tanah,
kontaminasi air, hingga mikroplastik yang masuk ke tubuh kita lewat ikan yang kita
konsumsi. Sampah plastik bisa mengurangi kesuburan tanah karena dapat
menghalangi proses penyerapan air dan cahaya matahari untuk pertumbuhan
mikroorganisme penyubur tanah. Di udara, plastik menyebabkan pencemaran mulai
dari proses pembuatannya hingga pemusnahannya karena proses pembakaran yang
menyebarkan gas rumah kaca yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan
menyebabkan lapisan atmosfer bumi menipis. Pencemaran air juga tak bisa dihindari.
Laut dan sungai yang menjadi muara perjalanan sampah plastik. Kontaminasinya
dapat merusak ekosistem sungai dan laut, merubah rantai makanan, hingga
mengurangi biodiversitas biota.
Berdasarkan pada dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila dengan
mengangkat tema “Gaya Hidup Berkelanjutan “, proyek dengan topic “3R for Go
Green Lifestyle” diharapkan dapat membuat peserta didik lebih sadar dan peduli
terhadap permasalahan sampah di lingkungan sekolah. Peserta didik diajak untuk
secara aktif ikut melakukan upaya penanganan sampah dengan menerapkan 3R
sebagai gaya hidup yang ramah lingkungan.
sampai saat ini upaya pengolahan sampah masih kalah jauh dengan peningkatan
jumlah sampah. Akibatnya timbunan sampah di beberapa tempat terutama TPA
(Tempat Pembuangan Akhir) tidak terhindarkan. Oleh sebab itu, sekolah menjadi
salah satu titik mulai untuk mendidik generasi muda agar peduli dengan masalah
sampah dan bisa mencari solusi untuk menangani masalah sampah secara tepat.
Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SMP (Fase D) untuk
melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang mengusung tema Gaya
Hidup Berkelanjutan. Di dalam perangkat ajar untuk projek “Pengolahan Sampah”
ini, ada 15 (lima belas) aktivitas yang saling berkaitan. Tim Penyusun menyarankan
agar projek ini dilakukan pada semester GENAP kelas VII, dikarenakan aktivitas
yang ditawarkan disusun dengan sedemikian rupa agar peserta didik tidak hanya
mengetahui isu masalah sampah secara teori saja, tetapi juga bisa ikut secara aktif
mengolah sampah dengan metode yang tepat. Waktu yang direkomendasikan untuk
pelaksanaan projek ini adalah 1 (satu) semester, dengan total kurang lebih 90 JP.
Sebaiknya ada jeda waktu antar aktivitas agar di satu sisi para guru mempunyai waktu
yang cukup untuk melakukan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi
peserta didik. Peserta didik juga mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan
menjalankan masing-masing aktivitas dengan baik.
Namun demikian, tim penyusun memahami bahwa kondisi tiap sekolah berbeda-
beda. Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah mempunyai kebebasan dan
kewenangan untuk menyesuaikan jumlah aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan
apakah semua aktivitas diselesaikan dalam waktu singkat atau disebar selama satu
semester/satu tahun ajar. Materi ataupun rancangan aktivitas juga disesuaikan agar
projek berjalan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi
sekolah juga kondisi daerah tempat sekolah berdiri. Kami juga akan memberikan
saran praktis dan alternative pelaksanaan beberapa aktivitas, serta rekomendasi
aktivitas pengayaan, jika diperlukan.
MODUL AKTIVITAS 2
MODUL AKTIVITAS 3
MATERI : PENGENALAN 3R
MODUL AKTIVITAS 5
MODUL AKTIVITAS 8
MODUL AKTIVITAS 9
Waktu: 80 menit / 2 JP
Bahan: alat tulis
Peran Guru: Narasumber dan Fasilitator
MODUL AKTIVITAS 10
Waktu: 80 menit / 2 JP
Bahan: alat tulis
Peran Guru: Narasumber dan Fasilitator
Persiapan Guru membekali diri dengan cara sistematika data pengamatan
MODUL AKTIVITAS 11
MODUL AKTIVITAS 12
MODUL AKTIVITAS 13
MODUL AKTIVITAS 14
PENUTUP
Cara Mudah Membuat Kompos dari Sampah Organik dengan Komposter Pot -
YouTube
https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/2021/pengelolaan_sampah.pdf
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pencemaran-lingkungan-67
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-dan-pengelolaan-
sampah-organik-dan-anorganik- 13#:~:text=Sampah%20organik%20adalah
%20sampah%20yang,tangan%20manusia%20 untk%20dapat%20terurai.
https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2020/02/28/ehi-feb-march/