Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ecopsy, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2018

http://dx.doi.org/10.20527/ecopsy.v5i2.5026

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DENGAN PERILAKU PEDULI


LINGKUNGAN PADA MAHASISWA
THE RELATION BETWEEN ENVIRONMENTAL CARE ATTITUDE AND BEHAVIOR IN
UNIVERSITY STUDENTS

Kukuh Sujana, Sugeng Hariyadi* dan Edy Purwanto


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran
Gedung A1, Gunungpati, Semarang, 50229, Indonesia.
*E-mail: intuisi@mail.unnes.ac.id

ABSTRAK

Masalah lingkungan akhir-akhir ini menjadi isu hangat karena banyaknya peristiwa lingkungan seperti perubahan iklim
yang ekstrim, bencana banjir dan tanah longsor di berbagai daerah. Hal tersebut terjadi karena banyaknya perusakan
alam yang dilakukan oleh manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sikap dan perilaku peduli
lingkungan pada mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Penelitian ini menggunakan 354
mahasiswa UNNES sebagai sampel yang diambil berdasarkan teknik Multiple Stage Random Sampling. Penelitian ini
menggunakan 57 item skala sikap peduli lingkungan dengan rentang validitas 0,303 - 0,605, koefisien reliabilitas
sebesar 0,895. Sedangkan skala perilaku peduli lingkungan terdiri dari 27 item dengan rentang validitas 0,3 - 0,582,
koefisien reliabilitas sebesar 0,820. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa secara umum sikap dan perilaku peduli lingkungan berada pada
kategori sedang. Selanjutnya, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif antara sikap dengan perilaku peduli
lingkungan.

Kata kunci: Sikap dan perilaku, peduli lingkungan, mahasiswa

ABSTRACT

Nowadays, environmental problems have been a hot issue in around the world, it is causing by so many disasters
happens like extremely climate change, flood and landslide that so awfully in some countries. that disasters is causing
by so many environmental destruction and excessive pollution by human. This research aim’s to know the relation
between environmental care attitude and behavior at Semarang state university students. The kind of this research is
quantitative correlational. The sample is 354 student of Semarang State University that using Multiple Stage Random
Sampling technique. The items of the environmental care attitude’s scale (57 items) and the environmental care
behavior’s scale (27). The hypothesis test in this research is using product moment (Pearson) correlation technique.
Based on the descriptive analysis result showing that the environmental care attitude and behavior of Semarang State
University’s Students are in the medium category in general. The inferential analysis showing that there are a positive
relation between environmental care attitude and behavior at university student.

Keywords: Attitude and behavior, environmental care, university student

Manusia memperoleh sumber kehidupannya dari Namun, pengambilan sumber daya alam yang tidak
alam, namun sumber daya yang dimiliki alam dapat terkendali tersebut dapat mengakibatkan kerusakan atau
habis nantinya, apalagi jumlah manusia di bumi yang masalah lingkungan.
tiap tahunnya mengalami peningkatan. Menurut Badan Cara untuk mengatasi masalah-masalah
Pusat Statistik (BPS) Indonesia (2015), jumlah lingkungan yang terjadi adalah salah satunya dengan
penduduk Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir menggalakkan konservasi baik konservasi sumber daya
menunjukkan peningkatan dan akan terus bertambah. alam maupun konservasi ekosistem, sebab sumber daya
Hal tersebut secara tidak langsung mengharuskan alam dan ekosistemnya berperan sangat penting dalam 3
manusia untuk mengek mengeksploitasi alam secara kehidupan manusia (Tim Penyusun PLH, 2010).
besar-besaran guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

81
82 Jurnal Ecopsy, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2018

Salah satu cara untuk menggalakkan konservasi keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
adalah melalui pendidikan. Universitas Negeri perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri,
Semarang (UNNES) merupakan salah satu universitas kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
yang mengeluarkan kebijakan sebagai Universitas serta makhluk hidup lain. Milfont dan Duckitt (2004)
Konservasi, dimana UNNES memadukan antara konsep mengartikan kepedulian lingkungan sebagai suatu
pedagogi dan ekologi dengan mempertimbangkan derajat pengukuran dimana seseorang dalam
sumber daya hayati dan lingkungan universitas (Tim mengekspresikan kepeduliannya pada isu-isu
Penyusun PLH, 2010). lingkungan. Menurut Lee (dalam Nilasari &
Konservasi yang dilakukan adalah dengan Kusumadewi, 2016) kepedulian lingkungan mengacu
memperhatikan kaidah atau aspek-aspek konservasi kepada ciri afeksi yang dapat menjadi representasi dari
yaitu pemanfaatan secara lestari, pengawetan, kekhawatiran personal, belas kasih, suka dan tidak suka
penyisihan, perlindungan, perbaikan dan pelestarian terhadap lingkungan. Ciri afeksi individu terhadap
(Tim Penyusun PLH, 2010). Universitas Konservasi lingkungan dapat tercermin melalui perilaku seseorang
diharapkan dapat ikut berperan serta dalam upaya terhadap lingkungan.
menata kembali ekosistem agar dapat berfungsi Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli
sebagaimana mestinya. mengenai pengertian kepedulian lingkungan di atas
Kepedulian lingkungan merupakan perilaku dapat disimpulkan bahwa kepedulian lingkungan adalah
melestarikan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya, perilaku yang mencerminkan perhatian terhadap
seperti dengan cara memelihara, mengelola, dan lingkungan hidup yang berupa upaya pencegahan,
memulihkan, serta menjaga lingkungan hidup (Meliseh pelestarian, pengelolaan dan pemulihan lingkungan
dalam Dewi, 2011). Manusia yang peduli lingkungan hidup dari kerusakan lingkungan.
akan selalu berupaya mencegah kerusakan yang terjadi Kementrian Lingkungan Hidup (dalam
di lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan Kutanegara, Pitoyo, Kiswanto, Sumini, & Nugroho
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang 2014) menyatakan bahwa indikator dan parameter
sudah terjadi. perilaku peduli lingkungan meliputi : perilaku
Kementrian Lingkungan Hidup (2013) penghematan energi indikator penghematan energy,
menjelaskan bahwa kepedulian lingkungan seseorang perilaku membuang sampah (indikatordariperilaku
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor membuang sampah yaitu melakukan pemilahan sampah
usia, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, organik dan anorganik serta melakukan penanganan
suku, jumlah anggota rumah tangga, pengetahuan sampah (recycle, reuse, reduce), perilaku pemanfaatan
tentang lingkungan serta sikap terhadap lingkungan. air, perilaku penyumbang emisi karbon (menghindari
Sarwono (2012) mengungkapkan bahwa salah satu perilaku yang berdampak pencemaran udara), perilaku
pemicu terjadinya suatu perilaku adalah karena adanya penggunaan bahan bakar (penggunaan alat transportasi
sikap. Sikap sendiri merupakan penilaian terhadap suatu umum atau yang ramah lingkungan serta melakukan
objek. Idealnya, sikap seseorang terhadap suatu objek penghematan bahan bakar).
dapat meramalkan perilaku individu. Sikap seseorang Sikap merupakan suatu reaksi penilaian suka atau
terhadap suatu hal, dapat kita ketahui apa yang akan tidak suka terhadap suatu hal atau seseorang, yang
orang lakukan terhadap hal tersebut. Sikap sendiri ditunjukkan dalam suatu kepercayaan, perasaan atau
memiliki 3 (tiga) komponen, yaitu komponen kognitif, perilaku bertujuan tertentu (Myers, 2005). Azwar (2015)
afektif dan konatif (Azwar, 2015). menambahkan bahwa sikap sendiri dapat dikatakan
Penelitian Dewi (2011) memperoleh hasil bahwa sebagai suatu respon evaluatif seseorang terhadap suatu
terdapat hubungan yang positif antara pemahaman objek sikap, respon itu sendiri berupa nilai baik-buruk,
tentang lingkungan dengan perilaku peduli lingkungan positif-negatif atau suka-tidak suka. Gerungan (1983)
pada seseorang. Anugrah (2011) menemukan bahwa menyatakan bahwa sikap pengertian sikap di atas, dapat
sikap seseorang terhadap suatu produk dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan reaksi seseorang
mempengaruhi keputusan membeli seseorang pada terhadap suatu objek sikap yang dapat berupa
suatu merk. Selanjutnya, Suyasa & Coawanta (2004) merupakan suatu pandangan, kepercayaan, perasaan dan
menemukan bahwa adanya hubungan positif antara perilakunya. Dengan demikian, sikap peduli lingkungan
sikap seseorang terhadap budaya organisasi dengan merupakan merupakan dukungan baik secara positif
komitmen organisasinya. atau negatif seseorang terhadap hal yang mendukung
Peduli menurut Meliseh (dalam Dewi, 2011) untuk peduli terhadap lingkungan hidup.
merupakan salah satu hasil perhatian dari suatu Azwar (2015) menyatakan bahwa sikap dibentuk
peristiwa atau proses belajar yang terjadi secara alami. oleh 3 (tiga) komponen, yaitu: komponen kognitif,
Sedangkan pengertian lingkungan menurut Undang- komponen afektif, komponen konatif yaitu suatu respon
Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan berupa kecenderungan seseorang untukberperilaku
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 merupakan dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap.
suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, Respon yang berupa tindakan atau perbuatan tersebut
Sujana, K., Hariyadi, S., & Purwanto, E., Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Peduli Lingkungan pada Mahasiswa 83

dapat diamati dan berupa intensi untuk melakukan Sikap peduli lingkungan mahasiswa UNNES yang
perbuatan tertentu sehubungan dengan objek sikap. sedang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin UNNES memiliki dukungan yang cukup positif
menguji tetang hubungan antara sikap dengan perilaku terhadap peduli lingkungan.
peduli lingkungan pada mahasiswa Universitas Negeri Sikap mahasiswa yang berada dalam kategori
Semarang (UNNES). Dengan demikian tujuan sedang jika ditinjau dari faktor yang membentuk sikap
penelitian ini adalah: untuk mengatahui sikap peduli seseorang yakni karena adanya interaksi sosial,
lingkungan mahasiswa Univeristas Negeri Semarang, pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang
untuk mengetahui perilaku pedulil lingkungan dianggap penting, media masa, institusi atau lembaga
mahasiswa Universitas Negeri Semarang, dan untuk pendidikan dan agama, serta faktor dari dalam individu
mengetahui hubungan antara sikap dengan perilaku itu sendiri (Azwar, 2015). Interaksi sosial yaitu adanya
peduli lingkungan mahasiswa Universitas Negeri komunikasi yang dapat mempengaruhi satu sama lain,
Semarang. sehingga terjadi hubungan timbal balik yang turut
mempengaruhi satu sama lain (Azwar, 2015).
METODE PENELITIAN Mahasiswa memiliki sikap yang sedang ke arah tinggi
dapat terjadi karena faktor interaksi dengan orang lain.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Jika lingkungan sosial di sekitarnya memiliki sikap
kauntitatif dan desain penelitian yang digunakan adalah peduli lingkungan yang tinggi, maka sikapnya terhadap
penelitian korelasional. Subjek pada penelitian ini lingkungan juga akan tinggi. Faktor pengalaman pribadi
adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang juga merupakan salah satu pembentuk sikap, dimana
aktif sebanyak 354. Sampling digunakan adalah multiple pengalaman seseorang mengenai suatu objek sikap baik
stage random sampling. Singarimbun dan Effendi buruk atau baik nantinya akan menimbulkan kesan dan
(1985) menjelaskan bahwa teknik multiple stage menentukan sikapnya terhadap objek sikap tersebut
random sampling merupakan teknik dalam menentukan (Azwar, 2015).
sampel dari suatu populasi dengan cara Namun pengalaman tersebut haruslah
mengelompokkan unit-unit analisa ke dalam gugus- memberikan kesan yang kuat agar menjadi dasar
gugus yang merupakan satuan-satuan dari sampel yang pembentukan sikap. Pada penelitian ini, sikap
akan diambil. mahasiswa terhadap peduli lingkungan yang tergolong
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dalam kategori sedang dapat terjadi karena diprediksi
menggunakan skala psikologi. Skala sikap peduli mereka memiliki pengalaman positif mengenai peduli
lingkungan disusun berdasarkan komponen kognitif, lingkungan itu sendiri. Faktor selanjutnya yang dapat
afektif dan konatif dengan jumlah 57 item (α = 0,895) mempengaruhi sikap seseorang adalah pengaruh orang
dan skala perilaku peduli lingkungan disusun lain yang dianggap penting. Seseorang yang dianggap
berdasarkan indikator perilaku peduli lingkungan, yakni penting adalah seseorang yang kita harapkan
perilaku penghematan energi, membuang sampah, persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat
pemanfaatan air, penyumbang emisi karbon, dan kita atau seseorang yang kita anggap khusus (Azwar,
penggunaan bahan bakar dengan jumlah 27 item (α = 2015). Contohnya seperti teman dekat, orang tua, tokoh
0,820). masyarakat, orang yang derajatnya lebih tinggi, guru,
isteri atau suami, dan lain sebagainya. Seseorang akan
HASIL DAN PEMBAHASAN cenderung mengikuti atau searah sikapnya dengan orang
yang ia anggap penting. Hal tersebut dilakukan agar
Secara umum sikap peduli lingkungan tidak terjadi konflik dengan orang yang ia anggap
mahasiswa Universitas Negeri Semarang berada dalam khusus. Contohnya adalah seorang mahasiswa yang
kategori sedang ke arah tinggi dengan presentase ingin membuang bungkus makanan, namun tidak ada
sebesar 61,30%, hal tersebut menunjukkan bahwa tempat sampah di sekitarnya, kemudian teman-
sebanyak 61,30% mahasiswa Universitas Negeri temannya menyarankan agar dibawa pulang saja
Semarang memiliki dukungan yang cukup positif sampahnya, sehingga ia mengikuti saran dari temannya
terhadap peduli lingkungan. dan tidak membuang sampah sembarangan.
Sedangkan uji statistik secara spesifik dilihat dari Faktor yang dapat mempengaruhi sikap
ketiga komponen sebagai berikut. Hasil penelitian ini selanjutnya adalah pengaruh kebudayaan. Kebudayaan
menunjukkan bahwa tingkat kognitif/keyakinan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan
terhadap peduli lingkungan mahasiswa UNNES sebesar kehidupan manusia, dimana kebudayaan selalu ada
64,12% berada pada kategori tinggi ke arah sedang, dimanapun tempat kita tinggal. Kebudayaan memiliki
tingkat afketif atau perasaan terhadap peduli lingkungan pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita
mahasiswa UNNES sebesar 100% berada pada kategori (Azwar, 2015) Apabila kita hidup dalam lingkungan
tinggi. Sedangkan tingkat konatif atau kecenderungan yang menjunjung tinggi nilai dan norma peduli
perilaku peduli lingkungan mahasiswa UNNES sebesar lingkungan, maka kemungkinan kita akan mempunyai
58,76% berada pada kategori sedang ke arah tinggi. sikap yang mendukung peduli lingkungan pula. Namun
84 Jurnal Ecopsy, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2018

sebaliknya, jika kita hidup di lingkungan yang kurang kuliah umum wajib yakni Pendidikan Lingkungan
mendukung peduli lingkungan, maka kemungkinan pula Hidup atau Pendidikan Konservasi yang mengajarkan
kita akan mempunyai sikap yang kurang mendukung pengetahuan mengenai lingkungan, masalah-masalah
peduli lingkungan. Hal tersebut dapat terjadi yang terjadi serta penanganannya. Namun semuanya
dikarenakan kita hidup di suatu lingkungan pasti kembali lagi kepada mahasiswa itu sendiri. Karena
memiliki suatu kebudayaan, kebudayaan tersebut dapat manusia memliki akal pikiran dan perasaan (emosi)
mewarnai sikap anggota masyarakatnya, jika kita tidak apakah ia memiliki pikiran yang positif dan perasaan
sesuai dengan kebudayaan di lingkungan tempat kita yang positif pula terhadap peduli lingkungan tanpa
tinggal, kita mungkin dapat dikucilkan. Sehingga mau terpengaruh lingkungan sebelumnya.
tidak mau seseorang harus mengikuti kebudayaan Faktor pembentuk sikap yang terakhir adalah
tempat dia tinggal. Namun, dominasi kebudayaan dapat pengaruh faktor emosional. Terkadang, suatu bentuk
pudar dalam pembentukan sikap individu dengan sikap seseorang terbentuk karena adanya pengaruh
kepribadian diri sendiri yang mapan dan kuat (Azwar, emosi yang merupakan suatu penyaluran atau
2015). Dalam penelitian ini, sikap positif seseorang pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar,
terhadap peduli lingkungan dapat terbentuk jika 2015). Sehingga bergantung pada emosi/perasaan
kebudayaan di lingkungan tempat mereka tinggal juga seseorang terhadap objek sikap. Sikap positif seseorang
memiliki sikap peduli lingkungan yang positif pula. terhadap peduli lingkungan dapat terbentuk karena
Misalnya, lingkungan tempat tinggal seorang mahasiswa perasaan dia terhadap masalah lingkungan yang
memiliki lingkungan yang bersih, rapi, sejuk dan selalu memang suka atau simpati. Namun jika sikapnya negatif
menjaga kebersihan, maka secara tidak langsung terhadap peduli lingkungan, dapat terbentuk karena
mahasiswa tersebut juga akan menjaga lingkungannya memang dia tidak terlalu memperdulikan masalah-
agar tetap bersih dan rapi. masalah lingkungan yang terjadi.
Selanjutnya adalah faktor media massa. Media Sikap peduli lingkungan mahasiswa UNNES
massa merupakan salah satu sumber informasi utama dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
masyarakat di seluruh dunia, sehingga secara tidak sikap peduli lingkungan yang terdiri dari aspek kognitif,
langsung, informasi dari media massa dapat afektif dan konatif. Berdasarkan hasil perhitungan
mempengaruhi pembentukan opini dan kepercayaan statistik deskriptif, setelah dilakukan analisis pada
seseorang (Azwar, 2015). Dalam sikap peduli ketiga aspek tersebut menghasilkan bahwa sebagian
lingkungan, masih kurangnya media massa yang besar subjek dalam penelitian ini berada pada kategori
mengkampanyekan semangat untuk menjaga tinggi pada aspek kognitif dan afektif, sedangkan pada
lingkungan, selain itu berita atau informasi dari media aspek konatif berada apada kategori sedang.
massa mengenai isu lingkungan hanyalah menampilkan Ketiga aspek pembentuk sikap peduli lingkungan
masalahnya saja tanpa memberikan solusi atau mahasiswa UNNES mempunyai peran masing-masing
kampanye agar tidak terjadi masalah lingkungan, yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan sikap
sehingga masyarakat hanyalah tahu masalahnya saja peduli lingkungan mahasiswa UNNES. Berdasarkan
namun tidak tahu harus berbuat apa nantinya agar tidak perhitungan mean empiris diketahui bahwa aspek
terjadi masalah tersebut. Sikap positif seseorang konatif memiliki mean empiris paling tinggi di antara
terhadap peduli lingkungan dapat terbentuk salah kedua aspek lain, yaitu sebesar 82,86. Hal ini berarti
satunya karena adanya media massa yang menunjukkan dalam penelitian ini, aspek konatif lebih mempengaruhi
fakta-fakta mengenai masalah lingkungan dan berbagai sikap peduli lingkungan mahasiswa UNNES. Semakin
ajakan dan solusi untuk lebih peduli dengan lingkungan. besar kecenderungan seseorang untuk berperilaku peduli
Misalnya jika televisi memberikan tayangan mengenai lingkungan, maka semakin positif pula sikapnya
masalah-masalah lingkungan yang mengancam terhadap peduli lingkungan.
kehidupan manusia, diharapkan masyarakat yang Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan UNNES
menonton akan sadar mengenai keadaan lingkungan, untuk lebih meningkatkan isu pengetahuan dan
serta diharapkan ikut serta menjaga lingkungan. informasi-informasi mengenai kondisi lingkungan agar
Selain faktor media massa, faktor lembaga topik peduli lingkungan terasa dekat dengan mahasiswa
pendidikan atau agama juga ikut berpengaruh dalam UNNES sehingga diharapkan secara tidak langsung
pembentukan sikap seseorang. Lembaga pendidikan/ dapat lebih meningkatkan kepedulian mahasiswa
agama memiliki pengaruh karena kedua lembaga UNNES terhadap lingkungan hidup. Secara umum
tersebut merupakan dasar pengertian dan konsep moral perilaku peduli lingkungan mahasiswa Universitas
dalam diri individu. Lembaga pendidikan dalam hal Negeri Semarang berada dalam kategori sedang kea rah
peduli lingkungan haruslah mendukung dan tinggi, yakni sebesar 80,51% dan memiliki nilai mean
memfasilitasi siswa/mahasiswa untuk bersikap dan empiris 92,6045 berada pada interval skor 63 ≤ X < 99
berperilaku peduli lingkungan. Dalam penelitian ini, yang berarti mean empiris masuk dalam kategori
lembaga pendidikan Universitas Negeri Semarang sudah sedang. Hal tersebut berarti perilaku mahasiswa
cukup mendukung dan memfasilitasi mahasiswa agar Universitas Negeri Semarang yang peduli dengan
bersikap peduli lingkungan, seperti dengan adanya mata lingkungan adalah sedang.
Sujana, K., Hariyadi, S., & Purwanto, E., Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Peduli Lingkungan pada Mahasiswa 85

Perilaku peduli lingkungan memiliki 5 (lima) sebesar 0,000 (pada tabel 4.18). Nilai p < 0,01
aspek. Pertama, aspek perilaku penghematan energi membuktikan bahwa hipotesis penelitian “ada hubungan
memiliki nilai sebesar 77,97% yang berada pada antara sikap peduli lingkungan dengan perilaku peduli
kategori tinggi ke arah sedang. Aspek perilaku lingkungan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang”
membuang sampah memiliki nilai sebesar 75,71% yang diterima. Hipotesis yang diterima dengan TS 1%
berada pada kategori sedang ke arah tinggi. Aspek mengartikan bahwa ada hubungan yang sangat
pemanfaatan air memiliki nilai sebesar 100% berada signifikan di antara sikap peduli lingkungan dan
pada kategori sedang. Aspek penyumbang emisi karbon perilaku peduli lingkungan mahasiswa Universitas
memiliki nilai sebesar 69,21% yang berada pada Negeri Semarang (UNNES).
kategori sedang ke arah tinggi. Terakhir, aspek Nilai koefisien korelasi yang positif sebesar
penggunaan bahan bakar memiliki nilai sebesar 68,36% 0,752 mengartikan hubungan antara sikap peduli
yang berada pada kategori sedang ke arah tinggi. lingkungan dengan perilaku peduli lingkungan
Perilaku peduli lingkungan mahasiswa UNNES mahasiswa UNNES merupakan hubungan yang positif.
yang berada pada kategori sedang berbeda dengan hasil Hubungan yang positif berarti kenaikan suatu variabel
studi pendahuluan awal yang menemukan bahwa akan menyebabkan kenaikan variabel lainnya. Artinya,
perilaku peduli lingkungan mahasiswa UNNES berada jika sikap peduli lingkungan Mahasiswa UNNES tinggi,
pada kategori rendah. Hal demikian dapat terjadi karena maka tinggi pula perilaku peduli lingkungan Mahasiswa
beberapa faktor. Diantaranya faktor subjek saat studi UNNES.
pendahuluan, dimana jumlah subjek yang kurang Teori perilaku terencana Ajzen (dalam Azwar,
representatif, yakni hanya berjumlah 35 orang 2015) menjelaskan bahwa keyakinan-keyakinan yang
mahasiswa saja. Perilaku peduli lingkungan mahasiswa membentuk suatu perilaku adalah sikap seseorang
UNNES dalam penelitian ini diukur menggunakan skala terhadap perilaku, norma subjektif dan control perilaku
perilaku peduli lingkungan yang memiliki aspek yang dihayati. Ketiga keyakinan tersebut membentuk
perilaku penghematan energi, perilaku membuang intensi yang nantinya menjadi perilaku. Diantara
sampah, perilaku pemanfaatan air, perilaku penyumbang berbagai keyakinan tersebut, yang menentukan
emisi karbon, dan perilaku penggunaan bahan bakar. terbentuknya intensi dan perilaku adalah keyakinan
Kelima aspek pembentuk perilaku peduli lingkungan mengenai tersedia-tidaknya kesempatan dan sumber
mahasiswa UNNES mempunyai peran masing-masing yang diperlukan. Keyakinan ini dapat berasal dari
yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan perilaku pengalaman masa lalu atau informasi mengenai perilaku
peduli lingkungan mahasiswa UNNES. Berdasarkan secara tidak langsung, seperti melihat pengalaman
perhitungan mean empiris, dapat diketahui bahwa aspek teman atau orang lain yang pernah melakukannya.
perilaku membuang sampah memiliki mean empiris Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
paling tinggi di antara kedua aspek lain, yaitu sebesar yang memperkuat atau memperlemah pementukan suatu
41,3418. Hal ini berarti dalam penelitian ini, aspek perilaku.
perilaku membuang sampah lebih mempengaruhi Dalam penelitian ini, adanya hubungan sikap dan
perilaku peduli lingkungan mahasiswa UNNES. perilaku peduli lingkungan mahasiswa Universitas
Semakin baik perilaku membuang sampah seseorang, Negeri Semarang (UNNES) juga terbentuk karena
maka semakin tinggi pula perilaku pedulinya terhadap adanya faktor norma subjektif. Norma subjektif sendiri
lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, bisa disimpulkan merupakan keyakinan seseorang mengenai apa yang
bahwa salah satu aspek yang paling mempengaruhi orang lain inginkan agar diperbuat. Dalam hal ini,
perilaku peduli lingkungan di UNNES adalah aspek norma subjektif mahasiswa Universitas Negeri
perilaku membuang sampah. Berdasarkan hal tersebut Semarang adalah untuk berperilaku peduli lingkungan
diharapkan UNNES agar lebih meningkatkan lagi dengan cara ikut melestarikan lingkungan karena
kebijakan mengenai membuang sampah. Dimana Universitas Negeri Semarang merupakan Universitas
diharapkan UNNES memberikan fasilitas tempat Konservasi yang memiliki 7 pilar konservasi yang
sampah lebih banyak di sudut-sudut kampus dan mendukung adanya pelestarian lingkungan. Namun
memberikan 3 bak sampah sesuai dengan jenisnya. dalam kondisi atau situasi sekarang ini, konservasi di
Kemudian melakukan pengolahan sampah agar lebih Universitas Negeri Semarang sudah tidak terlalu
maksimal, sehingga mahasiswa tahu dan diharapkan bergema, dilihat dari beberapa program-program dan
akan lebih termotivasi untuk lebih peduli dengan kegiatan-kegiatan konservasi yang sebelumnya ada
lingkungan. Sedangkan mean empiris paling rendah menjadi tidak ada. Tentu hal tersebut membuat sikap
adalah aspek perilaku penyumbang emisi karbon. Hal dan perilaku peduli lingkungan Mahasiswa Universitas
tersebut berarti masih tingginya penggunaan barang dan Negeri Semarang berada dalam kategori sedang.
alat transportasi yang menyumbang terjadinya emisi Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian
karbon. Seperti penggunaan AC dan kendaraan ini diantaranya adalah penelitian dari Kaiser, Wolfing
bermotor di areal kampus. dan Fuhrer (1999) mengenai hubungan antara ecological
Hasil analisis statistic inferensial menghasilkan attitude dan ecological behavior pada asosiasi pengguna
nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,752 dengan p transportasi di Swiss. Dalam penelitian tersebut struktur
86 Jurnal Ecopsy, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2018

dari ecological attitude, yakni ecological knowledge & berkelanjutan sehingga tidak hanya menanam saja,
value menjelaskan bahwa sebesar 40% dapat melainkan merawatnya juga.
memprediksi terbentuknya ecological behavior, dan Kedua, bagi subjek penelitian, mahasiswa
ecological behavior intention sebesar 75% memprediksi sebagai generasi muda dan agen perubahan memiliki
terbentuknya ecological behavior, dalam penelitian ini beban tanggung jawab untuk menjaga kelestarian
juga menjelaskan bahwa dalam penelitian lingkungan, adanya kesadaran untuk membuang sampah
environmental attitude terdapat faktor lain yang pada tempatnya merupakan indicator untuk terus
menyebabkan terbentuknya suatu perilaku lingkungan, meningkatkan kepedulian menjaga kelestarian
yakni seperti kontrol perilaku. Kemudian penelitian dari lingkungan hidup. Diharapkan kedepan tidak hanya
Anugrah (2011) mengenai pengaruh sikap terhadap sadar membuang sampah pada tempatnya saja,
produk terhadap keputusan membeli suatu barang melainkan juga melakukan serangkaian penghematan
dengan merk tertentu pada siswa SMA menunjukkan energy maupun mengajak serta masyarakat awam untuk
hasil adanya hubungan signifikan antara sikap terhadap ikut mendukung gerakan melestarikan lingkungan
produk dan keputusan membeli suatu barang dengan hidup.
merk tertentu. Penelitian dari Suyasa dan Coawanta Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar
(2004) juga meneliti mengenai hubungan antara sikap memperbanyak jumlah sample agar lebih representatif.
terhadap budaya organisasi dan komitmen organisasi Peneliti selanjutnya juga diharapkan agar
pada karyawan PT. X yang menunjukkan hasil bahwa mengembangkan penelitian terkait peduli lingkungan,
adanya hubungan positif antara sikap terhadap budaya dimana terdapat banyak faktor yang dapat
organisasi dengan komitmen organisasi. mempengaruhi peduli lingkungan. Seperti faktor dari
kebijakan kampus sendiri yang cukup memberikan
SIMPULAN pengaruh pula terhadap mahasiswa.

Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa DAFTAR PUSTAKA


sikap peduli lingkungan mahasiswa Universitas Negeri
Semarang (UNNES) berada pada kriteria sedang. Selain Anugrah, R. (2011). Pengaruh sikap terhadap produk
itu, perilaku peduli lingkungan mahasiswa Universitas dan gaya hidup brand minded terhadap
Negeri Semarang (UNNES) juga berada pada kriteria keputusan membeli smartphone Blackberry pada
sedang. Uji hipotesis dari penelitian ini menyatakan siswa SMA Al-Azhar Bumi Serpong Damai.
bahwa “Ada hubungan antara sikap peduli lingkungan (Unpublished undergraduate’s thesis). Jakarta:
dengan perilaku peduli lingkungan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Universitas Negeri Semarang (UNNES)”. Syarif Hidayatullah.
Adapun saran bagi kampus Universitas Negeri
Semarang (UNNES) diharapkan untuk lebih Azwar, S. (2015). Sikap manusia: Teori dan
meningkatkan program dan kebijakan konservasi secara pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
maksimal sebagai Universitas Konservasi. Berdasarkan
dari hasil penelitian ini, untuk meningkatkan perilaku BPS. (2015). Indikator pembangunan berkelanjutan.
peduli lingkungan mahasiswa UNNES terlebih dahulu
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS).
meningkatkan sikap peduli lingkungannya. Hal tersebut
dikarenakan sikap dengan perilaku akan selalu
Dewi, W.P. (2011). Perilaku peduli lingkungan ditinjau
konsisten, dimana apabila sikapnya terhadap peduli
lingkungan tinggi, maka perilakunya akan tinggi pula. dari aspek pemahaman tentang lingkungan.
Oleh karena itu, pihak kampus diharapkan lebih Artikel. Jakarta.
meningkatkan konservasi melalui pengetahuan dan
informasi-informasi mengenai isu-isu yang terkait Gerungan. (1983). Psikologi sosial.Bandung: Eresco.
dengan lingkungan hidup dan konservasi. Kemudian
Kaiser, F. G., Wolfing, S., & Fuhrer, U. (1999).
untuk lebih memperkuat perilaku peduli lingkungan
mahasiswa UNNES, diharapkan pihak kampus Environmental attitude and ecological behavior.
memberikan ketegasan seperti sanksi ataupun reward, Journal of Environmental Psychology, 19, 1-19. doi:
sehingga hal tersebut diharapkan dapat menjadikan 10.1006/jevp.1998.0107
perilaku peduli lingkungan mahasiswa UNNES dapat
tinggi dan konsisten. Selanjutnya, beberapa kebijakan Kementrian Lingkungan Hidup. (2013). Perilaku masyarakat
lain yang perlu ditingkatkan yakni mengenai sampah, peduli lingkungan. Indonesia: Kementrian
diharapkan kampus lebih memaksimalkan pemisahan Lingkungan Hidup.
sampah organik dan anorganik serta pengelolaannya.
Kemudian penghijauan atau penanaman pohon yang Kutanegara, P. M., Pitoyo, A. J., Kiswanto, E., Sumini,
harus selalu diadakan dan dilaksanakan secara & Nugroho, Y. P. (2014). Membangun
Sujana, K., Hariyadi, S., & Purwanto, E., Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Peduli Lingkungan pada Mahasiswa 87

masyarakat Indonesia peduli lingkungan. merek The Body Shop. E-Jurnal Manajemen
Yogyakarta: UGM Press. Unud, 821-848.

Milfont, T. L., & Duckitt, J. (2004). The structure of Sarwono, S.W. (2012). Psikologi sosial. Jakarta:
environmental attitudes: A first-and second-order Salemba Humanika.
confirmatory factor analysis. Journal of
Environmental Psychology 24, 289-303. doi: Singarimbun, M., & Effendi, S. (1985). Metode
10.1016/j.jenvp.2004.09.001. penelitian survai. Jakarta: Perpustakaan Nasional
(Katalog dalam Terbitan/KDT).
Myers, D.G. (2005). Social psychology. New York:
McGraw-Hill. Suyasa, P. T., & Coawanta, J. A. (2004). Sikap
terhadap budaya organisasi dan komitmen
Nilasari, N. P., & Kusumadewi, N. M. (2016). Peran organisasi. Jurnal Psikologi, 2 (1), 1-21.
sikap dalam memediasi pengaruh kepedulian
lingkungan terhadap niat beli kosmetik hijau Tim Penyusun PLH. (2010). Pendidikan lingkungan
hidup. Semarang: Unnes Press.

Anda mungkin juga menyukai