Pendahuluan
Perubahan iklim yang dulunya merupakan prediksi dan dugaan, saat ini merupakan realitas ilmiah
yang dihadapi oleh masyarakat di seluruh dunia. Kajian mengenai perubahan iklim hingga
adaptasinya akibat dampaknya masih menjadi agenda penting bagi negara-negara di dunia
khususnya negara yang memiliki potensi bencana hidrometeorologis. Indonesia merupakan salah
satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan total area 1.9 Million Km2 dengan garis pantai
99.000 km. Berdasarkan (Ramadhan et al., 2022) menunjukkan bahwa bencana hidrometerologis
di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 97,12% berupa banjir, longsor, siklon, abrasi, dan
kekeringan. Banjir dan longsor yang merupakan salah bencana hidrometerologis yang memiliki
memiliki intensitas yang tinggi dan dampak yang merugikan. Selain itu, perubahan iklim juga
berdampak pada peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan proyeksi peningkatan
populasi manusia yang berdampak pada penggunaan energi (Dutta et al., 2023; Erlwein et al.,
2023; Stephenson et al., 2013). Perubahan iklim merupakan realitas yang pasti terjadi dan dihadapi
oleh manusia. Namun pengurangan risiko akibat dampak dari perubahan iklim merupakan upaya
yang harus dilakukan demi lingkungan dan kehidupan yang berkelanjutan (Environmental and
human life sustainability) sesuai dengan isi dari Sustainable Development Goals (SDGs).
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pengurangan risiko akibat perubahan iklim
menjadi tanggung jawab bagi seluruh elemen masyarakat dunia, termasuk tanggung jawab dari
akademisi yang dapat mengoptimalkan segala pengetahuan dan hasil penelitian untuk
memunculkan inovasi teknologi ramah lingkungan serta aksi nyata yang mencerminkan cinta
lingkungan.
Perguruan tinggi sebagai bagian dari institusi yang memiliki kewajiban mencetak generasi
penerus bangsa memiliki posisi yang strategis untuk ikut serta dalam upaya pengurangan risiko
perubahan iklim dan memunculkan embrio-embrio yang cinta lingkungan untuk kehidupan dan
penghidupan yang berkelanjutan. Kebijakan perguruan tinggi yang mengikat perilaku dan aktifitas
civitas akademika di lingkungan kampus harus mencerminkan kebijakan yang ramah lingkungan
(Leal Filho et al., 2023; Tang, 2022). Karakter cinta dan peduli lingkungan harus sudah mulai
ditumbuhkembangkan dan diperkuat dalam kehidupan sehari-hari bagi seluruh civitas akademika
perguruan tinggi karena membudayakan cinta dan peduli lingkungan harus dimulai dari
pembiasaan dan kesadaran diri. Harapannya, melalui kebijakan perguruan tinggi yang mengikat
aktifitas civitas akademika ini mampu membudayakan karakter cinta dan peduli lingkungan.
Dalam konsep tacit knowledge, pengalaman yang dimiliki oleh seseorang akan memiliki
persentase besar untuk mempengaruhi perilaku kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pengalaman
yang akan diterima oleh civitas akademika perguruan tinggi untuk menumbuhkembangan dan
memperkuat cinta dan peduli lingkungan harus dimulai dari pengalaman melalui aksi nyata cinta
lingkungan.
Selama 20 tahun terakhir telah banyak riset mengenai lingkungan berkelanjutan hingga
kompetisi untuk menciptakan kampus hijau (Green Campus) yang telah digagas oleh Lembaga
Pendidikan maupun non pendidikan international maupun nasional yang memiliki concern di
bidang lingkungan berkelanjutan maupun energi yang ramah lingkungan. Universitas Indonesia
telah memprakarsai pemeringkatan kampus hijau yang dikenal dengan UI Green Matric yang
establish di Tahun 2010. Adanya UI Green Matric ini telah mendorong dan terus memacu peguruan
tinggi pada level nasional maupun internasional untuk terus menciptakan dan meningkatkan
inovasi teknologi maupun infrastruktur yang ramah lingkungan sesuai dengan kriteria dalam UI
GreenMetric yaitu setting and infrastructure (SI), energy and climate change (EC), Waste (WS),
Water (WR), Transportation (TR) and Education and Research (ER).
Universitas Negeri Malang (UM) sebagai institusi pendidikan yang mencetak mahasiswa
dari level vokasi hingga doktor telah memiliki visi menjadi kampus yang SEHAT dan
MENCERDASKAN. Salah satu elaborasi makna dari visi ini sejalan dengan tujuan dari SDGs dan
6 indikator dari UI GreenMetric untuk menjadi kampus yang mendukung secara penuh kehidupan
dan penghidupan berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kampus dengan penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan, melakukan aksi nyata cinta lingkungan dan mencetak generasi
penerus bangsa yang memiliki karakter peduli dan cinta lingkungan. UM telah berkomitmen untuk
menjadi kampus ramah lingkungan melalui pengesahkan Tim GreenCampus yang telah dirintis
sejak 2017 aksi nyata peduli lingkungan serta optimalisasi penggunaan green teknologi di
lingkungan kampus. Hal ini menunjukkan keseriusan dan konsistensi UM untuk menjadi kampus
yang terus berupaya untuk terus ikut serta dalam pengurangan risiko akibat perubahan iklim.
Menjadikan UM sebagai kampus hijau merupakan tanggungjawab yang melekat di seluruh civitas
akademika UM.
Progam-program yang telah dilakukan dalam rangka mendukung GreenCampus akan
senantiasa dilakukan secara simultan dan berkelanjutan sesuai dengan indikator pada UI
GreenMetric. UM akan semakin kuat dalam mengambil peran untuk ikut serta menjadi kampus
ramah lingkungan dan mengurangi risiko akibat perubahan iklim. Konsistensi dan komitmen UM
menjadi kampus ramah lingkungan dijabarkan melalui rencana jangka pendek dan rencana jangka
panjang serta roadmap pengembangan UM GreenCampus yang tertuang dalam naskah akademik
UM GreenCampus. Tentunya, naskah akademik menjadi salah satu pedoman dalam menentukan
arah pengembangan selanjutnya karena berisi rencana program, kebijakan, praktek dan penerapan
GreenCampus dan aksi nyata lainnya yang mendukung indikator dari UI GreenMetric.
Isi dari makalah ini akan mengelaborasi lebih detil mengenai aktifitas yang berkaitan
dengan upaya yang berupa kegiatan-kegiatan yang mendukung pengurangan dampak perubahan
iklim, 1) ekosistem cyrcle sebagai basis kehidupan, salah satunya yaitu jasa ekosistem; 2) kegiatan
yang sudah dilakukan oleh UM dalam rangka mendukung Gerakan dan 3) posisi UM dalam
perangkingan UI Green Metric
a a
a a a
a a a
Selain beberapa aksi nyata yang sudah dilakukan oleh UM, saat ini UM juga sedang melakukan
upaya perbaikan Gedung dengan menggunakan energi ramah lingkungan, penataan Ruang
Terbuka Hijau (RTH), penyusunan peraturan yang berkaitan dengan lingkungan dan kebersihan
kampus; pengolahan sampah, dan konservasi air agar berkelanjutan. UM melalui Green Campus
akan terus berupaya untuk mewujudkan aksi nyata dan membumikan cinta lingkungan bagi
seluruh civitas akademika guna mendukung UM yang SEHAT dan MENCERDASKAN dan
mencetak mahasiswa berprestasi melalui Kampus Hijau dan bersahabat dengan alam.
Daftar Pustaka
Arico, S., Bridgewater, P., El-beltagy, A., Harms, E., Program, S., Hepworth, R., Leitner, K.,
Oteng-yeboah, A., Ramos, M. A., & Watson, R. T. (n.d.). Ecosystems AND HUMAN WELL-
BEING.
Cohen, J. E. (n.d.). Beyond Population : Everyone Counts in Development Working Paper 220
July 2010. July 2010.
Dobson, A. (2014). Deep ecology. Essential Concepts of Global Environmental Governance, 47–
48. https://doi.org/10.4324/9780203553565
Dutta, A., Bouri, E., Rothovius, T., & Uddin, G. S. (2023). Climate risk and green investments:
New evidence. Energy, 265(December 2022), 126376.
https://doi.org/10.1016/j.energy.2022.126376
Erlwein, S., Meister, J., Wamsler, C., & Pauleit, S. (2023). Governance of densification and
climate change adaptation: How can conflicting demands for housing and greening in cities
be reconciled? Land Use Policy, 128(February), 106593.
https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2023.106593
Herzog, H. J. (2001). What Future for Carbon Capture and Sequestration ? 35(7), 1–10.
Jickling, B., Journal, C., & Education, E. (2007). Deep Ecology and Education: A Conversation
with Arne Naess. The Selected Works of Arne Naess, 2203–2218.
https://doi.org/10.1007/978-1-4020-4519-6_83
Klass, A. B., & Wilson, E. J. (2010). Climate Change , Carbon Sequestration , and Property
Rights CLIMATE CHANGE , CARBON SEQUESTRATION , AND PROPERTY. 363.
Leal Filho, W., Aina, Y. A., Dinis, M. A. P., Purcell, W., & Nagy, G. J. (2023). Climate change:
Why higher education matters? Science of the Total Environment, 892(June), 164819.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2023.164819
Martinez-juarez, P., Chiabai, A., Taylor, T., & Quiroga, S. (2015). Journal of Outdoor Recreation
and Tourism The impact of ecosystems on human health and well-being : A critical review.
Journal of Outdoor Recreation and Tourism, 10, 63–69.
https://doi.org/10.1016/j.jort.2015.06.008
Nnaemeka, C. J., Innocent, E. O., & Jeremiah, O. (2016). Arne Naess on environmental ethics &
its Implications for National Development. 2(2), 77–97.
Ramadhan, R., Marzuki, M., Suryanto, W., Sholihun, S., Yusnaini, H., Muharsyah, R., & Hanif,
M. (2022). Trends in rainfall and hydrometeorological disasters in new capital city of
Indonesia from long-term satellite-based precipitation products. Remote Sensing
Applications: Society and Environment, 28(August), 100827.
https://doi.org/10.1016/j.rsase.2022.100827
Ray, S., & Author, C. (2011). Impact of Population Growth on Environmental Degradation :
Case of India. 2(8), 72–78.
Stephenson, J., Crane, S. F., Levy, C., & Maslin, M. (2013). Population, development, and
climate change: Links and eff ects on human health. The Lancet, 382(9905), 1665–1673.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)61460-9
Tang, K. H. D. (2022). A model of behavioral climate change education for higher educational
institutions. Environmental Advances, 9(June), 100305.
https://doi.org/10.1016/j.envadv.2022.100305
Vries, W. De. (2021). ScienceDirect Impacts of nitrogen emissions on ecosystems and human
health : A mini review. Current Opinion in Environmental Science & Health, 21(x), 100249.
https://doi.org/10.1016/j.coesh.2021.100249
Watson, R. T., Rosswall, T., Steiner, A., Töpfer, K., Arico, S., & Bridgewater, P. (n.d.).
Ecosystems AND HUMAN WELL-BEING.