ANALISIS ANION
OLEH :
KELOMPOK 6
DEPARTEMEN KIMIA
FEBRUARI 2024
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis dan
identifikasi jenis-jenis anion dalam sempel.
B. Dasar Teori
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ada juga pengertian lain, yaitu atom yang
bermuatan positif jika kekurangan elektron. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-
kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain merupakan cara yang
tradisional untuk menyajikan bahan, urut-urutan ini juga memudahkan dalam mempelajari
reaksi-reaksi. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat.Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan
atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan
atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut(Vogel,1985:203).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu
larutan.Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongan-
golongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau
diputar dengan centrifuga. Endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat
dan tiap-tiap logam yang mungkin akan dipisahkan (Cokrosarjiwanto,1977:14).
Kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan :
Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila
ditambahkan dengan asam klorida(HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺ yang akan mengendap
sebagai campuran AgCl, Hg2Cl2, danPbCl2. Pengendapan ion-ion golongan I harus pada
temperatur kamar atau lebih rendah karena PbCl2 terlalu mudah larut dalam air panas. Juga
harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat,
AgCl dan PbCl2 melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat
larut(Keenan,1984:20).
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II), Arsenik (V), Stibium (III),
Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ion yang pertama merupakan
sub golongan 2A dan keenam yang terakhir sub golongan 2B. Sementara sulfida dari kation
dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium polisulfida. Sulfida da (II).
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan
amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah
Cobalt (II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II).
Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini
membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini adalah Kalsium, Strontium, dan
Barium.
Kation-kation golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak bereaksi dengan
reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota golongan ini adalah ion-ion
Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen(Vogel,1985:203-204).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif.Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda.Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun
sentrifugasi.Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan
jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi
bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai
arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekarjaan dilakukan dalam wadah terbuka
pada tekanan atmosfer.kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan
kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.Perbedaan
kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya,
pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya
sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) dengan memberikan air
panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut
sedangkan kedua kation lainnya tidak (Masterton, 1991). ri kation dalam golongan 2B justru
dapat larut.
Analisis kation dapat dikategorikan dalam tiga tahapan berikut :
a) Pemisahan kation-kation ke dalam golongan
Kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa dengan menggunakan pereaksi
pengendap golongan tertentu.Endapan yang dihasilkian mengandung kation-kation dalam
satu golongan.Pemisahan endapan biasanya cukup dilakukan dengan teknik sentifugasi yang
diteruskan dengan dekantasi.Kemudian pereaksi pengendap golongan berikutnya
ditambahkan pada larutan hasil dekantasi.
b) Pemisahan kation-kation dari tiap golongan
Serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan satu kation dalam satu golongan
( kelompok ) dari kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilkukan secara hati-hati untuk
mendapatkan keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia suatu golongan.
c) Identifikasi tiap kation
Keberadaan suatu kation dikonfirmasikan atau diidentifikasi dengan menggunakan satu atau
lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation. Untuk memisahkan
kation-kation ke dalam golongannya digunakan diagram alir. Diagram alir tersendiri
digambarkan juga pada setiap pembicaraan tentang golongan. Dalam diagram alir tiap
golongan, dicantumkan tiap langkah identifikasi dan prosedur singkat. Paragraf pembahasan
dimaksudkan untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang aspek kimia dan langkah
dasar pelaksanaan kerja laboratorium.
D. Langkah Kerja
Reaksi-reaksi identifikasi terhadap anion:
1. Klorida, Cl⁻
Klorida Cl⁻
Diambil 1 ml larutan sempel anion klorida.
Hasil
2. Bromida, Br⁻
Bromida Br⁻
- Dimasukan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes
- Ditambahkan kloroform
Hasil
3. Iodida, I-
Iodida, I-
3a. - Diambil 1 ml sempel anion iodida
- Ditambahkan kloroform
Hasil
4. Nitrit, NO₂⁻
Nitrit,
NO₂⁻
4a. - Diambil 1 ml larutan garam nitrit dalam tabung reaksi
- Ditambahkan asam sulfat pekat (dilakukan dalam lemari asam)
4b. - Diambil 1 ml larutan garam nitrat dalam tabung reaksi
- Ditambahkan larutan KI
- Diasamkan kloroform secara perlahan melalui dinding tabung
Hasil
5. Nitrat, NO₃⁻
Nitrat,
5a. NO₃⁻
- Diambil 1 ml larutan natrium nitrat, dalam tabung reaksi
- Ditambahkan Asam sulfat pekat lalu dipanaskan
5b. - Diambil 1 ml larutan natrium nitrat, dalam tabung reaksi
- Ditambahkan asam sulfat pekat lalu dipanaskan
- Didinginkan
- Ditambahkan larutan ammonium ferro sulfat, melalui dinding tabung.
Hasil
6. Sulfida, S2-
Sulfida, S2-
- Diambil 1 ml larutan Na₂S
- Dimasukan ke dalam tabung reaksi
6a. - Ditambahkan Asam sulfat pekat dan dipanaskan, akan terjadi endapan S dan timbul
gas SO₂. Bila mulut tabung reaksi ditutup dengan kertas saring yang dibasahi dengan
kalium bikromat akan berwarna hijau.
6b. - Ditambahkan perak nitrat, akan terjadi endpan hitam Ag₂S.
6c. - Ditambahkan asam sulfat atau asam klorida akan timbul gas H₂S yang dapat
menghitamkan kertas timbal asetat.
Hasil
7. Sulfit, SO₃2-
Sulfit, SO₃2-
Hasil
8. Sulfat, SO₄3-
Sulfat, SO₄3-
- Di Ambil 1 rnl larutan natrium fosfat masukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan (tabung berbeda):
- Ditambahkan Perak nitrat dan dipanaskan maka akan terjadi endapan kuning perak
fosfat. Endapan ini larut dalam asam nitrat dan amonia.
- Ditambahkan Amonium molibdat berlebih (2-3 mL) kemudian diasamkan dengan
penambahan HNO3 pekat, biarkan beberapa lama sampai timbul endapan kuning
dari amonium fosfomolibdat. Untuk mempercepat reaksi dapat dipanaskan.
Hasil
9. Fosfat, PO₄3-
Fosfat, PO₄3-
- Diambil 1 rnl larutan natrium fosfat masukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan (tabung berbeda):
9a. - Ditambahkan Perak nitrat dan panaskan maka akan terjadi endapan kuning perak
fosfat. Endapan ini larut dalam asam nitrat dan amonia.
9b. - Ditambahkan amonium molibdat berlebih (2-3 mL) kemudian asamkan dengan
penambahan HNO3 pekat, biarkan beberapa lama sampai timbul endapan kuning
dari amonium fosfomolibdat. Untuk mempercepat reaksi dapat dipanaskan.
Hasil
E. Data Pengamatan
N Perlakuan Hasil Pengamatan
O Sebelum Sesudah
1. - Diambil 1 ml larutan sempel Berupa larutan dan
anion klorida. tidak berwarna
- Dimasukkan ke dalam tabung Cairan berwarna putih
reaksi dan ditambahkan perak keruh dan ada endapan
nitrat tetes demi tetes berwarna putih.
2a. - Diambil 1 ml larutan sempel Berupa larutan dan
anion bromida tidak berwarna
- Dimasukkan kedalam tabung Terdapatan endapan
reaksi dan ditambahkan perak abu-abu & diatasnya
nitrat tetes demi tetes terdapat cairan
berwarna putih keruh
2b. - Diambil 1 ml sempel anion Cairan tidak berwarna
bromida
- Ditambahkan asam sulfat pekat Cairan tidak berwarna
secara perlahan dan membentuk dua
- Ditambahkan kloroform fasa berbeda.
G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji Klorida (Cl⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan putih AgCl. Dan hal itu
menunjukkan sampel positif mengandung anion Cl⁻.
2. Uji Bromida (Br ⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan putih AgBr. Dan hal itu
menunjukkan sampel positif mengandung anion Br ⁻.
3. Uji Iodida (I⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan kuning AgI. Dan hal itu
menunjukkan sampel positif mengandung anion I⁻.
4. Uji Nitrit (NO2⁻) Dalam percobaan menghasilkan gas coklat. Dan hal itu menunjukkan
sampel positif mengandung anion positif mengandung anion NO2⁻.
5. Uji nitrat (NO3⁻) Dalam percobaan menghasilkan gas coklat kemerahan. Hal itu
menunjukkan sampel positif mengandung anion NO3⁻.
6. Uji sulfida (S2⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan berwarna hitam saat direaksikan
dengan H2SO4 yang merupakan endapan S, lalu menghasilkan endapan hitam Ag2S pula
saat direaksikan dengan AgNO3. Hal itu menunjukkan sampel positif mengandung S2⁻
7. Uji Sulfit (SO32⁻) Dalam percobaan menghasilkan bau menyengat dari gas SO2. Dan
menghasilkan menghasilkan endapan putih endapan putih yang merupakan endapan
merupakan endapan Ag2SO3 ketika direaksikan dengan AgNO3. Hal itu menunjukkan
sampel positif Hal itu menunjukkan sampel positif mengandung SO mengandung SO32⁻.
8. Uji Sulfat (SO42⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan berwarna putih yang
merupakan endapan BaSO4, dan endapan PbSO4. Hal itu menunjukkan sampel positif
mengandung SO42⁻.
9. Uji fosfat (PO43⁻) Dalam percobaan meghasilkan endapan putih kekuningan yang
merupakan endapan Ag3PO4 ketika direaksikan dengan AgNO3, dan endapan kuning yang
merupakan endapan (NH4)3PO4.12MoO3 ketika direakskan dengan amonium molibdat. Hal
itu menunjukkan sampel positif molibdat. Hal itu menunjukkan sampel positif mengandung
PO dung PO43⁻.
H. Daftar Rujukan
Svehla,G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: PT.
Kalman Semimakro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka
https://www.academia.edu/14478071/Laporan_Kimia_Tentang_Kation_and_Anion
https://id.scribd.com/document/457130748/TUGAS-pertanyaan-analissis-anion
Tugas
I. Tuliskan persamaan yang terjadi pada tiap analisis anion ? II. Berikan contoh aplikasi
analisis anion dalam kehidupan sehari-hari !
Jawab
I. Persamaan reaksi yang terjadi tiap analisis anion :
1. Anion Klorida
(Cl⁻) Cl⁻ (aq) + AgNO3(aq)→ AgCl(s) + NO3⁻
2. Anion Bromida (Br ⁻)
a. Br ⁻ (aq) + AgNO3⁻ (aq) →AgBr(s) + NO3⁻
b. 2Br ⁻ (s) + 2H2SO4(aq) →Br 2(g) + SO42⁻ + 2H2O(l)
3. Anion Iodida (I⁻)
a. I⁻ (aq) + AgNO3⁻ (aq) →AgI(s) + NO3⁻
b. 2I⁻(aq)+ 2H2SO4(aq)→ I2(g) + SO42⁻(aq) + 2H2O (l)
4. Nitrit (NO2⁻)
a. NO2⁻ + H⁺→ HNO2
2HNO2 → H2O + N2O3
3HNO3 → HNO3 + 2NO(g) + H2O
2NO + O2(g)→ 2NO2(g)
b. 2NO2⁻+ 2I⁻ + 4H⁺ → I2 + 2NO(g) + 2H2O(l)
5. Nitrat (NO3⁻)
a. 4NO3⁻ + 2H2SO4 → 4NO2(g) + O2(g) + 2SO42⁻ + 2H2O
b. 2NO3⁻ + 4H2SO4 + 6Fe3⁺ → 6Fe3⁺ + 2NO(s) + 4SO42⁻ + 4H2O Fe2⁺ + NO(g)
→ [Fe(NO)]2⁺
6. Sulfida (S 2⁻)
a. S²⁻(aq) + 2H2SO4(aq) →SO4²⁻(aq) + SO2(g) + S(s) + 2H2O(l)
b. S²⁻(aq) + 2AgNO3(aq) 2NO3⁻(aq) + Ag2S(s)
c. S²⁻(aq) + 2HCl(aq) 2HCl(aq) →H2S(g) + 2Cl⁻(aq)
7. Sulfit (SO32⁻)
a. SO3²⁻(aq) + H2SO4(aq) →SO4²⁻(aq) + SO2(g) + H2O(l)
b. SO3²⁻(aq) + 2AgNO3(aq)→ 2NO3⁻(aq) + Ag2SO3(s)
8. Sulfat (SO42⁻)
a. SO42⁻ (aq) + 2BaCl2(aq)→ 2Cl⁻(aq) + BaSO4(s)
b. SO42⁻(aq) + Pb(CH3COO)2(aq)→ 2CH3COO⁻(aq) + PbSO4(s)
9. Fosfat (PO43⁻)
a. PO43⁻(aq) + 3AgNO3(aq) →3NO 3⁻(aq) + Ag3PO4(s)
b. PO43⁻ + 3NH4⁺ + 12MoO42⁻ + 24H⁺ → (NH4)3PO4.12MoO3(s) + 12H2O(l)
II. Untuk pemeriksaan pemeriksaan urin, darah serta digunakan digunakan dalam dunia
industri industri sebagai sebagai bahan untuk gelas optik, keramik, cat, dall