Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK DASAR

ANALISIS ANION

OLEH :
KELOMPOK 6

1. NOVITA NUR ELLASARI (230332605988)


2. NUR AINI HELLA PUTRI (230332601396)
3. NUR INDAH RAHMAWATI (230332608382)
4. NUZULA SYIFA AULIA (230332601315)

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FEBRUARI 2024
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis dan
identifikasi jenis-jenis anion dalam sempel.

B. Dasar Teori
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ada juga pengertian lain, yaitu atom yang
bermuatan positif jika kekurangan elektron. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-
kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain merupakan cara yang
tradisional untuk menyajikan bahan, urut-urutan ini juga memudahkan dalam mempelajari
reaksi-reaksi. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat.Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan
atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan
atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut(Vogel,1985:203).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu
larutan.Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongan-
golongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau
diputar dengan centrifuga. Endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat
dan tiap-tiap logam yang mungkin akan dipisahkan (Cokrosarjiwanto,1977:14).
Kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan :
Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila
ditambahkan dengan asam klorida(HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺ yang akan mengendap
sebagai campuran AgCl, Hg2Cl2, danPbCl2. Pengendapan ion-ion golongan I harus pada
temperatur kamar atau lebih rendah karena PbCl2 terlalu mudah larut dalam air panas. Juga
harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat,
AgCl dan PbCl2 melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat
larut(Keenan,1984:20).
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II), Arsenik (V), Stibium (III),
Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ion yang pertama merupakan
sub golongan 2A dan keenam yang terakhir sub golongan 2B. Sementara sulfida dari kation
dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium polisulfida. Sulfida da (II).
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan
amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah
Cobalt (II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II).
Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini
membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini adalah Kalsium, Strontium, dan
Barium.
Kation-kation golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak bereaksi dengan
reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota golongan ini adalah ion-ion
Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen(Vogel,1985:203-204).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif.Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda.Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun
sentrifugasi.Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan
jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi
bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai
arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekarjaan dilakukan dalam wadah terbuka
pada tekanan atmosfer.kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan
kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.Perbedaan
kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya,
pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya
sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) dengan memberikan air
panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut
sedangkan kedua kation lainnya tidak (Masterton, 1991). ri kation dalam golongan 2B justru
dapat larut.
Analisis kation dapat dikategorikan dalam tiga tahapan berikut :
a) Pemisahan kation-kation ke dalam golongan
Kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa dengan menggunakan pereaksi
pengendap golongan tertentu.Endapan yang dihasilkian mengandung kation-kation dalam
satu golongan.Pemisahan endapan biasanya cukup dilakukan dengan teknik sentifugasi yang
diteruskan dengan dekantasi.Kemudian pereaksi pengendap golongan berikutnya
ditambahkan pada larutan hasil dekantasi.
b) Pemisahan kation-kation dari tiap golongan
Serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan satu kation dalam satu golongan
( kelompok ) dari kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilkukan secara hati-hati untuk
mendapatkan keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia suatu golongan.
c) Identifikasi tiap kation
Keberadaan suatu kation dikonfirmasikan atau diidentifikasi dengan menggunakan satu atau
lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation. Untuk memisahkan
kation-kation ke dalam golongannya digunakan diagram alir. Diagram alir tersendiri
digambarkan juga pada setiap pembicaraan tentang golongan. Dalam diagram alir tiap
golongan, dicantumkan tiap langkah identifikasi dan prosedur singkat. Paragraf pembahasan
dimaksudkan untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang aspek kimia dan langkah
dasar pelaksanaan kerja laboratorium.

C. Alat dan Bahan


Alat : Tabung Reaksi, Rak tabung penjepit, Pipet tetes, Pemanasan spiritus dan kaki
tiga, kertas saring.
Bahan : Anion halida (ion klorida,bromida, dan iodida); anion nitrit dan nitrat; anion
sulfida, sulfat; anion fosfat; Reagen perak nitrat, asam sulfat encer, asam
sulfat pekat, besi(II)sulfat (harus baru-warna biru, kalau sudah berwarna
kuning, minta diganti), asam nitrat, kalium dikromat, timbal asetat, amonium
molibdat, barium klorida, KI, kloroform.

D. Langkah Kerja
Reaksi-reaksi identifikasi terhadap anion:
1. Klorida, Cl⁻
Klorida Cl⁻
Diambil 1 ml larutan sempel anion klorida.

Dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes.

Hasil

2. Bromida, Br⁻

Bromida Br⁻

2a. - Diambil 1 ml larutan sempel anion bromida

- Dimasukan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes

2b. - Diambil 1 ml larutan sempel anion bromida

- Ditambahkan asam sulfat pekat secara perlahan

- Ditambahkan kloroform

Hasil

3. Iodida, I-

Iodida, I-
3a. - Diambil 1 ml sempel anion iodida

- Dimasukan kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes

3b. - Diambil 1 ml larutan sempel anion iodida dalam tabung reaksi


- Ditambahkan asam sulfat pekat secara perlahan

- Ditambahkan kloroform

Hasil

4. Nitrit, NO₂⁻
Nitrit,
NO₂⁻
4a. - Diambil 1 ml larutan garam nitrit dalam tabung reaksi
- Ditambahkan asam sulfat pekat (dilakukan dalam lemari asam)
4b. - Diambil 1 ml larutan garam nitrat dalam tabung reaksi
- Ditambahkan larutan KI
- Diasamkan kloroform secara perlahan melalui dinding tabung

Hasil

5. Nitrat, NO₃⁻

Nitrat,
5a. NO₃⁻
- Diambil 1 ml larutan natrium nitrat, dalam tabung reaksi
- Ditambahkan Asam sulfat pekat lalu dipanaskan
5b. - Diambil 1 ml larutan natrium nitrat, dalam tabung reaksi
- Ditambahkan asam sulfat pekat lalu dipanaskan
- Didinginkan
- Ditambahkan larutan ammonium ferro sulfat, melalui dinding tabung.

Hasil

6. Sulfida, S2-
Sulfida, S2-
- Diambil 1 ml larutan Na₂S
- Dimasukan ke dalam tabung reaksi
6a. - Ditambahkan Asam sulfat pekat dan dipanaskan, akan terjadi endapan S dan timbul
gas SO₂. Bila mulut tabung reaksi ditutup dengan kertas saring yang dibasahi dengan
kalium bikromat akan berwarna hijau.
6b. - Ditambahkan perak nitrat, akan terjadi endpan hitam Ag₂S.
6c. - Ditambahkan asam sulfat atau asam klorida akan timbul gas H₂S yang dapat
menghitamkan kertas timbal asetat.

Hasil

7. Sulfit, SO₃2-
Sulfit, SO₃2-

- Diambil 1 ml larutan natrium sulfit, dimasukan ke dalam tabung reaksi dan


ditambahkan (tabung berbeda);
7a. - Asam sulfat encer dan dingin maka akan timbul gas yang berbau merangsang. Bila
rnulut tabung reaksi ditutup dengan kertas saring yang dibasahi dengan kalium
bikromat akan berwarna hijau.
7b. - Perak nitrat akan timbul endapan putih Ag2SO3 yang larut dalam natrium sulfit
berlebihan. Jika dididihkan akan terbentuk endapan abu-abu perak metalik

Hasil

8. Sulfat, SO₄3-

Sulfat, SO₄3-
- Di Ambil 1 rnl larutan natrium fosfat masukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan (tabung berbeda):
- Ditambahkan Perak nitrat dan dipanaskan maka akan terjadi endapan kuning perak
fosfat. Endapan ini larut dalam asam nitrat dan amonia.
- Ditambahkan Amonium molibdat berlebih (2-3 mL) kemudian diasamkan dengan
penambahan HNO3 pekat, biarkan beberapa lama sampai timbul endapan kuning
dari amonium fosfomolibdat. Untuk mempercepat reaksi dapat dipanaskan.

Hasil

9. Fosfat, PO₄3-

Fosfat, PO₄3-
- Diambil 1 rnl larutan natrium fosfat masukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan (tabung berbeda):
9a. - Ditambahkan Perak nitrat dan panaskan maka akan terjadi endapan kuning perak
fosfat. Endapan ini larut dalam asam nitrat dan amonia.
9b. - Ditambahkan amonium molibdat berlebih (2-3 mL) kemudian asamkan dengan
penambahan HNO3 pekat, biarkan beberapa lama sampai timbul endapan kuning
dari amonium fosfomolibdat. Untuk mempercepat reaksi dapat dipanaskan.
Hasil
E. Data Pengamatan
N Perlakuan Hasil Pengamatan
O Sebelum Sesudah
1. - Diambil 1 ml larutan sempel Berupa larutan dan
anion klorida. tidak berwarna
- Dimasukkan ke dalam tabung Cairan berwarna putih
reaksi dan ditambahkan perak keruh dan ada endapan
nitrat tetes demi tetes berwarna putih.
2a. - Diambil 1 ml larutan sempel Berupa larutan dan
anion bromida tidak berwarna
- Dimasukkan kedalam tabung Terdapatan endapan
reaksi dan ditambahkan perak abu-abu & diatasnya
nitrat tetes demi tetes terdapat cairan
berwarna putih keruh
2b. - Diambil 1 ml sempel anion Cairan tidak berwarna
bromida
- Ditambahkan asam sulfat pekat Cairan tidak berwarna
secara perlahan dan membentuk dua
- Ditambahkan kloroform fasa berbeda.

3a. - Diambil 1 ml sempel anion iodida Cairan tidak berwarna


- Dimasukkan kedalam tabung
reaksi
- Ditambahkan perak nitrat tetes Cairan berwarna putih
demi tetes kekuningan
3b. - Diambil 1 ml larutan sempel Cairan tidak berwarna
anion iodida dalam tabung reaksi
- Ditambahkan asam sulfat pekat Saat ditambahkan asam
secara perlahan sulfat tidak ada reaksi
- Ditambahkan kloroform dan cairan tetap tidak
berwarna, saat
ditambahkan
kloroform cairan tak
berwarna dan
membentuk dua fasa
berbeda.
4a. - Diambil 1 ml larutan garam nitrat Cairan tak berwarna
dalam tabung reaksi
- Ditambahkan asam sulfat pekat Cairan menjadi
(dilakukan dalam lemari asam) berwarna sedikit
kuning jernih, saat
dituangkan terjadi
reaksi panas terdapat
gelembung dan berbau
4b. - Diambil 1 ml larutan garam nitrat Cairan tak berwarna
dalam tabung reaksi
- Ditambahkan larutan KI Cairan tak berwarna Cairan tak berwarna
- Diasamkan dengan asam sulfat Cairan tak berwarna Cairan berwarna
- Ditambahkan kloroform secara kuning kecoklatan
perlahan melalui dinding tabung.
5a. - Diambil 1 ml larutan natrium Cairan tak berwarna
nitrat, dalam tabung reaksi
- Ditambahkan Asam sulfat pekat Saat dipanaskan timbul
lalu dipanaskan gelembung dan uap
5b. - Diambil 1 ml larutan natrium Cairan tak berwarna
nitrat, dalam tabung reaksi
- Ditambahkan asam sulfat pekat Tidak terjadi reaksi
lalu dipanaskan sama sekali
- Didinginkan
- Ditambahkan larutan ammonium Terbentuk cincin di
ferro sulfat, melalui dinding tabung bagian atas larutan
6a. - Diambil 1 ml larutan Na₂S, Larutan tak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan (tabung
berbeda)
- Ditambahkan asam sulfat pekat Larutan tak berwarna Terdapat endapan
dan dipanaskan. timbul gas, kertas
saring berwarna hijau
6b. - Diambil 1 ml larutan Na₂S, Larutan tak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan (tabung
berbeda)
- Ditambahkan perak nitrat Terdapat endapan
berwarna hitam
6c. - Diambil 1 ml larutan Na₂S, Larutan tak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan (tabung
berbeda)
- Ditambahkan asam sulfat atau Timbul gas H₂S dapat
asam klorida. menghitamkan kertas.
7a. - Diambil 1 ml larutan natrium Larutan tak berwarna
sulfit, dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan (tabung
berbeda)
- Ditambahkan asam sulfat encer Kertas saring yang
dibasahi kalium
bikarbonat berwarna
hijau,
7b. - Diambil 1 ml larutan natrium Larutan tak berwarna
sulfit, dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan (tabung
berbeda)
- Ditambahkan perak nitrat Terbentuk endapan
abu-abu
8a. - Diambil 1 ml larutan natrium Larutan tak berwarna
sulfat, dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
- Ditambahkan barrium klorida Larutan tak berwarna Terdapat endapan putih
8b. - Diambil 1 ml larutan natrium Larutan tak berwarna
sulfat, dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
- Ditambahkan timbal asetat Larutan tak berwarna Terdapat endapan putih
9a. - Diambil 1 ml larutan natrium Larutan tak berwarna
fosfat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
- Ditambahkan perak nitrat dan Larutan tak berwarna Terjadi endapan
dipanaskan berwarna kuning.

F. Analisis Data dan Pembahasan


Pembahasan
Anion adalah ion bermuatan negatif. Untuk tujuan analisis kualitatif sistemik anion -
anion dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu golongan sulfida, halida, dan nitrat..

1. Identifikasi Anion Klorida (Cl-)


Pada percobaan kali ini, yaitu anion klorida kami melakukan dengan menambahkan
larutan anion klorida (Cl-) dengan larutan perak nitrat (AgNO₃). Dan hasil dari penambahan
larutan tersebut menghasilkan larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan berwarna
putih. Reaksi yang terjadi saat pembentukan AgCl adalah :
Cl- =(aq) + AgNO₃(aq)→AgBr(s) + NO₃-
Cl- + Ag+→ AgCl(s)
Berdasarkan reaksi tersebut, percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori bahwa reaksi
antara garam klorida (Cl-) dengan perak nitrat (AgNO₃) menghasilkan endapan perak klorida
AgCl.
2. Anion Bromida (Br-)
Pada percobaan kami yang kedua. kami melakukan Penambahan larutan anion
Bromida dengan larutan perak nitrat (AgNO₃). Dan menghasilkan larutan larutan berwarna
putih keruh dan ada endapan berwarna abu-abu. Endapan yang dihasilkan membuktikan
adanya endapan AgBr. Persamaan yang terjadi adalah:
Br-(aq) + AgNO₃-(aq) → AgBr(s) + NO₃-
Br + Ag+ → AgBr(s)
Berdasarkan reaksi tersebut, percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori bahwa
reaksi antara garam bromida dengan perak nitrat menghasilkan endapan AgBr.
Lalu kami jungan melakukan percobaan yang kedua dengan penambahan larutan
bromida dengan larutan asam sulfat peka. Dan menghasilkan larutan menjadi tidak berwarna
dan berbau. Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
2Br-(aq) + 2H₂SO₄ → Br₂(g) +SO₄2-+ 2H₂O(I)
Lalu ditambahkan dengan larutan kloroform (CHCl₃). Persamaan reaksi yang terjadi
adalah :
3Br- (aq) + CHCl (aq) → CHBr(aq) +Cl-(aq)
Berdasarkan persamaan reaksi diatas dihasilkan dua lapisan yakni lapisan atas berwarna
kekuningan dan lapisan bawah berwarna pink.
3. Anion Iodida (I-)
Pada identifikasi anion I-, filtrat ditambah H2SO4 yang berfungsi sebagai pengasam
suasana larutan, lalu ditambahkan AgNO3 yang berfungsi untuk mengendapkan anion
membentuk endapan Agl, lalu ditambahkan CHCl3 untuk melarutkan endapan Agl. Kelarutan
iodida adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak, merkurium (I), merkurium (II),
tembaga (I), dan timbel iodida adalah garam-garamnya yang paling sedikit larut. Persamaan
reaksi yang terjadi adalah :
I-(aq) + AgNO₃- (aq) → Agl(s) +NO₃-
I- + Ag+ → Agl (s)
2I-(aq) 2H₂SO₄(aq) → I₂(g) + SO₄2-(aq) +2H₂O (I)
2I-(aq)+ CHCl₃(aq) → I₂(aq)

4. Anion Nitri, NO₂-


Pada percobaan ini, untuk mengidentifikasi nitrit (NO₂-) Pada percobaan ini, untuk
mengidentifikasi nitrit (NO₂⁻) dilakukan dengan penambahan larutan NO₂⁻ (bening tidak
berwarna) dengan larutan asam sulfat dengan larutan asam sulfat encer (H₂SO₄) Dan hasil
dari penambahan larutan tersebut menghasilkan larutan bening. Pada Pada penambahan
H₂SO₄ encer seharusnya secara teori terbentuk gas berwarna coklat yang merupakan gas
NO berwarna coklat yang merupakan gas NO. Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
NO₂- + H+→HNO₂
2HNO₂ → H2O3+ N2O3
3HNO₃→ HNO₃+ 2NO(g) + H₂O
2NO + O₂ (g) → 2NO₂(g)
Selanjutnya untuk mengidentifikasi nitrit yang kedua adalah dengan penambahan
larutan larutan nitrit dengan larutan KI, diasamkan dengan asam sulfat encer (H2SO4 encer)
dan ditambahkan dengan kloroform. Dan hasil dari penambahan larutan tersebut
menghasilkan dua lapisan warna yaitu kecoklatan pada bagian atas dan ungu pada bagian
bawah. Hal tersebut menunjukkan terbentuknya gas I2. Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
2NO2⁻+ 2I⁻ + 4H⁺ → I2 + 2NO(g) + 2H2O(l)

5. Anion Nitrat, NO₃-


Pada percobaan ini, untuk mengidentifikasi nitrat (NO3⁻) dilakukan dengan
penambahan larutan NO3⁻ (bening tidak berwarna) dengan larutan asam sulfat pekat
(H2SO4 pekat), dan kemudian dipanaskan. Dan hasil dari penambahan larutan tersebut
nambahan larutan tersebut menghasilkan larutan bening tidak berwarna dan terdapat
gelembung. Ketika dipanaskan seharusnya secara teori terbentuk gas berwarna coklat
kemerahan yang merupakan gas NO2. Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
4NO3⁻ + 2H2SO4 → 4NO2(g) + O2(g) + 2SO42⁻ + 2H2O
Namun secara eksperimen tidak terlihat adanya gas coklat kemerahan. Mungkin ini
dikarenakan sedikitnya jumlah larutan yang digunakan, sehingga gas NO2 yang dihasilkan
pun juga sedikit, sehingga tidak terlihat saat eksperimen berlangsung.
Selanjutnya untuk mengidentifikasi nitrat yang kedua adalah dengan penambahan
larutan nitrit dengan larutan asam sulfat pekat (H2SO4 pekat) dan dipanaskan kemudian
didinginkan dan ditambah dengan (NH4)2Fe(SO4)2. Hasil dari penambahan larutan tersebut
larutan menjadi bening tidak berwarna, dan terdapat terdapat cincin coklat dipermukaan
larutan. Cincin coklat tersebut menunjukkan terbentuknya senyawa [Fe(NO)]2⁺. Persamaan
reaksi yang terjadi adalah :
2NO3⁻ + 4H2SO4 + 6Fe3⁺→ 6Fe3⁺ + 2NO(s) + 4SO42⁻ + 4H2O
Fe2⁺ + NO(g) → [Fe(NO)]2⁺

6. Anion Sulfida (S2-)


Pada percobaan ini, untuk mengidentifikasi anion sulfida (S2⁻)dilakukan
penambahan larutan sulfi (S2⁻) dengan larutan asam sulfat pekat (H2SO4 pekat) dan
kemudian dipanaskan. Dan hasil dari penambahan larutan tersebut menghasilkan endapan
berwarna hitam yang merupakan endapan S dan juga terbentuk gas SO2 dengan bau yang
menyengat. Secara teoritik gas yang terbentuk akan menghijaukan kertas saring, dan pada
saat larutan dipanaskan dan tabung reaksi ditutup dengan kertas saring yang sudah dibasahi
dengan kalium bikromat dapat menghijaukan kertas saring. Persamaan reaksi yang terjadi
adalah :
S²⁻(aq) + 2H2SO4(aq) →SO4²⁻(aq) + SO2(g) + S(s) + 2H2O(l)
Selanjutnya untuk mengidentifikasi sulfida yang kedua adalah dengan penambahan
larutan anion sulfida dengan larutan perak nitrat (AgNO3). Hasil dari penambahan larutan
tersebut adalah terdapat endapan berwarna hitam. Endapan itu merupakan endapan Ag2S.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
S²⁻(aq) + 2AgNO3(aq) →2NO3⁻(aq) + Ag2S(s)
Berdasarkan persamaan diatas maka terbukti bahwa penambahan perak nitrat terhadap
larutan anion sulfida menghasilkan endapan hitam Ag2S.
Kemudian pengidentifikasian anion sulfida yang ketiga adalah dengan membahkan
larutan sulfida dengan asam sulfat/asam klorida. Dan kelompok kami menambahkan larutan
anion sulfida dengan asam klorida. Hasil dari penambahan larutan tersebut adalah larutan
bening tidak berwarna dan ada sedikit gas H2S.Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
S²⁻(aq) + 2HCl(aq)→ H2S(g) + 2Cl⁻(aq)

7. Anion Sulfit SO₃2-


Pada percobaan ini, untuk mengidentifikasi sulfit (SO3²⁻) dilakukan dengan
penambahan larutan SO3²⁻ dengan larutan asam sulfat encer (H2SO4 encer) dan kemudian
ditutup dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan kalium bikromat. Dan hasil dari
penambahan larutan tersebut menghasilkan bau yang merangsang (menyengat) dan
mengubah warna kertas saring menjadi berwarna hijau saat dipanaskan. Bau yang
merangsang (menyengat) tersebut merupakan bau dari gas SO2. Persamaan reaksi yang
terjadi adalah :
SO3²⁻(aq) + H2SO4(aq) →SO4²⁻(aq) + SO2(g) + H2O(l)
Berdasarkan persamaan reaksi diatas maka terbukti bahwa bau yang merangsang
(menyengat) dari hasil percobaan tersebut berasal dari gas SO2.
Selanjutnya untuk mengidentifikasi sulfit yang kedua adalah dengan penambahan
larutan sulfit dengan larutan perak nitrat (AgNO3) dan kemudian dididihkan dalam Na2SO3.
Hasil dari penambahan larutan tersebut adalah terdapat endapan berwarna putih. Endapan itu
merupakan endapan Ag2SO3. Persamaan Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
SO3²⁻(aq) + 2AgNO3(aq) →2NO3⁻(aq) + Ag2SO3(s)
Berdasarkan persamaan reaksi diatas maka terbukti bahwa endapan putih yang
terbentuk merupakan endapan Ag2SO3. Dan ketika dididihkan terbentuk endapan berwarna
abu-abu perak metali

8. Anion Sulfat SO₄2-


Pada percobaan ini, untuk mengidentifikasi sulfat (SO4²⁻) dilakukan dengan
penambahan larutan penambahan larutan SO4²⁻ dengan larutan BaCl2. Dan hasil dari
penambahan larutan tersebut menghasilkan endapan yang berwarna putih, sehingga
mengeruhkan larutan. Endapan tersebut merupakan endapan BaSO4 dengan persamaan
reaksi:
SO42⁻ (aq) + 2BaCl2(aq)→ 2Cl⁻(aq) + BaSO4(s)
Ba2⁺+ SO42⁻ → BaSO4(s)
Berdasarkan persamaan diatas maka terbukti bahwa endapan putih yang dihasilkan
adalah endapan BaSO4. Endapan tersebut tidak dapat larut dalam HNO3 atau HCl pekat.
pekat. Dalam percobaan percobaan ini kami mengujinya mengujinya dengan HCl pekat,
dengan persamaan persamaan reaksi :
BaSO4(s) + 2 HCl→ BaCl2(s) + HSO4(aq)
Berdasarkan persamaan reaksi diatas maka terbukti bahwa endapan BaSO4 tidak dapat larut
dalam HCl pekat.
Selanjutnya untuk mengidentifikasi sulfat yang kedua adalah dengan penambahan
larutan larutan sulfat dengan larutan timbal asetat (Pb(CH3COO)2). Hasil dari penambahan
larutan tersebut adalah terdapat endapan berwarna berwarna putih. Endapan itu merupakan
endapan PbSO4.Persamaan reaksi yang terjadi ang terjadi adalah:
SO42⁻(aq) + Pb(CH3COO)2(aq) →2CH3COO⁻(aq) + PbSO4(s)
SO42⁻+ Pb2⁺→ PbSO4(s)
Berdasarkan persamaan reaksi diatas maka terbukti bahwa endapan itu merupakan
PbSO4. Dan kemudian larutan tersebut ditambahkan dengan amonium asetat
(NH4CH3COO). Secara teori garam PbSO4 akan larut jika ditambahkan NH4CH3COO..
Hasil dari penambahan tersebut adalah warna putih lama kelamaan yang terjadi adalah :
PbSO4(s) + 2NH4CH3COO(aq) →(NH4)SO4(aq) + Pb(CH3COO) 2(aq)
Berdasarkan persamaan reaksi diatas maka terbukti bahwa PbSO4 larut dalam
NH4CH3COO.

9. Anion Fosfat (PO₄3-)


Pada percobaan ini, untuk mengidentifikasi fosfat (PO43⁻) dilakukan dengan
penambahan larutan PO43⁻ dengan larutan AgNO3 dan kemudian dipanaskan. Hasil dari
penambahan larutan tersebut sebelum dipanaskan larutan berwarna putih kekuningan.
Kemudian setelah dipanaskan terbentuk endapan berwarna putih kekuningan yang lebih
pekat. Endapan tersebut merupakan endapan Ag3PO4. Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
PO43⁻(aq) + 3AgNO3(aq)→ 3NO3⁻(aq) + Ag3PO4(s)
PO43⁻ + 3Ag⁺ → Ag3PO4(s)
Berdasarkan persamaan reaksi diatas maka terbukti bahwa ketika larutan PO43⁻
direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih kekuningan pekat dari perak nitrat
(Ag3PO4). Secara teori Ag3PO4 ini akan larut dalam HNO3 dan NH2. Dalam percobaan ini
kami mengujinya dengan percobaan ini kami mengujinya dengan HNO3. Persamaan reaksi
yang terjadi adalah : Ag3PO4(aq) + HNO3(aq)→ H3PO4(aq) + AgNO3(aq)

G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji Klorida (Cl⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan putih AgCl. Dan hal itu
menunjukkan sampel positif mengandung anion Cl⁻.
2. Uji Bromida (Br ⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan putih AgBr. Dan hal itu
menunjukkan sampel positif mengandung anion Br ⁻.
3. Uji Iodida (I⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan kuning AgI. Dan hal itu
menunjukkan sampel positif mengandung anion I⁻.
4. Uji Nitrit (NO2⁻) Dalam percobaan menghasilkan gas coklat. Dan hal itu menunjukkan
sampel positif mengandung anion positif mengandung anion NO2⁻.
5. Uji nitrat (NO3⁻) Dalam percobaan menghasilkan gas coklat kemerahan. Hal itu
menunjukkan sampel positif mengandung anion NO3⁻.
6. Uji sulfida (S2⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan berwarna hitam saat direaksikan
dengan H2SO4 yang merupakan endapan S, lalu menghasilkan endapan hitam Ag2S pula
saat direaksikan dengan AgNO3. Hal itu menunjukkan sampel positif mengandung S2⁻
7. Uji Sulfit (SO32⁻) Dalam percobaan menghasilkan bau menyengat dari gas SO2. Dan
menghasilkan menghasilkan endapan putih endapan putih yang merupakan endapan
merupakan endapan Ag2SO3 ketika direaksikan dengan AgNO3. Hal itu menunjukkan
sampel positif Hal itu menunjukkan sampel positif mengandung SO mengandung SO32⁻.
8. Uji Sulfat (SO42⁻) Dalam percobaan menghasilkan endapan berwarna putih yang
merupakan endapan BaSO4, dan endapan PbSO4. Hal itu menunjukkan sampel positif
mengandung SO42⁻.
9. Uji fosfat (PO43⁻) Dalam percobaan meghasilkan endapan putih kekuningan yang
merupakan endapan Ag3PO4 ketika direaksikan dengan AgNO3, dan endapan kuning yang
merupakan endapan (NH4)3PO4.12MoO3 ketika direakskan dengan amonium molibdat. Hal
itu menunjukkan sampel positif molibdat. Hal itu menunjukkan sampel positif mengandung
PO dung PO43⁻.

H. Daftar Rujukan
Svehla,G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: PT.
Kalman Semimakro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka
https://www.academia.edu/14478071/Laporan_Kimia_Tentang_Kation_and_Anion
https://id.scribd.com/document/457130748/TUGAS-pertanyaan-analissis-anion
Tugas
I. Tuliskan persamaan yang terjadi pada tiap analisis anion ? II. Berikan contoh aplikasi
analisis anion dalam kehidupan sehari-hari !
Jawab
I. Persamaan reaksi yang terjadi tiap analisis anion :
1. Anion Klorida
(Cl⁻) Cl⁻ (aq) + AgNO3(aq)→ AgCl(s) + NO3⁻
2. Anion Bromida (Br ⁻)
a. Br ⁻ (aq) + AgNO3⁻ (aq) →AgBr(s) + NO3⁻
b. 2Br ⁻ (s) + 2H2SO4(aq) →Br 2(g) + SO42⁻ + 2H2O(l)
3. Anion Iodida (I⁻)
a. I⁻ (aq) + AgNO3⁻ (aq) →AgI(s) + NO3⁻
b. 2I⁻(aq)+ 2H2SO4(aq)→ I2(g) + SO42⁻(aq) + 2H2O (l)
4. Nitrit (NO2⁻)
a. NO2⁻ + H⁺→ HNO2
2HNO2 → H2O + N2O3
3HNO3 → HNO3 + 2NO(g) + H2O
2NO + O2(g)→ 2NO2(g)
b. 2NO2⁻+ 2I⁻ + 4H⁺ → I2 + 2NO(g) + 2H2O(l)
5. Nitrat (NO3⁻)
a. 4NO3⁻ + 2H2SO4 → 4NO2(g) + O2(g) + 2SO42⁻ + 2H2O
b. 2NO3⁻ + 4H2SO4 + 6Fe3⁺ → 6Fe3⁺ + 2NO(s) + 4SO42⁻ + 4H2O Fe2⁺ + NO(g)
→ [Fe(NO)]2⁺
6. Sulfida (S 2⁻)
a. S²⁻(aq) + 2H2SO4(aq) →SO4²⁻(aq) + SO2(g) + S(s) + 2H2O(l)
b. S²⁻(aq) + 2AgNO3(aq) 2NO3⁻(aq) + Ag2S(s)
c. S²⁻(aq) + 2HCl(aq) 2HCl(aq) →H2S(g) + 2Cl⁻(aq)
7. Sulfit (SO32⁻)
a. SO3²⁻(aq) + H2SO4(aq) →SO4²⁻(aq) + SO2(g) + H2O(l)
b. SO3²⁻(aq) + 2AgNO3(aq)→ 2NO3⁻(aq) + Ag2SO3(s)
8. Sulfat (SO42⁻)
a. SO42⁻ (aq) + 2BaCl2(aq)→ 2Cl⁻(aq) + BaSO4(s)
b. SO42⁻(aq) + Pb(CH3COO)2(aq)→ 2CH3COO⁻(aq) + PbSO4(s)
9. Fosfat (PO43⁻)
a. PO43⁻(aq) + 3AgNO3(aq) →3NO 3⁻(aq) + Ag3PO4(s)
b. PO43⁻ + 3NH4⁺ + 12MoO42⁻ + 24H⁺ → (NH4)3PO4.12MoO3(s) + 12H2O(l)

II. Untuk pemeriksaan pemeriksaan urin, darah serta digunakan digunakan dalam dunia
industri industri sebagai sebagai bahan untuk gelas optik, keramik, cat, dall

Anda mungkin juga menyukai