Anda di halaman 1dari 6

Kation dan Anion

Kelompok 9
Disusun oleh :
1. Iqbal Kurniawan NIM 1314002
2. Muhammad Yunus R NIM 1314015
3. Muhammad Suhardi Saputra NIM 1314030
4. Felisitas Raras Ratnadewi NIM 1314023
5. Reskiari Tri Kurniasi NIM 1314039
6. Dyah Mastika Fatmalia NIM 1314044
7. Larasati Kusuma NIM 1314064
8. Nungky Mesayu W.P NIM 1314083
BAB 1
KATION DAN ANION

1.1 Tujuan Percobaan


- mengetahui perbedaan antara kation dan anion.
- mengetahui cara menganalisisnya.

1.2 Teori Dasar

A. Analisa Kualitaif dan Kuantitatif


Analisa kuantitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau
senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam suatu
sampel. Sedangkan analisa kualitatif merupakan analisis untuk melakukan
identifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di
dalam suatu sampel.
B. Pengertian Kation dan Anion
Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif disebut kation,
sedangkan unsur non logam akan membentuk ion negatif atau anion.
C. Uji Pendahuluan
- Bentuk dan roman zat (organoleptis)
Dari bentuk dan roman zat itu diselidiki warna, bentuk kristal, sifat higroskopis,
dan bau. Bila zatnya berupa padat, dapat langsung diselidiki. Bila zat berupa
larutan, sebagian kecil diuapkan di atas pemanas airsmapi kering, sisa penguapan
berupa zat dapat diidentifikasi. Bila tidak ada sisa penguapan, berarti larutan
tersebut mengandung zat yang mudah menguap pada pemanasan. Zat padat baik
asli maupun sisa penguapan diselidiki mengenai:
1. warna
Tiap tiap zat memiliki warna tertentu, misalnya:
HgS, PbS, CuS hitam
AgCl putih, AgI kuning
2. Bentuk Kristal
Beberapa zat memiliki bentuk Kristal yang karakteristik, misal:
AgCl kubus dan octahedral
C a SO 4 .2 H 2 O jarum panjang atau monoklin
Untuk melihat bentuk kristal dapat menggunakan mikroskop.
3. sifat higroskopik
Beberapa zat mempunyai sifat higroskopik, misal:
CaCl2 , MgCl 2 , FeCl 3 , ds b
Zat-zat tersebut mudah menjadi basah/mencair jika terkena udara dan sukar
menjadi kering apabila larutannya diuapkan.
4.Bau
Beberapa zat mempunyai bau yang khas sehingga seringkali memberikan petunjuk
penting dalam analisis, misal:
Garam (basa) NH 4 bau amoniak
Garam (asam) asetat bau cuka
Garam (asam) sulfit bau belerang

2. Reaksi Nyala Api


Logam-logam alkali tanah warna nyala lebih jelas apabila logam- logam tersebut
dalam bentuk garam halogenidanya.
Cara:
Celupkan kawat Pt atau Ni-Cr ke dalam HCl pekat dan pijarkan pada nyala Bunsen
yang tidak berwarna. Lakukan pekerjaan ini berulang-ulang sampai pada pemijaran
kawat itu tidak ada warna nyala yang terjadi. Amati warna yang terjadi. Apabila
positif mengandung logam yang diuji, maka akan menghasilkan warna nyala
Na(kuning sangat intensif), K(violet), Li(Merah Karmin), Ca(Merah kekuningan),
Sr(Merah krimsom), Ba(Hijau kekuningan), Cu dan Borat(Hijau), As, Pb, Sb dan
Bi(Kebiruan).
Reaksi nyala api dapat pula dipakai untuk pemeriksaan pendahuluan adanya unsur-
unsur halogen dan N dimana dipakai kawat Cu dan timbul nyala warna hijau(reaksi
Beltstein).

3. Pemanasan Kering
Bila zat padat dipanaskan dalam cawan porselin, maka tergantung dari sifat zatnya
akan terjadi hal-hal berikut:
a. zatnya tak terurai
- tidak ada perubahan warna
-terjadi perubahan warna
b. zatnya terurai
- terjadi perubahan warna
c. zatnya melumer
-tanpa penguraian
- dengan penguraian
d. zatnya menyublim
e. keluarnya uap air
f.keluarnya gas
-tidak berwarna dan tak berbau
- tak berwarna,berbau keras
- berwarna dan berbau keras

4. Reaksi khusus unsur-unsur yang mudah menguap/menyublim pada pemanasan.


+
NH 4 : direaksikan dan dipanaskan memakai air + NaOH 4n. cek bau
amoniaknya, kertas lakmus berubah membiru, atau timbul warna coklat pada
pereaksi Nessler.
Borat : dicampur dengan H 2 SO 4 +methanol mmenghasilkan nyala hijau
(terganggu Cu dan Ba).
Hg dan Bi (reaksi pembentukan amalgam) : dilarutkan dengan HCl 0,5 N, celupkan
batang Cu,diamkan. Apabila hasilnya positif, akan mengkilap seperti perak jika
digosok dengan kapas.
As dan Sb (reaksi Gutzeit) : diberi asam sulfat + butir-butir Zn, tutup tabung
dengan kapas timbal asetat,letakkan kertas saring yang ditambah Ag-nitrat,diamkan
5 menit,amati. Bila positif akan berwarna hitam. Untuk membedakan kedua unsur
dilakukan reaksi fleitmann (menggunakan campuran logam Al+KOH. Hasil positif
adalah As.

5. Kelarutan zat dalam bermacam-macam pelarut


Bila zatnya kasar,,haluskan dulu dalam mortar. Zat yang telah halus dicampur
dengan aquadest kemudian dikcok. Bila zatny larut dalam air, maka diperiksa pH
larutan dengan indikator. Apabila zat berupa campuran, kemungkinan zatnya larut
atau sebagian tidak. Untuk memeriksa ada tidaknya zat yang larut, saring campuran
dan uapkan sampai kering. Jika ada sisa penguapan menunjukkan bahwa sebagian
zat larut dalam air.

D. Klasifikasi Kation dan Ion

Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut
dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Untuk senyawa anorganik
disebutanalisis kualitatif anorganik. Banyak pendekatan yang dapat digunakan
untuk melakukan analisis kualitatif yang berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
Sifat fisika meliputi pewarnaan, spektrum absorpsi, spektrum emisi dan medan
magnet. Sedangkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi
asam basa, redoks, kompleks, dan pengendapan.
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya
dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi.

Pemisahan dilakukan dengan beberapa tahap :


- Kelompok kation diendapkan dari larutannya dengan menuangkan filtrat ke
tabung uji lain.
- Jika larutan masih mengandung kelompok kation, maka harus diendapkan kembali
hingga membentuk kelompok kation lebih kecil dan mampu dilakukan uji spesifik
untuk satu kation.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemisahan adalah jenis dan
konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan yang tepat.
Kelima golongan kation dan ciri- ciri khas golongan-golongan ini adalah
sebagai berikut:
- Golongan I kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion- ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I) (raksa), dan perak.
- Golongan II kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion- ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium,
arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah(III) (IV).
- Golongan III kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam
suasana netral atau amoniakal. Kation- kation golongan ini adalah kobalt(II),
nikel(II), besi(II), besi (III), kromium(III), almunium, zink, dan mangan(II).
- Golongan IV kation- kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat
dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation- kation golangan ini adalah kalsium, strontium, dam barium.
- Golongan V kation- kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-
reagensia golongan sebelumnya. Kation- kation ini meliputi ion- ion
magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.
B. Analisa Anion
Analisa pada anion tak jauh berbeda dengan analisa pada kation. Akan
tetapi, analisa anion tidaklah memiliki metode sesistematis layaknya analisa
kation. Ada skema klasifikasi yang telah berjalan baik dalam praktek dan tidak
kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan dan tak
memiliki dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses yang dipakai dapat dibagi
kedalam :
1. Proses yang melibatkan identifikasi produk yang mudah menguap, yang diperoleh
pada pengolahan dengan asam-asam
2. Proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas A dibagi ke dalam sub-kelas :
a. gas-gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer.
Gas tersebut ialah karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat,
sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
b. gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
Meliputi zat-zat dari (a) ditambah zat fluorida, heksafluorosilikat, klorida,
bromida, iodida,nitrat, klorat (BAHAYA), perklorat, permangat(BAHAYA),
bromat, borat, heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosinat,format, asetat,
oksalat, tartrat, dan sitrat.
Kelas B dibagi kedalam sub-kelas :
a. Reaksi pengendapan
Sulfat,peroksodisulfat,*fosfat,fosfit,hipofosfit,arsenat,arsenit,kromat,dikromat,sili
kat,hexsafluorosisalisilat,benzoat,sutnisat.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan
Manganat, permanganganat, kromat, dikromat
Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan asam
sulfat pekat dingin.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan :

3
2 , AsO4
2 ,C 2 O4
,CO 3

- golongan sulfat: 2 , BO 2
3 ,Cr 2 O4
3 , PO 4
2 , SO 2

SO 4
- golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-

,C 2 H 3 O2
- golongan nitrat : , NO2
NO 3

http://staff.unila.ac.id/sonnywidiarto/files/2011/09/bab-5-analisis-kation-anion.pdf

Anda mungkin juga menyukai