Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aleriana Telaumbanua

Nim : 210205223

Mk : Kimia analisis dasar

Kelas : 1.5

Pertanyaan dan jawaban

1. Berapa golongan anion, contoh-contoh golongan anion, Bagaimana mengidentifikasi setiap


golongan...

Jawab:

Berapa golongan anion adalah :

Anion yang sering dilakukan meliputi 11 anion yang paling umum, yaitu anion sulfide, sulfit,
karbonat, nitrit, iodide, bromida, klorida, fosfat, kromat, nitrat, dan sulfat.

Contoh-contoh golongan anion adalah :

*Anion monoatom

1. S²- Sulfida

2. F Fluorida

3. Cl Klorida

4. Br Bromida

5. l lodida

*Anion poliatom

1. CN sianida

2. NO3 : nitrat

3. SO4²- Sulfat

4. CrO4²- Kromat

5. PO4³- Fosfat

Bagaimana mengindentifikasi setiap golongan :

1. Identifikasi/analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada identifikasi
anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan
awal pada identifikasi anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas,
dan kelarutannya. Anion merupakan ion bermuatan negatif. Dalam identifikasi/analisa anion dikenal
adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi
pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan
melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi
pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji
anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO3 2-, NO3- dan NO2-, dan lain-lain.

2. Identifikasi anion Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion
dalam sampel. Sifat-sifat anion ada 3 (tiga), yaitu sifat-sifat asam-basa, sifat redoks, dan
kesetimbangan larutan. Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal
dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Untuk reaksi kering pemeriksaan anion
dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak
Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium
karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES
suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya
sebelum digunakan ditambahkan dulu asam.

3. Identifikasi anion Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap, diawali dengan uji
pendahuluan untuk mengetahui adanya ion pereduksi, pengoksidasi, deteksi dari kelompok anion
dan sifat anion terhadap asam sulfat pekat. Kemudian tes khusus anion berdasarkan perubahan-
perubahannya pada senyawa-senyawa tertentu.

4. PROSES IDENTIFIKASI ANION 1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah
menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam (A). Anion yang membentuk gas bila
diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan
H2SO4 pekat

5. PROSES IDENTIFIKASI ANION Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4
encer meliputi karbonat, higrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit,
sianida dan sianat Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat meliputi
Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat,
heksafluoro silikat, salisilat, benzoat, suksinat, fluorida, heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida,
nitrat, klorat (BAHAYA), perklorat, permanganat (BAHAYA), bromat, borat, heksasionaferat (II),
heksasionaferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.

6. PROSES IDENTIFIKASI ANION 2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan (B) Anion
yang diperiksa dengan reaksi redoksnya Anion yang diperiksa dengan pengendapan

7. PROSES IDENTIFIKASI ANION Anion yang diperiksa dengan pengendapan meliputi Sulfat,
peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluoro
silikat, salisilat, benzoat dan suksinat. Anion yang diperiksa dengan reaksi redoksnya meliputi
Manganat, Permanganat, kromat dan dikromat

2. Jelaskan reaksi nyala dengan kawat CU atau Kawat tembaga...

Jawab :

Uji nyala dengan kawat Cu (test beilstein). Tujuan: untuk mengetahui warna nyala dari

Halogen/halogenida. Caranya: kawat tembaga dibersihkan

Dengan menggosoknya menggunakan kertas


Pasir, lalu dibakar. Dilakukan berulang-ulang sampai nyala Bunsen pada pembakaran kawat tersebut
tidak memberikan warna nyala khusus.Celupkan

Ujung kawat pada sampel/larutan sampel, bakar dan amati warna nyala. Percobaan diulangi untuk
sampel lain setelah kawat dibersihkan.

Sampel: Cl-, Br-, I-.

3. Bagaimana membedakan anion anion Hologenida....


Bagaimana persamaan anion anion Hologenida...

Jawab :

Halogen merupakan unsur-unsur yang berada pada golongan VIIA. Halogen berasal dari kata halos
(garam) dan genes (pembentuk) maka dari itu halogen disebut pembentuk garam. Unsur-unsur
halogen membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga
cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida. Golongan
Klorida/Halida: CI-, Br-, I-, SCN-, S2

C.Deteksi terhadap anion-anion pereduksi

1 mL larutan sampel ditambah 0,5 mL 3 M H2SO4- Tambahkan 2 tetes 0.02 M KMnO4 dan aduk. Jika
anion pereduksi hadir, akan menghilangkan warna MnO4 -, Mn(VII) direduksi menjadi Mn(II). Dalam
banyak hal pemutihan dapat terjadi dengan cepat. Hal ini terjadi dengan SO32- SCN- dan NO2 -.
Dengan adanya anion-anion pereduksi berikut ini, terjadi perubahan dengan cepat setelah
penambahan larutan, terdapatlah:

1- Atau Br: warna larutan berubah menjadi kuning.

S2- terbentuk endapan putih dari belerang.

4. Golongan anion pereduksi apa saja reaksi yang mengidentifikasi Anion yang bersifat
Mereduksi
Lihat reaksi fehling
Lihat reaksi cermin perak atau reaksi tellens...

Jawab :

Larutan Fehling ditemukan oleh ahli Kimia Jerman Hermann von Fehling tahun 1849.[1]
Larutan ini digunakan untuk menguji kandungan gula pereduksi (monosakarida atau
disakarida) dalam suatu sampel.[2] Pengujian secara kualitatif ini berdasarkan keberadaan
gugus aldehida atau keton yang bebas.[2] Larutan Fehling dibagi atas dua macam yaitu
larutan Fehling A (Tembaga(II) sulfat atau CuSO4) dan larutan Fehling B (KOH dan Natrium
kalium tartarat).[2] Ketika larutan basa dari kuprik hidroksida dipanaskan dalam sampel yang
mengandung gula tereduksi, hasil yang didapatkan adalah warna kuning yang tidak larut
atau warna merah kurprik oksida.[2]Larutan Fehling akan bereaksi dengan monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa dan maltosa) yang memiliki gugus
aldehida dan keton bebas. Akan tetapi sukrosa tidak memiliki gugus aldehida dan keton
bebas, sehingga sukrosa tidak dapat dideteksi dengan larutan Fehling.

Reaksi yang terjadi:

CuSO4 + 2KOH → Cu(OH)2 + K2SO4.[2]


Cu(OH)2 dipanaskan → CuO + [[H2O]].[2]
D-glukosa + 2 CuO dipanaskan → D-asam glukonat + Cu2O (mengendap).

Reaksi cermin perak atau reaksi tellens :


Pereaksi tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini di buat dengan cara
menetesi pelarut perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan
yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi tollens dapat dianggap sebagai larutan
perak oksida(Ag2O). Aldehida dapat mereduksi Pereaksi tollens sehingga membebaskan
unsur perak (Ag). Reaksi aldehida dengan Pereaksi tollens dapat ditulis sebagai berikut:
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi
bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini di sebut reaksi cermin perak

Anda mungkin juga menyukai