Disusun oleh :
Firsta Luthfiani S. 165090200111018
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
Prosedur yang biasa di gunakan untuk menguji suatu zat yang tidak di ketahui,
pertama kali adalah membuat sampel yang di analisis dalam bentuk cairan (larutan).
Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan ion-ion yang mungkin ada. Kesulitan
yang lebih besar di jumpai pada saat mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu
campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses
pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian
dilakukan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan didefenisikan. Uji spesifik dilakukan
dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau endapan
bewarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion tertentu (Underwood,2011)
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif
adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu.
Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan
kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan
timbulnya gas.Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktek. Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk dalam lebih
dari satu sub golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-
proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-
produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B)
proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-
kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii)
gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan
reduksi dalam larutan. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer:
Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida,
dan sianat. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi zat-zat dari
(i) plus zat yang berikut: fluorida, heksafluorsilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat,
klorat(Bahaya), perklorat, permanganat (Bahaya), bromat, borat, heksasianoferat (II),
heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
Analisa kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti
reaksi asam basa, reduksi oksidasi, dan pengendapan. Kesetimbangan kimia dapat bergeser
pada arah pembentukan hasil reaksi dengan menambahkan lebih banyak pereaksi atau
menghilangkan salah satu hasil reaksi.
Banyak reaksi yang menghasilkan endapan dan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat membentuk kristal, koloid dengan warna yang berbeda
beda.Endapan dapat terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan.Kelarutan endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung pada tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.Umumnya
kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya
ini dilakukan degan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan
beberapa senyawa dapat memberikan efek sebaliknya yaitu dapat meningkatkan kelarutan
endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan ion kompleks yang dapat larut dengan
ion sekutu tersebut.
I. Penggolongan Anion
A. Anion Kelas A
Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh dari
hasil reaksi dengan asam-asam.
a) Anion Kelas A
1. Reaksi menghasilkan gas yang berasal dari hasil reaksi dengan asam klorida encer
atau asam sulfat encer: karbonat, hidrogen karbonat(bikarbonat), sulfit, tiosulfat,
sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
2. Reaksi menghasilkan gas atau uap asam dari hasil reaksi dengan asam sulfat pekat:
(semua anion pada sub golongan 1), fluorida, heksafluorosilikat, klorida,
bromida,iodida, nitrat, klorat,perklorat, permanganat, bromat, borat,
heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat,tartrat, dan
sitrat.
B. Anion Kelas B:
b) Anion Kelas B
1. Reaksi Pengendapan: sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat,silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat dan suksinat.
2. Oksidasi dan reduksi larutan: manganat, permanganat, kromat dan dikromat Ion
Karbonat(CO32- )
3. Kelarutan semua karbonat normal kecuali karbonat dari alkali dan amonium tak larut
dalam air.
4. Karbonat alkali dapat larut di dalam air karena pendidihan.
5. Jika ditambahkan asam klorida encer menghasilkan gas karbondioksida yang dapat
diidentifikasi dengan mengalirkan pada air kapur atau perak nitrat Ion Bikarbonat
(HCO3- )
6. Kebanyakan reaksi bikarbonat hampir sama dengan reaksi karbonat.
7. Reaksi dengan larutan merkurium(II) dapat digunakan untuk membedakan antara ion
karbonat dan bikarbonat.
8. Ion bikarbonat jika direaksikan dengan merkurium(II) tidak terbentuk endapan
sedangkan reaksi dengan ion karbonat dapat membentuk endapan coklat.
D. Ion Sulfida
1. Kelarutan sulfida asam, sulfida normal dan polisulfida dari logam-logam alkali larut
dalam air.
2. Sulfida normal dari kebanyakan logam lain tidak larut, sulfida alkali tanah larut sangat
sedikit, tetapi berangsur-angsur berubah karena kontak dengan air menjadi hidrogen
sulfida yang larut.
3. Sulfida jika ditambahkan as. Klorida atau as.sulfat encer menghasilkan gas H2S.
F. Ion Sianida(CN- )
1. Hanya sedikit sianida dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang larut dalam air.
2. Larutan ini bereaksi basa karena oleh hidrolisis
3. Merkuri sianida larut dalam air tetapi merupakan elektrolit lemah. Sianida dengan as.
Klorida encer dapat memberikan gas HCN yang dapat dideteksi dengan feriklorida
dan HCl membentuk kompleks [Fe(CN)6 ]3-
b. Test Cincin Coklat (TCC). Larutan yang telah bebas nitrat ditambahkan
H2SO4 2M sampai suasana asam, lalu ditambahkan gram Mehr [
Fe(NH4)SO4 ], yang baru dilarutkan dalam air. Melalui dinding tabung
reaksi, alirkan H2SO4 pekat. Bila pada perbatasan larutan asam sulfat
terbentuk suatu cincin, maka menandakan adanya ion Nitrat (NO3 -).
c. 1 ml larutan ekstrak soda direduksi dengan Zn + HCL 6M, lalu tambahkan
antipirin, terjadi warna hijau.
d. Uapkan larutan ekstrak soda samapai kering lalu tamabahkan serbuk
difenilamin dan 2 atau 3 tetes H2SO4 pekat, terbentuk warna biru segar.
Jawab:
Ion asetat mungkin terdeteksi dalam test pendahuluan, dimana dengan penambahan
H2SO4 akan dihasilkan larutan yang baunya seperti cuka. Jika masih ragu akan adanya
asetat, tambahkan 6 M HNO3 ke dalam 1 mL sampel dan buatlah larutan bersifat basa
. tambahkan 1 tets 1 M BaCl2. Jika endapan terbentuk, tambahkan 1 mL BaCl2. Aduk,
sentrifius dan dekantasi larutan kedalam tabung reaksi, buang padatan. Larutan
ditambahkan 0,1 M KI3 hingga campuran hampir berwarna kuat. Kemudian
tambahkan 2 tetes 6 M NH3 dan 0,5 mL 0,1 M La(NO3)3 dan diaduk, letakkan tabung
reaksi didalam penangas air. Jika sampel mengandung asetat, cairan gelatin orange
berangsur-angsur akan gelap selama beberapa menit, sehingga akhirnya diperoleh
warn hijau-kebiruan sampai hitam.
1. Asam sulfat
Jika asetat dipanaskan bersama asam sulfat, asam asetat akan menguap dan
dapat dideteksi dengan bau cukanya
C2H2O2- + H+ HC2H2O2
2. Panas
Jika asetat padat dipanaskan akan menggelapkan atau gosong dan memberikan
uap dengan bau yang khas
3. Lantanum Nitrat
Reagen ini bereaksi dengan larutan asetat dan hadirnya ion I3-. Iodium diserap
oleh endapan larutan asetat dan memberikan warna biru. Sulfat dan fosfat
mengganggu test ini.
Jawab:
Keberadaan ion kromat (CrO42-) didalam sampel ditunjukkan oleh terdapatnya larutan
berwarna kuning dalam suasana basa. Penambahan asam kedalam larutan akan
mengubah CrO42- berwarna kuning menjadi Cr2O72- berwarna orange.pengujian
terhadap keberadaan kromat (CrO42-) dilakukan dengan cara penambahan larutan
barium kromat (BaCrO4) berwarna kuning.
Daftar Pustaka