PENDAHULUAN
didasarkan pada reaksi redoks. Reaksi-reaksi yang melibatkan oksidasi reduksi lebih
pembentukan kompleks atau pun pengendapan ion-ion dari berbagai unsur hadir
yang layak digunakan dalam analisa titrimetrik dan aplikasinya sangat beraneka
ragam.
Oksidasi adalah kehilangan satu atau lebih elektron yang dialami oleh suatu
atom, molekul, atau ion. Sementara reduksi adalah perolehan elektron. Tidak ada
elektron bebas dalam sistem kimiawi yang biasa dan kehilangan elektron yang
dialami oleh suatu spesies kimiawi selalu disertai oleh perolehan elektron pada
bagian yang lainnya. Istilah reaksi transfer elektron terkadang dipergunakan untuk
reaksi-reaksi redoks.
dalam penentuan kadar suatu senyawa berdasarkan reaksi redoks untuk pembuatan
sediaan-sediaan obat. Misalnya dalam bentuk kapsul, tablet, maupun injeksi serta
menetukan kadar besi dalam tubuh dengan cara mengobatinya. Contoh sediaan
BAB II
II.1 PEMBAHASAN
1. Titrasi Permanganometri
Permanganometri adalah salah satu metode analisis volumetri untukmenentukan
kadar suatu reduktor yang berdasarkan reaksi redoks. Sebagaioksidator, sekaligus
sebagai zat standar digunakan larutam kalium permanganat (larutan standar) yang
berwarna ungu. Titrasi permanganometri menggunakan larutan baku kalium
permanganate (KmnO4). Kalium Permanganat merupakan oksidator kuat yang dapat
bereaksi dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari pH larutannya. Dalam
larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat dapat tereduksi menjadi ion
manganat (Mn2+) yang berwarna hijau (Rivai, 1995).
Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat
karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangkan otensial elektroda sangat
tergantung pada pH. Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang
disebabkan kelebihan permanganat. Warna pada titik akhir ini tidak tetap bertahan,
setelah beberapa lama lenyap kembali akibat reaksi antara kelebihan MnO4- dengan
ion Mn2+ hasil titrasi (Rivai, 1995).
Reaksi yang terjadi antara kalium permanganat dengan hidrogen peroksida dan
asam sulfat pada proses titrasi permanganometri adalah:
2. H2O2
E0 = 1,77 Volt
Rumus kimia dari hydrogen peroksida adalah H2O2. Sifat fisik hydrogen
peroksida antara lain berbentuk cair, tidak berwarna dan memiliki bau pedih.
Hydrogen peroksida memiliki titik lebur -25,70 C, titik didih 1070 C dan PH < 3,5.
Sifat kimia dari hydrogen peroksida antara lain mudah larut dalam air, mudah
terbakar dan memiliki potensi mengoksidasi (Merck, 2014).
3. KMnO4
KMnO4 atau kalium permanganat merupakan senyawa yang memiliki
oksigen dan juga memiliki valuasi yang berfungsi sebagai pengikat unsur di
sampingnya dan merupakan salah satu fungsionalnya yang bisa berperan memecah
masalah sesuatu contohnya pada pemecahan etilen yang berperan dimana dengan
ikatan valuasinya bisa memutuskan ikatan tersebut sehingga menghasilkan
perubahan. KMnO4 dapat digunakan untuk menghambat pematangan buah, karena
bersifat oksidator kuat, karena daya oksidatornya kuat maka KMnO4 dapat
mengoksidasi etilen.
Sifat Fisik :
Bau : Tidak Berbau
Rasa : manis, astringent.
Molekul berat : 158,03 g/mol
Warna: Ungu.
Densitas : 2.703 g/cm3.
Spesifik Gravity: 2,7 @ 15 C (Air = 1).
Sifat Kimia :
Properti dispersi : Dilihat kelarutan dalam air, aseton metanol.
Kelarutan : Mudah larut dalam metanol, aseton. Sebagian larut dalam air
dingin, air panas. Larut dalam Asam Sulfat
Fungsi KMnO4 dalam proses titrasi yaitu untuk menetapkan kadar reduktor
dalam suasan asam sulfat pekat hingga didapatkan konsentrasi permanganat yang
juga dapat digunakan sebagai bahan titrasi untuk mengamati perubahan warna dari
larutan tidak berwarna menjadi berwarna merah muda. Dalam hal ini KMnO4 juga
berfungsi sebagai indikator. Karena KMnO4 sebagai oksidator kuat yang mudah
digunakan.
4. H2SO4
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa kimia
yang paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain.
Sifat Fisika :
Sifat Kimia :
1. Pengaruh pH
Kelarutan pada endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah
akan dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena terdapat penggabungan
proton dengan anion endapannya.
2. Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah akan dilarutkan dalam air, maka akan dihasilkan
perubahan konsentrasi H+, dimana hal ini akan menyebabkan kation garam
tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan pada
garam tersebut.
Kelarutan garam yang tidak dengan mudah larut akan semakin meningkat
kelarutannya dengan adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan
kation garam tersebut.
4. Temperatur
Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, sehingga meningkatnya
suhu maka pembentukan endapan akan semakin berkurang disebabkan
banyak endapan yang berada pada larutannya.
Garam anorganik dapat dengan mudah larut dalam air jika dibandingkan
dengan pelarut organik yang lain seperti alkohol atau asam asetat.
Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat digunakan untuk
memisahkan campuran antara dua zat yang berbeda. Setiap pelarut memiliki
kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatu zat, begitu juga dengan zat
yang berbeda memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.
II.2 Hasil
Reaksi:
a. 2 KMnO 4 +5 H 2 O 2 +3 H 2 SO 4 → K 2 SO 4 +2 MnSO 4 +8 H 2 O+5 O 2
b. 2 H 2 O 2 → 2 H 2 O+O 2
V 1 × C1 =V 2 × C2
500 ml × 4 N
V 1=
36 N
V 1=55,56 ml
KESIMPULAN
Purwanita, wahyu. 2009. Validasi dan Pengembangan Penetapan Kadar Tablet Besi
(II) Sulfat dengan Metode Titrasi Permanganometri dan Sebagai Pendamping.
Universitas Muhammadiyah Surakarta : SURAKARTA.
Permana, Satya. 2014. Laporan Praktikum Kimia Umum. Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil Bandung: Jawa Barat.
Merck. 2017. Lembar Data Keselamatan Bahan Hidrogen Peroksida. Hal: 8-10.
Merck.com.
Ganjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Staf Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan Kimia FMIPA,
Universitas Udayana: Bukit Jimbara, Bali
Tutuarima, T. (2017) “Sifat Fisik Dan Kimia Marmalade Jeruk Kalamansi (Citrus
Microcarpa) : Kajian Konsentrasi Pektin Dan Sukrosa Physical And
Chemical Properties Of Marmalade Citrus Of Calamondin (Citrus Microcarpa)
: Study of Pectin and Sucrose Concentrations”,EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 18(02), pp. 164-172. doi:
https://doi.org/10.24036/eksakta/vol18-iss02/73.