Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN

PEMBUATAN LARUTAN

OLEH:

NAMA : RASMILA

STAMBUK : A1L1 15 036

KELAS : B (GENAP)

KELOMPOK : III (TIGA)

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah

tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat

bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun

larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas

larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan

biner yaitu pelarut dan zat terlarut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu

temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh

kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).

Komposisi larutan secara kuantitatif digunakan Untuk menyatakan konsentrasi.

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau

pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume

(berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,

yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume (Baroroh, 2004).

Pelarut merupakan matriks yang digunakan untuk melarutkan analit, yang

umumnya harus sesuai dengan matriks sampel. Larutan standar primer merupakan larutan

standar yang dibuat dari zat standar dengan kemurnian tinggi yang umumnya dipasok
oleh NIST, NIBCS yang dipakai untuk kalibrasi larutan standar yang dibuat. Larutan

standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan metode analitik

yang dapat dipercaya. (Darlina, 1998)

Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan,

yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat

baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi

antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu,

campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat –

padat (Syukri, 1999)

Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan

jumlah total mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol

dan 3 mol air, maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri, 1999).

Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1

(Hoskia Achmad, 2007).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 November 2017, pukul

13.00 dan bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan pada pembuatan larutan yaitu labu takar 50 mL, 100

mL, 250 mL dan 500 mL, corong kaca, gelas kimia 100 mL, gelas kimia 250 mL,

pipet volume 25 mL, pipet tetes, , spatula, batang pengaduk, botol semprot, botol

gelap, neraca analitik.

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada pembuatan larutan yaitu aquades, aluminium

foil, Fe2+, CH3COONa, KMnO4, K2CrO4, H2SO4, larutan orto-phenantroline, dan

hidroksilamin-HCl.

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Pembutan larutan Fe2+ 100 ppm, 100 mL

Dihitung massa Fe yang dibutuhkan untuk membuat larutan Fe2+ 100 ppm,

100 mL, ditimbang Fe sesuai perhitungan, diencerkan dalam gelas kimia lalu

dimasukkan kedalam labu takar 100 mL aquades sebanyak setengah dari labu
takar dikocok lalu ditambahkan lagi aquades hingga batas tera, dikocok hingga

homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol gelap yang telah

disediakan.

3.3.2. Pembutan larutan CH3COONa 2M, 250 mL

Dihitung massa CH3COONa yang dibutuhkan untuk membuat larutan

CH3COONa 2M, 250 mL, Ditimbang CH3COONa sesuai perhitungan, diencerkan

dalam gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 250 mL akuades sebanyak

setengah dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga batas tera,

dikocok hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol

gelap yang telah disediakan.

3.3.3. Pembutan larutan KMnO4 0,005 M, 100 mL

Dihitung massa KMnO4 yang dibutuhkan untuk membuat larutan KMnO4

0,005 M, 100 mL, Ditimbang KMnO4 sesuai perhitungan, diencerkan dalam

gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL ditambahkan akuades

sebanyak setengah dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga

batas tera, dikocok hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat

kedalam botol gelap yang telah disediakan.

3.3.4. Pembutan larutan K2CrO4 0,005 M, 250 mL

Dihitung massa K2CrO4 yang dibutuhkan untuk membuat larutan K2CrO4

0,005 M, 250 mL, Ditimbang K2CrO4 sesuai perhitungan, diencerkan dalam

gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 250 mL akuades sebanyak

setengah dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga batas tera,
dikocok hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol

gelap yang telah disediakan.

3.3.5. Pembutan larutan H2SO4, 1 M, 10 mL

Dihitung volume H2SO4, yang dibutuhkan untuk membuat larutan H2SO4,

1 M, 10 mL, Dipipet H2SO4, sesuai perhitungan Dilarutkan dengan akuades

dalam labu takar 10 mL Dikocok lalu ditambahkan akuades hingga batas tera

kemudian dikocok lagi hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat

kedalam botol gelap yang telah disediakan.

3.3.6. Pembutan larutan orto phenantrolin 0,5 %, 100 mL

Dihitung massa orto phenantrolin yang dibutuhkan untuk membuat larutan

orto phenantrolin 1 M, 100 mL, Ditimbang orto phenantrolin sesuai perhitungan,

diencerkan dalam gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL

ditambahkan akuades sebanyak setengah dari labu takar Dikocok lalu

ditambahkan lagi akuades hingga batas tera, dikocok hingga homogen, lalu

pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol gelap yang telah disediakan.

3.3.7. Pembutan larutan Hidroksilamin-HCl 5 % , 50 mL

Dihitung volume Hidroksilamin-HCl, yang dibutuhkan untuk membuat

larutan Hidroksilamin-HCl 5 %, 50 mL, dipipet Hidroksilamin-HCl, sesuai

perhitungan, dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 50 mL, dikocok lalu

ditambahkan akuades hingga batas tera kemudian dikocok lagi hingga homogen,

lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol yang telah disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Pengamatan

4.1.1. Pembuatan Larutan Fe2+ 100 ppm, 100 mL

Tabel 4.1. Pembuatan Fe2+


No Perlakuan Pengamatan
1. Disiapkan alat. Dihitung massa Fe Diperoleh 0,0675 gram
yang dibutuhkan untuk membuat
larutan Fe2+ 100 ppm, 100 mL
2. Ditimbang Fe sesuai perhitungan, Berwarna merah
diencerkan dalam gelas kimia lalu
dimasukkan kedalam labu takar 100
mL akuades sebanyak setengah dari
labu takar, dikocok
3. Ditambahkan akuades hingga batas tera Larutan homogen dan berwarna
kemudian dikocok lagi hingga homogen bening
4. Dipindahkan larutan yang telah dibuat
kedalam botol gelap yang telah
disediakan.

4.1.2. Pembuatan Larutan Pembutan larutan CH3COONa 2M, 250 mL

Tabel 4.2. Pembuatan CH3COONa


No Perlakuan Pengamatan
1. Dihitung massa CH3COONa yang Diperoleh 41 gram
dibutuhkan untuk membuat larutan
CH3COONa 2M, 250 mL
2. Ditimbang CH3COONa sesuai Berwarna
perhitungan, diencerkan dalam gelas
kimia lalu dimasukkan kedalam labu
takar 250 mL akuades sebanyak
setengah dari labu takar Dikocok
3. Ditambahkan akuades hingga batas tera Larutan homogen dan berwarna
kemudian dikocok lagi hingga homogen
4. Dipindahkan larutan yang telah dibuat
kedalam botol gelap yang telah
disediakan.
4.1.3. Pembuatan Larutan KMnO4 0,005 M, 100 mL

Tabel 4.3 Pembuatan KMnO4


No Perlakuan Pengamatan
1. Disiapkan alat. Dihitung massa Diperoleh 0,0079 gram
KMnO4 yang dibutuhkan untuk
membuat larutan KMnO4 0,005 M, 100
mL
2. Ditimbang KMnO4 sesuai perhitungan Larut
dan diencerkan dalam gelas kimia lalu
dimasukkan kedalam labu takar 100
mL
3. ditambahkan akuades sebanyak Larutan homogen dan berwarna
setengah dari labu takar Dikocok lalu
ditambahkan lagi akuades hingga batas
tera, dikocok hingga homogen
4. Dipindahkan larutan yang telah dibuat
kedalam botol gelap yang telah
disediakan.

4.1.4. Pembuatan Larutan K2CrO4 0,005 M, 250 mL

Tabel 4.4. Pembuatan K2CrO4


No Perlakuan Pengamatan
1. Disiapkan alat. Dihitung massa Diperoleh 0,2425 gram
K2CrO4 yang dibutuhkan untuk
membuat larutan K2CrO4 0,005 M, 250
mL,
2. Ditimbang K2CrO4 sesuai perhitungan, Larut
diencerkan dalam gelas kimia lalu
dimasukkan kedalam labu takar 250
mL akuades sebanyak setengah dari
labu takar Dikocok
3. Ditambahkan lagi akuades hingga Larutan homogen dan berwarna
batas tera, dikocok hingga homogen
4. Dipindahkan larutan yang telah dibuat
kedalam botol gelap yang telah
disediakan.

4.1.5. Pembuatan Larutan H2SO4, 1 M, 10 mL

Tabel 4.5 Pembuatan H2SO4


No Perlakuan Pengamatan
1. Dihitung volume H2SO4, yang Diperoleh 0,54 mL
dibutuhkan untuk membuat larutan
H2SO4, 1 M, 10 mL
2. Dipipet H2SO4, sesuai perhitungan Larut
Dilarutkan dengan akuades dalam labu
takar 10 mL Dikocok
3. Ditambahkan lagi akuades hingga Larutan homogen dan berwarna
batas tera, dikocok hingga homogen
4. Dipindahkan larutan yang telah dibuat
kedalam botol gelap yang telah
disediakan.

4.1.6. Pembuatan Larutan orto phenantrolin0,5% , 100 mL

Tabel 4.6 Pembuatan orto phenantrolin


No Perlakuan Pengamatan
1. Dihitung massa orto phenantrolin yang Diperoleh 0,5 gram
dibutuhkan untuk membuat larutan
orto phenantrolin 1 M, 100 mL
2. Ditimbang orto phenantrolin sesuai Larut
perhitungan, diencerkan dalam gelas
kimia lalu dimasukkan kedalam labu
takar 100 mL ditambahkan akuades
sebanyak setengah dari labu takar
Dikocok
3. Ditambahkan lagi akuades hingga Larutan homogen dan berwarna
batas tera, dikocok hingga homogen
4. Dipindahkan larutan yang telah dibuat
kedalam botol gelap yang telah
disediakan.

4.1.7. Pembuatan Larutan Hidroksilamin-HCl 5 % , 50 mL

Tabel 4.7. Pembuatan Hidroksilamin-HCL


No Perlakuan Pengamatan
1. Dihitung volume Hidroksilamin-HCL, Diperoleh
yang dibutuhkan untuk membuat
larutan Hidroksilamin-HCL 5% , 50
mL
2. Dipipet Hidroksilamin-HCL, sesuai Larut
perhitungan Dilarutkan dengan
akuades dalam labu takar 50 mL
Dikocok
3. Ditambahkan lagi akuades hingga Larutan homogen dan berwarna
batas tera, dikocok hingga homogen
4.2 Perhitungan

4.2.1. Fe2+ 100 ppm, 100 mL

𝐴𝑟 𝑚𝑔
Dik : 𝑝𝑝𝑚 = 𝑚𝑟 × 𝑣(𝑙)

56 𝑚𝑔
100 = 378 × 0,1

𝑚𝑔
100 = 0,148148 × 0,1

𝑚𝑔
675 = = 67,5 mg = 0,0675 g
0,1

4.2.2. CH3COONa 2 M 250 mL

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
Dik : 𝑀 = × 𝑣(𝑚𝑙)
𝑚𝑟

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
2= ×
82 250

164 = 4 gram

Massa = 41 gram

4.2.3. KMnO4 0,005 M, 100 mL

gram 1000
M = × v (mL)
mr

gram 1000
0,005 = 158
× 100

0,079 = 10 gram

massa = 0,0079 gram

4.2.4. K2CrO4 0,005 M, 250 mL

gram 1000 gram 1000


𝑀= × v (ml) → 0,005 = × = 0,2425 gram
mr 194 250
4.2.5. H2SO4, 1 M, 10 mL

10×p×% 10×1,84×97%
ρ= ,= = = 18,2 M
mr 98

Sehingga M1.V1 = M2.V2

(18,2) . V1 = 1 . 10

V1 = 0,54 mL

4.2.6. Larutan orto phenantrolin 0,5% , 100 mL

0,5% → 500 mL → 0,5 gram

4.2.7. hidroksilamin-HCl 5 %, 50 mL

massa
% = v(mL) × 100

massa
5%= × 100
50

250 = 100 gram

Massa = 2,5 gram

4.3. Pembahasan

Mempelajari larutan tidak cukup hanya mengamati bagaimana proses

pelarutan terjadi, tetapi perlu dikaji lebih jauh tentang sifat-sifat yang ditimbulkan

dalam larutan. Kajian tentang sifat-sifat zat dalam larutan dapat langsung terukur

tanpa perlu mempelajari struktur materi larutan. Larutan adalah merupakan

campuran homogen yang dapat berupa gas, cair, maupun padat. Pada Pratikum ini

kita melakukan tiga percobaan yang berbeda dan kesemuanya saling terkait.

Pembuatan larutan ini menggunakan aquades sebagai pelarut, sedangkan zat


terlarutnya adalah H2SO4,HCl 0, KMnO4, FeCl3, C2H2O4, NH3, dan NaOH 0,1.

Dalam proses pembuatan larutan ini, hal yang paling utama yang harus

diperhatikan dalam pembuatan larutan adalah menentukan konsentrasi dalam

bentuk molaritas, molalitas, normalitas, fraksi mol, dan ppm. Sehingga kita dapat

menentukan berapa massa (gram) yang dibutuhkan untuk membuat larutan,

KMnO4 0,02 M, volume 250 mL, FeCl3 0,2 M, volume 150 mL, C2H2O4 0,2 M,

volume 100 mL dan NaOH 0,1 M dengan volume 500 mL,serta dapat mengetahui

berapa banyak volume yang akan dipakai untuk larutan H2SO4 2,5 M, volume

250 mL, HCl 0,005 M, NH3 1 M, volume 100 mL.

Pembuatan larutan ini, untuk tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan

pembuatan larutan murni, pembuatan larutan dengan pengenceran dan dengan

pencampuran. Sesuai dengan hasil pengamatan yang telah diperoleh, diketahui

massa KMnO4 0,79 gram, massa FeCl3 1,625 gram, massa C2H2O4 0,9 gram, dan

massa NaOH 2 gram. Sedangkan untuk volume yang digunakan untuk pembuatan

larutan adalah H2SO4 34,4 mL, HCl 0,228 mL dan NH3 7,5 mL. Dalam proses

pembuatan larutan ini, ketujuh larutan tersebut untuk semua bahan terlarut dalam

air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam labu takar dan dengan adanya

pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan.

Proses pengenceran untuk larutan yang masih dalam bentuk padatan

biasanya diencerkan terlebih dengan menambahkan pelarut aquades. Tujuan

penambahan aquades pada setiap zat terlarut adalah agar bahan lebih cepat larut.

Pada proses pengenceran ini biasanya akan terjadi perubahan volume dan

perubahan konsentrasi. Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari


ketiga larutan tersebut ketika diencerkan konsentrasinya menjadi lebih besar dari

konsentrasi mula-mula atau mengalami kenaikan konsentrasi sehingga larutannya

kurang encer dari semula. Bisa dilihat larutan H2SO4 mulanya berkonsentrasi 2,5

M kemudian setelah pengenceran konsentrasinya menjadi 18,2 M, begitu pula

larutan HCl mulanya konsentrasi sebesar 0,055 M setelah ditambahkan pelarut air

konsentrasinya naik menjadi 12,06 M dan pada larutan NH3 juga demikian

awalnya berkonsentrasi 1M setelah diencerkan konsentrasinya berubah menjadi

13,3 M. dan untuk menentukan volume larutan KMnO4, FeCl3, dan C2H2O4

dapat digunakan rumus - rumus pengenceran. Oleh karena itu, percobaan

pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang didapat adalah sesuai dengan

teori yang mendasari, yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu memperkecil

konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut.

Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah

zat terlarut tidak berubah.


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari

dua zat atau lebih. Cara membuat larutan yaitu mencampurkan zat pelarut dan zat

terlarutnya. Dalam membuat suatu larutan, yang harus diperhatikan adalah massa

dan konsentrasi zat terlarut, volume zat pelarut (air).

5.2. Saran

Dalam melakukan praktikum pembuatan larutan harus dilakukan dengan

sungguh-sungguh dan teliti. Karena, apabila praktikan tidak teliti atau salah dalam

menghitug massa tiap sampel maka akan mempengaruhi pada proses pembuatan

larutan dan pengenceran. Maka dari itu, dalam praktikum harus hati-hati dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : Bandung

Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat :
Banjar Baru

Darlina, 1998. Pembuatan Larutan Standar dan Pereaksi Pemisah KIT RIA T3. Jurnal
Radioisotop dan Radiofarmaka. Vol 2 (1)

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : Jakarta

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB


HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipeiksa dan disetujui oleh asisten pembimbing praktikum Analisis

Instrumen dengan judul percobaan “Pembuatan Larutan” di Laboratorium Jurusan

Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo.

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 November 2017, waktu 13.30 Wita-

selesai.

Kendari, November 2017

Menyetujui,

Asisten Pembimbing
DAFTAR ISI

SAMPUL..............................................................................................................(i)

ABSTRAK............................................................................................................(ii)

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................(iii)

DAFTAR ISI........................................................................................................(iv)

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................(1)

A. Latar Belakang...........................................................................................(1)

B. Tujuan Percobaan......................................................................................(2)

C. Manfaat Percobaan....................................................................................(2)

D. Prinsip Percobaan......................................................................................(3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................(4)

A. Natrium Thiosulfat...................................................................................(4)

B. Natrium Sulfat……..................................................................................(4)

C. Karakteristik Sulfur..................................................................................(5).

D. Refluks……………..................................................................................(5)

E. Reksristalisasi……………………………………………………………(6)

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................(8)

A. Alat dan Bahan.........................................................................................(8)

1. Alat.......................................................................................................(8)

2. Bahan....................................................................................................(8)

B. Prosedur Kerja..........................................................................................(8)

1. Pembuatan garam natrium thisulfat.....................................................(8)


2. Uji sifat kimia…………………...........................................................(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................(10)

A. Hasil Pengamatan...................................................................................(10)

B. Perhitungan.........................................................................................(11)

C. Pembahasan........................................................................................(11)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................(14)

A. SIMPULAN...........................................................................................(14)

B. SARAN..................................................................................................(14)

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................(15)

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai