PEMBUATAN LARUTAN
OLEH:
NAMA : RASMILA
KELAS : B (GENAP)
KENDARI
2017
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah
tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat
bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun
larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas
larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan
biner yaitu pelarut dan zat terlarut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu
temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume
(berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen
umumnya harus sesuai dengan matriks sampel. Larutan standar primer merupakan larutan
standar yang dibuat dari zat standar dengan kemurnian tinggi yang umumnya dipasok
oleh NIST, NIBCS yang dipakai untuk kalibrasi larutan standar yang dibuat. Larutan
standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan metode analitik
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan,
yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat
baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi
antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu,
campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat –
Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan
jumlah total mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol
dan 3 mol air, maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri, 1999).
Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan larutan yaitu labu takar 50 mL, 100
mL, 250 mL dan 500 mL, corong kaca, gelas kimia 100 mL, gelas kimia 250 mL,
pipet volume 25 mL, pipet tetes, , spatula, batang pengaduk, botol semprot, botol
3.2.2. Bahan
hidroksilamin-HCl.
Dihitung massa Fe yang dibutuhkan untuk membuat larutan Fe2+ 100 ppm,
100 mL, ditimbang Fe sesuai perhitungan, diencerkan dalam gelas kimia lalu
dimasukkan kedalam labu takar 100 mL aquades sebanyak setengah dari labu
takar dikocok lalu ditambahkan lagi aquades hingga batas tera, dikocok hingga
homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol gelap yang telah
disediakan.
dalam gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 250 mL akuades sebanyak
setengah dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga batas tera,
dikocok hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol
gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL ditambahkan akuades
sebanyak setengah dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga
batas tera, dikocok hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat
gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 250 mL akuades sebanyak
setengah dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga batas tera,
dikocok hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol
dalam labu takar 10 mL Dikocok lalu ditambahkan akuades hingga batas tera
kemudian dikocok lagi hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat
diencerkan dalam gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL
ditambahkan lagi akuades hingga batas tera, dikocok hingga homogen, lalu
pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol gelap yang telah disediakan.
perhitungan, dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 50 mL, dikocok lalu
ditambahkan akuades hingga batas tera kemudian dikocok lagi hingga homogen,
lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol yang telah disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
𝐴𝑟 𝑚𝑔
Dik : 𝑝𝑝𝑚 = 𝑚𝑟 × 𝑣(𝑙)
56 𝑚𝑔
100 = 378 × 0,1
𝑚𝑔
100 = 0,148148 × 0,1
𝑚𝑔
675 = = 67,5 mg = 0,0675 g
0,1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
Dik : 𝑀 = × 𝑣(𝑚𝑙)
𝑚𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
2= ×
82 250
164 = 4 gram
Massa = 41 gram
gram 1000
M = × v (mL)
mr
gram 1000
0,005 = 158
× 100
0,079 = 10 gram
10×p×% 10×1,84×97%
ρ= ,= = = 18,2 M
mr 98
(18,2) . V1 = 1 . 10
V1 = 0,54 mL
4.2.7. hidroksilamin-HCl 5 %, 50 mL
massa
% = v(mL) × 100
massa
5%= × 100
50
4.3. Pembahasan
pelarutan terjadi, tetapi perlu dikaji lebih jauh tentang sifat-sifat yang ditimbulkan
dalam larutan. Kajian tentang sifat-sifat zat dalam larutan dapat langsung terukur
campuran homogen yang dapat berupa gas, cair, maupun padat. Pada Pratikum ini
kita melakukan tiga percobaan yang berbeda dan kesemuanya saling terkait.
Dalam proses pembuatan larutan ini, hal yang paling utama yang harus
bentuk molaritas, molalitas, normalitas, fraksi mol, dan ppm. Sehingga kita dapat
KMnO4 0,02 M, volume 250 mL, FeCl3 0,2 M, volume 150 mL, C2H2O4 0,2 M,
volume 100 mL dan NaOH 0,1 M dengan volume 500 mL,serta dapat mengetahui
berapa banyak volume yang akan dipakai untuk larutan H2SO4 2,5 M, volume
massa KMnO4 0,79 gram, massa FeCl3 1,625 gram, massa C2H2O4 0,9 gram, dan
massa NaOH 2 gram. Sedangkan untuk volume yang digunakan untuk pembuatan
larutan adalah H2SO4 34,4 mL, HCl 0,228 mL dan NH3 7,5 mL. Dalam proses
pembuatan larutan ini, ketujuh larutan tersebut untuk semua bahan terlarut dalam
air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam labu takar dan dengan adanya
penambahan aquades pada setiap zat terlarut adalah agar bahan lebih cepat larut.
Pada proses pengenceran ini biasanya akan terjadi perubahan volume dan
kurang encer dari semula. Bisa dilihat larutan H2SO4 mulanya berkonsentrasi 2,5
larutan HCl mulanya konsentrasi sebesar 0,055 M setelah ditambahkan pelarut air
konsentrasinya naik menjadi 12,06 M dan pada larutan NH3 juga demikian
13,3 M. dan untuk menentukan volume larutan KMnO4, FeCl3, dan C2H2O4
pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang didapat adalah sesuai dengan
5.1. Kesimpulan
Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari
dua zat atau lebih. Cara membuat larutan yaitu mencampurkan zat pelarut dan zat
terlarutnya. Dalam membuat suatu larutan, yang harus diperhatikan adalah massa
5.2. Saran
sungguh-sungguh dan teliti. Karena, apabila praktikan tidak teliti atau salah dalam
menghitug massa tiap sampel maka akan mempengaruhi pada proses pembuatan
larutan dan pengenceran. Maka dari itu, dalam praktikum harus hati-hati dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat :
Banjar Baru
Darlina, 1998. Pembuatan Larutan Standar dan Pereaksi Pemisah KIT RIA T3. Jurnal
Radioisotop dan Radiofarmaka. Vol 2 (1)
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : Jakarta
Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo.
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 November 2017, waktu 13.30 Wita-
selesai.
Menyetujui,
Asisten Pembimbing
DAFTAR ISI
SAMPUL..............................................................................................................(i)
ABSTRAK............................................................................................................(ii)
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................(iii)
DAFTAR ISI........................................................................................................(iv)
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................(1)
A. Latar Belakang...........................................................................................(1)
B. Tujuan Percobaan......................................................................................(2)
C. Manfaat Percobaan....................................................................................(2)
D. Prinsip Percobaan......................................................................................(3)
A. Natrium Thiosulfat...................................................................................(4)
B. Natrium Sulfat……..................................................................................(4)
C. Karakteristik Sulfur..................................................................................(5).
D. Refluks……………..................................................................................(5)
E. Reksristalisasi……………………………………………………………(6)
1. Alat.......................................................................................................(8)
2. Bahan....................................................................................................(8)
B. Prosedur Kerja..........................................................................................(8)
A. Hasil Pengamatan...................................................................................(10)
B. Perhitungan.........................................................................................(11)
C. Pembahasan........................................................................................(11)
A. SIMPULAN...........................................................................................(14)
B. SARAN..................................................................................................(14)
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................(15)
LAMPIRAN