PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam
kondisi suhu, tekanan tetap dan bentuknya dapat serta ditentukan oleh wadah
penampungnya. Cairan juga melakukan tekanan kepada sisi wadahnya dan juga
kepada benda yang terdapat dalam cairan tersebut tekanan ini disalurkan ke seluruh
arah. Bentuk suatu materi dipisahkan satu sama lain oleh setiap lapisan dari
tegangan permukaan dan kapilaritas. Dalam suatu zat cair adalah gaya antar molekul
permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan
oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Besarnya tegangan
permukaan diperngaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu, dan, tekanan,
massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul
besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah satu faktor yang
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis atau densitas (D),
dari cairan tersebut. Konsentrasi zat terlarut (solute) suatu larutan biner mempunyai
pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Pengaruh tegangan disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik
antar molekul dipermukaan zat cair tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar nilai
tegangan permukaan suatu zat, maka cara sederhana yang dilakukan adalah dengan
melakukan praktikum terhadap beberapa zat cair yang didasarkan atas gaya tarik
antara molekul permukaan suatu cairan dengan metode rambat kapiler menggunakan
B. Tujuan Percobaan
C. Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan pada gaya tarik molekul
permukaan dan lain lain. Dari sifat ini, tegangan permukaan adalah satu-satunya sifat
cair karena padatan yang memiliki kerapatan lebih besar dari pada cairan dan bisa
berbagai paramer seperti suhu, konsentrasi yang dipelajari. Cairan dibedakan dari gas,
mekanik tertentu. Permukaan bebas dari permukaan cairan antara cairan dan cairan
atau gas bertindak sebagai selaput tipis yang diregangkan (elastis), membran ini
(Shinde, 2015).
molekul dalam suatu cairan ditarik kesegala arah oleh gaya antar molekul dan tidak
menarik antara molekul air polar dengan molekul pelapis cas mobil (yang pada
dasarnya non-polar) pada mobil yang baru digosok, tetesan air membentuk butiran-
butiran kecil. Jadi, tegangan permukaan suatu cairan adalah jumlah energi yang
(Chang, 2004).
tegangan permukaan ini penting dan naiknya kolom cair dalam suatu pipa kecil
adalah akibat tegangan permukaan dan disebut gejala kapiler. Gejala ini ada
hubungannya dengan kapilaritas, kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat cair
(y) dalam tabung kapiler yang dimasukkan sebagian kedalam zat cair karena
B. Pipa Kapiler
yang lebih kecil dibandingkan pipa kondenser, hal ini akan menyebabkan penurunan
tekanan akibat penyempitan aliran sehingga terjadi gesekan dan percepatan aliran
refrigeran di dalam pipa kapiler. Proses ideal ekspansi berlangsung secara isoentalpi
(Darmawan, 2016).
Seperti namanya pipa kapiler terdiri dari pipa panjang dengan diameter yang
sangat kecil. Diameter pipa kapiler antara 0,25 inci sampai 0,375 inci. Pipa kapiler
digunakan untuk menurunkan tekanan refrigeran dari kondisi sub-dingin hingga fasa
campuran. Penurunan tekanan di dalam pipa kapiler disebabkan oleh gesekan dan
percepatan refrigeran yang mengalir dalam pipa kapiler. Pipa kapiler biasanya
C. Garam
Garam yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat kita definisikan
sebagai suatu kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya adalah Natrium
Klorida (NaCl) dengan zat-zat pengotor yang terdiri dari COSO4, MgSO4, MgCl2 dan
lain-lain. Garam dapat diperoleh dengan tiga cara yaitu penguapan air laut dengan
sinar matahari, penambangan batuan garam, dan dari sumur air garam. Garam dari
Natrium Klorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh
masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri
kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium Klorida sebagai
bahan bakunya adalah industri klor alkali. Produk utama dari industri ini adalah
klorin (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH) yang banyak dibutuhkan oleh industri
lain, seperti industri pulp dan kertas, tekstil, deterjen, sabun dan pengolahan air
D. Larutan Detergen
Sabun dibuat dari bahan-bahan alamiah lemak, asam lemak dan soda kaustik.
Dalam proses kerjanya mudah larut dan mampu mengikat lemak sehingga yang
dicuci bersih dari penutupan lemak. Hal tersebut terjadi karena sabun mengandung
Detergen merupakan bahan pencuci yang efektif karena didalamnya terkandung satu
atau lebih surfaktan yang dibuat dari minyak bumi, bahan kimia seperti sulfur,
natrium, kalium, etilen, alkohol dan lain-lain. Hampir semua detergen termasuk
detergen anionik, sedangkan detergen kationik lebih banyak dipakai dalam kegiatan
E. Alkohol
Etanol (CH3CH2OH) juga dikenal dengan nama etil- alkohol atau alkohol.
Bentuknya berupa cairan tak bewarna dengan bau yang khas. Alkohol mulai
mendidih pada suhu 78,32 oC (760 mmHg). Bahan ini mudah larut dalam air dan eter.
pembakaran sebesar 328 kkal (cair). Etanol dapat digunakan sebagai bahan minuman,
kosmetik, obat- obatan, pelarut, kosmetik, dan bahan bakar (Sa’id, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
dengan Metode Rambat Kapiler dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Mei 2017, pukul
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah corong gelas, gelas kimia
100 mL, piknometer 40 mL, viskosimeter, mistar, spatula, botol semprot, filler, pipet
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan detergen, aquades,
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah dicuci pipa kapiler
dengan aquades, alkohol, lalu dikeringkan dan dibilas dengan cairan yang akan
diperiksa. Diset kembali pipa kapiler bersih kemudian ditempatkan kedalam penangas
air (25 oC) diisi tabung T dengan aquades sedemikian sehingga pipa kapiler tercelup
dalam cairan adalah 1 cm. Dibiarkan cairan (aquades) merambat naik dan setelah
benar-benar berhenti (setimbang) dibaca skala h1, h2 dan h3 serta skala termometer
penangas, setelah itu ditiup melalui pipa P secara perlahan permukaan pipa kepiler
berhenti (setimbang) dibaca skala h1, h2 dan h3. Jika pipa kapiler yang digunakan
bersih maka hasil pembacaan kedua jenis skala diatas akan sama. Perbedaan antara h1,
h2 dan h3 ini merupakan tinggi kolom cairan (h), dilakukaan pengukuran nilai h setiap
sampel sebanyak 3 kali. Diganti sampel aquades secara berurutan yaitu alkohol
(etanol), larutan NaCl dan larutan detergen untuk mendapatkan nilai h dengan cara
yang sama seperti pada aquades. Dilakukan penetapan massa jenis (𝜌) dari setiap
A. Data Pengamatan
B. Perhitungan
a. Aquades
m
ρaquades = V
49,9 gram
= 50,144 mL = 0,9951 gram/mL = 995,1 gram/L
b. Etanol
m
ρetanol = V
38,8 gram
= 50,144 mL = 0,773 gram/ mL = 773 gram/L
c. NaCl 5%
m
ρNaCl 5% = x ρ aquades
V
51,69 gram
= x 0,9951 gram/mL
50,144 mL
= 1,025 gram/mL
= 1025 gram /L
d. Detergen 5%
m
ρdetergen5% = x ρ aquades
V
50,58 gram
= x 0,9951 gram/mL
50,144 mL
= 1,008 gram/mL
= 1008 gram/L
2. Tegangan permukaan
ρ.g.h.r
γaquades = 2
= 0,02 N/m
ρ.g.h.r
γetanol = 2
= 0,0041 N/m
ρ . h
γNaCl 5% = ρ aquades . x y aquades
h aquades
= 0,0106 N/m
ρ . h
γdetergen 5% = ρ aquades . x y aquades
h aquades
= 0,0083 N/m
C. Pembahasan
yang melawan ekspansi dari luas permukaan. Tegangan pada permukaan cairan dapat
cairan ditentukan oleh balans dari tegangan permukaan dan gaya gravitasi antara
air lebih tinggi dari yang lainnya. Tegangan permukaan dari air bisa diturunkan
dengan penambahan zat pembasah seperti sabun atau deterjen. Ketika suatu deterjen
akan menurun, butiran-butirannya akan hancur dan air akan menyebar. Tegangan
untuk menentukan tegangan suatu zat cair, dalam percobaan ini digunakan tigat jenis
larutan yang bervariasi seperti etanol, NaCl dan deterjen. Pada percobaan ini
dari ke tiga jenis larutan tersebut. Perlakuan awal yakni dicuci pipa kapiler dengan
aquades serta ke tiga jenis larutan tersebut. Hal ini dilakukan agar untuk
mengaktifkan pipa kapiler. Sehingga debu, bercak-bercak noda dan kotoran yang
menempel pada pipa kapiler dapat dikeluarkan terlebih dahulu sebelum digunakan,
tujuannya adalah data yang diperoleh nantinya tepat dan sesuai. Untuk menentukan
tinggi, dilakukan peniupan terhadapa cairan. Peniupan merupakan salah satu cara
untuk memberikan tegangan pada cairan sehingga cairan dapat naik ke atas dan
mengalami efek kapiler. Hal yang sama juga dilakukan pada etanol, NaCl 1N, dan
deterjen 25 %. Sehingga tinggi yang diperoleh secar berturut-turut 4,267, 2,267, 2,2
dan 1,767. Gaya antar molekul akan berbanding lurus dengan kenaikan larutan pada
pipa kapiler. Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan data yang telah diperoleh karena
NaCl 1 N dan deterjen 25% lebih tinggi dibandingkan dengan aquades dan etanol.
Dilanjutkan dengan penentuan massa jenis larutan. Massa jenis yang diperoleh dari
berturut turut yaitu 0,9951gram/mL, 0,773 gram/mL, 1,0259 gram/mL dan 1,01
gram/mL.
oleh percepatan gravitasi, tinggi zat dalam pipa kapiler, jari-jari viskosimeter dan
suhu larutan. Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh hasil yang berbeda-beda
yakni aquades 0,02 N/m, etanol 0,0041 N/m, NaCl 0,0106 N/m dan deterjen 0,0083
N/m. Dari data yang telah diperoleh tersebut menunjukkan bahwa tegangan
penurunan tekanan permukaan , dalam percobaan yang telah dilakukan terlihat bahwa
tegangan permukaan yang paling besar adalah aquades, hal ini tidak sesuai dengan
teori yang ada. Sebab menurut teori yang ada yang mengalami ketinggian yang paling
besar adalah tegangan permukaan NaCl, dan tegangan permukaan ini sangat
tegangan permukaan tergantung dari sifat zat terlarutnya. Dalam penentuan tegangan
permukaan terjadi suatu kesalahan, hal ini disebabkan karena kurang ketelitian para
Kesimpulan yang dapat diperoleh pada percobaan ini adalah nilai dari
tegangan permukaan cairan uji yaitu masing-masing untuk aquades 0,02 N/m, etanol
sebesar 0,0041 N/m, NaCl sebesar 0,0106 N/m dan deterjen sebesar 0,0083 N/m.
.
.
.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2010. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ke Tiga Jilid Satu.
Erlangga. Jakarta.
Darmawan, A. S., dan Ary B. K. P. 2016. Studi Eksperimen Pengaruh Dimensi Pipa
Kapiler Pada Sistem Air Conditioning Dengan Pre-Cooling. Jurnal Teknik
Its. 5(2).
Fazri, A., dan Budha, M. 2014. Analisa Karakteristik Katup Ekspansi Termostatik
Dan Pipa Kapiler Pada Sistem Pendingin Water Chiller. Jurnal Teknologi
Terpadu, 4(1).
Wiseno, Ridwan,Elb dan Petjo, gangsar Suwargo. 2012. Pembuatan dan Pengujian
viskometer tabung. Jurnal Kimia Industri, 3(2).
viskosimeter