Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam

kondisi suhu, tekanan tetap dan bentuknya dapat serta ditentukan oleh wadah

penampungnya. Cairan juga melakukan tekanan kepada sisi wadahnya dan juga

kepada benda yang terdapat dalam cairan tersebut tekanan ini disalurkan ke seluruh

arah. Bentuk suatu materi dipisahkan satu sama lain oleh setiap lapisan dari

pembatasnya. Lapisan pembatas menunjukkan sifat yang spesial. Cairan memiliki

tegangan permukaan dan kapilaritas. Dalam suatu zat cair adalah gaya antar molekul

sama besar ke segala arah , sehingga mereka saling menetralkan.

Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan

permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan

oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Besarnya tegangan

permukaan diperngaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu, dan, tekanan,

massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul

besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah satu faktor yang

mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis atau densitas (D),

semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan–muatan atau partikel-partikel

dari cairan tersebut. Konsentrasi zat terlarut (solute) suatu larutan biner mempunyai

pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Pengaruh tegangan disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik

antar molekul dipermukaan zat cair tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar nilai

tegangan permukaan suatu zat, maka cara sederhana yang dilakukan adalah dengan

melakukan praktikum terhadap beberapa zat cair yang didasarkan atas gaya tarik

antara molekul permukaan suatu cairan dengan metode rambat kapiler menggunakan

alat pipa kapiler serta untuk membuktikan teori yang ada.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan tegangan permukaan cairan

tunggal dan atau larutan.

C. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan pada gaya tarik molekul

permukaan cairan dengan metode rambat kapiler.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tegangan Permukaan Cairan

Cairan memiliki beberapa sifat seperti kepadatan, viskositas, tegangan

permukaan dan lain lain. Dari sifat ini, tegangan permukaan adalah satu-satunya sifat

cair karena padatan yang memiliki kerapatan lebih besar dari pada cairan dan bisa

mengembang ke permukaan cairan. Kemurnian cairan tertentu menentukan nilai

tegangan permukaan. Tegangan permukaan dari berbagai cairan sesuai dengan

berbagai paramer seperti suhu, konsentrasi yang dipelajari. Cairan dibedakan dari gas,

mereka menunjukkan permukaan bebas. Permukaan bebas caiaran memiliki sifat

mekanik tertentu. Permukaan bebas dari permukaan cairan antara cairan dan cairan

atau gas bertindak sebagai selaput tipis yang diregangkan (elastis), membran ini

mengalami ketegangan dan mencoba berkontraksi. Sifat permukaan cairan bebas

yang menunjukkan kecenderungan berkontraksi disebut tegangan permukaan

(Shinde, 2015).

Cairan cenderung untuk mengikuti apapun bentuk wadahnya. Molekul-

molekul dalam suatu cairan ditarik kesegala arah oleh gaya antar molekul dan tidak

ada kecenderungan untuk ditarik kearah tertentu. Tetapi, molekul-molekul pada

permukaan ditarik kebawah dan kesamping oleh molekul-molekul lainnya, tetapi

tidak keatas keluar permukaan. Jadi, tarik-menarik antarmolekul ini cenderung

menarik molekul-molekul air kedalam cairan dan menyebabkan permukaan


memegang seperti lapisan tipis elastis. Karena terdapat sedikit atau tidak ada tarik

menarik antara molekul air polar dengan molekul pelapis cas mobil (yang pada

dasarnya non-polar) pada mobil yang baru digosok, tetesan air membentuk butiran-

butiran kecil. Jadi, tegangan permukaan suatu cairan adalah jumlah energi yang

dibutuhkan untuk manarik atau memperluas permukaan sebesar satu-satuan luas

(Chang, 2004).

Tegangan permukaan menyebabkan terjadinya fenomena lain dimana gaya

tegangan permukaan ini penting dan naiknya kolom cair dalam suatu pipa kecil

adalah akibat tegangan permukaan dan disebut gejala kapiler. Gejala ini ada

hubungannya dengan kapilaritas, kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat cair

(y) dalam tabung kapiler yang dimasukkan sebagian kedalam zat cair karena

pengarah adhesi dan kohesi (Wiseno, 2012).

B. Pipa Kapiler

Pipa kapiler merupakan pipa berdiameter kecil, karena ukuran diameternya

yang lebih kecil dibandingkan pipa kondenser, hal ini akan menyebabkan penurunan

tekanan akibat penyempitan aliran sehingga terjadi gesekan dan percepatan aliran

refrigeran di dalam pipa kapiler. Proses ideal ekspansi berlangsung secara isoentalpi

(Darmawan, 2016).

Seperti namanya pipa kapiler terdiri dari pipa panjang dengan diameter yang

sangat kecil. Diameter pipa kapiler antara 0,25 inci sampai 0,375 inci. Pipa kapiler

digunakan untuk menurunkan tekanan refrigeran dari kondisi sub-dingin hingga fasa
campuran. Penurunan tekanan di dalam pipa kapiler disebabkan oleh gesekan dan

percepatan refrigeran yang mengalir dalam pipa kapiler. Pipa kapiler biasanya

digunakan untuk sistem yang berkapasitas kecil hingga 10 kW (Fazri, 2014).

C. Garam

Garam yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat kita definisikan

sebagai suatu kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya adalah Natrium

Klorida (NaCl) dengan zat-zat pengotor yang terdiri dari COSO4, MgSO4, MgCl2 dan

lain-lain. Garam dapat diperoleh dengan tiga cara yaitu penguapan air laut dengan

sinar matahari, penambangan batuan garam, dan dari sumur air garam. Garam dari

tambang berbeda-beda komposisiya tergantung dari lokasinya, namun biasanya

mengandung lebih dari 95% NaCl (Rositawati, 2013).

Natrium Klorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh

masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri

kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium Klorida sebagai

bahan bakunya adalah industri klor alkali. Produk utama dari industri ini adalah

klorin (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH) yang banyak dibutuhkan oleh industri

lain, seperti industri pulp dan kertas, tekstil, deterjen, sabun dan pengolahan air

limbah (Lesdantina, 2009).

D. Larutan Detergen

Sabun dibuat dari bahan-bahan alamiah lemak, asam lemak dan soda kaustik.

Dalam proses kerjanya mudah larut dan mampu mengikat lemak sehingga yang
dicuci bersih dari penutupan lemak. Hal tersebut terjadi karena sabun mengandung

bahan yang dapat menurunkan tekanan permukaan dikenal sebagai surfaktan.

Detergen merupakan bahan pencuci yang efektif karena didalamnya terkandung satu

atau lebih surfaktan yang dibuat dari minyak bumi, bahan kimia seperti sulfur,

natrium, kalium, etilen, alkohol dan lain-lain. Hampir semua detergen termasuk

detergen anionik, sedangkan detergen kationik lebih banyak dipakai dalam kegiatan

industri, pertambangan dan perkapalan (Komarawidjaja, 2004).

E. Alkohol

Etanol (CH3CH2OH) juga dikenal dengan nama etil- alkohol atau alkohol.

Bentuknya berupa cairan tak bewarna dengan bau yang khas. Alkohol mulai

mendidih pada suhu 78,32 oC (760 mmHg). Bahan ini mudah larut dalam air dan eter.

Kandungan kalorinya (gross value) sebesar 7100 kalori/gram, dengan panas

pembakaran sebesar 328 kkal (cair). Etanol dapat digunakan sebagai bahan minuman,

kosmetik, obat- obatan, pelarut, kosmetik, dan bahan bakar (Sa’id, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Fisik II tentang Penentuan Tegangan Permukaan Cairan

dengan Metode Rambat Kapiler dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Mei 2017, pukul

13.00 WITA-selesai dan bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah corong gelas, gelas kimia

100 mL, piknometer 40 mL, viskosimeter, mistar, spatula, botol semprot, filler, pipet

volume 25 mL, batang pengaduk, spatula dan timbangan.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan detergen, aquades,

larutan NaCl dan etanol.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah dicuci pipa kapiler

dengan aquades, alkohol, lalu dikeringkan dan dibilas dengan cairan yang akan

diperiksa. Diset kembali pipa kapiler bersih kemudian ditempatkan kedalam penangas

air (25 oC) diisi tabung T dengan aquades sedemikian sehingga pipa kapiler tercelup

dalam cairan adalah 1 cm. Dibiarkan cairan (aquades) merambat naik dan setelah

benar-benar berhenti (setimbang) dibaca skala h1, h2 dan h3 serta skala termometer
penangas, setelah itu ditiup melalui pipa P secara perlahan permukaan pipa kepiler

sejauh 1 cm kemudian dibiarkan permukaan cairan tadi turun, setelah benar-benar

berhenti (setimbang) dibaca skala h1, h2 dan h3. Jika pipa kapiler yang digunakan

bersih maka hasil pembacaan kedua jenis skala diatas akan sama. Perbedaan antara h1,

h2 dan h3 ini merupakan tinggi kolom cairan (h), dilakukaan pengukuran nilai h setiap

sampel sebanyak 3 kali. Diganti sampel aquades secara berurutan yaitu alkohol

(etanol), larutan NaCl dan larutan detergen untuk mendapatkan nilai h dengan cara

yang sama seperti pada aquades. Dilakukan penetapan massa jenis (𝜌) dari setiap

sampel dengan cara piknometer.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Data pengamatan penentuan tegangan permukaan cairan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Data pengamatan penentuan tegangan permukaan cairan


Ketinggian h (cm) Volume Massa
No. Sampel
h1 h2 h3 h (mL) (gram)
1. Aquades 3,4 4,6 4,0 4,267 50,144 49,9
2. Etanol 3,2 2,1 1,5 2,267 50,144 38,8
Larutan 50,144
3. 2 2,3 2,3 2,2 51,6
NaCl
4. Larutan 1,6 1,9 1,8 1,767 50,144 50,58
Deterjen

B. Perhitungan

1. Penentuan massa jenis

a. Aquades
m
ρaquades = V

49,9 gram
= 50,144 mL = 0,9951 gram/mL = 995,1 gram/L

b. Etanol
m
ρetanol = V

38,8 gram
= 50,144 mL = 0,773 gram/ mL = 773 gram/L
c. NaCl 5%
m
ρNaCl 5% = x ρ aquades
V

51,69 gram
= x 0,9951 gram/mL
50,144 mL

= 1,025 gram/mL

= 1025 gram /L

d. Detergen 5%
m
ρdetergen5% = x ρ aquades
V

50,58 gram
= x 0,9951 gram/mL
50,144 mL

= 1,008 gram/mL

= 1008 gram/L

2. Tegangan permukaan

a. Penentuan tegangan permukaan

ρ.g.h.r
γaquades = 2

995,1 gram/L . 9,8 m/s ². 4,267.10 ‾³m . 5.10 ‾⁴m


= 2

= 0,02 N/m

ρ.g.h.r
γetanol = 2

773 gram/L .9.8 . m/s² 2,2 .10 ‾³m . 5.10 ‾⁴m


= 2

= 0,0041 N/m
ρ . h
γNaCl 5% = ρ aquades . x y aquades
h aquades

1025,7 gram/L . 2,2.10‾³m


= x 0,02N/m
995,1 gram/L . 4,267 . 10 ‾³m

= 0,0106 N/m

ρ . h
γdetergen 5% = ρ aquades . x y aquades
h aquades

1008 gram/L .1,761.10‾³m


= 995,1 gram/L .4,267.10 ‾³m x 0,02 N/m

= 0,0083 N/m

C. Pembahasan

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang pada suatu permukaan

yang melawan ekspansi dari luas permukaan. Tegangan pada permukaan cairan dapat

ditentukan dengan berbagai metode. Karena bentuk keseimbangan dari permukaan

cairan ditentukan oleh balans dari tegangan permukaan dan gaya gravitasi antara

tetesan atau bentuk gelombang dapat digunakan untuk penentuan tegangan

permukaan. Semua cairan memiliki tegangan permukaan, tetapi tegangan permukaan

air lebih tinggi dari yang lainnya. Tegangan permukaan dari air bisa diturunkan

dengan penambahan zat pembasah seperti sabun atau deterjen. Ketika suatu deterjen

ditambahkan ke butiran air dalam permukaan yang berminyak, tegangan permukaan

akan menurun, butiran-butirannya akan hancur dan air akan menyebar. Tegangan

permukaan cairan, berbeda-beda bergantung pada jenis cairan dan suhu.

Penentuan tegangan permukaan cairan dengan metode kapiler ini digunakan

untuk menentukan tegangan suatu zat cair, dalam percobaan ini digunakan tigat jenis
larutan yang bervariasi seperti etanol, NaCl dan deterjen. Pada percobaan ini

tegangan permukaan cairan menggunakan aquades sebagai pembanding (kontrol),

dari ke tiga jenis larutan tersebut. Perlakuan awal yakni dicuci pipa kapiler dengan

aquades serta ke tiga jenis larutan tersebut. Hal ini dilakukan agar untuk

mengaktifkan pipa kapiler. Sehingga debu, bercak-bercak noda dan kotoran yang

menempel pada pipa kapiler dapat dikeluarkan terlebih dahulu sebelum digunakan,

tujuannya adalah data yang diperoleh nantinya tepat dan sesuai. Untuk menentukan

tinggi, dilakukan peniupan terhadapa cairan. Peniupan merupakan salah satu cara

untuk memberikan tegangan pada cairan sehingga cairan dapat naik ke atas dan

mengalami efek kapiler. Hal yang sama juga dilakukan pada etanol, NaCl 1N, dan

deterjen 25 %. Sehingga tinggi yang diperoleh secar berturut-turut 4,267, 2,267, 2,2

dan 1,767. Gaya antar molekul akan berbanding lurus dengan kenaikan larutan pada

pipa kapiler. Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan data yang telah diperoleh karena

NaCl 1 N dan deterjen 25% lebih tinggi dibandingkan dengan aquades dan etanol.

Dilanjutkan dengan penentuan massa jenis larutan. Massa jenis yang diperoleh dari

menimbang masing-masing larutan dengan picnometer dengan volume 50,144 secara

berturut turut yaitu 0,9951gram/mL, 0,773 gram/mL, 1,0259 gram/mL dan 1,01

gram/mL.

Penentuan tegangan permukaan dari masing-masing zat, sangat dipengaruhi

oleh percepatan gravitasi, tinggi zat dalam pipa kapiler, jari-jari viskosimeter dan

suhu larutan. Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh hasil yang berbeda-beda

yakni aquades 0,02 N/m, etanol 0,0041 N/m, NaCl 0,0106 N/m dan deterjen 0,0083
N/m. Dari data yang telah diperoleh tersebut menunjukkan bahwa tegangan

permukaan menurun dengan kenaikan temperatur karena adanya energi kinetik.

Sehingga menyebabkan kekuatan gaya antar molekul menurun, mengakibatkan

penurunan tekanan permukaan , dalam percobaan yang telah dilakukan terlihat bahwa

tegangan permukaan yang paling besar adalah aquades, hal ini tidak sesuai dengan

teori yang ada. Sebab menurut teori yang ada yang mengalami ketinggian yang paling

besar adalah tegangan permukaan NaCl, dan tegangan permukaan ini sangat

dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Sehingga dapat diasumsikan bahwa adanya

tegangan permukaan tergantung dari sifat zat terlarutnya. Dalam penentuan tegangan

permukaan terjadi suatu kesalahan, hal ini disebabkan karena kurang ketelitian para

praktikan pada saat melakukan peniupan.


BAB V
SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh pada percobaan ini adalah nilai dari

tegangan permukaan cairan uji yaitu masing-masing untuk aquades 0,02 N/m, etanol

sebesar 0,0041 N/m, NaCl sebesar 0,0106 N/m dan deterjen sebesar 0,0083 N/m.

.
.

.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2010. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ke Tiga Jilid Satu.
Erlangga. Jakarta.

Darmawan, A. S., dan Ary B. K. P. 2016. Studi Eksperimen Pengaruh Dimensi Pipa
Kapiler Pada Sistem Air Conditioning Dengan Pre-Cooling. Jurnal Teknik
Its. 5(2).

Fazri, A., dan Budha, M. 2014. Analisa Karakteristik Katup Ekspansi Termostatik
Dan Pipa Kapiler Pada Sistem Pendingin Water Chiller. Jurnal Teknologi
Terpadu, 4(1).

Komarawidjaja, W. (2009). Kontribusi Limbah Detergen terhadap Status Kehidupan


Perairan di Das Citarum Hulu. Jurnal Teknik Lingkungan, 5(3).

Lesdantina, Dina. (2009). Pemurnian NaCl dengan Menggunakan Natrium Karbonat.


Seminar Tugas Akhir .Fakultas Teknik Universitas Diponegoro : Semarang.

Rositawati, Agustina Leokristi. (2013). Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah


Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri.

Sa’id, E. G. 1990. Teknologi Fermentasi. CV. Rajawali. Jakarta.

Wiseno, Ridwan,Elb dan Petjo, gangsar Suwargo. 2012. Pembuatan dan Pengujian
viskometer tabung. Jurnal Kimia Industri, 3(2).

U. P. Shinde., dkk. 2015. Surface Tension as a Function of Temperature and


Concentration of Liquids. IJCPS, 4(3).
Lampiran Prosedur kerja

viskosimeter

- Dicuci dengan aquades, alcohol, garam dapur


25% dan deterjen
- Dikeringkan
- Dibilas dengan larutan yang akan diperiksa
- Diisi tabung T secara bergantian dengan cairan

aquades alkohol NaCl 25% Detergen 5%

- Dibiarkan cairan merambat naik sampai benar-benar berhenti


- Dibaca skala h1 dan h2
- Ditiup melalui pipa P secara perlahan sejauh 1,5 cm
- Dibiarkan permukaan cairan turun hingga benar-benar
berhenti
- Dibaca skala h1 dan h2
- Dilakukan penetapan massa jenis dan tegangan permukaan
dari setiap sampel menggunakan piknometer

γNaCl 5% = 0,0106 N/cm


γdetergen 5% = 0,0083 N/cm
ρaquades = 0,02 N/m
ρ etanol = 0,0041 N/m

Anda mungkin juga menyukai