Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derivat asam karboksilat merupakan turunan asam karboksilat, dimana


ditinjau dari strukturnya senyawa yang diperoleh dari hasil pergantian gugus OH
dalam rumus struktur RCOOH oleh gugus NH2, -OR, atau OOCR. Dalam
derivat asam karboksilat ini lebih spesifik membahas halida asam, anhidrida asam,
ester, amida, dan nitril. Semua turunan asam karboksilat mempunyai gugus fungsi
asil (RCO-) atau aroil (ArCO-) dan bila dihidrolisis menghasilkan asam
karboksilat. Oleh karena itu adanya gugus karbonik menyebabkan turunan asam
karboksilat bersifat polar, dan kepolaran ini yang berpengaruh terhadap sifat-sifat
yang ada pada turunan asam karboksilat.

Derivat asam karboksilat ialah senyawa yang menghasilkan asam


karboksilat apabila dihidrolisis. Tidak seperti aldehida dan keton, turunan dari
asam karboksilat mengandung gugus yang tinggal, gugus elektronegatif yang
dapat hilang sebagai anion (X- atau RCO2-) atau sebagai anion terprotonasi (ROH
atau R2NH). Dan perlu diketahui bahwa semua derivat mengandung gugus asil,
RCO-, kecuali nitril.

Dalam derivat asam karboksilat mengandung gugus pergi yang terikat


pada karbon asil, sedangkan aldehida dan keton tidak. Biasanya reagensia
mengadisi pada gugus karbonil dari keton atau aldehida, tetapi mensubstitusi pergi
tersebut dalam derivat asam.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.

1.1. Bagaimana Pengertian Halida Asam?

1.2. Bagaimana Tata Nama Klorida Asam?

1.3. Bagaimana Pembuatan Klorida Asam?

1.4. Bagaimana Reaksi Klorida Asam?

1.5. Bagaimana Sifat-Sifat Asam Halida ?

1.6. Bagaimana Kegunaan Asam Halida?

C. Tujuan Penulisan

1
1.1. Dapat Mengetahui Pengertian Halida Asam.

1.2. Dapat Mengetahui Tata Nama Klorida Asam

1.3. Dapat Mengetahui Pembuatan Klorida Asam

1.4. Dapat Mengetahui Reaksi Klorida Asam

1.5. Dapat Mengetahui Sifat-Sifat Asam Halida

1.6. Dapat Mengetahui Kegunaan Asam Halida

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Halida Asam

Halida asam adalah turunan asam karboksilat yang paling reaktif.


Reaktivitas turunan asam karboksilat ditentukan oleh kebasaan gugus perginya.
Basa yang lemah bersifat lebih elektronegatif, selain itu kecil kemungkinannya
menyumbangkan elektronnya pada karbon karbonil levat efek resonansi. Ion
halida adalah basa sangat lemah karena asam konjugasinya adalah asam kuat.
Oleh karena itu, asam halida lebih reaktif dibandingkan turunan asam karboksilat
lainnya.

a. Tata nama klorida asam

Klorida asam diberi nama menurut nama asam karboksilat induknya,


dengan imbuhan asam at diubah menjadi il klorida.

O O O


CH3CCl3 CH3CH2CCl CH3CH2CH2CCl
IUPAC: etanoil klorida propanoil klorida butanoil klorida
Trivial: asetil klorida propionil klorida butiril klorida

b. Pembuatan klorida asam

Klorida asam dapat diperoleh langsung dari asam karboksilat induknya


melalui reaksi dengan tionil klorida (SOCl 2) atau zat penghalogen aktif lain,
seperti fosforus triklorida (PCl3):

3
c. Reaksi klorida asam

Klorida asam adalah yang paling reaktif diantara semua derivat asam
karboksilat. Ion halida merupakan gugus pergi yang baik. Terikat pada karbon
positifdari gugus karbonil, ion ini lebih mudah ditukargantikan daripada bila
terikat pada karbon alkil. Dalam mekanisme umum di bawah ini untuk reaksi
antara suatu klorida asam dan suatu nukleofil, perhatikan bahwa penukargantian
Cl- bukanlah penukargantian sederhana seperti sebuah reaksi sederhana SN2.
Reaksi itu terdiri dari dua tahap: (1) adisi nukleofil pada gugus karbonil, disusul
oleh (2) eliminasi ion klorida. Hasil reaksi ini ialah suatu substitusi asil nukleofil,
yang berarti substitusi nukleofilik pada suatu karbon asil (RCO).

1) Reaksi dengan alkohol


Klorida asam bereaksi dengan alcohol untuk menghasilkan ester dan HCl
dalam suatu reaksi yang beranalogi langsung dengan hidrolisis. Reaksi antara
suatu senyawa organik dan suatu alcohol dirujuk sebagai alkoholisis. Alkoholisis
klorida sangat bermanfaat untuk sintesis ester yang terintangi ataupun ester fenil.

Umum:

4
Biasannya HCl segera dibuang dari dalam campuran reaksi setelah
terbentuk, karena HCl dapat bereaksi dengan alcohol dan menghasilkan alkil
klorida atau alkena dan air. Biasanya suatu amina tersier atau piridina
ditambahkan sebagai penyabu HCl.

Hidrolisis. Pemisahan oleh air, yang disebut hidrolisis, merupakan treaksi yang
khas antara suatu klorida asam dan nukleofil. ( Karena pengikatan Hidrogen dan
pengaruh solvasi, maka mekanisme sebenarnya lebih rumit dari pada yang
diperlihatkan disini).

Serangan nukleofilik dan eliminasi Cl-.

5
Meskipun semua klorida asam menjalani hidrolisis asam untuk
menghasilkan asam karboksilat dan hidrolisis basa untuk mendapatkan garam-
garam asam karbokjsilat, laju reaksinya beranekaragam. Suatu klorida asam yang
memiliki gugus alkil meluah ( bulky) yang terikat pada gugus karbonil akan
bereaksi dengan lebih lambat dari pada klorida asam dengan gugus alkil kecil.
Misalnya asetil klorida bereaksi dengan hamper meledak dengan namun butanoil
memerlkan refluks lembut.

Efek ukuran gugus alkil pada laju reaksi adalah efek pada kelarutan dalam
air hanya efek karena halangan sterik. Suatu klorida asam dengan gugus alkil kecil
adalah sangat mudah larut dan bereaksi cepat dengan lebih cepat. Bertambanya
ukuran bagian alkil maka menyebabkan klorida asam itu kurang dapat larut dalam
air: reaksinya menjadi sangat lambat , jika dihidrolisis berbagai klorida asam
dilakukan dalam suatu pelarut lamban yang melarutkan klorida asam dan air,
maka laju hidrolisis ternyata hamper sama.

2) Reaksi dengan amonia dan amina


Amonia dan amina merupakan Nukleofil yang sama Seperti nukleofil lain,
mereka bereaksi dengan klorida asam. Produk organic dari reaksi adalah suatu
amida. Ketika proton-proton lepas dalam tahap deprotonasi, proton ini bereaksi
dengan NH atau amina yang berrsifat asam itu. Oleh karena itu diperlukan
sekurang-kurangnya dua ekuivalen NH atau amina.

Jika amina itu mahal, tidak perlu menggunakannya berlebihan dalam


reaksi dengan klorida asam. Hanya satu mol amina diperlukan untuk bereaksi
dengan klorida asam, mol berikutnya terbuang karena hanya bertindak sebagai

6
penyapu HCl. Dalam hal ini diperlukan basa lain untuk mengikat HCl. Misalnya
digunakan suatu amina tersier.

3.Pengubahan ke anhidrida.

Ion karboksilat merupakan nukleofil, dan garam karboksilat (CoNa) dapat


digunakan untuk menukar gantikan klorida dari klorida asam. Produk reaksi itu
adalah suatu anhidrida asam.

4. Pengubahanke aril keton.

Halida asam biasanya merupakan reagensia yang dipilih untuk reaksi


Friedel-Crafts. Reaksi ini merupakan satu jalur ke aril alkil keton tanpa penataan-
ulang dari rantai samping alkil .

5. Reaksi dengan senyawa organologam


Suatu klorida asam bereaksi dengan anologam nukleofil, termasuk
senyawa organologam. Reaksi suatu klorida asam dengan reagensia Grignard
mula-mula akan menghasilkan suatu keton, keton tersebut bereaksi lebih lanjut
dengan reagensia Grigmard untuk membentuk alkohol tersier setelah hidrolisis,
digunakan halida asam berlebihan dan temperature dipertahankan sekitar -25C
(keton dapat diisolasi sebagai zat antara.)

7
Suatu reagensia organologam yang cocok untuk membuat keton dari suatu
klorida asam adalah reagensia cadmium, suatu senyawa organokadmium yg
dibuat dari suatu reagensia Grignard dan cadmium klorida.

Kadmium kurang elektropositif dibandingkan dengan magnesium, oleh


karena ikatan C-Cd kurang polar dibandingkan dengan ikatan C-Mg. Karena
alasan ini reagensia cadmium kurang rektif dibandingkan reagensia Grignard.

Reagensia cadmium tidak bereksi dengan keton, tetapi bereaksi dengan


halida asam dan menawarkan suatu metode yg sangat baik untuk sisntesis keton.

Berikut ini contoh suatu sintesis keton dengan menggunakan reagensia


kadmium. Halida asam pada contoh ini mengandung suatu gugus akan
berhasil bila digunakan reagensia Grignard karena gugus ester juga akan bereksi
dengan reagensia Grignard tersebut

8
Reduksi. Reduksi klorida asam dengan litium aluminium hidrida
menghasilkan alcohol primer. Karena alcohol primer juga dapat diperoleh dengan
reduksi LiAlH4 terhadap asam induknya, maka reaksi ini kurang berarti dilihat
dari segi sintesis.

Dapat diusahakan reduksi parsial suatu klorida asam menjadi aldehida, dan
reaksi ini sangat berguna. (Asam karboksilat sendiri tidak mudah direduksi
menjadi aldehida). Zat pereduksi yg lebih lembut dari pada LiAlH 4 diperlukan
untuk mereduksi RCOCl menjadi RCHO dan tidak terus menjadi RCH 2OH.
Reagensia yg sesuai ialah litium tri-t-butoksi aluminium hidrida, yg diperoleh dari
t-butil alakohol dan LiAlH4. Reagensia pereduksi tidak sereaktif karena halangan
sterik maupun karena penarikan electron atom-atom oksigen.

9
Halogenasi alfa. Keton dapat di halogenasi dalam posisi alfa () dengan X
dan H+ atau OH-. Reaksi ini berlangsung lewat enol. Halida asam juga
mengalami tautomeri dan oleh karena itu mengalami halogenasi-.

Asam karboksilat tidak mudah bertautomeri dan dengan demikian tidak


bereaksi halogenasi-. Namun halogenasi halide asam menyajikan suatu teknik
untuk memperoleh asam -halokarboksilat. Bila PCl3 atau PBr3 dalam jumlah
katalitik ditambahkan pada asam karboksilat bersama dengan zat penghalogenasi ,
PCl3 atau PBr3 itu mengubah sejumlah kecil asam menjadi halide asam, yang
selanjutnya bereaksi halogenasi-

10
Dalam campuran reaksi itu, halida asam ada dalam kesetimbangan dengan
asam karboksilat itu sendiri. Karena asam itu berada dalam keadaan berlebih,
maka -halo halide asam itu diubah menjadi asam -halo.

Dalam proses ini, halide asam yang takterhalogenkan terbentuk lagi.


Halide asam ini bereaksi halogenasi- kembali, dan deret reaksi itu di ulang. Hasil
keseluruhan deret ini adalah halogenasi- asam akrboksilat. Deret reaksi ini
disebut reaksi reaksi Hell-Volhard-Zelinsky, menurut ahli kimia yang
mengembangkan teknik tersebut.

Beberapa contoh spesifik halogenasi- asam karboksilat (lewat halida


asam) adalah sebagai berikut

d. Sifat Asam Halida

11
1. Dalam sistem periodik, semakin ke bawah, dalam satu golongan, jari-jari
atom akan semakin besar, sehingga gaya tarik inti akan semakin
berkurang. Akibatnya, sebagai berikut.
a. Ikatan terhadap atom H akan melemah atau mudah terlepas, sehingga
semakin banyak H'1' yang terlepas.
b. Semakin sulit menangkap elektron atau sulit direduksi, karena reduktor
semakin kuat.
2. Dalam satu golongan sistem periodik semakin ke bawah, Mr akan semakin
besar sehingga titik didih akan semakin besar. Kecuali HF yang
mempunyai Mr paling kecil, dan titik didih paling tinggi, karena ikatan
hidrogen yang sangat kuat antarmolekul HF.
HF Titik didih paling tinggi
HCI .
HBr titik didih makin tinggi
HI
e. Kegunaan Asam Halida
1. Fluorin

Na2SiF6 dicampur dengan pasta gigi untuk menguatkan gigi.


NaF bisa digunakan sebagai pengawet kayu.
Gas F2digunakan dalam proses pengolahanisotop uranium, yakni bahan bakar
reaksinuklir.
CF2Cl2 (freon-12), sebagai pendingin kulkasdon AC.
Teflon, bahan plastik tahan panas.

2. Klorin

Cl2 digunakan sebagai desinfektan untuk membunuh kuman-kuman


yang bisa menyebabkan berbagai penyakit.
NaCi digunakan sebagai garam dapur.
KCI digunakan untuk pupuk.
NH4CI digunakan sebagai elektrolit pengisi batu baterai.
NaCiO bersifat dapat mengoksidasi zat warna, sehingga bisa digunakan
sebagai bleaching agent, yakni zat pengoksidasi zat warna.
- Kaporit Ca(OCI)2 bisa digunakan sebagai desinfektan pada air.
3. Bromin

NaBr digunakan sebagai obat penenang saraf.


AgBr digunakan untuk film fotografi.
CH3Br digunakan sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran.

12
4. Iodine

I2 dalam alkohol (tingtur yodium) digunakan sebagai antiseptik luka agar


tidak terkena infeksi.
KIO3 digunakan sebagai tambahan iodin dalam garam dapur.

Beberapa contoh pembuatan asam halida yaitu pembuatan:

HCl : Cl- + H2SO4(l) HCl(g) HSO4-


HSO4- + Cl- HCl (g) + SO42-
HF : CaF2(s) + H2SO4(l) CaSO4 (s) + 2 HF(g)
(HBr dan HI dapat dibuat dengan cara di atas kerena H 2SO4 dapat mengoksidasi
bromida dan yodida menjadi Br2 dan I2).
HBr : PBr3(l) + 3 H2O(l) H3PO3(l) + 3HBr(g)
HI : PI3(l) + 3 H2O(l) H3PO3(l) +3 HI(g)

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Derivat asam karboksilat merupakan turunan asam karboksilat, dimana


ditinjau dari strukturnya senyawa yang diperoleh dari hasil pergantian gugus OH
dalam rumus struktur RCOOH oleh gugus NH2, -OR, atau OOCR. Dalam
derivat asam karboksilat ini lebih spesifik membahas halida asam, anhidrida asam,
ester, amida, dan nitril. Semua turunan asam karboksilat mempunyai gugus fungsi
asil (RCO-) atau aroil (ArCO-) dan bila dihidrolisis menghasilkan asam
karboksilat. Oleh karena itu adanya gugus karbonik menyebabkan turunan asam
karboksilat bersifat polar, dan kepolaran ini yang berpengaruh terhadap sifat-sifat
yang ada pada turunan asam karboksilat.

Halida asam adalah turunan asam karboksilat yang paling reaktif.


Reaktivitas turunan asam karboksilat ditentukan oleh kebasaan gugus perginya.
Basa yang lemah bersifat lebih elektronegatif, selain itu kecil kemungkinannya
menyumbangkan elektronnya pada karbon karbonil levat efek resonansi. Ion
halida adalah basa sangat lemah karena asam konjugasinya adalah asam kuat.
Oleh karena itu, asam halida lebih reaktif dibandingkan turunan asam karboksilat
lainnya.

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan pada makalah ini, yaitu agar dapat
mempelajari lebih lanjut tentang Turunan Asam Karbosilat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralph J. dan Fessenden, Joan S., 2006, FESSENDEN & FESSENDEN
Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2, Jakarta: Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ester

http://id.wikipedia.org/wiki/poliester

http://www.chem-is-try.org/materikimia/sifatsenyawaorganik/ester1/poliester/

15

Anda mungkin juga menyukai