1. Adisi Halogen
Reaksi adisi oleh halogen disebut sebagai reaksi halogenasi. Jika halogennya
berupa klorin (Cl2) disebut klorinasi, jika halogennya bromin (Br,) disebut reaksi
brominasi. Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut.
Sebuah jembatan intermediet tepatnya yang analog dengan ion brominium tidak
dapat terbentuk dengan H yang tidak memiliki pasangan elektron yang tersedia, tapi
mungkin bahwa dalam beberapa kasus kompleks (21) adalah intermediet. Kami
akan, bagaimanapun, biasanya menulis intermediet karbokation, dan itu mungkin
relatif stabil, alternatif, karbokation (misalnya 23 dan 24) yang menentukan secara
keseluruhan orientasi adisi, misalnya pada penambahan HBr pada propena (22) dalam
kondisi polar:
dari produk samping yang abnormal (yaitu tak terduga) yang hanya bisa muncul
melalui penataan ulang karbokation misalnya dengan 3,3-dimethylbutena (26) dan HI:
Sobekan preparatif lainnya juga terjadi pada penambahan HHal pada alkena.
Jadi dalam larutan H2O, atau dalam pelarut hydroxylic lainnya, hidrasi katalis-asam
(hal. 187) atau solvasi dapat menimbulkan suatu persaingan reaksi, sementara dalam
pelarut yang kurang polar dapat didorong pembentukan radikal, menghasilkan adisi
anti-Markovnikov untuk memberikan 1-bromopropana (MeCH2CH2Br), melalui
pembentukan istimewa intermediet radika, MeCHCH2Br.
Penambahan elektrofilik kedalam 1-haloalkana (misalnya 27), menyajikan
sejumlah paralel dengan substitusi elektrofilik dari halobenzena (hal. 155). Oleh
karena itu keterlibatan pasangan elektron pada Br lah yang mengontrol orientasi adisi
(lih. op-arah C6H5Br):
(29) stabil dibandingkan dengan (28), karena itu dibentuk secara istimewa, dan
1,1 Dibromomethana (30) sebenarnya satu-satunya produk yang diperoleh. Tingkat
adisi, bagaimanapun, dikendalikan oleh efek induktif penarik elektron dari atom
halogen, dan (27) ditemukan untuk menambah HBr sekitar 30 kali lebih lambat
daripada etana (lih. bromobenzena diserang lebih lambat oleh elektrofil daripada
benzena), yaitu (29) kurang stabil, dan lebih lambat terbentuk, dari (31):
alkena tak simetris, H+ dari HX menuju ke atom C ikatan rangkap yang telah lebih
banyak mengikat atom H.
Adisi alkena oleh asam halida berlaku aturan Markovnikov :
Atom H dari HX akan terikat pada atom C yang berikatan rangkap yang
mengikat H lebih banyak atau atom H dari HX akan terikat pada atom C yang
berikatan rangkap yang mengikat gugus alkil yang lebih sederhana. Atom X akan
cenderung terikat pada atom karbon yang mengikat gugus alkil yang lebih panjang
(kecuali bila ada pengaruh gugus lain yang berpengaruh terhadap muatan atom C pada
ikatan rangkap)
TINJAUAN MEKANISTIK ATURAN MARKOVNIKOV
Contoh: reaksi 2-metil-butena dengan HBr
Carbocation tersier lebih stabil, sehingga reaksi pertama yang lebih memungkinkan
terjadi.
Reaksi adisi alkena banyak digunakan dalam industri pembuatan etanol dari
fermentasi glukosa.
c. Hidroksilasi Alkena
Merupakan peristiwa adisi gugus OH pada kedua karbon ikatan rangkap.
Dapat terjadi dengan mereaksikan alkena dengan osmium tetroksida. Reaksi terjadi
secara syn stereokimia dan menghasilkan 1,2-dialkohol, atau disebut diol.
OSO4).
Platinum dan paladium sangat sering digunakan sebagai katalis dalam reaksi
hidrogenasi alkena ini. Reaksi hidrogenasi umumnya terjadi dengan syn stereokimia,
kedua hidrogen masuk dalam posisi yang sama pada atom karbon ikatan rangkap.
Bisa ditemukan electron pada setengah bagian ikatan pi yang dekat dengan
XY. Selama proses berlanjut, kedua electron pada ikatan pi bergerak lebih mendekat
lagi ke arah X sampai ikatan kovalen pun terbentuk.
Elektron pada ikatan X-Y terdorong seluruhnya ke arah Y dan memberikan ion
negatif Y- .
Pada tahap terakhir dari reaksi electron pada pasangan bebas ion Y -tertarik
dengan kuat ke arah atom karbon.Terbentuklah ikatan koordinasi antara Y dan atom
karbon.
Gerakan dari berbagai macam pasangan electron ditunjukkan dengan
menggunakan panah melengkung.
Reaksi Diels Alder merupakan reaksi sikloadisi yang bergantung suhu dan
mekanismenya melibatkan tumpang tindih antara orbital sigma dan orbital pi. Reaksi
ini terjadi antara molekul dengan dua ikatan rangkap dua terkonjugasi (diena) dan
molekul dengan satu ikatan rangkap dua (dienofil) serta menghasilkan dua ikatan
karbon-karbon yang baru dan satu molekul sikoheksana yang tidak jenuh dalam satu
langkah. Dengan kata lain, reaksi ini terjadi tanpa melalui tahap reaksi antara.
Reaksi siklo adisi dalam senyawa organik merupakan reaksi dimana alkena,
diena, atau poliena mengalami reaksi adisi menghasilkan senyawa siklik.
NaCN
CN
Ph
Ph
O
PhSH
SPh
O
H
H
O
O
PhCH2SH
CH3
HO -/H2O
PhCH2S
CH3
Reaksi yang berlangsung pada ,-karbonil tak jenuh dapat berupa 1,2-adisi atau 1,4adisi yang saling bersaing.
Faktor yang mempengaruhi produk: pereaksi, mekanisme reaksi, dan kondisi reaksi.
Nukleofil keras (hard nukleofil): anion dengan muatan negatif terlokalisasi pada suatu
atom kecil, contoh; -NH2, -OR, -H.
Nukleofil lunak (soft nukleofil): nukleofil netral atau anion yang terdelokalisasi atau
anion pada suatu atom yang besar. Contoh : NH3, RSNukleofil keras cenderung mengalami 1,2-adisi karena biasanya merupakan basa kuat
dan bukan gugus pergi yang baik sehingga menyerang langsung C gugus karbonil dan
tidak revesibel
Nukleofil lunak cenderung mengalami 1,4-adisi karena biasanya merupakan basa
lemah dan gugus pergi yang baik.