Anda di halaman 1dari 5

4 ASAM – BASA

4.8 Asam-Basa dalam Sistem Pelarut


Aplikasi asam-basa Brønsted-Lowry terbatas dalam sistem
pelarut protonik, misalnya H2O, NH3, dan H2SO4; kenyataannya
ditemui adanya pelarut non-protonik yang mengalami swa-ionisasi
mirip dengan pelarut protonik, misalnya OPCl 3. Persamaan swa-
ionisasi pelarut-pelarut ini adalah sebagai berikut:
pelarut asam basa
2H2O( l ) H3O+ (aq) + OH-(aq)
2NH3( l ) NH4+(NH3) + NH2-(NH3)
2H2SO4( l ) H3SO4+(H2SO4) + HSO4-(H2SO4)
2OPCl3( l ) OPCl2+(OPCl3) + OPCl4-(OPCl3)
Dari kemiripan persamaan reaksi tersebut menurut konsep sistem
pelarut, asam didefinisikan sebagai spesies yang menaikkan
konsentrasi kation khas pelarut, dan basa sebagai spesies yang
menaikkan konsentrasi anion khas pelarut. Sebagai contoh, fosfor
pentaklorida, PCl5, dalam pelarut fosfor oksiklorida atau fosforil
klorida, POCl3, bertindak sebagai asam sebab menaikkan
konsentrasi kation pelarut yaitu OPCl2+ menurut persamaan reaksi:

OPCl3( l ) + PCl5(OPCl3) OPCl2+(OPCl3) + PCl6-(OPCl3)


Keseimbangan swaionisasi pelarut diduga berperan misalnya
pada titrasi konduktometri antara tetrametilamonium klorida,
(CH3)4NCl, dengan besi(III) klorida dalam pelarut fosforil klorida
menurut persamaan reaksi:
(CH3)4N+Cl-(OPCl3) + FeCl3(OPCl3) (CH3)4N+ FeCl4-(OPCl3)
 
 

Gutmann menafsir adanya tahapan-tahapan reaksi sebagai berikut:


(CH3)4N+ Cl-( l ) + OPCl3( l ) (CH3)4N+ (OPCl3) + Cl-(OPCl3)
 
 

FeCl3(s) + OPCl3( l ) OPCl2+(OPCl3) + FeCl4-(OPCl3)

4. 1
OPCl2+(OPCl3) + Cl-(OPCl3) OPCl3( l )
 
 

Salah satu manfaat dari konsep ini adalah kemudahan


identifikasi suatu sistem reaksi. Analog dengan sistem
keseimbangan dalam air, Kw = [H3O+][OH-], tetapan keseimbangan
dalam pelarut non-air dapat diformulasikan sebagai: KAB = [A+][B-],
dengan [A+] dan [B-] masing-masing adalah konsentrasi kation dan
anion khas pelarut AB. Secara sama pula seperti halnya skala pH
bagi air, harga titik netral adalah sama dengan - ½ log KAB. Contoh
data bagi beberapa pelarut non-air dapat diperiksa pada Tabel 4.3.
Dengan konsep sistem pelarut ini efek penyamaan (leveling) mudah
dipahami. Setiap asam dan basa yang lebih kuat daripada kation
dan anion khas suatu
pelarut akan Tabel 4.3 Hasil kali ion, rentangan pH,
disamakan tingkat dan titik netral beberapa pelarut
kekuatannya oleh Pelarut Hasil Rentangan Titik
pelarut yang kali pH Netral
bersangkutan. Setiap Ion
asam dan basa yang H SO 0-4 2
2 4 10-4
lebih lemah daripada
CH3COOH 10 - 13 0 - 13 6,5
kation dan anion khas
suatu pelarut akan H2O 0 - 14 7
- 14
10
tetap dalam C2H5OH 10-20 0 - 20 10
keseimbangan dengan NH3 10-29 0 - 29 14,5
pelarut yang
bersangkutan.
Sebagai contoh, dalam pelarut air, asam perklorat HClO4,
adalah asam paling kuat (Ka = 1010), asam HCl (Ka = 102) jauh lebih
lemah daripada HClO4 namun jauh lebih kuat daripada air,
sedangkan asam asetat CH3COOH adalah asam lemah tidak terpaut
banyak dengan air; maka arah persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut:
HClO4( l ) + H2O(aq) H3O+(aq) + ClO4-(aq)
 
 

H3O+(aq) + Cl -(aq)
 
 
HCl(g) + H2O(aq)

4. 2
CH3COOH( l ) + H2O(aq) H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
Demikian juga asam perklorat dan asam asetat, keduanya bersifat
asam yang sangat jauh lebih kuat daripada amonia, tetapi urea
bersifat basa lemah, sehingga dalam pelarut amonia menunjukkan
arah persamaan reaksi sebagai berikut:
HClO4( l ) + NH3( l ) NH4+(NH3) + ClO4-(NH3)
 
 

CH3COOH( l ) + NH3( l ) NH4+(NH3) + CH3COO-(NH3)


 
 

NH2CONH2(s) + NH3( l ) NH4+(NH3) + NH2CONH-(NH3)

4.9 Asam - Basa Lewis


Teori asam-basa Brønsted-Lowry sangat baik untuk
mengidentifikasi sifat suatu reaksi dalam berbagai pelarut yang
mengandung hidrogen yang dapat terion. Akan tetapi, konsep ini
tidak dapat menjelaskan suatu reaksi yang tidak melibatkan
transfer ion hidrogen. G. N. Lewis mengusulkan konsep asam-basa
berkaitan dengan donor pasangan elektron. Menurut Lewis, asam
didefinisikan sebagai spesies penerima pasangan elektron dan basa
sebagai donor pasangan elektron. Reaksi antara boron trifluorida
dengan amonia menurut teori ini merupakan reaksi asam-basa;
dalam hal ini boron trifluorida bertindak sebagai asam dan amonia
sebagai basa. Dengan menggunakan diagram dot-elektron,
persamaan reaksi kedua spesies ini dapat dituliskan sebagai
berikut:
H
F
N H
B *
*
H
= F F

Di dalam kulit valensi atom pusat N dalam molekul NH 3


terdapat tiga pasang elektron ikatan (N–H) dan satu pasang
elektron menyendiri, sedangkan untuk atom pusat B dalam molekul
BF3 terdapat tiga pasang elektron ikatan (B–F). Sepasang elektron
menyendiri atau elektron non bonding ini dapat disumbangkan
4. 3
kepada atom pusat B untuk kemudian dimiliki bersama-sama.
Dengan demikian terjadi ikatan kovalen koordinat B –N, dan
struktur yang terjadi berupa dua bangun tetrahedron yang
bersekutu pada salah satu sudutnya.
Banyak dijumpai reaksi asam-basa Lewis yang paralel dengan
reaksi asam-basa Brønsted -Lowry dan diantaranya berlangsung
dalam pelarut bukan air. Cairan murni yang dapat terukur hantaran
listriknya misalnya bromin trifluorida, BrF 3, tentu mengandung ion-
ion. Spesies ini mengalami swa-ionisasi dengan menghasilkan
kation BrF2+ dan anion BrF4- menurut persamaan reaksi:

2BrF3( l ) BrF2+(BrF3 ) + BrF4-(BrF3 )


Spesies [BrF2][SbF6] dan Ag[BrF4] telah berhasil ditemukan, dan
dalam sistem pelarut cairan BrF3 ( l ) masing-masing bersifat asam
dan basa; oleh karena itu, keduanya bereaksi menurut reaksi
netralisasi Lewis sebagai berikut:
[BrF2][SbF6](BrF3 ) + Ag[BrF4](BrF3 )  
 
Ag[SbF6](BrF3 ) + 2BrF3( l )

4.10 Asam-Basa Lux - Flood


Berbeda dari teori protonik Brønsted-Lowry, pada tahun 1939
H. Lux melukiskan tingkah laku asam-basa berkenaan dengan ion
oksida, yang kemudian diperluas oleh H. Flood pada tahun 1947.
Konsep ini dapat diterapkan pada sistem non-protonik, misalnya
pada reaksi lelehan senyawa-senyawa anorganik pada temperatur
tinggi seperti:
CaO( l ) + SiO2( l ) t e mt i npge rgai t u r
      
  CaSiO3( l )
basa asam

Basa CaO adalah donor ion oksida (O 2-) sedangkan SiO2 adalah
akseptor ion oksida. Tingkah laku asam-basa menurut sistem ini
dapat pula diterapkan pada reaksi antara oksida basa dengan oksida
asam yang membentuk garam menurut persamaan reaksi berikut:
  
CaO(s) + SO3(g) CaSO4(s)
  
CaO(s) + CO2(g) CaCO3(s)
  
CaO(s) + N2O5(g) Ca(NO3)2(s)
4. 4
4. 5

Anda mungkin juga menyukai