Anda di halaman 1dari 38

I.

JUDUL PERCOBAAN : Nitrogen dan Amonia


II. TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 5 April 2018
PUKUL : 13.00 - Selesai
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui cara pembuatan gas nitrogen dan ammonia
di laboratorium
2. Mengetahui sifat-sifat nitrogen dan senyawanya
3. Mengidentifikasi gas nitrogen, ammonium, dan
senyawanya
IV. DASAR TEORI
Nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur
nonlogam dan gas yang paling banyak di atmosfer bumi. Nitrogen adalah gas
tak berwarna dan tak berasa yang menempati 78,1% atmosfer (persen volume).
N2 diperoleh dengan cara kondensasi udara menjadi cair lalu dengan destilasi
fraksinasi diubah menjadi udara cair (embun). N2 yang mempunyai titik didih
rendah daripada O2 menyebabkan N2 akan keluar terlebih dahulu daripada O2.
Di laboratorium gas N2 didapatkan dengan cara memanaskan ammonium nitrit.
N2 juga dapat dibuat dengan oksidasi ammonia. Nitrogen adalah gas inert di
suhu kamar namun dikonversi menjadi senyawa nitrogen oleh proses fiksasi
biologis dan melalui sintesis menjadi ammonia di industri. Berikut reaksi yang
terjadi pada pembuatan N2 (lutfi,dkk;2016).
NH4Cl + NaNO2 → NaCl + NH4NO2 → N2 + H2O
4NH3 + 3Ca(OCl)2 → 2N2 + 3CaCl2 + 6 H2O
8NH3 + 3Br2 → 3N2 + 2Na
(Hadyana & Setiono,1994)
Kelimpahan Nitrogen Nitrogen terdapat di alam sebagai unsur bebas
berupa molekul diatomik (N2) kira-kira 78,09% volume atmosfer. Dijumpai
dalam mineral penting seperti (KNO3), dan senyawa Chili (NaNO3). Pada
tumbuhuan dan hewan, nitrogen berupa bentuk protein yang komposisi rata-
ratanya 51% C; 25% O; 16% N; 7% H; 0,4%P; dan 0,4% S (lutfi,dkk;2016).
Sifat Fisika dan Kimia Nitrogen
1. Mempunyai massa atom = 14,0067 sma
2. Mempunyai nomor atom = 7
3. Titik didih = -1960◦C
4. Titik beku = -2100◦C
5. Mempunyai jari-jari atom = 0,920 A
6. Mempunyai Konfigurasi [He]2s2 2p3
7. Dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -3, +5, +4, dan +2.
8. Mempunyai volume atom = 17,30 mol/cm3
9. Mempunyai struktur heksagonal
10. Mempunyai massa jenis = 1,2151 gram/cm3
11. Mempunyai kapasitas panas = 1,042 J/g◦K
12. Mempunyai energi ionisasi ke-1 = 1402,3 kJ/mol
13. Mempunyai energi ionisasi ke-2 = 2856 kJ/mol
14. Mempunyai energi ionisasi ke-3 = 45781 kJ/mol
15. Mempunyai nilai elektronegativitas = 3,04
16. Mempunyai konduktivitas kalor = 0,02598 W/moK
17. Mempunyai harga entalpi pembentukan = 0,36 kJ/mol
18. Mempunyai harga bentalpi penguapaan = 2,7928kJ/mol
19. Berat Jenis Relatif = 0,967
20. Berat Molekul = 28,013
21. Suhu Kritis = -147,1 °C
22. Berat Jenis Gas (101,3 kPa dan 15 °C) = 1,170 kg/m3
23. Daya larut dalam air (101,3 kPa dan 20°C) = 0,016 cm3/cm3
24. Berupa gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun.
25. Mudah menguap
26. Tidak reaktif
27. Bersifat diamagnetic
28. Elektronegatifannya paling tinggi dalam satu golongan (Hadyana &
Setiono, 1994).
Reaksi-Reaksi Nitrogen
Nitrogen dapat membentuk suatu senyawa berupa ion Nitrit (NO2-) dan ion
Nitrat (NO3). Berikut diuraikan beberapa reaksi-reaksi yang sering digunakan
dalam percobaan di laboratorium (Svehla, 1985).

1. Nitrit (NO2-)
Semua nitrit (NO2-) larut dalam air kecuali perak nitrit yang larut sangat
sedikit dalam air. Reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai larutan
kalium nitrit (KNO2) yang baru dibuat (Svehla, 1985) .
Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi nitrit:
- Dengan menambahkan suatu asam klorida encer secara hati-hati kepada
suatu nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan larutan biru pucat yang tak
tetap (transien) (karena adanya asam nitrit bebas, HNO2 atau anhidranya,
N2O3) dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang coklat. Uap tersebut
terbentuk karena terjadi persenyawaan antara nitrogen oksida dengan
oksigen dari udara. Hasil serupa diperoleh dengan larutannya dalam air
(Lee,1991).
NO2- + H+  HNO2

(2HNO2  H2O + N2O3)

3HNO2  HNO3 + 2NO + H2O

2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g)

- Dengan menambahkan suatu larutan nitrit secara hati-hati pada larutan


pekat (25%) besi(II) sulfat yang diasamkan dengan asam asetat encer atau
asam sulfat encer, terbentuk cincin coklat diantara perbatasan kedua
cairan tersebut yang ditimbulkan oleh senyawa [Fe,NO]SO4. Jika
penambahan tak dilakukan hati-hati, hasilnya adalah pewarnaan yang
coklat. Hal ini serupa dengan uji cincin nitrat terhadap nitrat (Lee,1991).
NO2- + CH3COOH  HNO2 + CH3COO-

3HNO2  H2O + HNO3 + 2NO (g)


Fe2+ + SO42- + NO (g)  [Fe,NO]SO4

Iodida, bromida, ion-ion berwarna, dan anion yang memberi


senyawa-senyawa berwarna dengan ion besi(II), tidak boleh ada.
- Dengan larutan barium klorida tidak membentuk endapan.
- Dengan menambahkan suatu larutan nitrit kepada larutan kalium iodida,
yang diteruskan dengan mengasamkannya dengan asam asetat atau
dengan asam sulfat encer, akan dibebaskan iod yang dapat diidentifikasi
dari warna biru yang dihasilkannya dengan amilum (pasta kanji)
(Lee,1991)
2 NO2- + 2I- + 2H2SO4  I2 + 2NO (g) + 2 SO42- + 2 H2O

2 NO2- + 2I- + 2CH3COOH  I2 + 2NO (g) + 2 SO42- + 2 H2O

2. Nitrat (NO3-)
Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini larut
dalam asam nitrat encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium
nitrat (lutfi,dkk;2016).
Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi nitrat:
- Dengan asam sulfat pekat terbentuk uap nitrogen dioksida yang coklat
kemerahan, disertai oleh uap asam nitrat berbau menusuk dan berasap
dalam udara, akan terbentuk ketika nitrat padat direaksikan dengan
reagensia. Asam sulfat encer tak memberi reaksi apa-apa (perbedaan dari
nitrit) (lutfi,dkk;2016).
4NO3- + 2H2SO4  4NO2 (g) + O2 (g) + 2SO42- + 2H2O

- Asam sulfat pekat dan serutan tembaga yang mengkilat dipanaskan


bersama nitrat padat, akan dilepaskan uap nitrogen dioksida berwarna
coklat kemerahan, dan larutan berubah warna menjadi biru oleh
terbentuknya ion-ion tembaga(II). Dapat juga dipakai larutan dari nitrat
tersebut, lalu ditambahkan asam sulfat dengan hati-hati sekali
(lutfi,dkk;2016).
2NO3- + 4H2SO4 + 3Cu  3Cu2+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O
2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g)

- Dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat pekat (uji cincin coklat),
dilakukan dengan salah satu dari kedua cara sebagai berikut:
(lutfi,dkk;2016)
Pertama dapat dilakukan dengan menambahkan besi(II) sulfat
kepada larutan nitrat, kemudian dituangkan secara perlahan-lahan
sepanjang sisi tabung-uji sehingga asam ini membentuk suatu lapisan di
sebelah bawah campuran tersebut. Sebuah cincin coklat akan terbentuk
pada tempat dimana kedua cairan bertemu (lutfi,dkk;2016).
Kedua, dapat dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat
kedalam larutan nitrat. Campuran tersebut didinginkan dibawah aliran
dingin dari kran. Setelah dingin, larutan jenuh besi(II) sulfat dengan
perlahan-lahan sepanjang sisi tabung sehingga membentuk suatu lapisan
di atas cairan tadi. Pada zona persentuhan kedua cairan tersebut akan
terbentuk suatu cincin tengguli. Sebuah cincin coklat yang dikenal
dengan cincin tengguli akan terbentuk pada zona persentuhan kedua
cairan tersebut (lutfi,dkk;2016).
Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)]2+.
Setelah campuran dikocok dan dipanaskan, warna coklat hilang,
nitrogen(II) oksida dilepaskan, dan tinggal larutan ion besi(II) yang
kuning (lutfi,dkk;2016).
2NO3- + 4 H2SO4 + 6 Fe2+  6Fe3+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO (g)  [Fe(NO)]2+
Pembuatan Gas Nitrogen
a. Pembuatan Gas Nitrogen di laboratorium
 Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dapat dibuat melalui
pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (NaN3) dan barium
azida (Ba(N3)2). Pemanasan ini menghasilkan gas nitrogen dan logam
natrium.
dipanaskan
2NaN3(s) 2Na(s) + 3N2(g)
 Selain diperoleh dari pemanasan senyawa azida, nitrogen juga dapat
dihasilkan dari pemanasan secara perlahan – lahan amonium nitrit
(NH4NO2).
dipanaskan
NH4NO2(aq) 2H2O(l) + N2(g)
 Amonium nitrit yang dibuat dengan cara mereaksikan natrium nitrit dan
amonium klorida menurut reaksi berikut.
dipanaskan
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) NH4NO2(aq) + NaCl(aq)
(lutfi,dkk;2016)
 Pembentukan gas nitrogen di industri
Pembuatan gas nitrogen dilakukan bersamaan dengan pembuatan
gas oksigen karena sumbernya juga sama, yaitu udara. Udara yang
mengandung 78% gas nitrogen, didinginkan sehingga diperoleh nitrogen
dan oksigen cair (lutfi,dkk;2016).
Selanjutnya, cairan tersebut didistilasi pada suhu 195,8oC. Nitrogen
cair akan menguap dan terpisah dengan oksigen cair. Uap nitrogen ini,
kemudian ditampung dan dapat digunakan sesuai dengan keperluan
(lutfi,dkk;2016).
Amonia
Amonia merupakan senyawa yang terdiri atas unsur nitrogen dan
hidrogen serta dikenal memiliki bau menyengat yang khas. Molekul amonia
terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen
bermuatan positif dengan rumus kimia NH3. Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah
senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan
dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi
kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam
untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun
amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih
digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan
amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai
surat izin (Svehla, 1985).
Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia
anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut.
Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan
dalam tekanan tinggi atautemperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor
penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung
reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium
hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut
diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia
berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé
(sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C). Amonia yang berada di
rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat ammonia
(Svehla, 1985).
Amonia umumnya bersifat basa (pKb = 4.75), namun dapat juga
bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa = 9.25).

(Svehla, 1985)
Sifat-Sifat Amonia
1. Rumus molekul : NH3
2. Berat molekul : 17.03 g/mol
3. Temperatur kritis : 132.40 °C
4. Tekanan kritis : 111.3 atm
5. Titik didih : 33.15 °C
6. Titik leleh : -77.7 °C
7. Spesific gravity pada acuan udara : 0.5971
8. Kelarutan dalam air dingin (0 °C) : 89.9/100
9. Kelarutan dalam air panas (100 °C) : 7.4/100
10. Viskositas (25 °C) : 13.35 Cp
11. Reaksi amonisasi Misal pada senyawa halogen NH3 + HX → NH4+ + X-
1) Amonia mengalami disosiasi mulai pertama kali pada 400-500◦C, pada
tekanan 1 atm
2) Oksidasi pada suhu yang tinggi dari NH3 akan menghasilkan N2 + H2O
2NH3 + 2 KMnO4 → 2KOH + MnO2 + 2H2O + N2 (Hadyana & Setiono,
1994).
Pembuatan Amonia
a. Pembuatan Gas Nitrogen di laboratorium
 Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dapat dibuat melalui
pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (NaN3) dan barium azida
(Ba(N3)2). Pemanasan ini menghasilkan gas nitrogen dan logam natrium.
dipanaskan
2NaN3(s) 2Na(s) + 3N2(g)

 Selain diperoleh dari pemanasan senyawa azida, nitrogen juga dapat


dihasilkan dari pemanasan secara perlahan – lahan amonium nitrit
(NH4NO2).
dipanaskan
NH4NO2(aq) 2H2O(l) + N2(g)
 Amonium nitrit yang digunakan, dibuat dengan cara mereaksikan natrium
nitrit dan amonium klorida menurut reaksi berikut.
dipanaskan
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) NH4NO2(aq) + NaCl(aq)

(lutfi,dkk;2016).
V. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Tabung reaksi 7 buah
b. Labu Erlenmeyer 1 buah
c. Labu suling 1 buah
d. Corong pemisah 1 buah
e. Kaki tiga dan asbes 1 buah
f. Statif dan klem 1 buah
g. Pembakar Bunsen 1 buah
h. Tabung reaksi 7 buah
i. Pipet tetes
j. Gelas ukur 250 mL 1 buah
k. Bak/wadah 1 buah
l. Pengaduk kaca 1 buah
m. Neraca 1 buah
2. Bahan :
a. Sebilah kayu
b. Larutan HCl pekat
c. Kristal NH4Cl
d. Ca(OH)2
e. Larutan H2SO4 pekat
f. Larutan H2SO4 1M ; 0,1M
g. Larutan FeSO4 0,2M
h. Larutan HNO3 pekat
i. Larutan amilum
j. Larutan ammonium
k. Larutan ammonia pekat
l. Gas H2S (dari HCl dan pirit)
m. Bunga belerang
n. Larutan HCl 0,1M
o. Indikator PP
p. Larutan NH4OH 2M ; 0,1 M
VI. ALUR PERCOBAAN

1. NaNO2 (± 0, 3 g dalam 10 mL air)

- Dimasukkan ke dalam labu suling


- Dimasukkan larutan NH4Cl (± 0, 3 g dalam 10 mL
air) dengan corong pisah
- Dirangkai alat pembuatan gas N2
- Dihangatkan labu dan kran corong pemisah
- Dibuka dengan hati-hati
- Ditampung gas yang keluar ke dalam gelas ukur yang
berisi air penuh dengan posisi terbalik
- Diukur volumenya

Terbentuk gas dan Volume gas

- Diuji gas yang diperoleh dengan sebilah kayu dengan


nyala besar
- Diamati perubahan yang terjadi

Hasil Uji

Reaksi :
1. NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
2. NH4Cl (s) + H2O (l) → NH4Cl (aq)
3. NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) → NaCl (aq) + 2H2O (l) + N2 (g)

2. 0,25 g NaNO2

- Dimasukkan ke dalam 2,5 mL air


- Dibagi dalam 2 tabung

Tabung 1 Tabung 2

- Ditambah beberapa - Diencerkan 4 kali


tetes H2SO4 1M dengan air 2 mL
- Diperhatikan uap yang - Dicampur dengan
terjadi dari warna larutan KI dan amilum
cairannya - Ditambah laruta
- H2SO4 encer
Uap dan warna - Diamati perubahan
cairan warna yang terjadi

Hasil Pengamatan
Reaaksi :
1. NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
Tabung 1
1. 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2HNO2 (aq)
2. 2HNO2 (aq) → NO (g) + NO2 (g) + H2O (l)
3. 2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 (g)
Tabung 2
1. 2NaNO2 (aq) + 2KI (aq) + 2H2SO4 (aq) → I2 (aq) + 2NO (g) + K2SO4 (aq) +
Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)

3. 1 mL larutan HNO3
encer
- dimasukkan tabung reaksi
- ditambah 1 ml H2SO4 pekat
- didinginkan
-ditambah ± 0,5 mL larutan FeSO4
0,2 M perlahan-lahan melalui
dinding tabung

Terbentuk cincin tengguli

Reaksi :

1. HNO3 (aq) + H2SO4 (aq) → HNO3 (aq) + H2SO4 (aq)


2. 2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) + 6Fe2+(aq)  6Fe3+(aq) + 2NO↑ (g) + 4SO42-(aq) +
4H2O(l)
3. Fe2+ (aq) + NO (g) → [Fe(NO)]2+ (aq)
cincin coklat (cincin Tengguli)
4.
1 mL larutan NH4OH 2M

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Dialiri gas H2S
- Ditambah 1 mL amonium 0,1 M

Larutan

- Dikocok dengan bunga belerang


- Disaring

Residu Filtrat

- Diamati warna larutan


- Ditambah dengan HCl encer
sampai terbentuk endapan
- Diamati perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan

Reaksi :
1. FeS (s) + 2HCl (aq) → H2S (g) + FeCl2 (s)
2. 2(NH4)OH (aq) + H2S (g) → (NH4)2S (aq) + 2H2O (l)
3. (NH4)2S (aq) + S (s) → (NH4)2S2 (aq)
4. (NH4)2S2 (aq) + HCl → S (s) + NH4Cl (aq) + NH4SH (aq)

Larutan NH4Cl
5.
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambah seujung sendok kecil Ca(OH)2
- Dipanaskan perlahan dengan memegang kertas
lakmus yang basah di atas tabung
- Diamati perubahan yang terjadi
- Dimasukkan pengaduk yang sudah dicelupkan
larutan HCl pekat
- Diamati gas yang terbentuk

Gas yang keluar


Reaksi:
1. NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 (s) → CaCl2 (aq) + NH3 (g) + H2O (l)
2. NH3 (g) + HCl (aq) → NH4Cl (g)

± 5 mL NH4OH pekat
6.

- Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100


mL
- Dipanaskan perlahan
- Ditampung gas yang terbentuk dlm tabung
reaksi kering yang ditutup karet

- Diuji dengan pengaduk


- Diuji dengan beberapa tetes kaca yang sudah
indikator PP ke dalam gelas dicelupkan HCl pekat
kimia berisi air yang di pada tabung reaksi yang
dalamnya sudah dimasukkan berisi NH4OH pekat yang
tabung reaksi berisi gas sudah dipanaskan

Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan

Reaksi:
dipanaskan
1. NH4OH (aq) NH3 (g) + H2O (l)
2. NH3 (g) + HCl (aq) → NH4Cl (g)
VII. HASIL PENGAMATAN

Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. NaNO2 (± 0, 3 g dalam 10 mL air) Reaksi : Gas nitrogen dapat dibuat
NaNO2 (s) + H2O (l) → dengan mereaksikan
NaNO2 (aq) NaNO2 dan NH4Cl
- Dimasukkan ke dalam labu suling melalui proses pemanasan
- Dimasukkan larutan NH4Cl (± 0, 3 g  NaNO2 + aquades : NH4Cl (s) + H2O (l) → NH4Cl yang kemudian gas N2
dalam 10 mL air) dengan corong pisah larutan tidak berwarna (aq) dapat diidentifikasi
- Dirangkai alat pembuatan gas N2  NH4Cl + aquades : sifatnya yang tidak reaktif
- Dihangatkan labu dan kran corong larutan tidak berwarna NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) → sehingga dapat
pemisah  NaNO2 (aq) + NH4Cl NaCl (aq) + 2H2O (l) + N2 (g) memadamkan api.
(aq) : larutan tidak
- Dibuka dengan hati-hati
berwarna Dugaan :
- Ditampung gas yang keluar ke dalam  NaNO2 : kristal
berwarna putih  NaNO2 (aq) + NH4Cl Nyala api padam
gelas ukur yang berisi air penuh dengan (aq) + panas :
posisi terbalik  NH4Cl : kristal Volume gas N2 perhitungan
terbentuk gelembung
berwarna putih secara teori = 97,4176 mL
- Diukur volumenya gas N2
Aquades : cairan tidak
 Gas diuji dengan api
Terbentuk gas dan Volume gas berwarna
menyala : nyala api
padam
- Diuji gas yang diperoleh dengan sebilah  Volume gas N2 = 100
kayu dengan nyala besar mL
- Diamati perubahan yang terjadi

Hasil Uji
2. 0,25 g  NaNO2 : kristal  NaNO2 + H2O: Reaksi: Berdasarkan percobaan
berwarna putih larutan tidak NaNO2 (s) + H2O (l) → yang dilakukan,
NaNO2
 H2SO4 : larutan tidak berwarna NaNO2 (aq) pembuatan
- Dimasukkan ke dalam 2,5 berwarna Tabung reaksi 1 Tabung 1 gas NO dan NO2 dapat
mL air  KI : larutan tidak  NaNO2 (aq) + H2SO4 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq) dilakukan dari reaksi
berwarna (aq) : Larutan tidak → Na2SO4 (aq) + 2HNO2 antara NaNO2 dan
- Dibagi dalam 2 tabung
 Amilum : larutan tidak berwarna dan timbul (aq) H2SO4.
berwarna dan terdapat uap tak berwarna Gas NO dapat
endapan merah muda Tabung reaksi 2 2HNO2 (aq) → NO (g) + diidentifikasi dengan
Tabung 1 Tabung 2  NaNO2 (aq) + H2O NO2 (g) + H2O (l) timbul uap/gas yang
(aq) : Larutan tidak tidak berwarna.
berwarna 2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 Dalam percobaan yang
- Ditambah - Diencerkan 4  NaNO2 (aq) + H2O (g) terjadi reaksi redoks.
(aq) + KI (aq) + Dimana NaNO2 sebagai
beberapa tetes kali dengan air 2
amilum : larutan NO2 berupa uap coklat oksidator yang ditandai
H2SO4 1M mL NO berupa uap tidak dengan teroksidasinya I-
tidak berwarna
- Diperhatikan - Dicampur berwarna menjadi I2 yang
 NaNO2 (aq) + KI
uap yang terjadi dengan larutan (aq) + amilum (aq) : diidentifikasi dari
dari warna KI dan amilum larutan tidak Tabung 2 terbentuknya warna
- Ditambah berwarna 2NaNO2 (aq) + 2KI (aq) + ungu.
cairannya
larutan H2SO4  NaNO2 (aq) + KI 2H2SO4 (aq) → I2 (aq) + (kompleks I2-amilum)
(aq) + amilum (aq) + 2NO (g) + K2SO4 (aq) +
encer
H2SO4 (aq) : Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)
- Diamati
perubahan terbentuk 2 lapisan.
Uap dan Lapisan atas I2 (aq) + amilum (aq) → I2-
warna cairan warna yang berwarna ungu tua. amilum (aq) kompleks
terjadi Lapisan bawah tidak berwarna ungu .
berwarna. Amilum berfungsi sebagai
Hasil indikator adanya I2 yang
Pengamatan terbentuk.
3.  HNO3 encer: larutan  HNO3 (aq) + H2SO4 Reaksi:  Gas NO dapat
tidak berwarna pekat (aq) : larutan HNO3 (aq) + H2SO4 (aq) → diperoleh dari reaksi
1 mL larutan HNO3  H2SO4 pekat: larutan tidak berwarna HNO3 (aq) + H2SO4 (aq) antara HNO3, H2SO4
encer tidak berwarna  HNO3 (aq) + H2SO4 dan FeSO4 .
 FeSO42M: larutan pekat (aq) + FeSO4 2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) +  HNO bersifat sebagai
3
- dimasukkan tabung reaksi berwarna jingga (aq) : terbentuk 2
lapisan. Bagian atas 6Fe2+(aq)  6Fe3+(aq) + oksidator (mengalami
- ditambah 1 ml H2SO4 pekat
- didinginkan berwarna kuning 2NO↑ (g) + 4SO42-(aq) + reduksi) yang
-ditambah ± 0,5 mL larutan FeSO4 pudar dan bagian mengoksidasi Fe2+
bawah tidak 4H2O(l)
0,2 M perlahan-lahan melalui menjadi Fe3+, yang
dinding tabung berwarna (tidak diidentifikasi dengan
terbentuk cincin Fe2+ (aq) + NO (g) → terbentuknya gas NO
tengguli) [Fe(NO)]2+ (aq) cincin coklat hasil reduksi HNO3.
(cincin Tengguli) NO tersebut dapat
Terbentuk cincin tengguli diidentifikasi dengan
terbentuknya cincin
tengguli dari
kompleks [Fe(NO)]2+
yang berwarna coklat.
 Namun pada
percobaan yang
dilakukan tidak
terbentuk cincin
tengguli.
4.
1 mL larutan NH4OH 2M  NH4OH : larutan  FeS (s) + HCl pekat Reaksi: Ketika NH4OH
tidak berwarna (aq) : dihasilkan FeS (s) + 2HCl (aq) → H2S direaksikan dengan H2S
 HCl pekat: larutan larutan berwarna (g) + FeCl2 (s) maka menghasilkan
- Dimasukkan ke dalam tabung tidak berwarna coklat kleabu-abuan larutan (NH4)2S yang
reaksi  FeS : berupa dan gas berbau 2(NH4)OH (aq) + H2S (g) → tidak berwarna.
- Dialiri gas H2S bongkahan batuan menyengat seperti (NH4)2S (aq) + 2H2O (l)
- Ditambah 1 mL amonium 0,1 berwarna abu-abu telur busuk (H2S)
kehitaman  NH4OH (aq) + H2S (g) (NH4)2S (aq) + S (s) →
M
 HCl encer : larutan : larutan berwarna (NH4)2S2 (aq)
Larutan tidak berwarna kuning (+)
 Gas H2S : gas tidak  NH4OH (aq) + H2S (g) (NH4)2S2 (aq) + HCl → S (s)
berwarna, berbau + amonium: larutan + NH4Cl (aq) + NH4SH (aq)
- Dikocok dengan bunga
menyengat seperti berwarna kuning (+)
belerang  NH4OH (aq) + H2S (g) Dugaan :
telur busuk
- Disaring  Bunga belerang : + amonium + bunga Terbentuk larutan berwarna
serbuk kuning belerang: larutan lebih kuning dari
berwarna kuning (+) (NH4)2S dan (NH4)2S2
Filtrat dan terdapat endapan
Residu
kuning Terbentuk endapan S
Larutan disaring: berwarna hitam
- Diamati warna  Residu : endapan
larutan berwarna kuning
- Ditambah dengan  Filtrat : larutan
HCl encer sampai berwarna kuning (+)
terbentuk endapan  Filtrat + HCl encer :
- Diamati perubahan larutan berwarna
kuning (+) dan tidak
Hasil Pengamatan terbentuk endapan S
5. Larutan NH4Cl  NH4Cl 4M: larutan  NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 Reaksi : Bahwa gas NH3 dapat
tidak berwarna (s) : larutan tidak NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 (s) → diperoleh dari reaksi antara
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi  Ca(OH)2 : serbuk berwarna dan terdapat CaCl2 (aq) + NH3 (g) + H2O NH4Cl dan Ca(OH)2 yang
berwarna putih endapan putih (l) dipanaskan. gas tersebut
- Ditambah seujung sendok kecil Ca(OH)2
 Kertas lakmus:  NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 dapat diidentifikasi dengan
- Dipanaskan perlahan dengan memegang kertas berwarna (s) + dipanaskan : NH3 (g) + HCl (aq) → terbentuknya gelembung gas
kertas lakmus yang basah di atas tabung merah larutan sedikit keruh NH4Cl (g) pada larutan. Sifat gas NH3
- Diamati perubahan yang terjadi  HCl pekat : larutan berwarna putih, tersebut bersifat basa karena
- Dimasukkan pengaduk yang sudah tidak berwarna terdapat endapan putih Dugaan : saat diidentifikasi dengan
dicelupkan larutan HCl pekat dan terbentuk Terbentuk gas NH3 tidak kertas lakmus merah, dapat
gelembung gas tidak berwarna yang bersifat basa mengubah kertas lakmus
- Diamati gas yang terbentuk
berwarna yang ditandai dengan kertas merah yang menjadi biru.
Pengujian Gas lakmus merah menjadi biru Serta sifat gas NH3 yang
Gas yang keluar  Uji kertas lakmus sangat reaktif dengan HCl
merah basah: kertas Saat direaksikan dengan HCl pekat yang diidentifikasi
lakmus berubah pekat, terbentuk gas/asap dengan terbentuknya
menjadi biru putih NH4Cl (g) gas/asap putih NH4Cl
 Uji dengan spatula
yang telah dicelupkan
dengan HCl pekat:
terbentuk gas/asap
putih
6.  NH4OH : larutan  NH4OH (aq) + Reaksi :  Bahwa gas NH3 dapat
± 5 mL NH4OH pekat tidak berwarna dipanaskan : larutan NH4OH (aq) dipanaskan diperoleh dari reaksi
 Aquades : larutan tidak berwarna dan NH3 (g) + H2O (l) pemanasan NH4OH. Gas
tidak berwarna terbentuk gelembung tersebut dapat
 Indikator PP: larutan gas tidak berwarna NH3 (g) + HCl (aq) → diidentifikasi dengan
- Dimasukkan ke dalam labu
tidak berwarna  Indikator PP + NH4Cl (g) terbentuknya gelembung
erlenmeyer 100 mL
 Indikator PP + aquades: larutan tidak gas pada larutan. Sifat gas
- Dipanaskan perlahan aquades : larutan berwarna Dugaan : NH3 tersebut bersifat basa
- Ditampung gas yang tidak berwarna Pengujian Gas Terbentuk gas NH3 tidak karena saat diidentifikasi
terbentuk dlm tabung reaksi  HCl pekat : larutan  Uji dengan spatula berwarna yang bersifat basa dengan indikator PP,
kering yang ditutup karet tidak berwarna yang telah dicelupkan yang ditandai dengan menghasilkan warna
dengan HCl pekat: terbentuknya warna larutan larutan merah muda
terbentuk gas/asap merah muda saat diuji  Gas NH3 ketika
putih dengan indikator PP direaksikan dengan HCl
 Uji dengan indikator pekat membentuk gas
PP+aquades : larutan Saat direaksikan dengan HCl NH4Cl yang merupakan
- Diuji dengan pekat, terbentuk gas/asap gas/asap putih.
- Diuji dengan berwarna merah muda
pengaduk kaca putih NH4Cl (g)
beberapa tetes yang sudah
indikator PP ke dicelupkan HCl
dalam gelas kimia pekat pada
berisi air yang di tabung reaksi
dalamnya sudah yang berisi
dimasukkan tabung NH4OH pekat
reaksi berisi gas yang sudah
dipanaskan
Hasil Hasil
Pengamatan Pengamatan
VIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
nitrogen dan ammonia di laboratorium, mengetahi sifat-sifat nitrogen
dan senyawanya, mengidentifikasi gas nitrogen, ammonium dan
senyawanya.
1. Percobaan pertama
Bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas nitrogen
yaitu dengan cara mereaksikan larutan NaNO2 tidak berwarna
dengan larutan NH4Cl tidak berwarna. Langkah awal NaNO2 kristal
berwarna putih dan NH4Cl Kristal berwarna putih ditimbang
sebanyak 0,3 gram, langkah selanjutnya NaNO2 dimasukkan dalam
labu suling yang berisi aquades 10 mL, kemudian dimasukkan
NH4Cl dengan menggunakan corong pisah. Labu suling ini
dihubungkan dengan selang plastik yang salah satu ujungnya
dimasukkan gelas ukur posisi terbalik dalam bak berisi air,
selanjutnya labu suling di panaskan menghasilkan terbentuknya
gelembung. Dibuka dengan hati-hati, ditampung gas yang keluar ke
dalam gelas ukur yang berisi air penuh dengan posisi terbalik.
Volume yang dihasilkan gas nitrogen sebanyak 100 mL dan gas
yang dihasilkan gas nitrogen. Secara teori dijelaskan bahwa volume
gas nitrogen yang dihasilkan sebesar:

Diketahui : massa NaNO2 = 0,3 gram; Mr NaNO2 = 69 g/mol

massa NH4Cl = 0,3 gram; Mr NH4Cl= 53,5 g/mol

Ditanya : volume N2?

Jawab :

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑁𝑂2 0,3 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑁𝑂2 = = = 0,0043 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝑁𝑂2 69 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 0,3 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝑚𝑜𝑙 𝑀𝑁𝐻4 𝐶𝑙 = = = 0,0056 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 53,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq)  NaCl(aq) + N2↑(g) + 2H2O(l)

m 0,0043 mol 0,0056mol - - -

r 0,0043mol 0,0043mol 0,0043 mol 0,0043 mol 0,0043mol

s - 0,0013 mol 0,0043 mol 0,0043 mol 0,0043mol

V N2 = n x 22,4 L

= 0,0043 mol x 22,4 L

= 0,09632 L

= 96,32 mL

Pada reaksi antara NaNO2 dengan NH4Cl ini dihasilkan


senyawa azida NH4NO2 dan NaCl, Pemanasan ini mengakibatkan
terurainya NH4NO2 menjadi gas nitrogen dan H2O sehingga reaksi
secara keseluruhan ditunjukkan dalam reaksi berikut :
1. NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
2. NH4Cl (s) + H2O (l) → NH4Cl (aq)
Gas yang dihasilkan kemudian diuji untuk gas yang
dihasilkan merupakan gas nitrogen. Terbentuknya gas dapat
diketahui dengan uji nyala dimana api padam jika dimasukkan
tabung yang berisi gas nitrogen. Dalam kasus ini, sifat dari gas
nitrogen adalah tidak mudah terbakar, tetapi dalam kasus ini gas
nitrogen dapat memadamkan, hal ini menunjukkan bahwa sifat gas
nitrogen tidak mudah terbakar merupakan fakta. Hal ini dibuktikan
dengan gas yang dihasilkan merupakan gas nitrogen. Reaksi yang
dihasilkan sebagai berikut:
NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) → NaCl (aq) + 2H2O (l) + N2 (g)
2. Percobaan kedua
Bertujuan untuk mengidentifikasi terbentuknya gas NO2 dan
NO. Pada langkah awal menimbang NaNO2 kristal berwarna putih
sebanyak 0,25 gram. Selanjutnya dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi 2,5 mL aqudes larutan tidak berwarna, perubahan
yang terjadi larutan tetap tidak berwarna, sesuai dengan persamaan
reaksi berikut:
NaNO2(s) + H2O(l)  NaNO2(aq)

Selanjutnya dibagi menjadi 2. Pada tabung 1 ditambah


larutan H2SO4 berupa larutan tidak berwarna. kemudian mengamati
uap yang terbentuk, dan dihasilkan larutan tidak berwarna, timbul
gelembung gas, dan uap tidak berwarna.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
a. 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2HNO2 (aq)
b. 2HNO2 (aq) → NO (g) + NO2 (g) + H2O (l)
c. 2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 (g)

Pada tabung 2 diencerkan 4 kali dengan aquades sebanyak 2


mL, kemudian dicampur dengan larutan KI berupa larutan tidak
berwarna dan amilum berupa larutan tidak berwarna, kemudian
ditambahkan larutan asam sulfat encer berupa larutan tidak
berwarna dan menghasilkan perubahan warna pada campuran,
dimana semula larutan tidak berwarna terbentuk 2 lapisan, lapisan
atas berwarna ungu tua dan lapisan bawah tidak berwarna. Amilum
berfungsi sebagai indikator adanya I2 dalam larutan, yang mana jika
bereaksi dengan KI akan menghasilkan perubahan warna menjadi
ungu. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi-oksidasi (redoks)
sebagai berikut:

+3 oksidasi +2
2NaNO2(aq) + 2KI(aq) + 4H2SO4(aq)  4KHSO4(aq) + I2(aq) + 2NO(g) + 2H2O(l)
-1 reduksi 0
Dari reaksi tersebut di atas terlihat bahwa terjadi reaksi
reduksi dan oksidasi, dimana senyawa NaNO2 mengalami reaksi
reduksi menjadi NO, yang disertai dengan perubahan bilangan
oksidasi dari + 3 menjadi +2, sehingga senyawa NaNO2 merupakan
oksidator, sedangkan KI mengalami oksidasi I2 yang ditandai
dengan perubahan bilangan oksidasi dari -1 menjadi 0, sehingga
senyawa KI merupakan reduktor. Sehingga jika KI telah teroksidasi
menjadi I2, maka secara bersamaan NaNO2 akan tereduksi menjadi
NO(g), yang dibuktikan dengan perubahan warna pada larutan
menjadi ungu.
Gas yang terbentuk sesuai reaksi diatas adalah gas NO. Gas
ini akan segera bereaksi dengan I2 yang terbentuk membentuk
nitrosil iodida. Hal ini menyebabkan pada tabung 2 tidak muncul
warna gas coklat seperti pada tabung pertama, meski ada kontak
dengan udara, namun gas NO bereaksi lebih dahulu dengan halogen
membentuk nitrosil iodida menghasilkan larutan berwarna ungu
pekat, sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
2NO(g) + I2(aq) 2NOI(aq)

Reaksi antara amilum dengan I2

3. Percobaan ketiga
Bertujuan untuk membuat cincin tengguli. Langkah awal
dimasukkan 1 mL HNO3 encer berupa larutan tidak berwarna ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat berupa
larutan tidak berwarna dengan hati-hati menghasilkan larutan tidak
berwarna dan dinding tabung reaksi terasa hangat karena yang
digunakan adalah H2SO4 pekat, oleh sebab itu larutan didinginkan
terlebih dahulu sebelum ditambahkan FeSO4 0,2 M. Setelah dingin
larutan ditambah FeSO4 0,2 M berupa larutan berwarna kuning
melalui dinding tabung reaksi secara perlahan-lahan mengelilingi
tabung dan terbentuk 2 lapisan. Bagian atas berwarna kuning pudar
dan bagian bawah tidak berwarna (tidak terbentuk cincin tengguli).
Tujuan penambahan perlahan mengelilingi dinding tabung agar
senyawa kompleks yang terbentuk merata pada bagian tepi tabung
dan dilakukan perlahan agar senyawa kompleks tidak rusak dan
dapat teramati. Tidak terbentuk cincin tengguli dikarenakan pada
saat sebelum ditambahkan FeSO4, asam sulfat harus dinginkan
terlebih dahulu tetapi pada saat praktikum proses mendinginkan
tidak terlalu lama dan langsung ditambahkan FeSO4 sehingga bisa
menyebabkan tidak terbentuk cincin tengguli.
Cincin yang terbentuk merupakan senyawa kompleks dari
Nitrogen dan Fe yaitu ion [Fe(NO)]2+. Cincin ini dinamakan cincin
tergguli. Reaksi cincin tengguli tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:

4HNO3(aq) + 2H2SO4 (aq)  4NO2↑(g) + O2↑(g) + H2SO4(aq)

2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) + 6Fe2+(aq)  6Fe3+(aq) + 2NO↑ (g) +


4SO42-(aq) + 4H2O(l)

Fe2+(aq) + NO↑(g)  [Fe(NO)]2+(aq)

4. Percobaan 4
Bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat nitrogen dan
senyawanya. Langkah awal NH4OH 2M berupa larutan tidak
berwarna sebanyak 2 mL dimasukkan dalam tabung reaksi,
Selanjutnya dialiri gas H2S yang berbau menyengat melalui selang.
Gas H2S diperoleh dari penambahan HCl pekat kedalam tabung
yang berisi batu FeS yang berwarna hitam, dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:

FeS(s) + 2HCl(aq)  FeCl2(aq) + H2S↑(g)

Larutan NH4OH 2M setelah dialiri gas H2S tetap tidak


berwarna, sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
2NH4OH(aq) + H2S(g)  (NH4)2S(aq) + 2H2O(l)
Setelah ditambah 1 mL ammonium 0.1 M dan dikocok
dengan bunga belerang berupa serbuk kuning, larutan berubah
warna menjadi kuning. Setelah disaring dihasilkan filtrat berupa
larutan berwarna kuning dan residu berupa endapan kuning, dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
(NH4)2S(aq) + S(s)  (NH4)4S2↓(s)
Filtrat yang diperoleh selanjutnya ditambah dengan HCl
encer berupa larutan tidak berwarna, dan menghasilkan larutan
berwarna kuning dan tidak terbentuk endapan. Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang semestinya dimana terbentuk endapan. Hal ini
dalam percobaan kami tidak terdapat endapan karena saat
penambahan belerang kurang banyak sedangkan dalam hal ini
dibutuhkan belerang yang banyak sehingga belerang tersebut akan
mengendap apabila ditambahkan dengan HCl encer. Penambahan
HCl berfungsi untuk mempercepat terbentuknya endapan (NH4)2S.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(NH4)2S2(s) + HCl(aq)  2NH4Cl(aq) + H2S(aq) + S↓(s)
5. Percobaan 5
Bertujuan untuk mengidentifikasi gas ammonia (NH3) yang
bersifat basa dari reaksi garam amonium klorida (NH4Cl) dengan
serbuk Ca(OH)2. Langkah awal larutan NH4Cl berupa larutan tidak
berwarna dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
seujung sendok kecil Ca(OH)2 berupa serbuk berwarna putih
kemudian dipanaskan perlahan-lahan larutan sedikit keruh berwarna
putih, terdapat endapan putih dan terbentuk gelembung gas tidak
berwarna. Kemudian di uji dengan kertas lakmus merah yang basah
di atas tabung perubahan yang terjadi kertas lakmus merah berubah
jadi warna biru. yang artinya gas tersebut bersifat basa. Proses
pemanasanan juga menghasilkan bau yang menyengat yang
menandakan terbentuknya gas NH3. Dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s)  CaCl2(aq) + NH3(g)
+ H2O(l)
Selanjutnya di uji dengan spatula yang telah dicelupkan
dengan HCl pekat terbentuk gas/asap putih. Persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut :

NH3(g) + HCl(aq)  NH4Cl(aq)

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa gas ammonia


dapat ditandai dengan birunya lakmus merah basah, yang
menandakan gas NH3 bereaksi dengan air yang berada pada kertas
lakmus merah menghasilkan NH4OH yang bersifat basa sehingga
dapat membirukan lakmus merah.
6. Percobaan 6
Bertujuan untuk membuat gas ammonia (NH3) di dalam
laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas ammonia. Langkah awal
5 mL NH4OH berupa larutan tidak berwarna dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL dan dipanaskan perlahan-lahan mengahasilkan
larutan tidak berwarna, dan terbentuk gelembung gas tidak
berwarna, sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

Dipanaskan
NH4OH(aq) NH3↑(g) + H2O(l)

Gas yang terbentuk selanjutnya ditampung dalam tabung


reaksi kering yang ditutup dengan karet penutup yang dihubungkan
dengan selang. Setelah gas terbentuk maka dilakukan pengujian
yang pertama di uji dengan menggunakan pengaduk kaca yang
sudah dicelupkan pada HCl pekat. Hasilnya timbul gas/asap putih.
Hal tersebut membuktikan bahwa dalam tabung reaksi tersebut
terdapat gas NH3. Persamaan reaksinya adalah :

NH3↑(g) + HCl(aq)  NH4Cl (aq)


Pengujian yang kedua adalah dengan mengalirkan gas yang
dihasilkan ke dalam air yang sudah diberi indikator Phenophtalein.
Air berubah dari tak berwarna menjadi larutan berwarna merah
muda. Hal ini menunjukkan bahwa NH3 bersifat basa, yang mana
indicator phenolphthalein merupakan indicator basa yang
mempunyai rentang pH 8,3 sampai 10 sehingga indikator PP ini
akan bekerja hanya pada larutan basa. Yang mengubaha warna
larutan basa menjadi merah muda, sesuai dengan persamaan reaksi
berikut:
dipanaskan
NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(l)

Reaksi NH3 dengan indikator PP :

KESIMPULAN

1. Gas nitrogen dapat dibuat dengan mereaksikan NaNO3 dan NH4Cl


melalui prose pemanasan yang kemudian gas N2 dapat di identifikasi
sifatnya yang tidak reaktif sehingga dapat memadamkan api.
2. Gas NO dapat di identifikasi dengan timbul uap/gas yang tidak
berwarna. Dalam percobaan yang terjadi reaksi redoks. Dimana
NaNO2 sebagai oksidator yang ditandai dengan teroksidasinya I-
menjadi I2 yang diidentifikasi dari terbentuknya warna ungu.
(kompleks I2-amilum)
3. Nitrogen dapat membentuk senyawa kompleks dengan Fe yaitu [Fe
(NO)2]2+ yang dibuktikan dengan terbentuknya cincin tengguli yang
berwarna cokelat .
4. NH4OH Jika dialiri dengan gas H2S dan direaksikan dengan bunga
belerang (S) akan terbentuk endapan kuning yaitu endapan (NH4)2S
5. NH4Cl jika direaksikan dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) akan
terbentuk gas NH3 yang bersifat basa karena mengubah lakmus
merah menjadi biru, dan lakmus biru tetap berwarna biru, dan jika
diuji dengan pengaduk yang telah dicelupkan HCl pekat akan timbul
asap putih.
6. Pembuatan gas NH3 di laboratorium dengan memanaskan NH4OH
menghasilkan gas amonia bersifat basa yang dibuktikan dengan
adanya warna merah muda pada air yang telah dicampur dengan
indikator pp, dan jika diuji dengan pengaduk yang telah dicelupkan
HCl pekat akan timbul asap putih.
JAWAB PERTANYAAN
1. Jelaskan pembuatan gas nitrogen dan ammonia di laboratorium!
2. Jelaskan sifat-sifat kimia nitrogen!
3. Tulislah persamaan reaksi semua percobaan di atas!
4. Sebutkan kegunaan ammonium!
Jawab:
1. Pembuatan gas nitrogen di laboratorium dapat dilakukan dengan cara
mereaksikan antara larutan NaNO2 dengan NH4Cl. Setelah itu, merangkai alat
dan menghangatkan labu yang berisi larutan NaNO2 dengan NH4Cl, dan
membuka kran corong pisah. Gas yang keluar akan ditampung lalu diuji
dengan sebilah kayu yang menyala. Api pada kayu akan padam, karena gas
nitrogen yang dihasilkan bersifat tidak reaktif. Reaksi yang terjadi : NaNO2(aq)
+ NH4Cl(aq)→ NaCl(aq) + N2(g) + 2H2O(l)
b. Pembuatan gas amonia di laboratorium dapat dilakukan dengan cara
mereaksikan larutan NH4Cl dengan menggunakan serbuk Ca(OH)2 lalu
dipanaskan secara perlahan. Setelah itu, diuji dengan menggunakan kertas
lakmus, dan terjadi perubahan warna pada kertas lakmus merah menjadi biru
yang menandakan bahwa gas amonia bersifat basa. Reaksi yang terjadi :
2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s)→ CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l)
2. Berupa gas tidak berwarna,tidak berasa, tidak berbau, hambar, dan tidak
beracun.
- Mudah menguap, tidak reaktif. Bersifat diamagnetik, Elektronegatifanya
paling tinggi dalam satu golongan.
- Memiliki lima elektron di kulit terluarnya, sehingga trivalen pada kebanyakan
senyawa. Tidak berbau. Gas nitrogen tidak mengeluarkan bau, jadi untuk kita
tidak dapat mengetahui gas nitrogen dihasilkan attau tidak dari baunya.
3. Percobaan 1:
- NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
- NH4Cl (s) + H2O (l) → NH4Cl (aq)
- NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) → NaCl (aq) + 2H2O (l) + N2 (g)
Percobaan 2
- NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
- Tabung 1
- 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2HNO2 (aq)
- 2HNO2 (aq) → NO (g) + NO2 (g) + H2O (l)
- 2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 (g)
- Tabung 2
- 2NaNO2 (aq) + 2KI (aq) + 2H2SO4 (aq) → I2 (aq) + 2NO (g) + K2SO4 (aq)
+ Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)
- 2HNO2 (aq) → NO (g) + NO2 (g) + H2O (l)
- 2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 (g)
Percobaan 3
- HNO3 (aq) + H2SO4 (aq) → HNO3 (aq) + H2SO4 (aq)
- 2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) + 6Fe2+(aq)  6Fe3+(aq) + 2NO↑ (g) + 4SO42-
(aq) + 4H2O(l)
- 2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) + 6Fe2+(aq)  6Fe3+(aq) + 2NO↑ (g) + 4SO42-
(aq) + 4H2O(l)
- Fe2+ (aq) + NO (g) → [Fe(NO)]2+ (aq) cincin coklat (cincin Tengguli)
Percobaan 4
- FeS (s) + 2HCl (aq) → H2S (g) + FeCl2 (s)
- 2(NH4)OH (aq) + H2S (g) → (NH4)2S (aq) + 2H2O (l)
- (NH4)2S (aq) + S (s) → (NH4)2S2 (aq)
- (NH4)2S2 (aq) + HCl → S (s) + NH4Cl (aq) + NH4SH (aq)
Percobaan 5
- NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 (s) → CaCl2 (aq) + NH3 (g) + H2O (l)
- NH3 (g) + HCl (aq) → NH4Cl (g)
Percobaan 6
dipanaskan
- NH4OH (aq) NH3 (g) + H2O (l)
- NH3 (g) + HCl (aq) → NH4Cl (g)
4. -Garam dalam bentuk NH4NO3 atau NH4SO4 banyak digunakan dalam
industri sebagai bahan baku pupuk nitrogen - Ammonium klorida digunakan
pada baterai kering - Amonia cair dapat dipakai sebagai pelarut, baik untuk
senyawa.
- senyawa anorganik maupun organik dan sebagai media reaksi dalam
sintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Hadyana, A. Pudjaatmaka dan Setiono, L. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.

Lee, J. D.. 1991. Concise Inorganic Chamistry fourth edition. Oxford UK:
Black well science Ltd.

Lutfi, A., & Dwiningsih, K. (2016). Kimia Anorganik : Unsur-Unsur Go


longan Utama. Surabaya: Absolute Media.
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Mikro bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
(diterjemahkan oleh Hadyana, A. Pudjaatmaka).
LAMPIRAN FOTO
Perco
Gambar & Keterangan
baan
4.

Memasukkan larutan NH4OH 2 M Membuat gas H2S dengan


1 ml mencampurkan 1 butir FeS dan
ditambahkan dengan 3 ml HCl
pekat

Mengalirkan gas H2S di dalam


larutan NH4OH Menambahkan bunga belerang dan
terdapat endapan berwarna kuning
dan larutan berwarna kuning (+)
Hasil dari penambahan bunga Setelah itu, larutan disaring.
belerang. Larutan menjadi kuning Sehingga mendapatkan larutan
(+) dan adanya endapan kuning tidak tidak berwarna dan kemudian
ditambahkan HCl. Hasilnya larutan
tidak berwarna dan tidak adanya
endapan S.
5.

Memasukkan 2 ml larutan NH4Cl Menambahkan ¼ spatuka Ca(OH)2,


ke dalam tabung reaksi sehingga hasilnya larutan tidak
berwarna dan adanya endapan
putih
Setelah itu, dilakukan proses Gas yang di hasilkan diuji dengan
pemanasan. Sehingga terdapat lakmus merah yangg telah dibasahi
gelembung gas dan adanya bau aquades, sehingga lakmus merah
menyengat menjadi biru

Sedangkan untuk uji gas kedua


adalah dengan memasukkan spatula
yang telah dicelupkan dengan HCl
pekat, hasilnya adanya gas/uap
berwarna putih
6.

Memasukkan NH4OH 5 ml ke Dipanaskan secara perlahan, dan


dalam tabung reaksi hasil pemanasan yaitu gas di
tampung di dalam tabung reaksi
yang kering.

Gas yang dihasilkan diuji dengan Untuk uji gas kedua adalah dengan
pengaduk kaca yang telah tabung reaksi baru diisikan 2 ml
dicelupkan dengan HCl pekat, aquades dan 2 tetes PP.
hasilnya terbentuk gas/asap putih
Setelah itu, air dan 2 tetes PP
tersebut dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang telah berisi gas
dan hasilnya larutan berwarna
merah muda

Anda mungkin juga menyukai