1. Nitrit (NO2-)
Semua nitrit (NO2-) larut dalam air kecuali perak nitrit yang larut sangat
sedikit dalam air. Reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai larutan
kalium nitrit (KNO2) yang baru dibuat (Svehla, 1985) .
Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi nitrit:
- Dengan menambahkan suatu asam klorida encer secara hati-hati kepada
suatu nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan larutan biru pucat yang tak
tetap (transien) (karena adanya asam nitrit bebas, HNO2 atau anhidranya,
N2O3) dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang coklat. Uap tersebut
terbentuk karena terjadi persenyawaan antara nitrogen oksida dengan
oksigen dari udara. Hasil serupa diperoleh dengan larutannya dalam air
(Lee,1991).
NO2- + H+ HNO2
2. Nitrat (NO3-)
Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini larut
dalam asam nitrat encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium
nitrat (lutfi,dkk;2016).
Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi nitrat:
- Dengan asam sulfat pekat terbentuk uap nitrogen dioksida yang coklat
kemerahan, disertai oleh uap asam nitrat berbau menusuk dan berasap
dalam udara, akan terbentuk ketika nitrat padat direaksikan dengan
reagensia. Asam sulfat encer tak memberi reaksi apa-apa (perbedaan dari
nitrit) (lutfi,dkk;2016).
4NO3- + 2H2SO4 4NO2 (g) + O2 (g) + 2SO42- + 2H2O
- Dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat pekat (uji cincin coklat),
dilakukan dengan salah satu dari kedua cara sebagai berikut:
(lutfi,dkk;2016)
Pertama dapat dilakukan dengan menambahkan besi(II) sulfat
kepada larutan nitrat, kemudian dituangkan secara perlahan-lahan
sepanjang sisi tabung-uji sehingga asam ini membentuk suatu lapisan di
sebelah bawah campuran tersebut. Sebuah cincin coklat akan terbentuk
pada tempat dimana kedua cairan bertemu (lutfi,dkk;2016).
Kedua, dapat dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat
kedalam larutan nitrat. Campuran tersebut didinginkan dibawah aliran
dingin dari kran. Setelah dingin, larutan jenuh besi(II) sulfat dengan
perlahan-lahan sepanjang sisi tabung sehingga membentuk suatu lapisan
di atas cairan tadi. Pada zona persentuhan kedua cairan tersebut akan
terbentuk suatu cincin tengguli. Sebuah cincin coklat yang dikenal
dengan cincin tengguli akan terbentuk pada zona persentuhan kedua
cairan tersebut (lutfi,dkk;2016).
Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)]2+.
Setelah campuran dikocok dan dipanaskan, warna coklat hilang,
nitrogen(II) oksida dilepaskan, dan tinggal larutan ion besi(II) yang
kuning (lutfi,dkk;2016).
2NO3- + 4 H2SO4 + 6 Fe2+ 6Fe3+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO (g) [Fe(NO)]2+
Pembuatan Gas Nitrogen
a. Pembuatan Gas Nitrogen di laboratorium
Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dapat dibuat melalui
pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (NaN3) dan barium
azida (Ba(N3)2). Pemanasan ini menghasilkan gas nitrogen dan logam
natrium.
dipanaskan
2NaN3(s) 2Na(s) + 3N2(g)
Selain diperoleh dari pemanasan senyawa azida, nitrogen juga dapat
dihasilkan dari pemanasan secara perlahan – lahan amonium nitrit
(NH4NO2).
dipanaskan
NH4NO2(aq) 2H2O(l) + N2(g)
Amonium nitrit yang dibuat dengan cara mereaksikan natrium nitrit dan
amonium klorida menurut reaksi berikut.
dipanaskan
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) NH4NO2(aq) + NaCl(aq)
(lutfi,dkk;2016)
Pembentukan gas nitrogen di industri
Pembuatan gas nitrogen dilakukan bersamaan dengan pembuatan
gas oksigen karena sumbernya juga sama, yaitu udara. Udara yang
mengandung 78% gas nitrogen, didinginkan sehingga diperoleh nitrogen
dan oksigen cair (lutfi,dkk;2016).
Selanjutnya, cairan tersebut didistilasi pada suhu 195,8oC. Nitrogen
cair akan menguap dan terpisah dengan oksigen cair. Uap nitrogen ini,
kemudian ditampung dan dapat digunakan sesuai dengan keperluan
(lutfi,dkk;2016).
Amonia
Amonia merupakan senyawa yang terdiri atas unsur nitrogen dan
hidrogen serta dikenal memiliki bau menyengat yang khas. Molekul amonia
terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen
bermuatan positif dengan rumus kimia NH3. Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah
senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan
dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi
kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam
untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun
amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih
digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan
amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai
surat izin (Svehla, 1985).
Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia
anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut.
Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan
dalam tekanan tinggi atautemperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor
penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung
reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium
hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut
diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia
berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé
(sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C). Amonia yang berada di
rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat ammonia
(Svehla, 1985).
Amonia umumnya bersifat basa (pKb = 4.75), namun dapat juga
bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa = 9.25).
(Svehla, 1985)
Sifat-Sifat Amonia
1. Rumus molekul : NH3
2. Berat molekul : 17.03 g/mol
3. Temperatur kritis : 132.40 °C
4. Tekanan kritis : 111.3 atm
5. Titik didih : 33.15 °C
6. Titik leleh : -77.7 °C
7. Spesific gravity pada acuan udara : 0.5971
8. Kelarutan dalam air dingin (0 °C) : 89.9/100
9. Kelarutan dalam air panas (100 °C) : 7.4/100
10. Viskositas (25 °C) : 13.35 Cp
11. Reaksi amonisasi Misal pada senyawa halogen NH3 + HX → NH4+ + X-
1) Amonia mengalami disosiasi mulai pertama kali pada 400-500◦C, pada
tekanan 1 atm
2) Oksidasi pada suhu yang tinggi dari NH3 akan menghasilkan N2 + H2O
2NH3 + 2 KMnO4 → 2KOH + MnO2 + 2H2O + N2 (Hadyana & Setiono,
1994).
Pembuatan Amonia
a. Pembuatan Gas Nitrogen di laboratorium
Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dapat dibuat melalui
pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (NaN3) dan barium azida
(Ba(N3)2). Pemanasan ini menghasilkan gas nitrogen dan logam natrium.
dipanaskan
2NaN3(s) 2Na(s) + 3N2(g)
(lutfi,dkk;2016).
V. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Tabung reaksi 7 buah
b. Labu Erlenmeyer 1 buah
c. Labu suling 1 buah
d. Corong pemisah 1 buah
e. Kaki tiga dan asbes 1 buah
f. Statif dan klem 1 buah
g. Pembakar Bunsen 1 buah
h. Tabung reaksi 7 buah
i. Pipet tetes
j. Gelas ukur 250 mL 1 buah
k. Bak/wadah 1 buah
l. Pengaduk kaca 1 buah
m. Neraca 1 buah
2. Bahan :
a. Sebilah kayu
b. Larutan HCl pekat
c. Kristal NH4Cl
d. Ca(OH)2
e. Larutan H2SO4 pekat
f. Larutan H2SO4 1M ; 0,1M
g. Larutan FeSO4 0,2M
h. Larutan HNO3 pekat
i. Larutan amilum
j. Larutan ammonium
k. Larutan ammonia pekat
l. Gas H2S (dari HCl dan pirit)
m. Bunga belerang
n. Larutan HCl 0,1M
o. Indikator PP
p. Larutan NH4OH 2M ; 0,1 M
VI. ALUR PERCOBAAN
Hasil Uji
Reaksi :
1. NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
2. NH4Cl (s) + H2O (l) → NH4Cl (aq)
3. NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) → NaCl (aq) + 2H2O (l) + N2 (g)
2. 0,25 g NaNO2
Tabung 1 Tabung 2
Hasil Pengamatan
Reaaksi :
1. NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
Tabung 1
1. 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2HNO2 (aq)
2. 2HNO2 (aq) → NO (g) + NO2 (g) + H2O (l)
3. 2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 (g)
Tabung 2
1. 2NaNO2 (aq) + 2KI (aq) + 2H2SO4 (aq) → I2 (aq) + 2NO (g) + K2SO4 (aq) +
Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)
3. 1 mL larutan HNO3
encer
- dimasukkan tabung reaksi
- ditambah 1 ml H2SO4 pekat
- didinginkan
-ditambah ± 0,5 mL larutan FeSO4
0,2 M perlahan-lahan melalui
dinding tabung
Reaksi :
Larutan
Residu Filtrat
Hasil Pengamatan
Reaksi :
1. FeS (s) + 2HCl (aq) → H2S (g) + FeCl2 (s)
2. 2(NH4)OH (aq) + H2S (g) → (NH4)2S (aq) + 2H2O (l)
3. (NH4)2S (aq) + S (s) → (NH4)2S2 (aq)
4. (NH4)2S2 (aq) + HCl → S (s) + NH4Cl (aq) + NH4SH (aq)
Larutan NH4Cl
5.
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambah seujung sendok kecil Ca(OH)2
- Dipanaskan perlahan dengan memegang kertas
lakmus yang basah di atas tabung
- Diamati perubahan yang terjadi
- Dimasukkan pengaduk yang sudah dicelupkan
larutan HCl pekat
- Diamati gas yang terbentuk
± 5 mL NH4OH pekat
6.
Reaksi:
dipanaskan
1. NH4OH (aq) NH3 (g) + H2O (l)
2. NH3 (g) + HCl (aq) → NH4Cl (g)
VII. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. NaNO2 (± 0, 3 g dalam 10 mL air) Reaksi : Gas nitrogen dapat dibuat
NaNO2 (s) + H2O (l) → dengan mereaksikan
NaNO2 (aq) NaNO2 dan NH4Cl
- Dimasukkan ke dalam labu suling melalui proses pemanasan
- Dimasukkan larutan NH4Cl (± 0, 3 g NaNO2 + aquades : NH4Cl (s) + H2O (l) → NH4Cl yang kemudian gas N2
dalam 10 mL air) dengan corong pisah larutan tidak berwarna (aq) dapat diidentifikasi
- Dirangkai alat pembuatan gas N2 NH4Cl + aquades : sifatnya yang tidak reaktif
- Dihangatkan labu dan kran corong larutan tidak berwarna NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) → sehingga dapat
pemisah NaNO2 (aq) + NH4Cl NaCl (aq) + 2H2O (l) + N2 (g) memadamkan api.
(aq) : larutan tidak
- Dibuka dengan hati-hati
berwarna Dugaan :
- Ditampung gas yang keluar ke dalam NaNO2 : kristal
berwarna putih NaNO2 (aq) + NH4Cl Nyala api padam
gelas ukur yang berisi air penuh dengan (aq) + panas :
posisi terbalik NH4Cl : kristal Volume gas N2 perhitungan
terbentuk gelembung
berwarna putih secara teori = 97,4176 mL
- Diukur volumenya gas N2
Aquades : cairan tidak
Gas diuji dengan api
Terbentuk gas dan Volume gas berwarna
menyala : nyala api
padam
- Diuji gas yang diperoleh dengan sebilah Volume gas N2 = 100
kayu dengan nyala besar mL
- Diamati perubahan yang terjadi
Hasil Uji
2. 0,25 g NaNO2 : kristal NaNO2 + H2O: Reaksi: Berdasarkan percobaan
berwarna putih larutan tidak NaNO2 (s) + H2O (l) → yang dilakukan,
NaNO2
H2SO4 : larutan tidak berwarna NaNO2 (aq) pembuatan
- Dimasukkan ke dalam 2,5 berwarna Tabung reaksi 1 Tabung 1 gas NO dan NO2 dapat
mL air KI : larutan tidak NaNO2 (aq) + H2SO4 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq) dilakukan dari reaksi
berwarna (aq) : Larutan tidak → Na2SO4 (aq) + 2HNO2 antara NaNO2 dan
- Dibagi dalam 2 tabung
Amilum : larutan tidak berwarna dan timbul (aq) H2SO4.
berwarna dan terdapat uap tak berwarna Gas NO dapat
endapan merah muda Tabung reaksi 2 2HNO2 (aq) → NO (g) + diidentifikasi dengan
Tabung 1 Tabung 2 NaNO2 (aq) + H2O NO2 (g) + H2O (l) timbul uap/gas yang
(aq) : Larutan tidak tidak berwarna.
berwarna 2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 Dalam percobaan yang
- Ditambah - Diencerkan 4 NaNO2 (aq) + H2O (g) terjadi reaksi redoks.
(aq) + KI (aq) + Dimana NaNO2 sebagai
beberapa tetes kali dengan air 2
amilum : larutan NO2 berupa uap coklat oksidator yang ditandai
H2SO4 1M mL NO berupa uap tidak dengan teroksidasinya I-
tidak berwarna
- Diperhatikan - Dicampur berwarna menjadi I2 yang
NaNO2 (aq) + KI
uap yang terjadi dengan larutan (aq) + amilum (aq) : diidentifikasi dari
dari warna KI dan amilum larutan tidak Tabung 2 terbentuknya warna
- Ditambah berwarna 2NaNO2 (aq) + 2KI (aq) + ungu.
cairannya
larutan H2SO4 NaNO2 (aq) + KI 2H2SO4 (aq) → I2 (aq) + (kompleks I2-amilum)
(aq) + amilum (aq) + 2NO (g) + K2SO4 (aq) +
encer
H2SO4 (aq) : Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)
- Diamati
perubahan terbentuk 2 lapisan.
Uap dan Lapisan atas I2 (aq) + amilum (aq) → I2-
warna cairan warna yang berwarna ungu tua. amilum (aq) kompleks
terjadi Lapisan bawah tidak berwarna ungu .
berwarna. Amilum berfungsi sebagai
Hasil indikator adanya I2 yang
Pengamatan terbentuk.
3. HNO3 encer: larutan HNO3 (aq) + H2SO4 Reaksi: Gas NO dapat
tidak berwarna pekat (aq) : larutan HNO3 (aq) + H2SO4 (aq) → diperoleh dari reaksi
1 mL larutan HNO3 H2SO4 pekat: larutan tidak berwarna HNO3 (aq) + H2SO4 (aq) antara HNO3, H2SO4
encer tidak berwarna HNO3 (aq) + H2SO4 dan FeSO4 .
FeSO42M: larutan pekat (aq) + FeSO4 2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) + HNO bersifat sebagai
3
- dimasukkan tabung reaksi berwarna jingga (aq) : terbentuk 2
lapisan. Bagian atas 6Fe2+(aq) 6Fe3+(aq) + oksidator (mengalami
- ditambah 1 ml H2SO4 pekat
- didinginkan berwarna kuning 2NO↑ (g) + 4SO42-(aq) + reduksi) yang
-ditambah ± 0,5 mL larutan FeSO4 pudar dan bagian mengoksidasi Fe2+
bawah tidak 4H2O(l)
0,2 M perlahan-lahan melalui menjadi Fe3+, yang
dinding tabung berwarna (tidak diidentifikasi dengan
terbentuk cincin Fe2+ (aq) + NO (g) → terbentuknya gas NO
tengguli) [Fe(NO)]2+ (aq) cincin coklat hasil reduksi HNO3.
(cincin Tengguli) NO tersebut dapat
Terbentuk cincin tengguli diidentifikasi dengan
terbentuknya cincin
tengguli dari
kompleks [Fe(NO)]2+
yang berwarna coklat.
Namun pada
percobaan yang
dilakukan tidak
terbentuk cincin
tengguli.
4.
1 mL larutan NH4OH 2M NH4OH : larutan FeS (s) + HCl pekat Reaksi: Ketika NH4OH
tidak berwarna (aq) : dihasilkan FeS (s) + 2HCl (aq) → H2S direaksikan dengan H2S
HCl pekat: larutan larutan berwarna (g) + FeCl2 (s) maka menghasilkan
- Dimasukkan ke dalam tabung tidak berwarna coklat kleabu-abuan larutan (NH4)2S yang
reaksi FeS : berupa dan gas berbau 2(NH4)OH (aq) + H2S (g) → tidak berwarna.
- Dialiri gas H2S bongkahan batuan menyengat seperti (NH4)2S (aq) + 2H2O (l)
- Ditambah 1 mL amonium 0,1 berwarna abu-abu telur busuk (H2S)
kehitaman NH4OH (aq) + H2S (g) (NH4)2S (aq) + S (s) →
M
HCl encer : larutan : larutan berwarna (NH4)2S2 (aq)
Larutan tidak berwarna kuning (+)
Gas H2S : gas tidak NH4OH (aq) + H2S (g) (NH4)2S2 (aq) + HCl → S (s)
berwarna, berbau + amonium: larutan + NH4Cl (aq) + NH4SH (aq)
- Dikocok dengan bunga
menyengat seperti berwarna kuning (+)
belerang NH4OH (aq) + H2S (g) Dugaan :
telur busuk
- Disaring Bunga belerang : + amonium + bunga Terbentuk larutan berwarna
serbuk kuning belerang: larutan lebih kuning dari
berwarna kuning (+) (NH4)2S dan (NH4)2S2
Filtrat dan terdapat endapan
Residu
kuning Terbentuk endapan S
Larutan disaring: berwarna hitam
- Diamati warna Residu : endapan
larutan berwarna kuning
- Ditambah dengan Filtrat : larutan
HCl encer sampai berwarna kuning (+)
terbentuk endapan Filtrat + HCl encer :
- Diamati perubahan larutan berwarna
kuning (+) dan tidak
Hasil Pengamatan terbentuk endapan S
5. Larutan NH4Cl NH4Cl 4M: larutan NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 Reaksi : Bahwa gas NH3 dapat
tidak berwarna (s) : larutan tidak NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 (s) → diperoleh dari reaksi antara
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ca(OH)2 : serbuk berwarna dan terdapat CaCl2 (aq) + NH3 (g) + H2O NH4Cl dan Ca(OH)2 yang
berwarna putih endapan putih (l) dipanaskan. gas tersebut
- Ditambah seujung sendok kecil Ca(OH)2
Kertas lakmus: NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 dapat diidentifikasi dengan
- Dipanaskan perlahan dengan memegang kertas berwarna (s) + dipanaskan : NH3 (g) + HCl (aq) → terbentuknya gelembung gas
kertas lakmus yang basah di atas tabung merah larutan sedikit keruh NH4Cl (g) pada larutan. Sifat gas NH3
- Diamati perubahan yang terjadi HCl pekat : larutan berwarna putih, tersebut bersifat basa karena
- Dimasukkan pengaduk yang sudah tidak berwarna terdapat endapan putih Dugaan : saat diidentifikasi dengan
dicelupkan larutan HCl pekat dan terbentuk Terbentuk gas NH3 tidak kertas lakmus merah, dapat
gelembung gas tidak berwarna yang bersifat basa mengubah kertas lakmus
- Diamati gas yang terbentuk
berwarna yang ditandai dengan kertas merah yang menjadi biru.
Pengujian Gas lakmus merah menjadi biru Serta sifat gas NH3 yang
Gas yang keluar Uji kertas lakmus sangat reaktif dengan HCl
merah basah: kertas Saat direaksikan dengan HCl pekat yang diidentifikasi
lakmus berubah pekat, terbentuk gas/asap dengan terbentuknya
menjadi biru putih NH4Cl (g) gas/asap putih NH4Cl
Uji dengan spatula
yang telah dicelupkan
dengan HCl pekat:
terbentuk gas/asap
putih
6. NH4OH : larutan NH4OH (aq) + Reaksi : Bahwa gas NH3 dapat
± 5 mL NH4OH pekat tidak berwarna dipanaskan : larutan NH4OH (aq) dipanaskan diperoleh dari reaksi
Aquades : larutan tidak berwarna dan NH3 (g) + H2O (l) pemanasan NH4OH. Gas
tidak berwarna terbentuk gelembung tersebut dapat
Indikator PP: larutan gas tidak berwarna NH3 (g) + HCl (aq) → diidentifikasi dengan
- Dimasukkan ke dalam labu
tidak berwarna Indikator PP + NH4Cl (g) terbentuknya gelembung
erlenmeyer 100 mL
Indikator PP + aquades: larutan tidak gas pada larutan. Sifat gas
- Dipanaskan perlahan aquades : larutan berwarna Dugaan : NH3 tersebut bersifat basa
- Ditampung gas yang tidak berwarna Pengujian Gas Terbentuk gas NH3 tidak karena saat diidentifikasi
terbentuk dlm tabung reaksi HCl pekat : larutan Uji dengan spatula berwarna yang bersifat basa dengan indikator PP,
kering yang ditutup karet tidak berwarna yang telah dicelupkan yang ditandai dengan menghasilkan warna
dengan HCl pekat: terbentuknya warna larutan larutan merah muda
terbentuk gas/asap merah muda saat diuji Gas NH3 ketika
putih dengan indikator PP direaksikan dengan HCl
Uji dengan indikator pekat membentuk gas
PP+aquades : larutan Saat direaksikan dengan HCl NH4Cl yang merupakan
- Diuji dengan pekat, terbentuk gas/asap gas/asap putih.
- Diuji dengan berwarna merah muda
pengaduk kaca putih NH4Cl (g)
beberapa tetes yang sudah
indikator PP ke dicelupkan HCl
dalam gelas kimia pekat pada
berisi air yang di tabung reaksi
dalamnya sudah yang berisi
dimasukkan tabung NH4OH pekat
reaksi berisi gas yang sudah
dipanaskan
Hasil Hasil
Pengamatan Pengamatan
VIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
nitrogen dan ammonia di laboratorium, mengetahi sifat-sifat nitrogen
dan senyawanya, mengidentifikasi gas nitrogen, ammonium dan
senyawanya.
1. Percobaan pertama
Bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas nitrogen
yaitu dengan cara mereaksikan larutan NaNO2 tidak berwarna
dengan larutan NH4Cl tidak berwarna. Langkah awal NaNO2 kristal
berwarna putih dan NH4Cl Kristal berwarna putih ditimbang
sebanyak 0,3 gram, langkah selanjutnya NaNO2 dimasukkan dalam
labu suling yang berisi aquades 10 mL, kemudian dimasukkan
NH4Cl dengan menggunakan corong pisah. Labu suling ini
dihubungkan dengan selang plastik yang salah satu ujungnya
dimasukkan gelas ukur posisi terbalik dalam bak berisi air,
selanjutnya labu suling di panaskan menghasilkan terbentuknya
gelembung. Dibuka dengan hati-hati, ditampung gas yang keluar ke
dalam gelas ukur yang berisi air penuh dengan posisi terbalik.
Volume yang dihasilkan gas nitrogen sebanyak 100 mL dan gas
yang dihasilkan gas nitrogen. Secara teori dijelaskan bahwa volume
gas nitrogen yang dihasilkan sebesar:
Jawab :
V N2 = n x 22,4 L
= 0,09632 L
= 96,32 mL
+3 oksidasi +2
2NaNO2(aq) + 2KI(aq) + 4H2SO4(aq) 4KHSO4(aq) + I2(aq) + 2NO(g) + 2H2O(l)
-1 reduksi 0
Dari reaksi tersebut di atas terlihat bahwa terjadi reaksi
reduksi dan oksidasi, dimana senyawa NaNO2 mengalami reaksi
reduksi menjadi NO, yang disertai dengan perubahan bilangan
oksidasi dari + 3 menjadi +2, sehingga senyawa NaNO2 merupakan
oksidator, sedangkan KI mengalami oksidasi I2 yang ditandai
dengan perubahan bilangan oksidasi dari -1 menjadi 0, sehingga
senyawa KI merupakan reduktor. Sehingga jika KI telah teroksidasi
menjadi I2, maka secara bersamaan NaNO2 akan tereduksi menjadi
NO(g), yang dibuktikan dengan perubahan warna pada larutan
menjadi ungu.
Gas yang terbentuk sesuai reaksi diatas adalah gas NO. Gas
ini akan segera bereaksi dengan I2 yang terbentuk membentuk
nitrosil iodida. Hal ini menyebabkan pada tabung 2 tidak muncul
warna gas coklat seperti pada tabung pertama, meski ada kontak
dengan udara, namun gas NO bereaksi lebih dahulu dengan halogen
membentuk nitrosil iodida menghasilkan larutan berwarna ungu
pekat, sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
2NO(g) + I2(aq) 2NOI(aq)
3. Percobaan ketiga
Bertujuan untuk membuat cincin tengguli. Langkah awal
dimasukkan 1 mL HNO3 encer berupa larutan tidak berwarna ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat berupa
larutan tidak berwarna dengan hati-hati menghasilkan larutan tidak
berwarna dan dinding tabung reaksi terasa hangat karena yang
digunakan adalah H2SO4 pekat, oleh sebab itu larutan didinginkan
terlebih dahulu sebelum ditambahkan FeSO4 0,2 M. Setelah dingin
larutan ditambah FeSO4 0,2 M berupa larutan berwarna kuning
melalui dinding tabung reaksi secara perlahan-lahan mengelilingi
tabung dan terbentuk 2 lapisan. Bagian atas berwarna kuning pudar
dan bagian bawah tidak berwarna (tidak terbentuk cincin tengguli).
Tujuan penambahan perlahan mengelilingi dinding tabung agar
senyawa kompleks yang terbentuk merata pada bagian tepi tabung
dan dilakukan perlahan agar senyawa kompleks tidak rusak dan
dapat teramati. Tidak terbentuk cincin tengguli dikarenakan pada
saat sebelum ditambahkan FeSO4, asam sulfat harus dinginkan
terlebih dahulu tetapi pada saat praktikum proses mendinginkan
tidak terlalu lama dan langsung ditambahkan FeSO4 sehingga bisa
menyebabkan tidak terbentuk cincin tengguli.
Cincin yang terbentuk merupakan senyawa kompleks dari
Nitrogen dan Fe yaitu ion [Fe(NO)]2+. Cincin ini dinamakan cincin
tergguli. Reaksi cincin tengguli tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
4. Percobaan 4
Bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat nitrogen dan
senyawanya. Langkah awal NH4OH 2M berupa larutan tidak
berwarna sebanyak 2 mL dimasukkan dalam tabung reaksi,
Selanjutnya dialiri gas H2S yang berbau menyengat melalui selang.
Gas H2S diperoleh dari penambahan HCl pekat kedalam tabung
yang berisi batu FeS yang berwarna hitam, dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:
Dipanaskan
NH4OH(aq) NH3↑(g) + H2O(l)
KESIMPULAN
Lee, J. D.. 1991. Concise Inorganic Chamistry fourth edition. Oxford UK:
Black well science Ltd.
Gas yang dihasilkan diuji dengan Untuk uji gas kedua adalah dengan
pengaduk kaca yang telah tabung reaksi baru diisikan 2 ml
dicelupkan dengan HCl pekat, aquades dan 2 tetes PP.
hasilnya terbentuk gas/asap putih
Setelah itu, air dan 2 tetes PP
tersebut dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang telah berisi gas
dan hasilnya larutan berwarna
merah muda