Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR KERJA MAHASISWA

KIMIA ANORGANIK III


Unsur Golongan VI A (Oksigen)

Anggota Kelompok:

1. Sanih Gholiyah 17030194031/ PKU 2017


2. Gayatri Rajadewi M.P. 17030194051/ PKU 2017
3. Ni’matul Zahro 17030194057/ PKU 2017

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
2020
LEMBAR KERJA MAHASISWA

Program Studi : Pendidikan Kimia


Mata Kuliah : Kimia Anorganik 3
SKS : 2/1
Semester/ Angkatan : 6/ 2017
Pertemuan/ Materi : Unsur Golongan VI A (Oksigen)

A. Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memiliki pemahaman tentang kelimpahan, cara memperoleh unsur,
senyawa serta pembuatan secara laboratorium unsur golongan utama.
B. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu memahami kedudukan, sifat fisika-kimia, pembuatan secara
laboratorium dan senyawa Oksigen dan Belerang serta manfaatnya.
C. Indikator:
1. Menjelaskan sifat fisik-kimia unsur golongan Oksigen
2. Menjelaskan kimiawi ozon
3. Menjelaskan oksida unsur golongan VIA
4. Menjelaskan senyawa-senyawa asam okso, oksohalida, hidridam dan halida
belerang, selenium, telurium
5. Menjelaskan kegunaan unsur golongan Oksigen
D. Tujuan Pembelajaran:
Pada akhir pembelajaran mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan sifat fisik-kimia unsur golongan Oksigen
2. Menjelaskan kimiawi ozon
3. Menjelaskan oksida unsur golongan VIA
4. Menjelaskan senyawa-senyawa asam okso, oksohalida, hidridam dan halida
belerang, selenium, telurium
5. Menjelaskan kegunaan unsur golongan Oksigen
E. Soal-soal
SIFAT UMUM, KONFIGURASI ELEKTRON, BILANGAN OKSIDASI
Petunjuk: Kerjakan soal-soal berikut dengan memberikan penjelasan yang tepat
untuk masing-masing soal berdasarkan sifat keperiodikan unsur!
1. Berdasarkan data konfigurasi elektron dan bilangan oksidasi unsur golongan VIA
berikut ini, ramalkan sifat kelogaman untuk masing-masing unsur dan berilah
penjelasan yang tepat!
Unsur Simbol Nomor Atom Bilangan Oksidasi
Oksigen O 8 (-II) (-1)
Sulfur S 16 (-II) (II) IV VI
Selenium Se 34 (-II) II IV VI
Telurium Te 52 II IV VI
Polonium Po 84 II IV

Jawab: Unsur oksigen, sulfur atau belerang, dan selenium memiliki sifat non logam,
telurium memiliki sifat semilogam dan polonium memiliki sifat logam. Sifat
kelogaman masing-masing unsur di golongan VIA ini mengikuti kecenderungan sifat
kelogaman atau keelektropositifan pada umumnya yaitu dari kiri ke kanan, sifat
kelogaman akan menurun dan dari atas ke bawah sifat kelogaman akan meningkat. Sifat
kelogaman yang dimiliki unsur bergantung pada energi ionisasinya. Hal ini disebabkan
oleh logam adalah unsur yang menghantarkan listrik dan melepaskan elektron. Semakin
kebawah posisi unsur dalam satu golongan di tabel periodik unsur, maka jari-jarinya
akan semakin besar. Peningkatan jari-jari menyebabkan atom menjadi semakin mudah
melepas elektron karena jarak elektron semakin jauh dari inti atom, karena semakin
lemahnya daya tarik antara proton di inti atom dan elektron.
2. Diskusikan tentang kereaktifan masing-masing unsur golongan VIA!
Jawab: Secara umum, reaktifitas unsur golongan VI A dari atas kebawah akan menurun.
Penurunan ini sangat berkaitan erat dengan elektronegatifitas dari tiap atom
anggotanya. Atom O, anggota pertama dari golongan ini, mempunyai elektronegativitas
yang besar.Sehingga saat ia berikatan dengan unsur logam, persenyawaan oksida logam
yang dihasilkan berupa senyawa ionik. Sedangkan atom S lebih tidak reaktif dari atom
O dengan elektronegatifitas yang lebih kecil pula, hanya akan berikatan dengan logam–
logam dengan reaktifitas tinggi (mempunyai elektropositif yang besar) misalnya unsur
– unsur golonganalkali, alkali tanah serta beberapa lantanida (Chemsoc, 2011). Ikatan
logam sulfida yang terjadi merupakan ikatan kovalen-ionik dengan perbedaan
elektronegatifitas kurang dari 1,7. Untuk unsur Se dan Te, keduanya merupakan unsur
yang cukup reaktif dan terbakar diudara membentuk dioksida. Sama seperti sulfur,
senyawa ini bersenyawa langsung dengan banyak unsur baik logam maupun non logam,
walaupun tidak sebanyak oksigen. Seperti sifat unsur non logam pada umumnya, S, Se
dan Te tidak bereaksi dengan asam kecuali asam-asam pengoksidasi. Po bersifat
radioaktif dan berumur pendek. Po melarut dalam asam seperti H2SO4, HF, HCl dan
HNO3., membentuk larutan PO2+ merah muda. Po bersifat radioaktif kuat mengasilkan
emisi 𝛼 yang dapat menguraikan air, larutan Po2+ segera teroksidasi menjadi larutan
Po4+ yang berwarna kuning.
3. Berikut diberikan tabel data sifat fisik unsur golongan VIA:
Unsur Nomor r kov rM Titik Titik Energi Elektro-
Atom (A) (A) Leleh Didih Ionisasi negativitas
(oC) (oC) I
(kJ/mol)
O 8 0,74 1,40 -229 -183 1314 3,5
S 16 1,04 1,84 114 445 999 2,5
Se 34 1,14 1,98 221 685 941 2,4
Te 52 1,37 2,21 452 1087 869 2,1
Po 84 254 962 813 2,0

Berdasarkan tabel data sifat fisik unsur golongan VIA diatas, prediksikan:
a. Konfigurasi elektron
8O 1s2 2s2 2p4
2
16S 1s 2s2 2p6 3s2 3p4
34Se 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
52Te 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p4
84Po 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 4f14 5d10 6s2 6p4
b. Jenis ikatan yang terbentuk (kovalen atau ionik)
Ikatan yang biasa terbentuk oleh unsur-unsur golongan VIA biasanya adalah ikatan
kovalen. Namun, unsur oksigen dapat membentuk ikatan ionik dengan logam alkali
atau alkali tanah yang memiliki keelektropositifan yang tinggi. Hal ini disebabkan
olah sifat non logam yang dimiliki oleh oksigen dan nilai elektronegativitas dari
oksigen yang paling besar dibandingkan unsur lain dalam golongan ini.
c. Kestabilan ikatan rangkap yang dapat dibentuk oleh masing-masing unsur
Oksigen dapat membentuk ikatan rangkap yang kuat dengan menggunakan ikatan
π. Kecenderungan untuk membentuk ikatan rangkap pada unsur yang lain dalam
golongan VIA semakin menurun disertai dengan semakin meningkatnya nomor
atom sehingga kekuatan ikatan rangkap dari unsur Sulfur, Selenium, dan Telurium
lebih kecill daripada ikatan rangkap dari unsur Oksigen. Contohnya pada senyawa
CO2 dengan ikatan rangkap O=C=O yang paling stabil dibandingkan dengan
senyawa CS2 dan CSe2. Sedangkan Polonium tidak membentuk ikatan rangkap
dengan unsur yang lain karena Polonium bersifat radioaktif.
4. Jelaskan mengapa unsur belerang dapat dioksidasi sampai bilangan oksidasi +VI
sedangkan unsur selenium hanya +IV!
Jawab: Karena unsur belerang hanya memiliki kulit elektron s dan p, sedangkan
selenium menyerupai unsur transisi deret pertama dan memiliki kulit elektron d.
Pengisian electron pada kulit elektron 3d mempengaruhi sifat dari Se. Atom-atomnya
lebih kecil dan elektron-elektronnya terikat kuat. Hal ini yang menyebabkan Se tidak
bisa mencapai tingkat oksidasi tertinggi (+VI) seperti unsur S, sehingga Se hanya dapat
mencapai tingkat oksidasi +IV (Lee, 1991).

STRUKTUR DAN ALOTROPI UNSUR


Petunjuk: Kerjakan soal-soal berikut dengan singkat dan jelas!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan alotropi! Sebutkan jenis-jenis alotropi masing-
masing unsur golongan VIA (minimal 2 macam dari yang diketahui) dengan mengisi
tabel di bawah ini.
Jawab: Alotropi adalah unsur-unsur yang ada dalam dua atau lebih bentuk yang
berbeda dalam keadaan fisik yang sama. Contohnya oksigen (O2) dan ozon (O3).
Banyaknya
Unsur Jenis Alotropi Gambar Struktur
Alotropi
• Dioksigen (O2)
• Trioksigen (O3)

O 2

S 2 • Rhombic sulfur Rhombic sulfur


Banyaknya
Unsur Jenis Alotropi Gambar Struktur
Alotropi
• Mococlinic
sulfur

Mococlinic sulfur

• Amorf Red Amorf Red Selenium


Selenium
• Amorphous
Black Selenium
• Monoclinic
Selenium
Se • Hexagonal Amorphous Black Selenium
Selenium

Monoclinic Selenium
Banyaknya
Unsur Jenis Alotropi Gambar Struktur
Alotropi

• Alotrop kristal Alotrop Kristal


• Alotrop amorf

Te 2
Alotrop Amorf

6. Jelaskan mengapa alotropi Oksigen dalam bentuk O2 lebih stabil dibandingkan O3!
(lihat buku 1 hal 541)
Jawab: Ozon kurang stabil dibandingkan oksigen karena proses dekomposisi ozon
menjadi oksigen melepaskan panas. Ozon mengandung tiga molekul oksigen dan
berada dalam bentuk tidak stabil sehingga untuk menjadi stabil ozon melepaskan satu
oksigen untuk menjadi molekul diatomik yang lebih stabil.
Oksigen dan ozon, keduanya memiliki ikatan kovalen. Ozon adalah molekul polar,
karena itu ozon dapat membentuk ikatan dipol-dipol antarmolekul, yang lebih kuat
dibandingkan ikatan pada oksigen. Hal ini mengakibatkan untuk dapat melepaskan
ikatan, ozon membutuhkan energi lebih tinggi.
Ozon mengandung atom O lebih banyak dibandimgkan oksigen. Oleh karena itu ozon
memiliki berat molekul lebih besar, dan emmbutuhkan lebih banyak energi untuk
melakukan vibrasi. Akibatnya, dalam bentuk gas, ozon memiliki densitas lebih tinggi
daripada oksigen sehingga membutuhkan lebih banyak energi untuk melepakan ikatan.
7. Bentuk alotropi belerang yang manakah yang paling stabil? Jelaskan! (lihat buku 1 hal
542)
Jawab: Belerang kebanyakan berada dalam di alam dalam dua bentuk alotropi, yaitu
bentuk Rhombic dan bentuk Monoclinic. Bentuk Rhombic (berwarna kuning) adalah
bentuk alotrop belerang yang paling stabil. Bentuk Rhombic belerang disebut juga
dengan bentuk Oktahedral.

KIMIAWI OZON
Petunjuk: Kerjakan soal-soal berikut dengan singkat dan jelas!
8. Tuliskan reaksi pembentukan ozon di alam serta di dalam laboratorium! Jelaskan
bagaimana proses terjadinya lubang ozon, apa saja penyebabnya dan tuliskan pula
reaksinya!
Jawab: Secara alamiah ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet pancaran
sinar matahari. Chapman menjelaskan pembentukan ozon secara alamiah pada tahun
1930. Ia menjelaskan bahwa sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari mampu
menguraikan gas oksigen di udara bebas. Molekul oksigen tadi terurai menjadi dua buah
atom oksigen, proses ini kemudian dikenal dengan nama photolysis. Lalu atom oksigen
tadi secara alamiah bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada di sekitarnya,
lalu terbentuklah ozon. Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer yang kita kenal
dengan nama lapisan ozon adalah ozon yang terjadi dari hasil proses alamiah photolysis,
terjadi dalam reaksi berikut (Graedel et.al., 1993).

Proses pembentukan ozon terjadi pula pada smog (kabut). Gas NOx dan hidrokarbon
dari asap buangan kendaraan bermotor dan bebagai kegiatan industri, merupakan
sumber pembawa terbentuknya ozon (Sugiarto, AT., 2004).
Selain proses alamiah, ozon juga dapat dibuat dengan mempergunakan peralatan antara
lain dengan metode electrical discharge dan sinar radioaktif. Pembuatan ozon dengan
electrical discharge pertama kali dilakukan oleh Siemens pada tahun 1857 dengan
mempergunakan metode dielectric barrier discharge.
Pembentukan ozon dengan electrical discharge ini secara prinsip sangat mudah. Prinsip
ini dijelaskan oleh Devins pada tahun 1956. Ia menjelaskan bahwa tumbukan dari
elektron yang dihasilkan oleh electrical discharge dengan molekul oksigen
menghasilkan dua buah atom oksigen. Selanjutnya atom oksigen ini secara alamiah
bertumbukan kembali dengan molekul oksigen di sekitarnya, alalu terbentuklah ozon.
Dewasa ini, metode electrical discharge merupakan metode yang paling banyak
dipergunakan dalam pembuatan ozon di berbagai kegiatan industri (Sugiarto, AT.,
2003).
9. Jelaskan aplikasi ozon sebagai disinfektan!
Jawab: Ozon dapat digunakan sebagai disinfektan dengan cara membunuh bakteri E.
coli pada air. Ozon dapat memutus rantai-rantai protein pada bakteri dengan cepat yakni
10-20 menit dengan kecepatan produk ozon 2 ppm/detik. Ozon dibuat dari udara dan
gas oksigen yang dihasilkan dari alat ozoniser. Ozon sangat efektif sebagai zat
pengoksidasi kemudian tereduksi menjadi O2.
O3 + M → O2 + O + M

OKSIDA
Petunjuk: Buatlah tabel klasifikasi oksida untuk menjawab soal 10-12 berikut!
10. Tuliskan macam-macam oksida beserta sifat dan contohnya!
Jawab:
• Berdasarkan struktur geometrinya
1) Oksida normal
- Memiliki bilangan oksida -2
- Mengandung ikatan L-O saja
- Contoh: H2O, MgO, Al2O3
2) Peroksida
- Mengandung oksigen lebih banyak daripada bilangan oksidasi L
- Mengandung ikatan oksigen berlebih dari bilangan oksidasinya, contoh:
KO2
- Bersifat ionik dengan logam golongan IA dan IIA, contoh: Na2O2 dan
BaO2
- Bersifat kovalen dan dalam strukturnya mengandung –O--, contoh: H2O2
- Mengandung ikatan tunggal oksigen-oksigen
- Merupakan pengoksidasi kuat
- Jika terhidrolisis dalam air, akan menghasilkan H2O2, contoh:
H2SO5 + H2O → H2SO4 + H2O2
3) Suboksida
- Mengandung oksigen kurang daripada bilangan oksidasi L
- Ketika elektropositifnya adalah logam, senyawa kadang disebut senyawa
“kaya logam”, contoh: Rb6O, Cs11O3, Cs4O, Cs7O, dan RbO3
- Merupakan zat antara untuk membentuk senyawa oksida normal
- Dapat terlihat ketika logam tertentu terpapar O2 dalam jumlah kecil
- Merupakan senyawa berwarna yang mengindikasikan tingkat delokalisasi
elektron
- Memiliki ikatan L-L di dalam ikatan L-O
- Contoh: O=C=C=C=O
• Berdasarkan sifat asam-basa dari oksida
1) Oksida basa
- Merupakan oksida logam
- Bersifat ion dan mengandung ion O2-
- Oksida dari logam golongan IA dan IIA bersifat lebih elektropositif dan
lantanida bersifat khusus
- Memiliki titik leleh tinggi
- Jika berekasi dengan air, ion O2- diubah menjadi OH-
Na2O + H2O → 2NaOH
- Contoh: Na2O, MgO, La2O3
2) Oksida amfoter
- Dapat bereaksi dengan asam kuat dan basa kuat
- Dapat mengalami disosiasi asam atau basa
- Contoh: BeO, Al2O3, Ga2O3, SnO, PbO, dan ZnO
3) Oksida asam
- Merupakan oksida non-logam
- Memiliki ikatan kovalen
- Berupa molekul kecil dan emiliki titik leleh dan titik didih rendah, contoh:
CO2, NO, SO2, dan Cl2O
- Beberapa merupakan molekul besar dan memiliki titik leleh tinggi,
contoh: B2O3 dan SiO2
- Banyak oksida termasuk anhidra asam, contoh: B2O3, N2O5, P4O10, dan
SO3
- Tidak dapat bereaksi dengan air dan dapat bereaksi dengan larutan basa
- Memiliki lebih dari satu tingkat oksidasi, tingkat oksidasi yang tinggi
merupakan asam yang terkuat, contoh: N2O3 dan N2O5, SO2 dan SO3
11. Jelaskan perbedaan antara oksida, peroksida, dan suboksida!
Jawab: Perbedaan oksida, peroksida, dan suboksida dapat dilihat dari ikatannya. Pada
oksida normal, terdapat ikatan ikatan L-O. Peroksida memiliki ikatan tunggal oksigen-
oksigen, sedangkan suboksida memiliki ikatan L-L di dalam ikatan L-O. Oksida normal
memiliki bilangan oksidasi -2, peroksida memiliki bilangan oksidasi lebih sedikit
daripada oksida normal karena memiliki ikatan oksigen berlebih, dan suboksida
memiliki bilangan oksidasi lebih banyak daripada oksida normal karena memiliki
banyak elektropoitif.
12. Tuliskan macam-macam oksida belerang beserta sifat dan contohnya!
1) Dioksida (SO2)
- Merupakan gas tidak berwarna
- Berbau menyesakkan
- Sangat mudah larut dalam air
- Tidak mudah terbakar di udara
- Dalam larutan merupakan spesi terhidrasi seperti SO2.6H2O dan hanya sedikit
mengandung H2SO3
- Dalam larutan alkali menghasilkan garam sulfit
- Dalam jumlah tertentu SO2 dapat meracuni manusia dan tumbuhan
- Memiliki struktur molkelu bentuk V pendek
- Contoh: SO2 + H2O2 → H2SO4
2) Trioksida (SO3)
- Dapat bereaksi dengan air secara cepat dengan membebaskan panas dan
terbentuklah H2SO4
- Merupaka zat yang tidak reaktif
- Dalam fasa gas memiliki struktur triangular planar
- Pada suhu kamar SO3 berupa padatan
- Memiliki 3 bentuk yang berbeda, yakni ɣ-SO3, α-SO3, β-SO3
- Bentuk α-SO3 merupakan bentuk paling stabil dan terdiri dari rantai terikat
menjadi lembaran
- Merupakan pengoksidasi kuat
- Dibuat dalam jumlah besar melalui proses Kontak
- Contoh: NH2CO.NH2 + SO3 + H2SO4 → 2NH2SO3H + CO2
3) Oksida lain
- Terbentuk bila S dan SO2 diperlakukan dengan loncatan arus listrik
- Merupakan zat yang sangat reaktif menyerang logam dan KOH dan akan
mempolimerisasikan
- Dapat bertahan untuk beberapa hari pada suhu rendah
- Secara spektroskopis menyerupai struktur O2 sehingga dikira sebagai SO
- Contoh: S2O
TUGAS
21. Tunjukkan perbedaan belerang rombis-𝛼, monoklinisis-𝛽, dan monoklinisis-𝛾?
Jawab: Dua macam alotrop belerang adalah belerang rombik dan belerang monoklinis.
Perbedaan pada kedua alotrop ini adalah belerang rombik disebut juga belerang-α terdiri
dari molekul S8. Belerang rombik ini melarut dalam alkohol, eter dan karbon disulfida
dan hasil penguapan perlahan-lahan dari larutan belerang dalam pelarut ini menghasilkan
kristal oktahedral. Sedangkan belerang monoklinis disebut juga belerang –β. Belerang
ini mengkristal dari leburan belerang diatas 95,6ºC berbentuk jarum-jarum prisma,
Molekul belerang S7. Jika belerang dipanaskan perlahan-lahan dalam tabung reaksi akan
meleleh menjadi cairan kuning dari molekul S8. Titik leleh Sα 1130C dan titik leleh Sβ
1190C dan suhu transisi kedua modifikasi adalah 95,60C. Dan titik leleh yang diamati
bergantung pada kecepatan pemanasan. Jika suhu dinaikan warna akan menjadi makin
gelap, dan cairan menjadi kental karena cincin S8 mulai putus dan membentuk rantai.
Kekentalan bertambah sampai mencapai maksimum pada 2000C ketika cairan menjadi
hitam. Jika suhu terus dinaikan, kekentalan berkurang sampai pada titik didih 444,6oC.
Uap terakhir dari S6, S4 dan S2. Apabila cairan belerang yang mendidih dituangkan
kedalam air dingin, akan diperoleh belerang plastik atau disebut juga belerang γ
(monoklinis-γ) berbentuk rantai spiral. Jika didiamkan bentuk rantai berubah menjadi
belerang rombik bercincin S8. Dengan demikian perbedaan jelas dari ketiganya adalah,
belerang rombik-α memiliki struktur rombik bercincin S8, monoklinis–β memiliki
bentuk jarum-jarum prisma dengan molekul belerang S8, dan monoklinis-γ memiliki
bentuk bentuk rantai spiral.
22. Tulis pabrik disekitar kampus yang memanfaatkan belerang sebagai bahan bakunya!
Jawab: PT. Nusa Indah Megah (Menganti): Pabrik Sodium sulfite berbahan baku sodium
carbonate dan sulfur dioxide.
23. Tulis kegunaan SO2
Jawab: untuk membuat sulfit, digunakan sebagai pemutih, untuk pengawet makanan dan
anggur, sebagai pelarut non-air, sebagai pelarut senyawa kovalen, organik, dan anorganik
24. Tunjukkan cara mendeteksi (secara kualitatif) adanya SO2?
Jawab: SO2 dapat dideteksi secara kualitatif dengan cara:
• Mengamati baunya
• Menggunakan kertas saring yang dibasahi larutan kalium dikromat, menjadi hijau
K2Cr2O7 + 3 SO2 + H2SO4 → Cr2(SO4)3 + K2SO4 + H2O
• Menggunakan kertas yodat berkanji menjadi berwarna biru
2 KIO3 + 5 SO2 + 4 H2O → I2 + 2 KHSO4 + 3 H2SO4
25. Gambarkan struktur molekul SO2 dan SO3
SO2 SO3

Anda mungkin juga menyukai