Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Unsur Golongan VIA (Oksigen)


Kelompok 2
Nama anggota : 1. Ulfa Nur Afifah ( 17030194033)
2. Firyal Nabila Q. A ( 17030194042
3. Anis Mualifah (17030194066)
1. Unsur dalam golongan VI A memiliki sifat kelogaman yang meningkat secara
teratur dalam satu golongan dari atas ke bawah. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya kecenderungan peningkatan reaksi M2+ menjadi M yang terjadi pada unsur
golongan oksigen dari atas ke bawah. Unsur oksigen dan Sulfur bersifat non
logam, namun pada Selenium dan Telurium sifat non logam tersebut mengalami
penurunan. Unsur Pollonium bersifat logam dan juga merupakan salah satu unsur
radioaktif
2. Unsur Sulfur, Selenium dan Telurium termasuk unsur yang cukup reaktif dan
dapat bereaksi dengan oksigen di udara melalui proses pembakaran membentuk
senyawa oksida. Ketiga unsur tersebut bereaksi dengan mudah dengan unsur lain
membentuk senyawa walaupun tidak secepat unsur Oksigen. Seperti kebanyakan
unsur logam yang lain, Sulfur, Selenium dan Telurium tidak bereaksi dengan asam
kecuali pada senyawanya yang bersifat sebagai oksidator kuat. Polonium
merupakan logam yang bersifat radioaktif dan dapat memancarkan emisi sinar α
yang dapat terurai dalam air. Oksigen memiliki sifat yang sedikit berbeda dengan
keempat unsur lainnya, beberapa perbedaan sifat fisik oksigen seperti ukuran atom
yang sangat kecil, tingginya harga energi ionisasi serta terisinya orbital d elektron.
3. a. O = 1s² 2s²2p⁴
S = 1s2 2s2 2p6 3s2 3 p⁴
Se = [Ar] 4s2 3d10 4p4
Te = [Kr] 5s2 4d10 5p4
Po = [Xe] 6s2 4f14 5d10 6p4
b. Ikatan kovalen
c. Oksigen dapat membentuk ikatan rangkap dengan kuat menggunakan orbital pπ.
Kecenderungan untuk membentuk ikatan rangkap pada unsur golongan oksigen
semakin menurun dalam satu golongan dengan semakin meningkatnya nomor
atom. Kekuatan ikatan rangkap dari unsur Sulfur, Selenium dan Telurium menurun
dibandingkan dengan ikatan rangkap oksigen. Sebagai contoh CO2 (O=C=O)
paling stabil ikatan rangkapnya, sedangkan senyawa CS2 dan CSe2 berkurang
kestabilan ikatan rangkapnya.
4. Unsur O dan S hanya memiliki elektron-elektron s dan p. Se mempunya unsur
deret transisi pertama dan mempunyai elektron d pula. Pengisian kulit 3d
mempengaruhi sifat Ge, As, Se, dan Br. Atom-atomnya lebih kecil dan electron
yang terikat lebih kuat. Hal tersebut yang menyebabkan Se enggan mengikat pada
tingkat oksidasi yang tinggi (+ VI) seperti yang diperlihatkan oleh S. jadi HNO 3
mengoksidasi S menjadi H2SO4 (bilanagan oksidasi S, + VI) tetapi hanya
mengoksidasi Se menjadi H2SeO3 (bilangan oksidasi Se, + IV)
5. Alotropi adalah perilaku yang diperlihatkan oleh beberapa unsur kimia. unsur-
unsur seperti ini dapat ditemukan dalam 2 bentuk atau lebih, yang dikenal sebagai
allotrop unsur tersebut. Pada tiap alotrop, atom-atom unsur tersebut terikat dalam
bentuk yang berbeda-beda. Alotrop adalah modifikasi struktural yang berbeda-
beda dari sebuah unsur.
Unsur Banyaknya Jenis Gambar struktur
Alotropi alotropi
O 2 Dioksigen
dan
trioksigen

S 2 Rombik dan
Monoklin
Se 3 Merah
(amorf),
hitam
(kaca), abu-
abu
(Kristal)
Te 2 Kristal dan Dalam kristal berbentuk heksagonal
amorf

Dalam amorf bentuk abu-abu/sedikit hitam

6. Dioksida stabil sebagai molekul diatomic berupa gas. Ikatan dalam molekul O 2
tidak sederhana. Selain itu juga dioksida hanya memiliki dua atom oksigen. Jika
molekul O2 memiliki ikatan kovalen dua, maka semua elektronnya akan
berpasangan dan molekulnya akan diamagnetic. Sedangkan ozon (O3) merupakan
gas tidak stabil dengan bau yang mengiritasi. Ozon merupakan molekul bergerak
yang teridiri dari tiga atom yang memiliki kereaktifan yang berbeda dan unik.
7. Belerang rombis (belerang α) stabil pada suhu kamar. Belerang rombik merupakan
alotrop yang paling stabil. Pada suhu kama, atom-atom terikat satu sama lain
membentuk cincin beranggotakan delapan atom yang posisinya atom kesatu diatas
dan selanjutnya dibawah secara selang-seling sehingga terdapat 4 atom diatas dan
4 atom dibawah. Sedangkan belerang monoklinik (β) stabil pada suhu diatas
95,5°yang tediri dari 6 lingkar S3 dalam satu uni dan meleleh pada suhu 120°C
menghasilkan belerang cair.
8. Reaksi pembenyukan ozon dialam
Reaksi : Sinar Ultra Violet → O – O + O → O3
Reaksi pembentukan ozon di laboratorium
NaOH

Reaksi: 2KClO3 → 2KCl + 3O2


9. Aplikasi ozon sebagai disinfektan terdapat pada proses pemurnian air minum.
Ozon dapat pula berfungsi sebagai disinfektan karena ozon merupakan zat
pengoksidasi yang sangat kuat. Ozon dapat membunuh bakteri yang mencemari air
minum salah satunya bakteri E-Coli. Kemampuan ozon sebagai desinfektan jauh
melebihi kekuatan desinfektan yang ditunjukkan oleh klorin. Ozon mampu bekerja
lebih cepat 3000 kali tanpa menghasilkan produk dekomposisi yang berbahaya.
Mekanisme esinfektan bakteri oleh ozon :
a) Oksidasi langsung/penghancuran dinding sel dengan mengeluarkan isi dari
sel tersebut;
b) Reaksi dengan radikal dari produk samping dekomposisi ozon;
c) Merusak asam nukleat (purin dan pirimidin);
d) Memutuskan ikatan karbon-nitrogen sehingga terjadi depolimerisasi.

10. Macam macam oksida dan contohnya :


1) Oksida Basa, adalah suatu oksida logam yang dapat menghasilkan basa atau
hidroksida direaksikan dengan air. Contoh oksida basa atau oksida logam:
Na2O, K2O, CaO, SrO, FeO, Fe2O3, ZnO
2) Oksida Asam, adalah oksida non logam yang dapat menghasilkan asam bila
direaksikan dengan air. Contoh oksida asam: CO 2, SO2, SO3, P2O3, P2O5,
N2O3, N2O5.
3) Oksida Amfoter, ialah suatu oksida logam yang dapat bersifat baik sebagai
oksida basa, maupun sebagai oksida asam. Senyawa oksida yang termasuk
oksida amfoter adalah : ZnO, PbO, SnO, SnO2, Al2O3, Cr2O3, As2O3, As2O5,
Sb2O3, Sb2O5.
4) Oksida netral, adalah oksida yang tidak bersifat asam dan basa ketika
dilarutkan dalam air, contohnya CO, N2O dan MnO2.
11. Perbedaan antara oksida, peroksida dan superoksida
‐ Oksida adalah senyawa kimia yang sedikitna mengendung sebuah aton
oksigen dan sedikitnya unsur lain. Contoh : Na2O, K2O
‐ Peroksida adalah senyawa oksida yang kelebihan satu atom oksigen jika
dibandingkan dengan senyawa oksida biasa sehingga biloks O = -1.
Kelompok senyawa ini mengandung ikatan oksigen-oksigen dalam struktur
molekulnya. Contoh : H2O2 Na2O2
‐ Superoksida adalah suatu senyawa oksida, dimana bilangan oksidasi dari
atom oksigennya adalah -1/2. Contoh: Kalium superoksida (KO2), Natrium
superoksida (NaO2).
12. Macam-macam oksida belerang, sifat dan contohnya
1) Dioksida, SO2
Sifat-sifat :
‐ Gas tidak berwarna
‐ Titik didih = -10°C
‐ Titik leleh = -75,5°C
‐ Berbau menyesakkan
‐ Mudah larut dalam air
‐ Dalam jumlah tertentu beracun bagi manusia dan tumbuhan
Contoh penggunaan : sebagai pelarut non air
2) Trioksida
Sifat-sifat :
‐ Bereaksi cepat dengan air menghasilkan panas dan H2SO4
‐ Dalam fasa gas memiliki struktur triangular planar.
‐ Dalam suhu kamar berupa padat dan berupa tiga bentuk yang berbeda
‐ Pengoksidasi kuat terutama jika panas
Contoh penggunaan : untuk membuat asam sulfamat (NH2SO3H)
Reaksi : NH2CO.NH2 + SO3 + H2SO4 → 2 NH2S3H + CO2
3) Oksida lainnya
S2O, yang terbentuk jika S dan SO2 diperlakukan dengan kontak listrik.
Sifat-sifat :
‐ Sangat reaktif
‐ Dapat bertahan selama beberapa hari pada suhu rendah
‐ Secara spektoskopis strukturnya sama dengan O2

Pertanyaan di buku Kimia Anorganik Halaman 193


6. Di laboratorium oksigen dibuat dengan cara apa ? Sebutkan dua cara ! tuliskan reaksi
yang menyertainya !
Jawaban :
Dalam skala laboratorium, oksigen dapat diperoleh dengan cara berikut :
a. Pembuatan gas di laboratorium dilakukan dengan cara memanaskan senyawa
oksidanya
- Pemanasan campuran MnO2 dan H2SO4, proses ini pertama kali
diperkenalkan oleh C. W. Scheele (1771),
Reaksi: MnO2 (s) + H2SO4 (aq) → MnSO4 (aq) + H2O (l) + O2 (g)
- Pemanasan HgO, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Priesttley
(1771)
Reaksi: 2 HgO (s) → 2 Hg (l) + O2 (g)
- Pemanasan peroksida
Reaksi: 2 BaO (s) → 2 BaO (s) + O2 (g)
b. Penguraian kaliumkromat dengan menggunakan manganperoksida sebagai
katalis
Reaksi : 2 KClO3  2 KCl + 3 O2
Atau mereaksikan natriumperoksida dengan air

7. Di dalam bentuk apa oksigen stabil?


Jawaban :
Dalam bentuk dioksida. Dioksida stabil sebagai molekul diatomic berupa gas
8. Mengapa O2 bersifat paramagnetik ?
Jawaban :
Pendekatan orbital molekul dapat menjelaskan mengapa oksigen
paramagnetik karena terdapat elektron yang tidak berpasangan pada orbital energy
tertingginya.
9. Bagaimana perbandingan sifat keelektronegatifan oksigen dibanding fluor ?
Jawaban :
Keelektronegatifan oksigen lebih kecil dibandingkan dengan fluor
10. Tulis reaksi Fe + O2 →
Jawaban :
3Fe (s) + 2O2 (g) → Fe3O4 (s)

Anda mungkin juga menyukai