Anda di halaman 1dari 31

2.

Sifat-Sifat Kimia Golongan VI A


1. Oksigen (O)
Sifat dari oksigen yaitu :
tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dalam
bentuk cair dan padat, oksigen berwarna biru pucat dan
merupakan paramagnetik yang kuat. Oksigen sangat
reaktif, adalah komponen ratusan ribu senyawa organik
dan dapat bergabung dengan kebanyakan unsur.
Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada
senyawa peroksida -1 dan pada superoksida -1/2. Oksigen
merupakan osidator yang dapat mengoksidasi logam
maupun non logam. Jika dipanaskan dengan logam alkali,
oksigen dapat membentuk superoksida. Oksigen bersifat
nontoksik.
 Reaksi Oksigen
Senyawaan oksigen dengan semua unsur kecuali
He, Ne dan mungkin Ar dikenal. Molekul oksigen
(dioksigen, O2) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali
halogen, beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik
dalam suhu ruangan atau pada pemanasan.
1. Reaksi masing-masing Logam dengan Oksigen

a. Lithium
Lithium akan terbakar dengan nyala merah terang jika
dipanaskan di udara. Logam ini bereaksi ini dengan
oksigen dalam udara menghasilkan Lithium Oksida yang
berwarna putih. Jika bereaksi dengan oksigen murni,
nyala biasanya lebih terang.
b. Natrium
Potongan-potongan kecil natrium terbakar di
udara dan sering menimbulkan nyala yang
sedikit lebih terang dari warna orange. Jika
jumlah natrium yang lebih besar digunakan atau
jika dibakar di dalam oksigen maka akan
menghasilkan nyala orange yang cemerlang.
Terbentuk campuran padatan antara oksida dan
natrium peroksida.
c. Kalium
Potongan-potongan kecil kalium yang
dipanaskan di udara cenderung hanya melebur
dan dengan cepat kembali menjadi campuran
kalium peroksida dan kalium superoksida tanpa
ada nyala yang terlihat. Jika potongan-potongan
kalium yang lebih besar dipanaskan, maka akan
terbentuk nyala berwarna pink kebiru-biruan.

d. Rubidium and cesium


Kedua logam ini terbakar di udara dan
menghasilkan superoksida yaitu RbO2 and CsO2.
2. Reaksi Oksida

1. Oksida asam
Oksida asam adalah oksida dari unsur non logam dan
oksida unsur blok d dengan bilangan oksidasi besar
SO3 (g) + H2O (l) → 2H+ (aq) + SO42- (aq)
CO2 (g) + H2O (l) → 2 H+ (aq) + CO32- (aq)
CrO3 (s) + H2O (l) → 2H+ (aq) + CrO42- (aq)

Oksida basa
Oksida ini bereaksi dengan air membentuk basa CaO (s) +
H2O (l) → Ca2+ (aq) + 2 –OH (aq)
Na2O (s) + H2O (l) → 2 Na+ (aq) + 2 –OH (aq)
3. Oksida amfoter
Oksida ini dapat bereaksi dengan asam maupun basa
ZnO (s) + 2 HCl → ZnCl2 (g) + H2O (l)
ZnO (s) + 2 –OH (aq) + H2O (g) → Zn (OH)42- (aq)
Beberapa logam oksida yang bersifat amfoter seperti BeO, Al2O3,
Ga2O3, SnO, PbO dan ZnO

4. Oksida netral
Oksida ini berikatan kovalen satu sama lainnya dan tidak bereaksi
dengan asam maupun basa misalnya, NO,NO2, dan CO.

5. Oksida campuran
Oksida ini merupakan campuran dari oksida sederhana misalnya:
P3O4 merupakan campuran PbO dan PbO2
6. Peroksida dan superoksida
Ion superoksida, O2-, dan ion peroksida, O22-, adalah anion-anion
dioksigen. Keduanya dapat diisolasi sebagai garam logam alkali. Ada keadaan
oksidasi lain, O2+, yang disebut kation dioksigen (1+), dan dapat diisolasi sebagai
garam dengan anion yang cocok.
Peroksioda ionic dibentuk oleh logam alkali yaitu: Ca, Sr dan Ba. Natrium
peroksida dibuat dengan cara komersial dengan oksidasi udara Na, pertama-tama
menjadi Na2O2; ia berupa bubuk kekuningan yang sangat higroskopik disamping
stabil secara termal pada 500 oC
Superoksida ionik MO2 , dibentuk oleh interaksi O2 dengan K, Rb, atau Cs
sebagai padatan Kristal kuning sampai jingga. Reaksi dengan CO2 yang melibatkan
intermediet peroksokarbonat, digunakan untuk menghilangkan CO2 dan
meregenerasi O2 dalam system tertutup. Reaksi keseluruhannya adalah sebagai
berikut ini
4 MO2 (s) + 2 CO2 (g) → 2 M2CO3 (s) + 3 O2 (g)
2. Belerang (S)
Belerang merupakan Zat padat (solid) serta
memiliki Bentuk non logam yang tidak berbau dan
multivalent. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai
unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan
sulfate.
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang
rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam
CS2 (karbon disulfida).
Belerang sukar bereaksi dengan unsur – unsur lain
pada suhu biasa. Pada suhu tinggi, reaksi dapat terjadi
dengan berbagai logam seperti Fe dan Cu serta nonlogam
seperti klorin, oksigen, dan hidrogen. Belerang tidak
bereaksi dengan air, belerang bersifat non toksik.
c. Reaksi Belerang
1. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan I A
2M (l) + N (l) → M2N (l)
M merupakan unsur pada golongan I A dan N merupakan belerang.
2. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan II A
M (l) + N (l) → MN (l)
M merupakan unsur pada golongan II A dan N merupakan belerang.
3. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan III A
2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)
M merupakan unsur pada golongan III A dan N merupakan belerang.
4. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan I B
2M (l) + N (l) → M2N (l)
M (l) + N (l) → MN (l)
M merupakan unsur pada golongan I B dan N merupakan belerang.
5. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan II B
M (l) + N (l) → MN (l)
2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)
M merupakan unsur pada golongan II B dan N merupakan belerang.
6. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan VI B
M (l) + N (l) → MN (l)
2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)
M merupakan unsur pada golongan VI B dan N merupakan belerang.
7. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan VII B
2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)
M (l) + N (l) → MN (l)
M merupakan unsur pada golongan VII B dan N merupakan belerang.
8. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan VIII B
M (l) + N (l) → MN (l)
2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)
M merupakan unsur pada golongan VIII B dan N merupakan belerang.
3. Selenium (Se)
Selenium adalah suatu unsur Kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Se dan nomor atom 34. Selenium berbentuk zat
padat (solid) yang termasuk dalam bentuk non logam. Serta memiliki
struktur kristal hexagonal.
Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun
kristal. Selenium amorf bisa berwarna merah (bentuk serbuk) atau
hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium kristal monoklinik
berwarna merah tua. Sedangkan selenium kristal heksagonal, yang
merupakan jenis paling stabil, berwarna abu-abu metalik. Sifat kimia
Selenium sama dengan Belerang. Namun lebih bersifat Logam
dibanding Belerang.
Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan
unsur yang penting dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida dan
senyawa selenium lainnya adalah racun, dan reaksi fisiologisnya
menyerupai arsen.
4. Telurium (Te)
Telurium adalah suatu unsur Kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Te dan nomor atom 52.
Merupakan zat padat (solid) yang termasuk dalam
Metaloid dengan struktur kristal Hexagonal.
Telurium memiliki warna putih keperak-perakan,
dan dalam keadaan murninya menunjukkan kilau logam.
Cukup rapuh dan bisa dihaluskan dengan mudah.
Sifatnya sama dengan Belerang namun lebih logam
5. Polonium
Polonium adalah suatu unsur Kimia dalam
tabel periodik yang memiliki lambang Po dan
nomor atom 84. Unsur radioaktif yang langka ini
termasuk kelompok metaloid dengan memiliki
sifat kimia yang mirip dengan Telurium dan
Bismut.
c. Reaksi Polonium
Polonium termasuk kedalam kelompok unsur radioaktif. Unsur
radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom
yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi).
Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan
sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit
untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.
Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan
radioaktif adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif
menghasilkan 1 buah kejadian peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan
material tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah
sampel material radiaktif mengandung banyak atom,1 becquerel akan
tampak sebagai tingkat aktivitas yang rendah; satuan yang biasa
digunakan adalah dalam orde gigabecquerels.
Oleh karena itu unsur polonium sulit bereaksi dengan unsur lain,
sebab setiap satu menit unsur polonium berubah menjadi unsur lain.
4. Cara Pembuatan Unsur Golongan VI A
1. Oksigen (O)
Secara Industri
Secara industri, dengan proses pemisahan
kriogenik distilasi udara akan diperoleh oksigen
dengan kemurnian 99,5%, sedangkan dengan
proses adsorpsi vakum akan diperoleh oksigen
dengan kemurnian 90 – 93%
Dalam skala laboratorium
Dalam skala laboratorium, oksigen dapat
diperoleh dengan cara berikut.
1. Pemanasan campuran MnO2 dan H2SO4,
proses ini pertama kali diperkenalkan oleh C. W.
Scheele (1771), Reaksi: MnO2 (s) + H2SO4 (aq) →
MnSO4 (aq) + H2O (l) + O2(g)
2. Pemanasan HgO, proses ini pertama kali
diperkenalkan oleh Priesttley (1771)
Reaksi: 2 HgO (s) → 2 Hg (l) + O2 (g)
3. Pemanasan peroksida
Reaksi: 2 BaO2 (s) → 2 BaO (s) + O2 (g)
2. Belerang (S)
Belerang diperoleh dengan proses Frash yaitu
dengan memasukkan uap panas ke dalam tanah
yang mengandung belerang melalui pipa agar
mencair. Belerang yang telah mencair dipompa
keluar dengan tekanan udara.
3. Selenium (Se)
Selenium diperoleh dari memanggang endapan hasil
elektrolisis dengan soda atau asam sulfat, atau
dengan meleburkan endapan tersebut dengan
soda dan niter (mineral yang mengandung kalium
nitrat).
4. Telurum (Te)
• Sumber utama telurium adalah dari lumpur
anoda dihasilkan selama pemurnian secara
elektrolisa tembaga dari lecet. Ini adalah
komponen dari debu ledakan tungku dari
pemurnian timah. 500 ton bijih tembaga
pengobatan biasanya memproduksi satu
pon (0,45 kg) telurium.
5. Polonium (Po)
• Karena langka, polonium-210 biasanya diproduksi artifisial
dalam reaktor nuklir dengan membombardir bismuth-209
(sebuah isotop yang stabil) dengan neutron. Perlakuan ini
membentuk radioaktif bismut-210, yang memiliki waktu
paruh 5 hari. Bismuth-210 meluruh menjadi polonium-
210 melalui peluruhan beta. Sejumlah miligram polonium-
210 berhasil diproduksi melalui metode ini.
• Selain hal di atas, poloniun 210 juga sering ditemukan
secara alamiah berada pada tanaman misaklnya
tenmbakau. Keberadaanya pada tembakau juga
mempengaruhi keberadaanya pada produk-produk
turunan tembakau seperti rokok.
3. Kelimpahan Unsur & Sumber
Ditemuknnya Unsur
1. Oksigen
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan
tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah
hidrogen dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahariadalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2%
massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa).
Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0%
volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O2pada temperatur
yang rendah memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat
menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air
yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut.

2. Sulfur
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan
sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan
komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek
api, insektisida dan fungisida.[1]
Pada mulanya unsur ini disebut brimsone yang berarti batu yang mudah terbakar. Belerang juga
terdapat dalam gas alam, minyak bumi, dan batu bara.[2]
Dalam keadaan bebas, umumnya belerang terdapat di daerah gunung berapi. Adapun dalam bentuk
senyawanya, belerang ditemukan dalam bentuk mineral sulfida, seperti besi sulfida (FeS2), gips
(CaSO4.2H2O), dan seng sulfida (ZnS). Belerang terkandung dalam gas alam seperti H2S dan SO2.[3]
3. Selenium
Selenium terjadi secara alami dalam beberapa bentuk anorganik, termasuk selenide,
selenate, dan Selenite. Dalam tanah, selenium paling sering terjadi dalam bentuk larut
seperti selenate (analog dengan sulfat), yang tercuci ke sungai sangat mudah oleh limpasan.

Selenium memiliki peran biologis, dan ini ditemukan dalam senyawa organik seperti dimetil
selenide, selenomethionine, selenocysteine, dan methylselenocysteine. Dalam senyawa
selenium memainkan peran analog dengan belerang.

Selenium ini paling sering dihasilkan dari bijih sulfida selenide di banyak, seperti tembaga,
perak, atau timah. Hal ini diperoleh sebagai hasil sampingan dari pengolahan bijih ini, dari
lumpur anoda kilang tembaga dan lumpur dari ruang utama tanaman asam sulfat. Lumpur
tersebut dapat diproses oleh sejumlah sarana untuk memperoleh selenium gratis.

Alam sumber selenium termasuk tanah kaya selenium tertentu, dan selenium yang telah
bioconcentrated oleh tanaman tertentu. sumber antropogenik selenium termasuk
pembakaran batubara dan pertambangan dan peleburan bijih sulfida.

Selenium juga dapat ditemukan di beberapa daging dan makanan laut. Hewan yang
memakan biji-bijian atau tanaman yang tumbuh di tanah kaya selenium memiliki tingkat
yang lebih tinggi selenium dalam otot mereka. Di AS, daging dan roti merupakan sumber
selenium yang umum diet. Beberapa kacang-kacangan juga sumber selenium.
4. Telurium
Telurium kadang-kadang dapat ditemukan di alam, tapi lebih sering sebagai senyawa
tellurida dari emas (kalaverit), dan bergabung dengan logam lainnya. Telurium didapatkan
secara komersil dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis
tembaga panas. Amerika Serikat, Kanada, Peru dan Jepang adalah penghasil terbesar
unsur ini. Ada 30 isotop telurium yang telah dikenali, dengan massa atom berkisar antara
108 hingga 137. Telurium di alam hanya terdiri dari delapan isotop. Telurium dan
senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani dengan hati-hati. Hanya boleh
terpapar dengan telurium dengan konsentrasi serendah 0.01 mg/m3, atau lebih rendah,
dan pada konsentrasi ini telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih.

5. Polonium
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Dalam bijih uranium hanya mengandung
sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya.
· Ketersediaan polonium hanya sekitar 0.2% dari radium.
· Para ahli menemukan bahwa ketika menembak bismut alam (209bi) dengan neutron,
diperoleh 210bi yang merupakan induk polonium.
· Sejumlah milligram polonium dapat dihasilkan dengan menggunakan tembakan
neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.
· Polonium adalah unsur yang sangat jarang di alam. Jumlah elemen ini terjadi dalam
batuan yang mengandung radium.
5. Pemanfaatan Unsur & Beberapa
Senyawanya yang Terpenting
1. Oksigen
Oksigen adalah unsur ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari, dan
memainkan peranan dalam siklus karbon-nitrogen, yahkni proses yang diduga menjadi
sumber energi di matahari dan bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi
memberikan warna merah terang dan kuning-hijau pada Aurora Borealis.
Oksigen merupakan unsur gas, menyusun 21% volume atmosfer dan diperoleh dengan
pencairan dan penyulingan bertingkat. Atmosfer Mars mengandung oksigen sekitar 0.15%.
dalam bentuk unsur dan senyawa, oksigen mencapai kandungan 49.2% berat pada lapisan
kerak bumi. Sekitar dua pertiga tubuh manusia dan sembilan persepuluh air adalah oksigen.

2. Sulfur
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfir
tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit
dan lain-lain.

3. Selenium
Selenium banyak terdapat dalam bahan makanan, contohnya telur, keju, jamur, gandum,
daging sapi ayam, ikan tuna, ikan salmon, kepiting.
4. Telurium
Telurium kadang-kadang dapat ditemukan di alam, tapi lebih sering sebagai senyawa
tellurida dari emas (kalaverit), dan bergabung dengan logam lainnya. Telurium
didapatkan secara komersil dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses
pemurnian elektrolisis tembaga panas. Amerika Serikat, Kanada, Peru dan
Jepang adalah penghasil terbesar unsur ini.

5. Polonium
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Bijih uranium hanya mengandung
sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya. Ketersediaan polonium hanya
0.2% dari radium.
Pada tahun 1934, para ahli menemukan bahwa ketika mereka menembak bismut alam
(209Bi) dengan neutron, diperoleh 210Bi yang merupakan induk polonium. Sejumlah
milligram polonium kini didapatkan dengan cara seperti ini, dengan menggunakan
tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.

Anda mungkin juga menyukai