Anda di halaman 1dari 7

1.

HIDROGEN

Hidrogen adalah yang paling mudah terbakar dari semua zat yang dikenal.Atom hidrogen
adalah agen reduktif kuat, bahkan pada suhu kamar. Unsur ini bereaksi dengan oksida dan klorida
berbagai logam, seperti perak, tembaga, timbal, bismut dan merkuri, untuk menghasilkan logam
bebas.Hidrogen bereaksi dengan sejumlah elemen, logam dan non-logam, untuk menghasilkan
hidrida, seperti NAH, KH, H2S dan PH3. Atom hidrogen menghasilkan hidrogen peroksida,
H2O2, saat berikatan dengan oksigen.
Gas hidrogen (dihidrogen atau molekul hidrogen) sangat mudah terbakar dan akan
terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah
−286 kJ/mol[17]. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)[c]

Hidrogen akan meledak sendiri pada temperatur 500 °C. Hidrogen membentuk campuran
yang bisa meledak dengan udara dalam konsentrasi hidrogen 4–74% dan dengan klorin dalam
konsentrasi 5–95%. Reaksi ledakan dapat dipicu oleh percikan api, panas, atau sinar matahari.

2. UNSUR GOLONGAN IA

Golongan IA dalam tabel sistim periodik dikenal juga dengan nama unsur alkali, karena
semua anggotanya bereaksi dengan air membentuk larutan alkali. Adapun anggota golongan
alkali dari atas ke bawah berturut turut adalah litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium
(Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr).
Unsur-unsur alkali disebut juga logam alkali, unsur alkali memiliki ukuran yang lebih
besar di antara unsur-unsur dalam satu periode. Makin besar nomor atom, energi ionisasinya
makin berkurang.Hal ini karena semakin besar nomor atom berarti semakin jauh jarak elektron
terluar dengan inti atom sehingga makin mudah lepas. Unsur-unsur alkali mempunyai
keelektronegatifan kecil. Oleh karena itu unsur alkali membentuk senyawa ion.
3. UNSUR GOLONGAN IIA

Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Pada golongan
IIA ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA (alkali). Perbedaannya adalah
bahwa golongan IIA ini mempunyai konfigurasi elektron dan merupakan reduktor yang kuat.
Sifat kimia unsur alkali tanah memiliki kesamaan dengan sifat kimia unsur alkali.
Magnesium dan berilium memiliki kesamaan sifat kimia yang sama yaitu kurang reaktif,
sedangkan kalsium, stronsium, dan barium memiliki sifat yang serupa.
Semua unsur alkali tanah merupakan penyumbang elektron, tergolong reduktor yang
kuat. Sifat lain yang dimiliki unsur alkali tanah mudah bereaksi dengan unsur nonlogam
membentuk senyawa ion misal halida, hidrida, oksida, dan sulfida.
Sedikit perbedaan antara logam alkali dengan logam alkali tanah, logam alkali
cenderung kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali karena energi ionisasinya lebih
besar daripada logam alkali tanah, sehingga tren kereaktifannya: Ba > Sr > Ca > Mg > Be.

4. UNSUR GOLONGAN IIIA

Unsur-unsur golongan IIIA tidak sereaktif unsur golongan IA dan IIA. Anggota unsur
golongan IIIA terdiri dari boron (B), aluminium (Al), gallium (Ga), indium (In), dan talium (Ti).

Sifat kimia boron dan aluminium

Boron

Boron merupakan unsur yang tidak reakstif pada suhu biasa, namun bila bereaksi atom boron
tidak kehilangan elektron-elektron terluar.

Adapun reaksi pada boron adalah sebagai berikut.

a. Reaksi dengan halogen

Secara umun boron bereaksi dengan halogen, kemudian akan terbakar dalam gas fluor.

2 B + 3 X2 → 2 BX3 X= atom halogen

 Membentuk asam oksi

Jika dipanaskan dalam udar, unsur boron bereaksi dengan oksigen dalam pembakaran yang sangat
eksotermik untuk oksida B2 O3. Oksida ini bersifat asam dengan reaksi sebagai berikut:

B2O3 (s) + 3 H2O (l) ↔ 2 B3O3 (l) (Asam borat)

Sifat kimia aluminium

Sejumlah garam aluminium seperti halnya logam golongan IIIA dapat mengkristal dalam
larutannya akan membentuk hidrat. Misal senyawa AlX 3. 6H2O (di mana X = Cl–, Br–, I–).
Aluminium bersifat amfoter.

Aluminuum dapat berlaku asam atau basa dikarenakan kecenderungan yang kuat untuk dioksidasi
menjadi Al3+. Perhatikan reaksi berikut:

2 Al (s) + 6H2O (l) → 2 Al (OH)3 (aq) +3 H2 (g).

5. UNSUR GOLONGAN IVA

Anggota unsur golongan IVA lainnya adalah karbon (C), silikon (Si), germanium (Ge),
timah (Sn), plumbum (Pb).
Sifat kimia karbon dan silikon
Karbon dan silikon memiliki sedikit perbedaan yaitu tidak reaktif pada suhu biasa,
karbon dan silikon dapat membentuk kation sederhana seperti C4+ dan Si4+.
Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut.
1. Karbon dapat bereaksi langsung dengan fluor, seperti berikut reaksinya.
C (s) + 2 F2 (g) → CF4 (g)
 Karbon jika dibakar dalam udara yang terbatas akan menghasilkan karbon monoksida namun jika
dibakar dalam keadaan kelebihan udara akan terbentuk karbon dioksida.
2C (s) + O2 (g) → 2 CO (g) (karbon monoksida)
 Membentuk asam oksi
Karbon jika dipanaskan dalam udara akan beraksi dengan oksigen mebentuk CO 2. Jika
CO2 ini jika direaksikan dengan air akan membentuk asam karbonat.
CO2 (g) + H2O (l) → H4CO3 (l) (Asam karbonat).

6. UNSUR GOLONGAN VA

Anggota unsur golongan VA adalah nitrogen (N), fosfor (P), arsen (As), antimonium
(Sb), bismut (Bi). Namun yang umum dipelajari adalah nitrogen dan fosfor.
Nitrogen adalah salah satu unsur yang unik dalam golongannya, karena dapat membentuk
senyawa biloks dari tiga sampai lima. Senyawa nitrogen dapat mengalami reaksi reduksi dan
oksidasi. Adapun sifat kimia nitrogen antara lain seperti berikut.
1. Reaksi nitrogen dengan oksigen terjadi apabila bereaksi di udara dengan bantuan bunga api listrik
tegangan tinggi, dengan reaksi seperti berikut.
N2 (g) + O2 (g) → 2 NO (g)
Selanjutnya senyawa NO akan bereaksi membentuk NO2 dengan reaksi seperti berikut.
2NO (g) + O2 (g) → 2 NO2 (g)
 Nitrogen jika beraksi dengan flour maka akan membentuk nitrogen triflourida dengan reaksi
seperti berikut.
N2 (g) + 3 F2 (g) → 2NF2 (g)
 Nitrogen jika direaksikan dengan logam membentuk nitrida ionik, misalnya seperti berikut.
6 Li (s) + N2 → 2Li3N (s)
6 Ba (s) + N2 → 2Ba3N (s)
6 Mg (s) + N2 → 2Mg3N (s)

7. UNSUR GOLONGAN VIA

Oksigen dan belerang adalah 2 unsur yang tedapat pada golongan VIA yang umum di
bahas diantara unsur lainnya. Ada beberapa anggota lain yang tergabung dalam golongan VIA
diantaranya adalah selenium (Se), tellurium (Te), polonium (Po).
Sifat kimia oksigen
Oksigen dapat membentuk senyawa jika direaksikan dengan semua unsur, kecuali dengan
gas mulia. Bila bereaksi dengan logam akan membentuk ikatan yang bersifat ionik, jika bereaksi
dengan unsur non logam akan membentuk ikatan kovalen. Berikut adalah contohnya:
 Oksida asam
SO3 (aq) +H2O (l) →2 H+ (aq) + SO42- (aq)
 Oksida basa, dengan air membentuk basa.
CaO (s) + H2 O (l) → Ca2+ (aq)+ 2 OH2- (aq)
 Oksida amfoter, oksida ini dapat beraksi dengan asam atau basa.
ZnO (s) + 2 HCl (aq) → ZnCl2 (s) + H2 O (l)
Sifat kimia belerang
Untuk mencapai konfigurasi s belerang hanya membutuhkan 2 elektron gari gas mulia..
Belerang akan bertidak sebagai penerima elektron apabila bereaksi dengan logam, belerang juga
merupakan unsur yang mudah bereaksi dengan semua unsur kecuali emas, platinum dan gas
mulia.
Reaksi-reaksi pada belerang, antara lain seperti berikut.
 Dengan logam
Belerang bereaksi lebih kuat dengan logam.
Contoh: Fe(s) + S(s) → FeS(s)
 Reaksi dengan nonlogam
Belerang bereaksi dengan karbon panas membentuk karbon disulfida.
Contoh: C(s) + S (s) → CS (s)
Sifat kimia dari belerang adalah tidak larut dalam air atau H 2SO4 memiliki titik lebur
129 Cdan titik didihnya 446oC. Belerang mudah larut dalam CS 2, CCl4, minyak bumi, minyak
o

tanah, dan anilin. Merupakan penghantar panas dan listrik yang buruk dan apabila di bakar apinya
berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau busuk.

8. UNSUR GOLONGAN VIIA

Unsur-unsur yang menempati golongan VIIA dinamakan unsur-unsur halogen, artinya


pembentuk garam. Unsur-unsur halogen sangat reaktif sehingga di alam tidak pernah ditemukan
dalam keadaan atomnya, tetapi membentuk senyawa dengan berbagai unsur maupun dengan
unsur sejenis.
unsur halogen terdapat sebagai molekul diatom, yaitu F2 , Cl2 , Br2 , dan I2 . Fluorin
dan klorin berwujud gas, fluorin berwarna kuning pucat, sedangkan klorin berwarna kuning
kehijauan. Bromin mudah menguap, cairan dan uapnya berwarna cokelat-kemerahan. Iodin
berupa zat padat berwarna hitam mengkilap yang dapat menyublim menghasilkan uap berwarna
ungu.
Unsur-unsur halogen mudah dikenali dari bau dan warnanya. Halogen umumnya berbau
menyengat, terutama klorin dan bromin (bromos, artinya pesing). Kedua gas ini bersifat racun
sehingga penanganannya harus hati-hati. Jika uap bromin keluar dari wadahnya maka dalam
beberapa saat ruangan akan tampak cokelat-kemerahan.

Lebih Reaktif

F ↑


Cl

Br

I

At
Kurang Reaktif

Kereaktifan halogen dapat juga dipelajari dari afinitas elektron. Makin besar afinitas
elektron, makin reaktif unsur tersebut. Dari atas ke bawah dalam tabel periodik, afinitas elektron
unsurunsur halogen makin kecil sehingga kereaktifan F > Cl > Br > I.

9. UNSUR GOLONGAN VIIIA

Unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia) konfigurasi elektron valensi penuh (8 elektron)
maka unsur-unsur gas mulia bersifat stabil. Kestabilan unsur-unsur ini menimbulkan pandangan
di kalangan para ilmuwan bahwa unsur-unsur gas mulia sukar membentuk senyawa sehingga gas
mulia mendapat julukan gas lembam (inert).
Selain konfigurasi elektron yang terisi penuh, ketidakreaktifan gas mulia juga dapat
dilihat dari data energi ionisasinya. Makin besar energi ionisasi gas mulia, makin sukar gas
tersebut untuk bereaksi.

Energi Ionisasi Unsur-Unsur Gas Mulia :

Gas Mulia He Ne Ar Kr Xe Rn
Energi ionisasi (kJ/mol) 2377 2088 1527 1356 1176 1042

Gas mulia merupakan gas tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Argon, kripton,
dan xenon sedikit larut dalam air. Helium dan neon tidak dapat larut dalam air

10. OKSIDA UNSUR PERIODE TIGA

Oksida adalah suatu senyawa yang tersusun dari suatu unsur yang berikatan dengan unsur
oksigen. Senyawa oksida terbagi menjadi dua,yaitu Oksida Asam, Oksida Basa, dan Oksida
Amfoter.
1) Oksida Asam adalah senyawa oksida yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan
larutan asam.
2) Oksida Basa adalah senyawa oksida yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan
larutan basa.
3) Oksida Amfoter adalah senyawa oksida yang tidak dapat bereaksi dengan air.
Beberapa reaksi yang berkaitan dengan senyawa oksida pada periode tiga adalah sebagai berikut :
1) Reaksi Oksida Natrium :

Na2 O(s) + 2 H 2 O(l) = 2 NaOH (aq )

2) Reaksi Oksida Aluminium :

Al2 O3(S ) + 6 HCI (l ) = 2 AlCl 3 (aq ) + 3 H 2 O(l)

3) Reaksi Oksida Magnesium :

MgO(s) + 2 HCl(l) = MgCl 2(aq) + H 2O(l)


MgO( s ) + 2 NaOH (l ) = Mg ( OH )2 (aq ) + H 2O ( l)

4) Reaksi Oksida Silicon :


SiO 2(s ) + 2 NaOH (l) = Na2 SiO3 (aq) + H 2 O(l)

5) Reaksi Oksida Posfor :

2 P2 O5 (s) + 6 H 2 O(l) = 4 H 3 PO (aq )

6) Reaksi Oksida Sulfur :

SO 3(g ) + 2 H 2 O(l) = H 2 SO4 (aq)

7) Reaksi Oksida Klor :

Cl 2 O7 (g) + 2 H 2 O(l) = 2 HClO 4(aq)

11. PERBANDINGAN UNSUR GOLONGAN IA DAN IB

Unsur IA :

 Reduktor yang kuat


 Mudah bereaksi dengan unsur – unsur non logam
 Mudah bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan membentuk basa
 Pembentuk basa
 Hanya logam Li yang dapat bereaksi dengan nitrogen
 Dalam satu golongan, sifat kelogaman alkali makin ke bawah makin kuat

Unsur IB :

 Mempunyai titik leleh dan didih yang relatif tinggi.


 Paramagnetik (dapat ketarik oleh magnet).
 Jika berikatan membentuk senyawa2 berwarna nan rupawan.
 Punya biloks (bilangan oksidasi) lebih dari satu.
 Dapat membentuk ion kompleks
 Berdaya katalitik, beberapa unsur dalam golongan ini digunakan sebagai katalis, baik
dalam proses industri maupun metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai