Anda di halaman 1dari 6

4. Bandingkan dan jelaskan sifat fisika dan kimia unsur. golongan IIIA dan IVA.

 Jawaban :

Unsur-unsur dari golongan IIIA dan golongan IVA masing – masing mempunyai sifat yang
berbeda – beda.

Unsur dari golongan IIIA adalah boron (B), aluminium (Al), galium (Ga), indium(In), dan
thalium (Th).

Unsur dari golongan IVA adalah carbon (C) , silikon (Si) , germanium (Ge) , timah (Sn) , timbal
(Pb) , dan ununquadium (Uuq).

A. GOLONGAN IIIA (ALUMINIUM)

Golongan IIIA terdiri atas BALGAINTI, yaitu Boron, Aluminium, Galium, Indium, dan Talium.
Seluruh golongan aluminium melepaskan 3 elektron (3+) untuk mencapai kestabilan atau aturan
oktet.

1. Sifat fisika

a. Semakin bertambah dari atas ke bawah

Di sini artinya, dari sifat unsur berilium (Be) akan semakin bertambah hingga unsur barium (Ba).
Apa saja itu?

 Jari-jari atom dan ion

 Nomor atom

 Sifat reduktor (oksidasi) atau daya reduksi

 Sifat logam

 Sifat basa

 Kereaktifan

b. Semakin berkurang dari atas ke bawah

Artinya, dari sifat unsur berilium (Be) akan semakin berkurang toh sampai unsur barium (Ba).
Apa saja itu?

 Afinitas elektron (kemampuan menyerap elektron)

 Energi ionisasi (kemampuan melepaskan elektron

 Keelektronegatifan
 Sifat oksidator (reduksi) atau daya oksidasi

 Sifat asam

 Potensial elektrode sel (E sel)

2. Sifat kimia

Boron jika dipanaskan dengan oksigen, halogen, dan alkali akan mudah bereaksi. Boron sangat
bersifat toksik (beracun)

Aluminium sebagai pereduksi (mengalami reduksi) terbaik, dengan reaksi:

 Reaksi asam: 2Al + 6H+ —> 2Al3+ + 3H2

 Reaksi basa: 2Al + 2OH- —> 2[Al(OH)4]- + 3H2

 Reaksi dengan oksigen = 2Al + 3/2 O2 —> Al2O3

Galium sebagai unsur paling mudah membuat besi berkorosi dan unsur bersifat toksik ringan

Indium memiliki sifat khas dengan galium

Talium sebagai unsur yang paling mudah direduksi (mengalami reduksi) dan sangat toksik.

B. GOLONGAN IVA (KARBON)

Golongan ini terdiri atas karbon, silikon, germanium, stanum atau timah, dan plumbum atau
timbal. Unsur ini berada pada elektron valensi 4, artinya memerlukan 4 elektron (4-) lagi untuk
stabil.

1. Sifat fisika

Sifat fisika pada golongan karbon, sama dengan sifat fisika golongan aluminium (IIIA)

2. Sifat kimia

Karbon merupakan unsur golongan IVA paling sangat tidak reaktif dan tidak toksik. Reaksi-
reaksinya:

 Reaksi dengan halogen: C + 2F2 —> CF4

 Reaksi dengan oksigen:

C + O2 —> CO2

CO2 + H2O —> H2CO3

H2CO3 + H2O —> HCO3- + H3O+


HCO3- + H2O —> CO32- + H3O+

Silikon juga kurang reaktif dan tidak toksik. Reaksinya:

 Silikon terbakar: Si + O2 —> SiO2

Germanium bersifat toksik ringan

Timah juga merupakan unsur pereduksi terbaik di golongan IVA

Timbal bersifat racun dan sangat mudah serta cepat bereaksi terutama timbal (IV) atau Pb4+.

5. Jelaskan reaktivitasnya dengan oksigen, hydrogen dan air untuk unsur-unsur Golongan IA dan VII A.

 Jawaban :

A. Golongan IA (logam alkali)

Golongan IA disebut juga logam alkali. Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga
secara alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal melainkan dalam bentuk senyawa.
Untuk menghambat reaktivitas , unsur-unsur logam alkali harus diaimpan dalam medium minyak.

Logam alkali merupakan unsur-unsur yang termasuk ke dalam golongan IA kecuali hidrogen (H),
yaitu litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr).

» kereaktifan :

Logam alkali sangat reaktif dibandingkan logam golongn lain. Selain disebabkan oleh jumlah
elektron valensi yang hanya satu dan ukuran jari-jari atom yang Besar, sifat ini jyga disebabkan
oleh harga energi ionisasinya yang lebih kecil dibandingkan logam golongan lain. Dari Li sampai
Cs harga energi ionisasi semakin kecil sehingga logamnya semakin reaktif. Kereaktifan logam
alkali dibuktikan dengan kemudahannya bereaksi dengan air, oksigen, unsur-unsur halogen dan
hidrogen.

B. Golongan VIIA (unsur halogen)

Halogen meliputi unsur-unsur yang berada pada golongan VIIA dan terdiri dari fluorin (F), klorin
(Cl), bromin (Br), iodin (I), dan astatin (At). Nama halogen berasal dari bahasa Yunani yang
memiliki arti “pembentuk garam.” Karena itu, unsur-unsur halogen dapat membentuk senyawa-
senyawa garam jika bereaksi dengan unsur-unsur logam. Secara alami, unsur halogen ditemukan
dalam bentuk molekul diatomik, yaitu F2, Cl2, Br2, dan I2.

» kereaktifan :

unsur halogen memiliki reaktivitasnya yang tinggi sebagai unsur nonlogam. Halogen dapat
bereaksi dengan hidrogen membentuk asam halogenida. Jika bereaksi dengan basa, halogen akan
membentuk garam. Jika bereaksi dengan logam, halogen akan menghasilkan logam halogenida
yang memiliki bilangan oksidasi tinggi. Unsur-unsur halogen juga larut dalam air, membentuk
asam halogenida dan asam hipohalit. Larutan halogen disebut juga sebagai halogenida dan
bersifat oksidator.

6. a. Bandingkan sifat kimia dan fisika unsur O, S dan Se.

 Jawaban :

- sifat fisika unsur :

1. Energi ionisasi (dari yang terendah)

Se, S, O

2. Afinitas Elektron (dari yang terendah)

Se, S, O

3. Jari-jari atom (dari yang terkecil)

O, S, Se

4. Keelektronegatifan (dari yang terendah)


Se, S, O

- sifat kimia unsur :

O, S dan Se merupakan logam.

b. Jelaskan perbedaan antara atom oksigen, unsur oksigen dan senyawa oksigen. Berikarumus kimia dll.
dalam menguraikan jawaban Saudara.

 Jawaban :

- atom oksigen terdiri dari = 8 Proton, 8 elektron dan 8 neutron.

- unsur oksigen adalah unsur kimia yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Dalam
tabel periodi, oksigen merupakan unsur nonlogam golongan VIA dan dapat dengan mudah
bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya.

- senyawa oksigen adalah gabungan unsur oksigen dengan beberapa unsur . Contohnya adalah air
(H2O).

c. Tuliskan senyawa oksida dari unsur-unsur periode ke tiga. Jelaskan persamaan dan perbedaan
oksida-oksida tersebut. Tuliskan reaksi yang berkaitan dengan oksida dariunsur periode ke tiga.

 Jawaban :

Unsur periode tiga adalah: Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar yang jika membentuk oksida
maka akan menghasilkan senyawa: Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, P2O5, SO3, dan Cl2O7,
Argon tidak dapat membentuk senyawa oksida sampai saat ini. Oksida berikut: Na2O,
MgO, dan Al2O3 bersifat senyawa ionik dan kelompok oksida SiO2, P2O5, SO3, dan
Cl2O7 adalah berbentuk molekuler yang ikatannya adalah ikatan kovalen. Oksida
Natrium dan Magnesium merupakan oksida basa namun kebasaan oksida Magnesium
sangat lemah sehingga lebih mudah bereaksi dengan air akan tetapi dapat bereaksi
dengan basa.
Oksida basa dengan mudah dikenali karena jika direaksikan dengan air
umumnya akan membentuk senyawa basa, oksida amfoter tidak dapat bereaksi
dengan air namun dapat berekasi dengan asam kuat ataupun basa kuat dan oksida
asam umumnya dapat bereaksi dengan air membentuk senyawa yang bersifat asam.
Cara tersebut dapat dilakukan terhadap senyawa oksida lain sebab secara umum
senyawa oksida dapat diklasifikasikan, apakah merupakan oksida asam, oksida basa,
atau oksida amfoter, apabila oksida tersebut direaksikan dengan air, asam, kuat, dan
basa kuat.

Beberapa reaksi yang berkaitan dengan senyawa oksida pada perioda tiga
adalah sebagai berikut:
1. Reaksi oksida natrium: Na2O(p) + 2 H2O(c) → 2NaOH(aq)
2. Reaksi oksida aluminium: Al2O3(p) + 6HCl(c)→ 2AlCl3(aq) + 3H2O(c)
3. Reaksi oksida magnesium: MgO(p) + 2HCl(c) → MgCl2(aq) + H2O(c)
MgO(p) + 2NaOH(c) → Mg(OH)2(aq) + H2O(c)
4. Reaksi oksida silicon: SiO2(p) + 2NaOH(c)→ Na2SiO3(aq) + H2O(c)
5. Reaksi oksida posfor: 2P2O5(p) + 6H2O(c) → 4H3PO
6. Reaksi oksida sulfur: SO3(g) + 2H2O(c) → H2SO4
7. Reaksi oksida klor: Cl2O7(g) + 2H2O(c) → 2HClO4(aq)

Anda mungkin juga menyukai