Anda di halaman 1dari 12

I.

II.

No. Percobaan
Judul Percobaan

III.

Tujuan Percobaan

: II
: Reaksi Okdisasi Reduksi (2) Pengaruh Asam dan Basa
Terhadap Logam
:

Mempelajari pengaruh asam dan basa terhadap logam.


IV.

Dasar Teori

Reaksi oksidasi dan Reduksi ( Redoks )


Reaksi oksidasi reduksi atau sering disebut reaksi redoks merupakan bagian
yang penting dalam ilmu kimia untuk dipahami dan dimengerti. Reaksi redoks
merupakan perubahan kimia yang berhubungan dengan pengaruh arus listrik.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak perubahan kimia yang termasuk reaksi
redoks, seperti proses perkaratan, pembakaran, pernafasan, metabolisme dan
fotosintesis. Beberapa industri juga sering melibatkan reaksi redoks, misalnya
pengolahan logam dari bijihnya, pelapisan logam (elektroplating).
A. PERKEMBANGAN REAKSI REDOKS.
1. Reaksi redoks sebagai peristiwa pengikatan dan pelepasan oksigen.
Reaksi antara unsur atau senyawa dengan oksigen disebut reaksi oksidasi. Atau
dengan kata lain, reaksi oksidasi adalah reaksi penambahan/pengikatan oksigen oleh
suatu unsur atau senyawa.
Contoh :

2 Fe(s) + O2(g) > 2 FeO(s)


4 Na(s) + O2(g) > 2 Na2O(s)
CH4(g) + 2 O2(g) > CO2(g) + 2 H2O(l)

Dari ketiga contoh diatas logam besi, logam natrium dan gas metana mengalami
oksidasi, sedang gas oksigen bertindak sebagai pengoksidasi atau oksidator.
Suatu contoh reaksi oksidasi yang berlangsung pada tubuh kita. Misalnya
metabolisme karbohidrat yang membutuhkan gas oksigen dan menghasilkan gas karbon

dioksida serta uap air. Secara sederhana reaksi metabolisme karbohidrat dapat ditulis
sebagai:
C6H12O6(s) + 6 O2(g) > 6 CO2(g) + 6 H2O(l)
Reaksi ini juga termasuk reaksi redoks, karena terjadi pengikatan oksigen.
Reaksi sebaliknya dapat terjadi jika gas hidrogen (H2) dialirkan kedalam padatan
CuO panas. Pada reaksi ini CuO akan melepaskan oksigen sehingga membentuk logam
Cu, sedangkan gas hidrogen mengikat oksigen membentuk uap air. Reaksi pelepasan
oksigen oleh suatu zat disebut sebagai reaksi reduksi dan zat yang menyebabkan
terjadinya reaksi reduksi disebut reduktor. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai
berikut:
CuO(s) + H2(g) > Cu(s) + H2O
2. Reaksi redoks sebagai reaksi perpindahan elektron
Apakah reaksi logam magnesium dengan larutan hidrogen klorida yang dapat
ditulis seperti persamaan reaksi dibawah ini juga termasuk reaksi redoks?
Mg(s) + 2 HCl(aq) > MgCl2(aq) + H2(g)
Jika diperhatikan reaksi tersebut tidak melibatkan oksigen. Untuk dapat
menjawab pertanyaan tersebut perhatikan kembali reaksi logam natrium dengan oksigen
membentuk natrium oksida.
4 Na(s) + O2(g) > 2 Na2O(s)
Dalam reaksi tersebut logam Na mengikat oksigen sehingga dikatakan
mengalami oksidasi. Senyawa Na2O merupakan senyawa ionik, jadi senyawa tersebut
terdiri atas ion Na+ dan ion O2-. Peristiwa pembentukan ion-ion tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Na(s) > Na+(s) + e-

O2(g) + 2e- > O2-(g)


Dalam reaksi tersebut logam natrium melepaskan elektron, padahal logam
natrium mengalami peristiwa oksidasi. Jadi dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah
peristiwa pelepasan elektron. Sekarang perhatikan reaksi logam magnesium dengan
larutan hidrogen klorida yang reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
Mg(s) + 2 HCl(aq) > MgCl2(aq) + H2(g)
Atau
Mg(s) -> Mg2+(aq) + 2e (pelepasan electron, oksidasi)
2 H+(aq) + 2e > H2(g) (penerimaan electron, reduksi)
Mg(s) + 2 H+(aq) > Mg2+(aq) + H2(g)
Dalam reaksi di atas logam magnesium bertindak sebagai pereduksi (reduktor)
dan ion hidrogen bertindak sebagai pengoksidasi (oksidator) . Reaksi oksidasi selalu
diikuti dengan reaksi reduksi, dan sebaliknya reaksi reduksi juga tidak mungkin terjadi
tanpa reaksi oksidasi. Karena itu gabungan kedua reaksi tersebut dinamakan reaksi
redoks. Sedangkan reaksi oksidasi saja disebut setengah reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi disebut setengah reaksi reduksi.
3. Reaksi redoks sebagai reaksi perubahan bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi suatu unsur menyatakan banyaknya elektron yang dapat dilepas
atau diterima maupun digunakan bersama dalam membentuk ikatan dengan unsur lain.
Sehingga bilangan oksidasi dapat positip, nol atau negatif. Dalam suatu senyawa, unsur
yang lebih elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi negatif. Untuk menentukan
bilangan oksidasi suatu zat harus mengikuti aturan tertentu.
Sebagai contoh:
Unsur F merupakan unsur paling elektronegatif, oleh karena itu didalam
senyawanya F selalu mempunyai bilangan oksidasi -1.

Unsur O merupakan unsur yang keelektronegatifannya sangat besar dan didalam


senyawanya, atom O selalu mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali dalam senyawa
OF2 (bilangan oksidasi O = +2), dan dalam senyawa peroksida, H2O2, Na2O2, K2O, BaO2
(bilangan oksidasi O = -1)
Unsur hidrogen dalam senyawa H2O, NH3, HCl mempunyai bilangan oksidasi
+1, karena atom H kurang elektronegatif dibanding unsur yang lain, tetapi dalam
senyawa LiH, NaH, MgH2, BaH2 (senyawa hidrida logam) atom H mempunyai bilangan
oksidasi +1.
B. Asam
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab
yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui
bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buahbuahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun
yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan
untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad
pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para
peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
C. Logam
Dalam kimia, sebuah logam atau metal (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah
unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan
kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah
salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan,
bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar
dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis
ini adalah metaloid, kadangkala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam;
unsur ke kanan atas adalah nonlogam.
Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak
terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga,
emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink.

Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara
nonlogam biasanya rapuh (untuk nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator.
Dalam bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut semua
unsur yang lebih berat daripada helium.
Penggunaan Logam
Umumnya, logam bermanfaat bagi manusia, karena penggunaannya di bidang
industi, pertanian, dan kedokteran. Contohnya, merkuri yang digunakan dalam proses
klor alkali. Proses klor alkali merupakan proses elektrolisis yang berperan penting
dalam industri manufaktur dan pemurnian zat kimia. Beberapa zat kimia yang dapat
diperoleh dengan proses elektrolisis adalah natrium, kalsium, magnesium, aluminium,
tembaga, seng, perak, hidrogen, klor, fluor, natrium hidroksida, kalium bikromat, dan
kalium permanganat. Proses elektrolisis larutan natrium klorida tersebut merupakan
proses klor-alkali.
Elektrolisis larutan NaCl menghasilkan natrium hidroksida di katode (kutub
positif) dan gas klor di anode (kutub negatif). Pada industri angkasa luar dan profesi
kedokteran dibutuhkan bahan yang kuat, tahan karat, dan bersifat noniritin, seperti aloi
titanium. Sebagian jenis logam merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam
berbagai fungsi biokimiawi. Pada zaman dahulu, logam tertentu, seperti tembaga, besi,
dan timah digunakan untuk membuat peralatan, perlengkapan mesin, dan senjata.

V.

Alat dan Bahan

Alat :

Tabung Reaksi

Rak Tabung reaksi


Paku besi
Pipet pencet
Gelas kimia

Bahan:

VI.

Logam Fe, Zn, Cu


Larutan Na2S2O3
Larutan HNO2 5M
Larutan HCl 5M

Prosedur Percobaan
1. Siapkan spotong kecil logam Fe, Zn, dan Cu. Brsihkan logam tersbut
menggunakan sabut baja (ampelas) dan tempatkan sample tersebut ke dalam
tabung-tabung scara berpisah.
2. Tambahkan 3 ml larutan HCl 5M kedalam tabung tes dan catat perubahan yang
terjadi pada table lembar kerja dan tulis prsamaan reaksinya.
3. Jika tidak terjadi, panaskan tabung-tabung t es tersebut secara hati-hati dan catat
prubahan yang terjadi
4. ulangi langkah-langkah tersebut untuk logam-logam lain
5. ulangi cara krja pada langkah 1-4 dengan menggunakan larutan HNO3 5M
sebagai pengganti larutan HCl. Catat semua pengamatan dan tulis pula
persamaan reaksinya.
6. ulangi cara kerja pada langkah 1-4 dengan menggunakan larutan HCl. Catat
hasil pengamatan.
7. Ke dalam tabung tersebut , tambahkan 2 ml Na2S2O3 amati perubahan yang
terjadi.

VII.

Hasil Pengamatan

Asam Loga

Pengamatan

m
HCl

Zn

Dingin
Ada gelembung gas dan

Panas

Persamaan Reaksi
Zn (s) + 2HCl (aq)

terdapat endapan, larutan

ZnCl2 (s) + H2

berwarna bening.

(g)

Fe

Cu

Ada gelembung gas dan

Fe (s) + 2HCl (aq)

terdapat endapan abu-abu.

Fe2+ + 2Cl- (s)

Tidak bereaksi

Cu tidak larut,

+H2 (g)
Cu (s) + 2HCl (aq)

larutan berubah

CuCl (s) +H2

menjadi kuning

(g)

bening
HNO3 Zn

Fe

Cu

Ada gelembung gas paling

3Zn (s) +8HNO3

kuat, ada gas yang keluar

(aq) 3Zn 2+ +

berwarna kuning pada

2NO + 6NO3- +

dinding tabung.
Gelembung gas paling

4H2O (g)
Fe (s) +HNO3 (aq)

sedikit, tidak larut, larutan

F3+ +NO

berwarna kuning bening

+2H2O (g)

dan terdapat endapan.


Bereaksi sangat lambat

Cu (s) + HNO3

ada gelembung gas

(aq) Cu(NO3)2

berwarna coklat

(s) + H2 (g)

kekuningan dan larutan


brwarna biru, Cu tidak
terdapat endapan.

Logam
Zn

Pengamatan dan Persamaan Reaksi


Pngaruh alkali
Pengaruh Sulfida
Zn + NaOH terdapat endapan abu- Zn +NaOH +Na2S2O3

Fe

abu
Fe +NaOH terdapat endapan putih,

tidak bereaksi
Fe + NaOH +Na2S2O3

Cu + NaOH terdapat endapan biru

tidak bereaksi
Cu + NaOH + Na2S2O3

tembaga(II) hidroksida.

tidak bereaksi

Cu

Bila dipanaskan endapan diubah


menjadi tembaga(II) oksida hitam.

VIII.

Persamaan Reaksi

Zn (s) + 2HCl (aq) ZnCl2 (s) + H2 (g)


Fe (s) + 2HCl (aq) Fe2+ + 2Cl- (s) +H2 (g)
Cu (s) + 2HCl (aq) CuCl (s) +H2 (g)
3Zn (s) +8HNO3 (aq) 3Zn2+ + 2NO + 6NO3- + 4H2O (g)
Fe (s) +HNO3 (aq) F3+ +NO +2H2O (g)
Cu (s) + HNO3 (aq) Cu(NO3)2 (s) + H2 (g)
Zn2+ (s) + S2- (aq) -> ZnS(s)
Cu2+ (s) + S2- (aq) -> CuS (s)
Fe(s) +2OH- (aq) Fe(OH)2
Cu2+ (s) +2OH- (aq) Cu(OH)2
Zn(s) +2OH- (aq) Zn(OH)2

IX.

Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu Reaksi Oksidasi Reduksi (2) Pengaruh Asam dan

Basa terhadap Logam. Zink adalah logam yang putih kebiruan. logamnya yang murni
akan larut tetapi lambat sekali dalam pelarut asam. Pada saat Zn ditambah dengan HCl
akan terdapat gelembung gas dan terdapat endapan, larutan berwarna bening. Zn di
tambah dengan HNO3, larutan Zn mudah larut dalam asam klorida encer dan asam
sulfat encer, yang mana tak ada gas yang dilepaskan. Dengan bertambah pekatnya
konsentrasi asam nitrat,akan terbentuk dinitrogen oksida (N2O), nitrogen oksida(NO).
Aram nitrat pekat mempunyai pengaruh xang kecil terhadap zink,karena rendahnya
kelarutan zink nitrat dalam suasana demikian. Zink juga larut dalam hidroksida alkali,
Zn bereaksi dengan larutan NaOH menghasilkan endapan seperti gelatin putih, yaitu

zink hidroksida, dimana endapan larut dalam asam dan juga dalam reagensia yang
berlebihan.
Besi(Fe) yang digunakan dalam percobaan ini yaitu serbuk besi. Asam klorida
encer dan pekat dan asam sulfat melarutkan besi, dan menghasilkan garam-garam
besi(II) dan gas hidrogen. Dengan asam nitrat dingin terbentuk ion besi(II) dan
ammonia. Asam nitrat pekat dingin membuat besi menjadi pasif, dalam keadaan ini tak
bereaksi dengan asam nitrat encer dan tak pula mendesak tembaga dan larutan air suatu
garam tembaga. Besi tidak bereaksi dengan NaOH tetapi terdapat endapan putih besi(II)
hidroksida. Endapan ini tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam asam.
Tembaga (Cu) adalah logam merah muda yang lunak. Karena potensial electrode
standarnya positif, tembaga tak larut dalam asam klorida, meskipun dengan adanya
oksigen Cu bisa larut sedikit. Setelah dipanaskan Cu dan HCl larutan menjadi kuning
logam tidak larut dalam asam, lama kelamaan larutan menjadi bening. Asam nitrat yang
pekatnya (5M) dengan mudah melarutkan tembaga. cu dengan larutan NaOH dalam
larutan dingin menghasilkan endapan biru tembaga(II) hidroksida dimana endapan tak
larut dalam reagensia berlebihan. Bila dipanaskan, endapan diubah menjadi tembaga(II)
oksida hitam oleh dehidratasi.

X.

Kesimpulan
1. Logam alkali Zn,Fe, Cu tidak larut dalam HCl.
2. Pengaruh alkali terhadap logam alkali Zn,Fe, Cu menghasilkan endapan.
3. Pada saat logam alkali Zn, Fe, Cu ditambahkan larutan NaOH, hanya Zn yang
bereaksi, walaupun lambat.
4. Zink larut dalam hidroksida alkali, Zn bereaksi dengan larutan NaOH
menghasilkan endapan seperti gelatin putih.

DAFTAR PUSTAKA
Achie. 2013. Reaksi Reduksi dan Oksidasi. https://achiewanablog.wordpress.com/kimia
-kelas-10/reaksi-reduksi-dan-oksidasi/. Diakses tanggal 14 Februari 2015.
Alfi. Larutan Asam Basa. https://alfikimia.wordpress.com/kelas-xi/larutan-asambasa/a-pengertian-asam-basa/. Diakses tanggal 14 Februaru 2015.
Anonim. 2015. Logam. http://id.wikipedia.org/wiki/Logam. Diakses tanggal 14
Februaru 2015.
Anonim. 2013. Reaksi Reduksi Oksidasi. http://www.ilmukimia.org/2013/01/reaksireduksi-oksidasi-redoks.html. Diakses tanggal 14 Februari 2015.

Sentotpujianto. 2012. Reaksi Oksidasi dan Reduksi. https://kimiaku.wordpress.com /


2011/10/20/reaksi-oksidasi-dan-reduksi-redoks/. Diakses tanggal 14 Februari
2015.

LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK II


Reaksi Okdisasi Reduksi (2) Pengaruh Asam dan Basa
Terhadap Logam

DISUSUN OLEH

KELOMPOK : IV
NAMA

:
1.
2.
3.
4.

SITI MONALISA
SUSI MARSELY
INTAN AYU
SISKA SISMAWATI

(06121410003)
(06121410016)
(06121410019)
(06121410020)

PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

Anda mungkin juga menyukai