PERCOBAAN
Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Disusun oleh
Tauvik Hamdini (06201068)
Partner
Zaenal Melani (06201069)
Kelas 1 MC
Pembimbing :
Bpk Rusli Ahmad, M.Si
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2006
1.
Tujuan
1. Mempelajari reaksi redoks
2. Mempelajari sel elektrokimia
3. Mempelajari cara pencegahan korosi dengan cara pembentukan lapisan
oksida
2.
Teori Dasar
batu
baterai.
Sebaliknya,
arus
listrik
digunakan
untuk
2+
. Dalam hal seperti itu, tidak ada arus listrik karena elektron
berpindah secara langsung dari atom Zn ke ion Cu 2+. Supaya menghasilkan listrik,
maka logam seng dan ion Cu2+ dipisahkan. Rangkaian seperti itu disebut sel
elektrokimia atau sel volta.
Logam seng dicelupkan pada larutan yang mengandung ion Zn 2+ (larutan
garam seng) sementara sepotong logam tembaga dicelupkan pada larutan ion Cu2+
(larutan garam tembaga II). Logam seng akan larut sambil melepas dua elektron.
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e ........................................( 5 )
Elektron yang dibebaskan tidak memasuki larutan tetapi tertinggal pada
logam seng itu. Elektron tersebut selanjutnya akan mengalir ke logam tembaga
melalui kawat penghantar. Ion Cu2+ akan mengambil elektron dari logam tembaga
kemudian mengendap.
Cu2+(aq) + 2e Cu(s) ........................................( 6 )
Faraday menunjukkan bahwa jumlah zat yang bereaksi pada elektrodaelektroda sel berbanding lurus dengan jumlah arus yang melalui sel tersebut,
sehingga
M=
dimana n
QA
..........................................................( 7 )
nF
: Perubahan elektron
A : Massa atom
Q : Jumlah listrik (Coulumb)
F : Tetapan Faraday
2. Korosi dan Passivasi
Sel Galvani, baik sel komposisi (adanya dua logam yang memiliki
potensial elektroda berbeda) maupun sel konsentrasi (logam sejenis) dapat
menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Pada sel komposisi logam yang
anodik akan terkorosi lebih dahulu sedangkan sel konsentrasi bisa terjadi karena
adanya oksigen dan air yang tidak sama konsentrasinya pada permukaan logam.
Untuk mencegah terjadinya korosi ini dapat dilakukan dengan cara
elektroplating dan dengan membentuk lapisan oksida logam yang koheren secara
efektif memblok reaksi oksidasi selanjutnya (passivasi) pada logam yang akan
dilindungi. Salah satu contoh pembentukan lapisan oksida adalah lapisan oksida
aluminium. Aluminium memiliki lapisan oksida stabil setebal sekitar 2nm bila
ditempatkan pada udara terbuka dalam temperatur ruang. Oksida pada temperatur
tinggi (350-450oC) menghasilkan lapisan Al2O3 setebal 40nm. Bila anodasi ini
dilakukan dalam larutan elektrolit seperti asam sulfat encer, tebal lapisan oksida
bisa mencapai 104 nm. Reaksi yang terjadi dalam larutan asam sulfat encer
adalah
Anoda
Katoda
3.1 Peralatan
1. Tabung Reaksi
2. Erlenmeyer 250 mL
3. Pipet 25 mL
4. Gelas Ukur 10 mL
5. Gelas Kimia 50 mL
6. Hotplate
3.2 Bahan
1.
CuSO4 0,5 M
2.
Logam Zn
3.
Logam Cu
4.
5.
Logam Al
6.
Pb (NO3)2 0,1 M
7.
Zn (NO3)2 0,1 M
8.
NaNO3 0,1 M
9.
FeCl3 0,1 M
10.
H2SO4 1M, 3M
11.
KI 0,1 M
12.
H2O2 0,1 M
13.
Oksalat 0,05 M
14.
KMnO4
15.
CHCl3
16.
ZnSO4 0,5 M
17.
4.
18.
HCl 6 M
19.
HgCl2 0,1 M
Cara Kerja
2.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
5. Flowchart Kerja
5.1 Reaksi Redoks
6. Data Pengamatan
6.1 Reaksi Redoks
Tabel 6.1 Hasil Pengamatan Reaksi Redoks
No.
1.
Reaksi
Zn + CuSO4
Hasil pengamatan
Larutan berubah warna dari biru menjadi hijau,
adanya endapan karat Zn
2.
3.
ZnSO4 + Cu
Pb (NO3)2 + Fe
4.
5.
Zn (NO3)2 + Fe
NaNO3 + Fe
6.
H2O2 + H2SO4 + KI
7.
FeCl3 + H2SO4 + KI
Logam Al
ke1
2
Pereaksi
HCl pekat
HNO3 pekat
Hasil pengamatan
Ada gelembung udara, panas, ada endapan
hitam
Tidak ada perubahan
Al baru di
udara
Al + CuSO4
Al + air
Al di udara
Tidak ada
perubahan
Berubah warna
menjadi perak
7. Pengolahan Data
7.1 Persamaan reaksi
I. Beberapa reaksi redoks
1.
Zn + CuSO4 Cu + ZnSO4
2.
ZnSO4 + Cu Zn + CuSO4
3.
Pb(NO3)2 + Fe Pb + Fe(NO3)2
4.
Zn(NO3)2
5.
NaNO3 + Fe Na + FeNO3
6.
7.
+ Fe Zn + Fe(NO3)2
2 Al2 + 2 HCl H2
2.
2 Al + 2 HNO3 H2 + 2 Al(NO3)
III.
+ Al2Cl2
8.
2.
Al + 3 CuSO4 Al2(SO4)3 + 3 Cu
3.
2 Al + 6 H2O 2 Al(OH)3 + 3 H2
4.
4 Al + 3 O2 2 Al2O3
Pembahasan
Dari beberapa reaksi kimia yang dilakukan seperti reaksi Zn + CuSO 4 Cu +
ZnSO4 terjadi endapan pada tabung reaksi (endapan karat dari Zn) karena logam Cu
tidak ikut bereaksi (logam yang tidak ikut bereaksi Cu, Hg, Ag, Pt, Au). Reaksi
tersebut bentuk pengaraman antara;
Logam I + Garam I Logam II + Garam II
Reaksi:
Zn + CuSO4 Cu + ZnSO4
Anoda : Zn(s) Zn 2+(aq) +2eKatoda: Cu2+(aq) + 2e- Cu
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu
Dengan syarat logam I harus sebelah kiri logam II dalam Deret Volta.
Begitu juga pada reaksi lainnya beberapa logam seperti Fe, Al mengendap dan
menyebabkan larutan menjadi keruh.
Semua jenis logam pasti akan mengalami korosi, tetapi proses korosi tersebut
dapat kita percepat maupun kita perlambat. Pada pengujian logam Al yang
ditambahkan dengan larytan HCl pekat, jelas sekali membuktikan bahwa larutan HCl
pekat dapat mempercepat proses korosi dari logam Al. Hal ini sangat jelas terlihat
dari hasil pengamatan, karena terlihat endapan karat dari logam Al tersebut. Pada
kasus tersebut, logam Al tanpa passiva akan mudah sekali mengalami proses korosi
karena logam Al tersebut tidak memiliki lapisan pelindung korosi yang cukup untuk
menahan reaksi dari HCl pekat.
9.
Kesimpulan
Untuk zat yang di tambah Cu tidak terjadi perubahan apa-apa karena zat-zat
tersebut tidak ikut bereaksi
Pada setiap reaksi redoks selalu terdapat reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Reaksi redoks terdiri dari dua jenis, yaitu reaksi redoks spontan dan reaksi
redoks tidak spontan.
10.
Daftar Pustaka