Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH IKATAN KIMIA

ENERGI KISI
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
Almas Habibah Pane Partogi Mahatma Sihotang
Chyntia Eglesyes Putri Karmina
Ela Riana Ginting Tulus Panindoan Lumbantobing
Emma Simamora Zevi sinaga
Nasio Simbolon

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Energi kisi dapat ditentukan dengan eksperimen dan simulasi atomistik,
masing-masing melalui eksperimen kalorimetri (termokimia) dan perhitungan
menggunakan hukum Coulomb. Berdasakan hasil eksperimen kalorimetri,
energi kisi dapat ditentukan melalui siklus Born-Haber, sedangkan berdasarkan
penurunan Hukum Coulomb dapat dihitung melalui pendekatan persamaan
energi kisi yang berlaku untuk senyawa ionik, diantaranya yakni persamaan
Born-Lande, Bron Mayer dan Kapustinskii.
Persamaan energi kisi dari Yoder-Flora telah banyak dikembangkan
untuk memprediksi kestabilan termodinamika dari oksida. Beberapa peramalan
energi kisi menggunakan persamaan Yoder-Flora yang telah dilakukan antara
lain oleh Suhendar dan Ismunandar (2006) yang meramalkan energi kisi
piroklor, kemudian Tehubijuluw dan Ismunandar (2008) berhasil meramalkan
energi kisi oksida perovskit golongan lantanoid dan aluminat. Secara simulasi,
energi kisi dapat dilakukan secara atomistik dengan menggunakan potensial
Buckingham, seperti penentuan energi kisi oleh La Kilo α-Bi 2 VO5,5 dan β-Bi2
VO5,5 (2013).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menentukan ∆H pembentukan ?
2. Apa yang dimaksud dengan energi Kisi ?
3. Apa yang dimaksud dengan energi ionisasi?
4. Apa yang dimaksud dengan afinitas elektron sejumlah senyawa ion?
5. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi besarnya energi kisi ?
6. Bagaimana membandingkan energi kisi beberapa energi ion ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penentuan ∆H pembentukan.
2. Mengetahui apa itu energi kisi.
3. Mengetahui energi ionisasi.
4. Mengetahui afinitas elektron sejumlah senyawa ion.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi besarnya energi kisi.
6. Mengetahui cara membandingkan energi kisi beberapa ion.
BAB II
PEMBAHASAN

A. MENENTUKAN ENTALPI PEMBENTUKAN ENERGI KISI,


PENGIONISASIAN, DAN AFINITAS ELEKTRON
Dalam mempelajari kimia, kamu tentunya akan mengenai istilah entalpi, yaitu pertukaran
energi panas yang terjadi selama reaksi kimia. Selain memahami definisinya, kamu akan
mengukur dan melakukan penentuan entalpi reaksi dari suatu percobaan kimia.

Untuk melakukan penentuan entalpi reaksi dari suatu percobaan kimia, kamu tentunya
membutuhkan metode dan rumus yang tepat untuk mendapatkan hasil yang tepat pula.
Dalam ilmu kimia, dikenal 4 metode yang bisa kamu gunakan yaitu dengan kalorimeter,
Hukum Hess, entalpi penbentukkan standar, dan dengan menggunakan energi ikat rata-
rata.
1. Penentuan Entalpi Dengan Kalorimeter
Cara pertama yang bisa kamu lakukan adalah penentuan entalpi dengan kalorimeter.
Dilihat dari definisinya, kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
banyaknya kalor (panas) yang terdapat dalam suatu reaksi kimia tertentu. Dengan alat ini,
kamu akan dengan jelas jumlah kalor (panas) yang terdapat dalam suatu perubahan atau
reaksi kimia.

Di dalam kalorimeter, kamu akan memasukkan zat yang akan kamu reaksikan ke
kalorimeter, dimana juga terdapat air yang memiliki massa tertentu. Kalor (panas) yang
dibebaskan akan diserap oleh air dan suhu air akan naik. Selanjutnya, kamu akan
menghitung jumlah kalor dengan rumus q = m.c.Δt
2. Hukum Hess
Selanjutnya, kamu juga bisa menggunakan Hukum Hess sebagai cara penentuan entalpi
reaksi. Hukum Hess, yang dikemukakan oleh ilmuwan German Hess, digunakan untuk
mengukur besaran perubahan entalpi dalam suatu reaksi.

Hukum Hess juga menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya bergantung pada keadaan
awal dan keadaan akhir dari suatu reaksi. Dengan kata lain, perubahan entalpi akan
memiliki nilai sama walaupun langkah-langkahnya berbeda.

Bagaimana cara penerapan rumusnya? Nah, untuk memahami hal itu, kamu bisa langsung
mengakses Wardaya College sebagai media belajar kamu. Ada banyak video yang bisa
kamu akses, tonton, dan simak di Wardaya College. Selain itu, kamu bisa mendapatkan
contoh soal penentuan entalpi reaksi di Wardaya College.

3. Entalpi Pembentukan Standar


Selanjutnya, kamu bisa menentukan entalpi reaksi dengam metode entalpi pembentukan
standar. Entalpi pembentukan standar maksudnya adalah perubahan entalpi yang terjadi
pada pembentukan 1 mol zat dari unsur-unsurnya yang diukur pada keadaan standar.

Untuk melakukan metode penentuan entalpi pembentukan standar, kamu bisa


menggunakan rumus kimia ΔHRº = ∑Δhtº hasil reaksi – ∑Δhtº pereaksi, dimana ΔHRº
merupakan perubahan entalpi reaksi standar.
4. Energi Ikatan
Metode selanjutnya yang bisa kamu gunakan sebagai cara penentuan entalpi reaksi yaitu
melalui energi ikatan. Energi ikatan dapat didefinisikan sebagai kalor (panas) yang
diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh satu mol molekul gas menjadi atom-atomnya
dalam wujud gas.
B. MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMMPENGARUHI ENERGI
KISI
Ada 2 faktor yang mempengaruhi besar kecilnya energi kisi, yaitu :

1. Jari-jari atau ukuran ion


Semakin besar ion, maka semakin sulit ion disusun atau ditata menjadi kristal
sehingga semakin kecil energi kisi.
Semakin kecil ion, maka semakin mudah  ion disusun atau ditata menjadi kristal
sehingga semakin besar energi kisi.
Contoh :
a. Energi Kisi NaF lebih besar daripada Energi Kisi LiF, karena jari- jari ion Na+ lebih
kecil daripada jari-jari ion F–
b. Energi Kisi CaI2lebih kecil daripada CaCl2karena jari-jari ion I–lebih besar daripada
jari-jari ion Cl–

2. Muatan Ion
Semakin besar muatan ion,maka semakin besar gaya elektrostatik sehingga semakin
mudah ion bergabung maka semakin besar energi kisi dan sebaliknya.
Contoh :
a. Energi kisi MgCl2 akan lebih besar daripada NaCl, karena muatan ion Mg2+ lebih
besar daripada muatan ion Na+
b. Energi kisi MgCl2 akan lebih kecil daripada MgS, Karena muatan ion Cl– lebih kecil
daripada muatan ion S2-
Contoh:
1. Energi kisi RbF, CsF, dan RbCl berturut-turut adalah –760 kJ/mol, –730 kJ/mol, dan
–650 kJ/mol, Berapakah energi kisi CsCl ? (No. Atom Rb = 37 ; Cs = 55 )
A. – 620 kJ/mol            
B. – 720 kJ/mol              
C. – 800 kJ/mol
D. – 900 kJ/mol
E. – 1020 kJ/mol

Pembahasan:
RbF = –760 kJ/mol ; RbCl = –650 kJ/mol
CsF = –730 kJ/mol ; CsCl =....?
Mengamati tren bahwa jari-jari kation Rb < Cs dan untuk anion yang sama ternyata
energi kisi senyawa Cs lebih positif dibanding senyawa Rb, maka untuk senyawa
CsCl tentu akan lebih lebih positif dibanding RbCl. Alternatif jawaban yang tepat
adalah A, –620 kJ/mol

2. Manakah senyawa berikut yang mempunyai energi kisi terbesar LiF, LiI, RbCl, NaCl?
Pembahasan:
Senyawa yang ada ini semua bersifat univalen (valensi 1) jadi hanya ukuran jari-jari
ion saja yang akan menentukan besaran energi kisinya.
r F < r I  dan anionnya sama maka energi kisi LiF > LiI
r Rb > r Na dan anionnya sama maka energi kisi NaCl > RbCl
r Li < r Na < r Rb dan r F < r Cl < r I maka urutan ke-empat senyawa itu adalah
LiF > LiI > NaCl > RbCl

3. Energi kisi CaCl2 secara numerik lebih besar dari KBr.


Apakah alasan yang tepat untuk menjelaskan hal ini?
Pembahasan:
Ingat semakin besar ukuran jari–jari ion maka energi kisinya semakin kecil. r Ca < r K
Ingat pula semakin besar muatan ion pada senyawa maka energi kisinya semakin
besar pula. hasil kali muatan pada CaCl 2 = 2 x 1 sedangkan pada KBr = 1 x 1. Ingat
pula bahwa faktor jumlah muatan ion dalam senyawa jauh lebih besar pengaruhnya
dibanding ukuran jari-jari (jarak pusat ionnya) Oleh karena itu energi kisi CaCl2 >
energi kisi KBr.

4. KF, MgS, RbI, manakah yang memiliki energi kisi terbesar?


Pembahasan:
Ion yang lebih kecil memiliki energi kisi lebih besar RbI < KF. Mg dan S adalah
divalen dan gaya tarik–menariknya lebih tinggi dibanding anion-kation univalen. Jadi
MgS energi kisinya lebih besar, selain karena alasan ukuran ionnya yang relatif lebih
kecil dibanding Rb dan K.

5. Jari-jari (r) dan muatan tiap-tiap enam ion ditunjukkan dalam tabel berikut :

I J
L M X Y Z
o  
+ 2+ – – 2–
n +

r 0,14 0,18 0,15 0,14 0,18 0,15

Padatan ionik JX, LY dan MZ  mempunyai tipe/jenis kisi yang sama. Manakah urutan
energi kisi yang benar (dari yang nilai tertinggi ke rendah).
A. JX > LY > MZ

B. JX > MZ > LY

C. LY > MZ > JX

D. MZ > JX > LY

E. MZ > LY > JX

Pembahasan:
Yang dibandingkan ada 3 senyawa ionik JX, LY, dan MZ
JX: ion J memiliki r lebih kecil dari ion L (dalam LY), dengan muatan yang sama (–1)
maka energi kisi JX > LY
MZ: ion M memiliki r lebih besar dari  ion J namun jumlah muatan kation M adalah
2, anion Z juga 2 sementara itu meski r untuk lebih kecil namun jumlah muatannya
adalah 1 demikian juga jumlah muatan X juga 1. Kita tahu faktor jumlah muatan ini
memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan jari-jari ion. Maka energi kisi MZ > JX.
Jadi MZ > JX > LY (alternatif D)

C. MEMBANDINGKAN ENERGI KISI BEBERAPA SENYAWA ION


Energi kisi suatu senyawa ionik adalah energi yang dihasilkan saat pembentukan 1
mol padatan kristal senyawa ion dari ion-ion penyusunan pada fase gas. Persamaan
termokimia-nya dapat dituliskan

mMn+ (g) + nXm (g) ⟶ MmXn (s) + Energi kisi.

Muatan dan ukuran ion merupakan faktor penting yang menentukan besarnya energi
kisi. Energi kisi berkaitan dengan energi potensial dari dua muatan yang berinteraksi yang
Q1 x Q 2
diberikan dalam persamaan matematika; E= k
d

Q1 dan Q2 adalah besar muatan pada partikel dalam satuan coulomb dan d adalah
jarak antara jari–jari dalam satuan meter. Konstanta k memiliki nilai 8,99 x 109 J m C–2. Dari
hubungan ini besarnya energi kisi berbanding lurus dengan hasil kali muatan ion dan
berbanding terbalik dengan jari-jari ion ion.

Senyawa ion yang tersusun dari anion kecil dan kation kecil membebaskan lebih
banyak energi dibandingkan dengan senyawa ion yang berasal dari kation-anion yang besar.
Secara umum jika ukuran suatu ion konstan maka energi kisi dapat tercermin dalam ukuran
ion . Kekuatan ikatan ion juga tergantung pada jumlah muatan pada kation atau anion.
Semakin besar jumlah muatan pada senyawa ion maka energi kisinya akan semakin besar
pula.

Mengapa dalam satu periode dari kiri ke kanan (jumlah muatan kationnya bertambah)
memberikan pengaruh besar terhadap energi kisi? Kita tahu bahwa suatu atom dalam tabel
periodik unsur dari kiri ke kanan untuk melepaskan elektron valensi diperlukan energi yang
besar. Ketika ia akan membentuk senyawa maka energi yang dihasilkan pun akan semakin
besar. Oleh karena itu kita akan menjumpai senyawa ion dari golongan IIIA akan lebih
sedikit dibanding senyawa ion dari golongan I-A dan II-A

Golongan IVA dan VA menunjukkan kecenderungan kecil melepaskan atau


menerima elektron untuk membentuk ikatan ionik. Unsur dari kedua golongan ini lebih
cenderung berbagi elektron untuk digunakan bersama. Unsur golongan VIA dan VIIA,
dengan afinitas elektron tinggi, terdapat kemungkinan menjadi isoelektrik dengan gas mulia
didekatnya. Golongan VIA mendapatkan dua elektron dan Grup VIIA mendapatkan satu
elektron.
BAB III

PENUTUTP

A. KESIMPULAN
1. Dalam ilmu kimia, dikenal 4 metode yang bisa kamu gunakan yaitu
dengan kalorimeter, Hukum Hess, entalpi penbentukkan standar, dan
dengan menggunakan energi ikat rata-rata.
2. Ada 2 faktor yang mempengaruhi besar kecilnya energi kisi, yaitu :
1. Jari-jari atau ukuran ion
Semakin besar ion, maka semakin sulit ion disusun atau ditata
menjadi kristal sehingga semakin kecil energi kisi.
Semakin kecil ion, maka semakin mudah ion disusun atau ditata
menjadi kristal sehingga semakin besar energi kisi.
2. 2. Muatan Ion
Semakin besar muatan ion,maka semakin besar gaya elektrostatik
sehingga semakin mudah ion bergabung maka semakin besar energi
kisi dan sebaliknya.
3. Energi kisi suatu senyawa ionik adalah energi yang dihasilkan saat
pembentukan 1 mol padatan kristal senyawa ion dari ion-ion
penyusunan pada fase gas. Persamaan termokimia-nya dapat dituliskan
mMn+ (g) + nXm (g) ⟶ MmXn (s) + Energi kisi.

B. SARAN
1. Demikianlah dari pembuatan makalah ini, apabila terdapat kekurangan,
maka kiranya kritik dan saran dari pembaca sekalian, sehingga dalam
pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik, dan semoga makalah
ini menambah pengetahuan pembaca sekalian.

Anda mungkin juga menyukai